• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

E. Populasi dan Sampel

Setiap kegiatan yang dilakukan di lapangan tidak terlepas dari keadaan subjek yang hendak dijadikan sebagai sumber data yang biasa disebut dengan populasi. Penentuan sumber data tersebut tergantung pada masalah yang akan diteliti.

Untuk mengantar penulis pada pemahaman terhadap suatu objek populasi penelitian dalam proposal ini, maka terlebih dahulu penulis akan memberikan pengertian populasi berdasarkan rumusan para pakar, yaitu:

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:102) dalam bukunya menyatakan bahwa:

Populasi adalah keseluruhan objek populasi penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada didalam wilayah penelitian maka penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi studi atau penelitiannya adalah studi sensus

Menurut Sugiono (2005:90) dalam bukunya Metode Penelitian Administrasimenyatakan:

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Siswojo dalam Mardalis (1995 : 53-54),

Populasi adalah sejumlah kasus yang memenuhi seperanangkat kriteria yang ditentukan peneliti. Sedangkan Kamaruddin mengatakan bahwa populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel.

Menyimak beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulakan bahwa populasi dalam sebuah penelitian adalah keseluruhan elemen atau aspek yang menjadi objek penelitian berupa orang, barang, binatang, hal atau peristiwa sesuai kriteria yang ditentukan oleh penulis. Oleh karena itu, populasi yang penulis maksudkan adalah masyarakat di Dusun Cendana Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros dalam hal ini orang tua, anak dan tokoh masyarakat sebagai objek penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel I

Keadaan populasi di Dusun Cendana Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros

No Kelompok Umur Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Anak 247 260 507

2 Orang tua 315 316 586

Jumlah 562 576 1138

Sumber data: Kantor Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros Tahun 2013

Tabel I diatas menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan populasi sebanyak 1138 yang terdiri dari 562 laki-laki dan 576 perempuan.

2. Sampel

Setelah menentukan populasi dalam penelitian, maka langkah yang selanjutnya adalah menentukan sampel. Penentuan sampel hanya sebagian kecil yang diambil dari populasi. Jadi, dalam penelitian tidak selamanya perlu meneliti secara keseluruhan populasi, karena hal tersebut membutuhkan biaya yang banyak, waktu yang lama dan pertimbangan keterbatasan yang lainnya. Oleh karena itu, diambil dari sebagian populasi yang ada sebagai wakil (sampel) yang akan diteliti dengan syarat bahwa sampel dapat mewakili seluruh karakteristik populasinya.

Berdasarkan permasalahan datas (Suharsimi Arikunto, 2006:131) mengemukakan bahwa:

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.

Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menganalisakan hasil pennelitian sampel

Menurut Joko Subagyo (1999:20),

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasinya. Sedangkan menurut Sugiyono (2005:91) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut.

Menurut teori Suharsimi Arikunto (1996:120) bahwa:

Populasi yang objeknya kurang dari 100, lebih diambil semua sehingga menjadi penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Merujuk pada pendapat para pakar diatas dalam penentuan besarnya sampel, maka penulis dalam hal ini mengambil sampel sebanyak 10% dari

jumlah populasi sebagaimana teori Suharsimi Arikunto. Jadi jumlah populasi yang akan diteliti di Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros adalah sebagian kelompok umur 6 – 20 dengan jumlah 60 orang.

Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel untuk kelompok umur 6 -20 tahun atau dalam hal ini anak-anak dan remaja adalah Random sampling yaitu, pengambilan wakil atau penentuan sampel yang dilakukan dengan cara mencampur secara acak, sehingga responden dianggap sama.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel II

No Usia Anak Jenis kelamin Jumlah

L P

1 Anak 6-12 13 21 34

2 Remaja 13-20 19 26 45

Jumlah 32 47 79

F. Instrument Penelitian

Dalam hal ini penulis akan mempergunakan instrument penelitian.

