M. PURNOMO;
4.2.1 Pertimbangan Yuridis
pertimbangan yuridis merupakan pembuktian unsur-unsur (bestendallen) dari suatu tindak pidana apakah perbuatan terdakwa tersebut telah memenuhi dan sesuai dengan tindak pidana yang didakwakan oleh jaksa/penuntut umum. Unsur – unsur yang dimaksud dalam hal ini adalah unsur mengenai Pasal yang didakwakan oleh Penuntut Umum kepada Terdakwa. Karena dengan terpenuhinya unsur pasal tersebut, suatu perbuatan dapat dengan jelas merupakan suatu tindak pidana atau bukan. Untuk mendukung unsur – unsur dalam pasal yang didakwakan, hakim juga akan melihat dan mencocokan dengan barang bukti dan alat bukti yang terungkap di persidangan serta pertimbangan yuridis lain yang telah ditentukan dalam undang – undang. (Gulo & Muharram, 2018)
Adapun pertimbangan yuridis yang termuat dalam ketentuan undang – undang adalah sebagai berikut :
a. Dakwaan jaksa penuntut umum;
b. Keterangan saksi;
c. Keterangan terdakwa;
d. Pasal-pasal dalam undang-undang yang terkait.
Adapun pertimbangan yuridis yang termuat dalam putusan Pengadilan Negeri Purbalingga No.85/Pid.Sus/2021/Pn.Pbg. diantaranya adalah sebagai berikut : a. Kasus posisi
Pada hari Rabu tanggal 21 Juli 2021, sekira pukul 15.00 WIB di Jalan Raya yang terletak di Kelurahan Purbalingga Wetan, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga, Terdakwa atas nama Prasongko Setiaji Bin (Alm) Sumardi mengemudikan kendaraan bermotor berupa truk dump dengan Nomor Polisi H- 1925-CR dengan membawa muatan berupa pasir yang akan dibongkar di lokasi tersebut. Sesaat sebelum sampai di lokasi, roda belakang truk dump yang Terdakwa kemudikan amblas sedalam ½ meter, sehingga Terdakwa langsung menurunkan ¼ muatan pasir dari dalam bak trukdump sehingga truk dump yang Terdakwa kemudikan dapat kembali melaju. Selanjutnya, Terdakwa melaju mundur dengan maksud akan memutar balikan kendaraan. Namun, saat kendaraan mundur sekitar jarak 25 meter, jalan aspal di sebelah pagar saluran air yang dilalui roda belakang truk dump tersebut sebelah kanan amblas. Akibat amblasnya jalan tersebut, mengakibatkan bagian roda depan dan belakang sebelah kiri truk dump tersebut terangkat dan terguling dengan posisi miring ke kanan dan badan atau bak truk dump menimpa dan merobohkan pagar saluran air tersebut, serta menimpa dua anak bernama Zafran Algifari Widiadana Bin Triwidianto dan Abrisam Bin Abdul Hamidi yang sedang bermain di saluran air tersebut. Kemudian, Abrisam Bin Abdul Hamidi ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada tanggal 21 Juli 2021 sebagaimana hasil Visum Et Repertum No. 183/VER/RSGT/11/VII/2021 tanggal 26 Juli 2021 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Yusuf Avianto, dokter RSUD Dr. R GOETENG TARONADIBRATA dan surat kematian No.
474.3/34/VII/2021tanggal 22 Juli 2021. Sementara Zafran Algifari Widiadana Bin Triwidianto dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 21 Juli 2021 sebagaimana surat kematian No. 474.3/33/VII/2021 tanggal 22 Juli 2021.
b. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
Dakwaan merupakan suatu hal dasar yang sangat penting dalam hukum acara pidana. Hal ini dikarenakan, hakim akan memutus suatu perkara mengenai suatu tindak pidana dengan didasarkan pada surat dakwaan. (Hamzah, 2016) Mengenai dakwaan sendiri, hal tersebut diatur dalam Pasal 143 KUHAP.
