• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Masyarakat Kelurahan Merapi Terhadap Promosi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Persepsi Masyarakat Kelurahan Merapi Terhadap Promosi

Bank syariah mulai berkembang pada era 90an yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat yang pada saat itu memberikan warna baru bagi perbankan di Indonesia. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang harus menciptakan strategi yang tepat dengan memberikan informasi dan pelayanan yang terbaik agar dapat berkembang. Strategi tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat luas mengenai produk-produk perbankan syariah. Pembentukan persepsi ini akan mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan bank syariah. Persepsi

48 Dokumentasi Arsip Kelurahan Merapi.

dirasakan sangat penting, karena persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterprestasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.

Penelitian dilakukan dengan mewawancarai beberapa informan yang berada di Kelurahan Merapi yang mayoritas penduduknya adalah seorang muslim. Hasil wawancara yang dilakukan ke masyarakat memperoleh beberapa persepsi yaitu menurut Bapak Heri sebagai karyawan PT Bling- Bling, beliau tidak mengetahui tentang bank syariah baik sistem maupun produk-produk bank syariah. Beliau mengaku belum pernah melihat praktisi dari bank syariah melakukan promosi atau sosialisasi di Kelurahan Merapi.

Kurangnya promosi ini membuat Bapak Heri sama sekali tidak berminat untuk menabung di bank syariah karena beliau benar-benar tidak mengetahui tentang bank syariah. Bapak Heri hanya bertransaksi menggunakan bank konvensional sejak mulai bekerja di PT Bling-Bling sampai sekarang.49

Hasil wawancara dengan Bapak Siget sebagai karyawan PT. Humas Jaya, beliau tidak mengetahui tentang bank syariah baik sistem maupun produk dan jasa perbankan syariah. Beliau hanya mengetahui bank konvensional saja, karena dari PT tempat beliau bekerja sudah menggunakan jasa bank konvensional yaitu penggunaan ATM BRI sebagai fasilitas untuk penerimaan gaji. Beliau mengaku tidak pernah kedatangan seorang praktisi dari bank syariah yang melakukan promosi ataupun sosialisasi mengenai bank

49 Wawancara dengan Bapak Heri pada tanggal 24 Februari 2021.

syariah, sehingga beliau tidak tertarik dan tidak berminat untuk menabung di bank syariah.50

Hasil wawancara dengan Bapak Pangat sebagai seorang petani. Beliau tidak mengenal bank syariah, beliau hanya mengetahui bank konvensional saja karena beliau sudah lama menggunakan bank konvensional (Bank BRI) untuk menyimpan uang, bahkan pernah meminjam uang dengan produk KUR di bank konvensional. Beliau mengaku tidak pernah kedatangan seorang praktisi dari bank syariah yang melakukan promosi atau sosialisasi mengenai bank syariah, sehingga beliau sama sekali tidak mengetahui tentang bank syariah baik sistem maupun produk dan jasa bank syariah. Kurangnya promosi tersebut membuat Bapak pangat tidak tertarik atau berminat untuk menabung di bank syariah.51

Hasil wawancara dengan Bapak Mukayan sebagai seorang penjahit.

Beliau pernah mendengar istilah bank syariah, tetapi belum memahami baik sistem maupun produk-produk yang ada pada bank syariah. Beliau hanya mendengar dari cerita pelanggannya yang sudah menabung di bank syariah.

Tetangganya tersebut hanya sekedar menabung saja dan tidak mengetahui bagaimana mekanisme bank syariah yang sesungguhnya. Tetangganya tersebut hanya memberikan pengetahuan bahwa bank syariah adalah bank yang beroperasi menggunakan prinsip-prinsip syariah, yaitu tidak menggunakan sistem bunga, tetapi menggunakan sistem bagi hasil. Menurut tetangganya, bank syariah dengan bank konvensional sama yang

50 Wawancara dengan Bapak Siget pada tanggal. 24 Februari 2021.

51 Wawancara dengan Bapak Pangat pada tanggal 24 Februari 2021.

membedakan hanya istilahnya saja, yaitu bunga dan bagi hasil. Jika ditanya berminat atau tidak menggunakan produk dan jasa bank syariah, Bapak Mukayan menjawab kurang berminat. Alasannya karena beliau sudah lama menjadi nasabah bank konvensional dan keberadaan bank konvensional lebih dekat dengan rumah beliau. Selain itu, beliau mengaku tidak pernah kedatangan praktisi dari bank syariah yang mempromosikan produk- produknya serta menjelaskan perbedaaan bank syariah dengan bank konvensional selain tentang bagi hasil dan bunga, sehingga beliau masih ragu akan keberadaan bank syariah dan tidak berminat untuk beralih ke bank syariah.52