Hal ini dimaksudkan agar penulis dapat mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai alat untuk menyatakan besaran atau persentase suatu hasil penelitian baik berupa data kuantitaf yang berupa angka-angka. Oleh karena itu, instrument yang dimaksudkan adalah alat ukur yaitu alat untuk mengukur dan menyatakan besaran atau persentase serta lebih kurangnya dalam bentuk kuantitaf, sehingga dengan menggunakan instrumen yang dipakai tersebut berguna bagi pengukurnya.

Adapun instrument penelitian yang penulis pergunakan dalam pengumpulan data dilapangan sesuai dengan objek pembahasan proposal ini adalah observasi, pedoman wawancara, angket dan dokumentasi. Keempat instrumen penelitian tersebut digunakan karena pertimbangan praktis bahwa kemungkinan hasilnya adalah lebih valid dan akurat.

Untuk mengetahui lebih jelas, penulis akan menguraikan secara sederhana keempat bentuk instrument tersebut, sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi

Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan atau suatu studi yang sengaja dan sistematis tentang keadaan sosial atau keadaan psikis dengan jalan mengamati dan mencatat.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah merupakan proses interaksi antara responden dengan pewawancara untuk mendapatkan informasi atau keterangan dengan cara langsung bertatap muka dan bercakap- cakap secara lisan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan data informasi yang diperlukan.

3. Pedoman Angket

Angket merupakan pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dan digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai laporan tentang pribadinya atau hal-hal ia ketahui.

4. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi yaitu peninggalan tertulis dalam berbagai kegiatan atau kejadian yang dari segi waktu relatif belum terlalu lama. Suharsimi Arikunto

(1998:125) mengemukakan bahwa dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara, dokumentasi, angket dan observasi. Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan lebih rinci tentang teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang mana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang diselidiki.

Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui kehidupan orang tua dan anak di Dusun Cendana desa Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.

Mengadakan observasi berupa pengamatan langsung pada hal- hal yang berhubungan dengan penelitian.

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu bentuk instrument yang sering digunakan dalam penelitian yang tujuannya untuk memperoleh keterangan secara langsung dari instrument. Oleh karena itu, jika teknik ini digunakan dalam penelitian, maka perlu terlebih dahulu mengetahui sasaran maksud

dan masalah apa yang dibutuhkan si peneliti, sebab dalam waktu wawancara dapat diperoleh keterangan yang berlainan dan adakalanya tidak sesuai dengan maksud peneliti.

c. Angket

Teknik angket dimaksudkan untuk memperoleh informasi dengan menggunakan daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden. Angket merupakan instrument dalam teknik komunikasi dengan demikian data yang terhimpun bersifat informasi tanpa penjelasan berupa pendapat, buah pikiran, ungkapan dan lain-lain. Salah satu media untuk mengumpulkan data dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial yang paling populer digunakan adalah kuesioner ini juga dapat sering disebut sebagai angket dimana dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi dilapangan. Dalam penelitian kualitatif, penggunaan kuesioner adalah yang paling sering ditemui karena jika dibuat secara intensif dan teliti, koesioner mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan alat pengumpulan data lainnya.

d. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai data pelengkap.

H. Teknik Analisis Data

Setiap data yang diperoleh dianalisis dengan menafsirkan makna informasinya berkaitan dengan topik penelitian ini. Pengambilan data dilakukan setiap saat agar segera dapat dilakukan akurasi bahwa siap dianalisis pada tahap penarikan kesimpulan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka analisis data pada hakekatnya terdiri atas tiga alur kegiatan yang dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pada reduksi data, penulis melakukan penjaringan data kasar untuk mendapatkan data yang sudah sesuai kebutuhan yang sebenarnya. Selanjutnya dilakukan pengelompokan data pada sub-sub topik penelitian, kemudian dilakukan penyutingan untuk lebih menyederhanakan data-data tetap menjaga akurasi data.