Pada putusan Pengadilan Negeri Purbalingga No.85/Pid.Sus/2021/Pn.Pbg isi mengenai dakwaan yang didakwakan oleh Penuntut Umum kepada Terdakwa Pras ongko Setiaji Bin (Alm) telah dijabarkan secara jelas pada pembahasan sebelumnya. Pada intinya, pada dakwaan Penuntut Umum menjelaskan bahwa Terdakwa Prasongko Setiaji Bin (Alm) didakwakan dengan dakwaan tunggal yaitu mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia sebagaimana hal tersebut diuraikan dalam Pasal 310 ayat (4) UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
c. Unsusr – Unsur Pasal yang Terkait
Berdasarkan surat dakwaan Penuntut Umum yang didakwakan kepada Terdakwa Prasongko Setiaji Bin (Alm), dalam dakwaan tersebut Terdakwa didakwakan dengan dakwaan tunggal, yaitu mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia sebagaimana hal tersebut diuraikan dalam Pasal 310 ayat (4) UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Dakwaan Penuntut Umum akan kuat ketika unsur – unsur dari Pasal yang didakwakan terpenuhi, yaitu Pasal 310 ayat (4) UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.Pasal tersebut berbunyi :
“Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
Adapun unsur – unsur dalam Pasal Pasal 310 ayat (4) UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah sebagai berikut :
1. Setiap orang;
Unsur “setiap orang” adalah siapa saja perseorangan atau korpora si sebagai pendukung hak dan kewajiban yang dapat mempertanggungjaw abkan perbuatannya yang telah didakwa melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Unsur ini dimaksudkan untuk menentukan siapa yang melakukan tindak pidana, karena hal tersebut akan berkaitan dengan pertanggungjawaban pidana.
Selain itu, hal ini ditujukan untuk menentukan apakah Terdakwa telah secara sah memenuhi unsur – unsur pasal yang didakwakan kepadanya.
Sehingga dengan hal tersebut dapat menghindari kekeliruan terhadap orang yang didakwa / error in persona.
Selain itu, unsur “setiap orang” ini juga harus orang yang sehat secara jasmani dan roganinya. Hal ini ditujukan agar orang tersebut dapat diambil pertanggungjawabannya. Sehingga dapat memeperoleh keyakinan hakim untuk membuktikan secara sah unsur “setiap orang”.
Kemudian, pada Putusan Pengadilan Negeri Purbalingga No.85/Pid.Sus/2021/Pn.Pbg, yang dimaksudkan unsur “Setiap Orang”sebagaimana tercantum dalam dakwaan Penuntut Umum yaitu Terdakwa Prasongko Setiaji Bin (Alm).
Selanjutnya, pada saat proses pemeriksaan di persidangan, Terdakwa Prasongko Setiaji Bin (Alm) menurut Majelis Hakim, Terdakwa dalam kondisi yang sehat jasmani dan rohaninya. Hal ini ditandai dengan Terdakwa dapat mengikuti serangkaian persidangan dan memberi keterangan dengan jelas serta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Jaksa maupun Majelis Hakim.Sehingga, dengan hal demikian dapat meyakinkan hakim bahwa unsur
“setiap orang” terpenuhi dan Terdakwa dapat memepertanggungjawabkan perbuatannya.
2. Unsur yang Mengemudikan Kendaraan Bermotor yang Karena Kelalai annya Mengakibatkan Kecalakaan Lalu Lintas yang Mengakibatkan Orang Lain Meninggal Dunia;
Berdasarkan Pasal 1 angka 23 UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dijelaskan bahwa Pengemudi adala h orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang telah me miliki Surat Izin. Namun mengenai kata “mengemudi” sendiri tidak disebutkan secara langsung pada UU tersebut. menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah memegang kemudi (untuk mengatur arah perjalanan perahu, mobil, pesawat terbang, dan sebagainya).
Kendaraan bermotor sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 angka 8 UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel.
Kemudian, mengenai unsur “kelalaian” Majelis Hakim mengambil pengertian menurut memorie Van Antwoord menjelaskan bahwa siapa yang berbuat salah karena kelalaiannya, tidak menggunakan kemampuan yang dimilikinya ketika kemampuan tersebut seharusnya ia gunakan.
Pada intinya unsur kelalaian ini mencakup kurang (cermat) berfikir, kurang pengetahuan atau bertindak kurang terarah.
Berikutnya, mengenai unsur “mengakibatkan kecelakaan lalu lintas”
menurut Pasal 1 angka 24 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 adalah mengakibatkan suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak diseng aja melibatkan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda;
Selanjutnya, mengenai unsur “mengakibatkan orang lain meninggal dunia”, disebutkan bahwa meninggal dunia merupakan suatu hal yang mem buat orang lain kehilangan nyawa
Berdasarkan pengertian yang disebutkan di atas, dapat dikatakan bahwa pengemudi dalam hal ini yaitu Terdakwa Prasongko Setiaji Bin (Alm) yang telah mengemudikan kendaraan bermotor berupa truk dump yang karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain meninggal dunia.
Berdasarkan hal tersebut, majelis hakim menimbang bahwa unsur yang men gemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecalakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia telah secara sah terpenuhi.
Kemudian, pertimbangan yuridis lainnya yang dilakukan oleh majelis Hakim yaitu, memeprtimbangkan dari keterangan saksi, keterangan ahli, dan keterangan terdakwa. Hal tersebut telah dijelaskan oleh penulis di sub awal pembahasan mengenai perihal pembuktian.