Hasil wawancara dengan Ibu Miswanti sebagai guru SD bahwa beliau mengetahui adanya bank syariah, namun belum memahami begitu jelas tentang bank syariah, beliau hanya mengetahui bahwa bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariat Islam. Beliau pernah mendengar dari temannya bahwa di bank syariah ada yang namanya ujroh (upah) dan beliau menganggap bahwa ujroh sama saja dengan bunga hanya istilahnya saja yang diganti. Ibu Miswanti mengaku belum pernah didatangi pihak dari bank syariah yang melakukan promosi atau sosialisasi tentang bank syariah, sehingga beliau tidak mengetahui begitu jelas tentang bank syariah baik sistem, perbedaannya dengan bank konvensional serta produk-produk yang ada di bank syariah. Menurut Ibu Miswanti, meskipun beliau sudah mendengar adanya bank syariah, namun saat ini beliau masih tetap

52 Wawancara dengan Bapak Mukayan pada tanggal 24 Februari 2021.

menggunakan bank konvensional (Bank BRI) untuk menyimpan uangnya dan belum berminat untuk beralih ke bank syariah. Alasannya karena beliau sudah lama menjadi nasabah bank konvensional dan letak bank konvensional lebih dekat dengan rumah beliau.53

Hasil wawancara dengan Ibu Nuraini seorang pedagang kantin SMP.

Beliau pernah mendengar adanya bank syariah namun beliau tidak mengetahui secara jelas tentang bank syariah. Beliau bercerita pernah kedatangan seorang karyawan BMT Darussalam yang mengajak untuk menabung dan menawarkan pinjaman dalam bentuk murabahah, namun karyawan tersebut tidak menjelaskan apa itu murabahah hanya menjelaskan bagi hasilnya sebesar 2,5% dari pinjaman. Jika ditanya tertarik atau tidak dengan tawaran karyawan tersebut ibu Nuraini menjawab belum berminat.

Alasannnya beliau masih ragu karena beliau mendengar informasi bahwa banyak BMT yang gulung tikar yang disebabkan oleh karyawannya sendiri yaitu membawa kabur uang kantor. Untuk bank syariah sendiri juga belum pernah melakukan promosi atau sosialisasi kepada beliau, sehingga beliau belum paham apa itu bank syariah, bagaimana sistemnya, dan apa saja produk-produk yang ada di bank syariah. Kurangnya promosi dan sosialisasi ini membuat beliau tidak berminat untuk menabung di bank syariah. Selain itu, letak bank konvensional lebih dekat dengan tempat tinggalnya dan beliau sudah lama menjadi nasabah bank konvensional (Bank BRI). Ibu Nuraini berharap bahwa bank syariah dapat melakukan promosi-promosi yang

53 Wawancara dengan Ibu Miswanti pada tanggal 24 Februari 2021.

dibarengi dengan penjelasan kepada masyarakat serta pemberian pemahaman mengenai bank syariah agar masyarakat benar-benar paham mengenai bank syariah dan berminat untuk menabung di bank syariah.54

Hasil wawancara dengan Bapak H. Sarminto sebagai guru SMK bahwa bank syariah adalah bank yang menggunakan prinsip syariah yaitu menggunakan sistem bagi hasil. Beliau sudah menjadi nasabah bank syariah yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM). Sebelumnya beliau hanya menggunakan jasa perbankan konvensional, namun setelah membaca dari internet dan mendengar langsung dari pihak bank syariah tentang perbankan syariah beliau beralih menggunakan bank syariah. Alasan beliau beralih ke bank syariah karena agar terhindar oleh riba sebagaimana beliau ketahui bahwa riba dilarang dalam Islam.55

Hasil wawancara dengan Bapak Aan sebagai guru SD bahwa bank syariah menjadi suatu solusi atas kebutuhan masyarakat terutama yang beragama Islam yang menghadirkan sistem perbankan yang sesuai dengan syariat Islam yang jauh dari sistem riba yaitu bunga sebagaimana yang saat ini diterapkan di bank konvensional. Menurut beliau, promosi yang dilakukan perbankan syariah masih kurang optimal terutama untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah.56

Hasil wawancara dengan Ibu Marwiyah sebagai pedagang sepatu bahwa meminjam uang di bank syariah itu prosesnya rumit dan berbelit-belit yaitu dari akad maupun tatacara peminjamannya. Sistem bagi hasil pada

54 Wawancara dengan Ibu Nuraini pada tanggal 24 Februari 2021.

55 Wawancara dengan Bapak H. Sarminto pada tanggal 24 April 2021.

56 Wawancara dengan Bapak Aan pada tanggal 24 April 2021.

perbankan syariah tidak memberikan kepastian pendapatan sebagaimana perbankan konvensional serta bagi hasil lebih kecil dibandingkan dengan bunga bank.57