Untuk tahap kegiatan penarikan kesimpulan atau verifikasi, maka kebenaran makna senantiasa diuji selama proses penelitian yang sekaligus merupakan validasi makna. Dengan kata lain bahwa sesungguhnya analisis data sudah berlangsung sepanjang tahapan kegiatan penelitian dan didalamnya senantiasa dapat dilakukan perbaikan- perbaikan.

Pendapat diatas didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto (1998:240)

Bahan dalam melakukan analisis secara terus-menerus masalah penelitian dapat disempurnakan dalam arti dipertajam, dipilah-pilah menjadi beberapa sub masalah mungkin diganti atau dirumuskan kembali, tergantung kepada data aktual selama berlangsungnya penelitian dilokasi.

Dengan demikian seluruh rangkaian dan tahapan penelitian yang dilakukan berada dalam suatu sistem yang saling berkaitan dan mendukung satu sama lain sehingga pada akhirnya kesimpulan yang ditarik dapat lebih signifikan. Untuk memperoleh kesimpulan yang signifikan pada penelitian ini digunakan metode komperatif, dengan menggunakan rumus “persentase”

sebagai berikut:

NF

Keterangan : P = Persentase F= Frekwensi

N= Jumlah Responden

x 100%

P =

44 A. Gambaran Umum Lokasi Lekopancing

1. Batas wilayah

Batas wilayah dapat dilihat di Tabel berikut:

Tabel III

No Batas Desa / Kelurahan Kecamatan

1. Sebelah utara Damai Simbang

2. Sebelah selatan Purna karya Moncong loe

3. Sebelah timur Toddopulia Tompobulu

4. Sebelah barat Sudirman mandai

Sumber Data: Kantor Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros 2014

Dusun Cendana yang merupkan salah satu Dusun yang ada di Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros yang dihuni oleh penduduk sebanyak KK 586, yang umumnya terdiri dari suku Bugis Makassar yang memiliki penduduk 99 % beragama Islam yang diterima secara turun-temurun dari nenek moyang mereka

2. Luas wilayah menurut penggunaan

Luas wilayah menurut penggunaanya dari tiap- tiap desa / kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV

No Daerah Penggunaan Luas

1. Luas pemukiman 570 ha / m²

2 Luas persawahan 75 ha / m²

3 Luas perkebunan 1800 ha / m²

4. Luas kuburan 13,17 ha/ m²

5. Lapangan olah raga 12.000 ha / m²

6. Perkantoran pemerintah 450 ha / m²

Jumlah Total Luas 14908.17ha/m²

Sumber Data: Kantor Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabuipaten Maros 2014

3. Keadaan Alam dan Iklimnya

Wilayah Dusun Cendana Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros termasuk daerah yang beriklim tropis yaitu dengan dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau.

Musim hujan biasanya terjadi pada bulan November sampai bulan April, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan Oktober. Walaupun kedua musim ini sering datang tidak tepat pada waktunya, namun tak menjadi masalah bagi masyarakat di Kecamatan Tanralili khususnya masyarakat di Dusun Cendana, mereka tetap menjalankan mata pencahariannya sebagai petani.

4. Orbital Letak Desa

a. Jarak ke ibu kota ke kecamatan 3 km

b. Jarak ke ibu kota ke kabupaten 30 km c. Jarak ke ibu kota ke profinsi 30 km.

B. Peranan Orang Tua dalam Membentuk Prilaku Anak di Desa Lekopancing Kecmatan Tanralili Kabupaten Maros

Prilaku anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan orang tua terhadap didikan untuk anaknya serta lingkungan. Orang tua merupakan suatu tiang untuk mengajarkan bagaimana suatu sikap yang harus dimiliki masing-masing anak untuk orang lain terhadap sekitar lingkungannya sendiri.

Seorang ibu akan mengayomi anaknya demi membentuk suatu karakter yang dapat diterima masyarakat.

“Melalui pengasuhan dalam keluarga, ibu Kasmawati Daeng Cinnong menyampaikan kepada anak-anaknya bersikap hormat kepada tetangga yang diwujudkan dengan mengatakan ketika hendak masuk Rumah senantiasa mengucapkan salam, permisi bila mau lewat dan ada orang yang lebih tua yang duduk di dekatnya, menyapa orang yang dikenal, dan bila dengan orang yang tidak dikenal cukup tersenyum saja istilah bigisnya adalah “mappatabe”. ( Hasmawati 2 juli 2014 )”

Sebagaimana Firman Allah Swt. Dalam QS Asy-Syu’ara (26): 214 dinyatakan bahwa:



Terjemahnya:

“Berilah peringatan (didiklah) keluargama yang terdekat”

Orang tua dalam hal ini ibu Kasmawati berharap agar anak memiliki sikap bakti kepada orang tuanya. Prilaku bakti yang dimaksud disini adalah

ketika anak disuruh melakukan sesuatu maka anak harus mematuhinya.

Untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut ibu hasmawati menggunakan waktu senggang, sambil tidur- tidura, dan bercanda. Anak juga dinasehati agar menjalani Sekolah dengan benar dan memanfaatkan waktu dengan baik serta menjalankan sholat.

Untuk lebil jelasnya dapat dilihat pernyataan anak tentang peranan orang tua dalam pembentukan prilaku anak pada Tabel berikut.

Tabel V

1. Distribusi frekuensi Pernyataan anak mengenai orang tua menyuruh anak mengucapkan salam ketika hendak memasuki Rumah

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 62 78,5%

2 Kadang- kadang 16 20,2%

3 Tidak pernah 1 1,3%

Jumlah 79 100%

Sumber data: Angket nomor 1 tahun 2014

Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat 62 anak atau 78,5%

menyatakan bahwa orang tua selalu menyuruh anaknya mengucapkan salam ketika hendak memasuki Rumah, 16 anak atau 20,2% menyatakan bahwa orang tua kadang- kadang menyuruh anaknya mengucapkan salam ketika hendak memasuki Rumah dan 1 atau 1,3% anak menyatakan orang tua tidak

pernah menyuruh anaknya mengucapkan salam ketika hendak memasuki Rumah.

Hal yang sebaliknya yang diungkap oleh ibu Nurhayati mengatakan bahwa:

“Sikap kasar yang dikeluarkan oleh suaminya dengan suara yang besar mempengaruhi dalam mendidik anak. Jika berbicara dengan anak, cara bicaranya kasar sehingga anak membantahnya. Sebagai contoh yang pernah dialaminya adalah ketika ibu Nurhayati meminta anaknya untuk sholat, anak membantah dan mengatakan ibu saja tidak sholat, dari kejadian tersebut ibu Nurhayati merasa malu kepada anaknya. Namun setelah mengalami peristiwa yang berat dan dengan sholat dapat menemukan ketenangan, maka ibu Nurhayati terus melakukan sholat hingga saat ini. (Ibu Nurhayati, 11 juli 2014)”

Tabel VI

2. Distribusi frekuensi Pernyataan anak mengenai orang tua mengajak anak untuk sholat setiap hari.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 69 87,3%

2 Kadang- kadang 10 12,7%

3 Tidak pernah - -

Jumlah 79 100%

Sumber data: Angket nomor 2 tahun 2014

Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat 69 anak atau 87,3%

menyatakan bahwa orang tua selalu mengajak anaknya untuk sholat setiap harinya, 10 anak atau 12,7% menyatakan bahwa orang tua kadang- kadang

mengajak anaknya untuk sholat setiap harinya, dan 0 atau 0% anak menyatakan orang tua tidak pernah mengajak anaknya untuk sholat setiap harinya.

Dari keterangan di atas, dapat dipahami bahwa orang tua sangat berperang penting dalam pembentukan prilaku anak dalam kehidupannya karena orang tualah pertama dan utama yang dikenal oleh anak dan membentuk karakter baik buruknya seorang anak.