Hasil wawancara dengan Ibu Susi sebagai Pegawai Negeri Sipil di BPP bahwa beliau sudah mengetahui adanya bank syariah. Menurut beliau bank syariah adalah bank yang berbasis Islam karena menggunakan kata syariah yaitu sistem bagi hasil. Akan tetapi beliau belum berminat untuk menggunakan jasa bank syariah karena masih nyaman menggunakan bank konvensional. Bank syariah sendiri belum pernah melakukan sosialisasi atau promosi kepada beliau sehingga beliau belum memahami benar tentang perbankan syariah.58

Hasil wawancara dengan Ivon sebagai mahasiswa alumni IAIN Metro bahwa bank syariah adalah bank Islam yang menggunakan sistem bagi hasil.

Beliau pernah mengikuti seminar tentang perbankan syariah namun hanya memahami seperti itu. Sampai saat ini beliau juga belum menggunakan jasa bank syariah karena memang belum ada niatan untuk beralih ke bank syariah.

beliau hanya menggunakan jasa bank konvensional.59

Hasil wawancara dengan Yuli sebagai mahasiswa alumni IAIN Metro adalah menurut beliau bank syariah sudah sesuai dengan prinsip syariah, tetapi jika dilihat dari aplikasi produk dan payung hukum bank syariah belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.60

57 Wawancara dengan Ibu Marwiyah pada tanggal 24 April 2021.

58 Wawancara dengan Ibu Susi pada tanggal 24 April 2021.

59 Wawancara dengan Ivon pada tanggal 24 April 2021.

60 Wawancara dengan Yuli pada tanggal 24 April 2021.

C. Analisis Persepsi Masyarakat Kelurahan Merapi Terhadap Promosi Produk Perbankan Syariah

Hasil penelitian yang dilakukan di masyarakat Kelurahan Merapi maka didapatkan data-data yang diinginkan seperti yang sudah dipaparkan di atas. Sebagaimana telah diterangkan dalam teknik analisis data dalam penelitian yang menggunakan analisis data kualitatif deskriptif atau menggunakan pemaparan data yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yang dilakukan terdapat beberapa hal sehingga tidak menggunakan jasa bank syariah, yaitu:

1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang bank syariah.

2. Kurangnya pemahaman terhadap produk-produk perbankan syariah.

3. Kurangnya promosi dan sosialisasi dari pihak atau praktisi bank syariah.

4. Belum adanya minat masyarakat untuk melakukan atau menggunakan jasa perbankan syariah.

Kurangnya persepsi masyarakat terhadap produk-produk perbankan syariah disebabkan karena kurangnya promosi dan sosialisasi yang dilakukan pihak bank syariah kepada masyarakat, sehingga masyarakat belum mengenal akan produk-produk perbankan syariah. Sebagian masyarakat juga menganggap bahwa bank syariah dan bank konvensional sama aja, hanya istilah yang digunakan saja yang berbeda. Hal ini tidak terlepas dari akibat kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat serta minimnya edukasi yang dilakukan pihak perbankan syariah. Selain itu, bank yang berdiri disekitar Kelurahan Merapi hanya bank konvensional. Letak bank syariah sendiri lumayan jauh dari Kelurahan Merapi, sehingga ini juga yang

menyebabkan masyarakat tidak berminat untuk bertransaksi dengan bank syariah.

Adapun faktor yang mempengaruhi persepsi masayarakat Kelurahan Merapi terhadap promosi produk perbankan syariah antara lain:

a. Pengetahuan

Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri juga melalui orang lain baik secara langsung maupun melalui media, dan apa yang diberitahukan dapat diterima sebagai sesuatu yang dianggap benar.61 Berdasarkan informasi dari semua responden yang telah diwawancarai, kebanyakan masyarakatnya tidak mengetahui apa itun bank syariah baik sistem maupun produk-produk yang ada di bank syariah. Ada juga masyarakat yang memang sudah mengetahui adanya bank syariah akan tetapi mereka tidak tahu sistem dan produk-produk yang ditawarkan sehingga tidak berminat untuk menggunakan jasa bank syariah.