“Menurut penuturan Dg Taba mengatahan bahwa konsep agama islam menjadi acuan dalam mendidik anak, ketika anak- anak masih kecil sebaiknya diajarkan atau membiasakan diri untuk sholat. Kebiasaan beribadah yang dilakukan dengan bersama- sama di Rumah adalah sholat magrib. Meskipun dalam kenyataan ya anak- anak yang sudah dikenalkan agama masih mungkin melanggar aturan- aturan yang ada dalam agama. ( wawancara 12 juli 2014).”

Di dalam keluarga perlu ada dua figur yang berbeda, yaitu yang dekat dengan anak dan yang ditakuti oleh anak. Adanya rasa takut anak terhadap orang tua dianggap penting untuk menjaga kewibawaan orang tua di hadapan anak. Untuk itu Dg Taba berupaya untuk membangun komunikasi dengan anakanya agar dapat membantu anak apabila mereka menghadapi kesulitan dalam menemukan solusi, dengan demikian anak lebih terbuka kepada orang tuanya

Tabel VII

3. Distribusi frekuensi Pernyataan anak mengenai orang tua memberikan contoh yang baik dalam prilaku sehari- hari kepada anak di Rumah.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 53 67,1%

2 Kadang- kadang 21 26,6%

3 Tidak pernah 5 6,3%

Jumlah 79 100%

Sumber data: Angket nomor 3 tahun 2014

Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat 53 anak atau 67,1%

menyatakan bahwa orang tua selalu memberikan contoh yang baik dalam prilaku sehari- hari kepada anaknya di Rumah, 21 anak atau 26,6%

menyatakan bahwa orang tua kadang- kadang memberikan contoh yang baik dalam prilaku sehari- hari kepada anaknya di Rumah, dan 5 atau 6,3% anak menyatakan orang tua tidak pernah memberikan contoh yang baik dalam prilaku sehari-hari kepada anaknya di Rumah.

Selama anak berSekolah ibu mengecek pelajaran anak di Rumah dan mencari tau apa yang dilakukan anak di Sekolah. Dengan cara seperti itu orang tua dapat mengetahui kejadian- kejadian pada anak di Sekolah.

Pendampingan anak dalam belajar perlu dilakukan karena orang tua khawatir bila tidak didampingi anak tidak mau bertannya ketika mengalami kesulitan.

Dengan pendampingan tersebut orang tua dapat segera mengetahui kesulitan belajar yang dialami oleh anak. Orang tua mengharapkan anaknya menjadi anak yang sholeh. Adapun ciri- ciri anak yang sholeh yang telah dipaparkan oleh para orang tua adalah menjalani kehidupan sesuai dengan

tuntunan agama.

Tabel VIII

4. Distribusi frekuensi Pernyataan anak mengenai orang tua memberikan pelajaran agama yang diterimanya di Rumah

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 66 83,5%

2 Kadang- kadang 11 14,0%

3 Tidak pernah 2 2,5%

Jumlah 79 100%

Sumber data: Angket nomor 4 tahun 2014

Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat 66 anak atau 83,5%

menyatakan bahwa orang tua selalu memberikan pelajaran agama yang diterimah anak di Rumah, 11 anak atau 14,0% menyatakan bahwa orang tua kadang- kadang memberikan pelajaran agama yang diterima anak di Rumah, dan 2 atau 2,5% anak menyatakan orang tua tidak pernah memberikan pelajaran agama kepada anak ketika di Rumah.

Berangkat dari beberapa uraian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa peranan orang tua dalam membentuk prilaku anak sangat berperan penting, bahwasanya individu yang memiliki karakter yang kuat maupun bersikap rasional dan tidak mudah terombang- ambing oleh keyakinan yang salah tentang nilai sesuatu yang ada di luar dirinya. Tugas orang tua adalah mendampingi anak menuju masa dewasanya begitu pula

ketika anak memasuki masa remaja, serta mendampingi anak untuk mencapai kesuksesan yang menjadi cita-citanya agar anak dididik dapat menemukan jati dirinya dan mampu menjadi dirinya sendiri.

C. Konflik Yang Terjadi Antara Orang Tua dan Anak Di Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros

Masalah yang menjadi pemicu konflik antara remaja dan orang tua mencakup beberapa yakni terlambat pulang baik dari Sekolah maupun dari bermain, keterlambatan remaja pulang ke Rumah terjadi karena pada masa remaja kebutuhan remaja untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya demikian kuat. Bahkan mereka cenderung memilih teman sebaya dari pada orang tuanya untuk berbagi perasaanya, terutama pada remaja yang merasa kurang dekat dengan orang tuanya. Mereka merasa kurang dimengerti oleh orang tuanya dan sering mengalami kesalah- pahaman dalam relasi dengan orang tua. Sementara ketika bersama dengan teman sebayanya, mereka merasa dimengerti oleh teman sebayanya dari memiliki masalah- masalah yang tidak jauh berbeda sehingga dapat saling berbagi dengan nyaqaman.

Keasyikan anak dalam melakukan aktivitas bersama temannya dapat mengakibatkan mereka terlambat pulang ke Rumah melebihi batasan waktu yang trelah di tetapkan apalagi ketika anak pergi tanpa pamit kepada orang tua, seperti pulang larut malam. Secara umum tindakan yang muncul dari orang tua apabila anaknya pulang malam adalah marah.

Meskipun demikian ekspresi dari rasa marah orang tua berbeda- beda ada yang memarahi dengan perkataan saja, namun ada pula orang tua yang dengan sengaja tidak membukakan pintu anaknya ketika pulang melebihi pukul 21.00. setelah anak memohon- mohon dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya, maka orang tua baru membukakan pintu. Hal yang seperti itu memicu anak untuk semakin marah kepada rang tuanya bahkan membecinya. Adapula orang tua yang masih dapat menerima anaknya pulang malam bila ada acara tertentu dan sebelumnya telah meminta izin pada orang tuanya.

Tabel IX

5. Distribusi frekuensi Pernyataan anak mengenai orang tua bila mengetahui anak pergi tanpa pamit dan terlambat pulang ke Rumah No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Menasehati 4 5,1%

2 Memarahi 72 91,1%

3 Membiarkannya 3 3,8%

Jumlah 79 100%

Sumber data: Angket nomor 5 tahun 2014

Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat 4 anak atau 5,1%

menyatakan bahwa orang tua menasehati bila mengetahui anaknya pergi tanpa pamit, 72 anak atau 91,1% menyatakan bahwa orang tua memarahi

bila mengetahui anaknya pergi tanpa pamit, dan 3 atau 3,8% anak menyatakan orang tua membiarkannya begitu saja bila mengetahui anaknya pergi tanpa pamit kepada orang tuannya.

Penampilan remaja dalam berpakaian menimbulkan konflik antara anak dan orang tua. Seperti yang terjadi di Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros terutama di Dusun Cendana sebagian orang tua melarang anaknya memakain pakaian yang terbuka contohnya model tank top dan celana pendek bila keluar Rumah. Pada umumnya orang tua mengharapkan anak- anaknya berpakain sopan dalam penampilan dan tidak menyimpang dari norma umum di masyarakat.

Kriteria anak alam memilih teman akrab adakalanya tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan orang tua sehingga menimbulkan konflik antara orang tua dan anak.

Tabel X

6. Distribusi frekuensi Pernyataan anak mengenai tindakan orang tua apabila melihat anak berpakaian seksi atau tidak sopan.

No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Menasehati 28 35,4%

2 Memarahi 17 21,5%

3 Membiarkannya begitu saja 34 43,1%

Jumlah 79 100%

Sumber data: Angket nomor 6 tahun 2014

Dokumen terkait