Ketidaktahuan masyarakat terhadap bank syariah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya masyarakat tidak lagi mencari informasi tentang bank syariah karena memang menganggap bahwa bank syariah sama dengan bank konvensional hanya istilahnya saja yang berbeda. Promosi dan sosialisasi akan produk-produk perbankan syariah juga belum pernah dilakukan oleh praktisi bank, sehingga hal ini menyebabkan semua responden tidak berminat untuk

61 W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: Grasindo, 2004), cet. III, 11.

menabung di bank syariah karena memang belum mengetahui apa itu bank syariah, baik sistem maupun produk-produknya.

b. Pengalaman-Pengalaman Terdahulu

Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, seseorang dapat berfikir melalui apa yang pernah dilakukan, sehingga hal ini yang dipakai untuk menemukan kebenaran.62 Berdasarkan hasil wawancara dengan 6 responden, hanya ada 3 orang yang memang sudah mengetahui adanya bank syariah, namun belum menggunakan jasa bank syariah. berdasarkan cerita dari pelanggan Bapak Mukayan yang sudah menabung di bank syariah, beliau menganggap bank syariah sama dengan bank konvensional hanya istilahnya saja yang diganti yaitu bunga dengan bagi hasil.

c. Faktor Sosial atau Lingkungan

Faktor lingkungan akan mempengaruhi seseorang memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 6 responden, hanya 2 responden yang mengetahui tentang bank syariah yaitu Bapak Mukayan yang mengetahui tentang bank syariah dari pelanggannya dan Ibu Miswanti yang mengetahui bank tentang bank syariah dari temannya.

d. Faktor Informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan pengaruh persepsi seseorang. Berdasarkan hasil wawancara dengan 6

62 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), 7.

responden mereka kekurangan informasi dalam memahami bank syariah.

hal ini karena memang keterbatasan akan pengetahuan serta kurangnya promosi dan sosialiasasi secara langsung dari praktisi bank syariah maupun dari media-media seperti televisi, media cetak dan media sosial.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di masyarakat Kelurahan Merapi memperoleh beberapa persepsi yaitu persepsi positif dan persepsi negatif. Sebagian masyarakat belum mengetahui tentang bank syariah baik sistem maupun produk-produk yang ditawarkan oleh bank syariah. Adapula reponden yang mengganggap bahwa bank syariah sama dengan bank konvensional, hanya istilahnya saja yang berbeda. Dilihat dari segi pembiayaan, proses meminjam uang di bank syariah lebih rumit dan berbelit-belit serta bagi hasil lebih kecil dibandingkan dengan bunga bank.

Aplikasi produk dan payung hukum bank syariah belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Namun terdapat pula responden yang menganggap bahwa bank syariah menjadi suatu solusi agar terhindar dari unsur riba. Beberapa persepsi ini mucul akibat kurangnya promosi dan sosialisasi dari pihak bank syariah, baik yang dilakukan secara langsung kepada masyarakat maupun melalui media cetak, media elektronik serta media sosial, sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda-beda.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti memberikan saran bagi pihak bank syariah demi kemajuan dan perkembangan bank syariah yaitu bank syariah harus melakukan atau meningkatkan promosi dan sosialisasi

tentang bank syariah dan produk-produk perbankan syariah kepada masyarakat Kelurahan Merapi. Promosi dan sosialisasi ini dapat dilakukan dengan cara memberikan edukasi maupun dengan mengadakan seminar- seminar yang memperkenalkan konsep perbankan syariah baik secara teori maupun pengaplikasiannya sehingga mudah untuk dipahami oleh masyarakat.

Dapat juga dilakukan melalui media-media seperti media elektronik, media cetak maupun media sosial sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk beralih menggunakan bank syariah.

Al Arif, M. Nur Rianto. Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis. Bandung: CV Pustaka Setia, 2012.

---. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta, 2012.

Angelica, Diana. Prilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Press, 2013.

Ashafa, Burhan. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Group, 2006.

---. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.

Daniel, Moehar. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002.

Fathoni, Abdurrahmat. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.

Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Satria, 2004.

Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi,dan Focus Groups: Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.

Jannah, Miftahul. Persepsi Aktivis Mahasiswa STAIN Jurai Siwo Metro Tentang Perbankan Syariah. Metro: Perpustakaan IAIN Metro, 2016.

Karim. Andiwarman A. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014.

Kartono, Kertini. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju, 1996.

Kasmir, Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana, 2004.

Moleong, Lexi J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012.

Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Nasution, S. Metodologi Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakara: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

S Harahap, Sofyan dkk. Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: LPFE-usakti, 2005.

Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.

Suardiman, Deva. Persepsi Dosen Syariah dan Ekonomi Islam STAIN Jurai Siwo Metro Terhadap Perbankan Syariah dan Implikasinya. Metro:

Perpustakaan IAIN Metro, 2015.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2002.

Sumiati, Darsih. Persepsi Dosen STAIN Bengkulu Terhadap Perbankan Syariah.

Bengkulu: Skripsi Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam STAIN, 2012.

Ulva, Maria. Pemahaman Masyarakat Tentang Perbankan Syariah. Metro:

Perpustakaan IAIN Metro, 2015.

Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

Rajawali Pers, 2009.

Zuhairi, et.a. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

FOTO DOKUMENTASI

Dokumen terkait