• Tidak ada hasil yang ditemukan

Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam dokumen PDF Metode Penelitian Pendidikan - Unibos (Halaman 91-96)

BAB VI POPULASI DAN SAMPEL

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Variabel atau dengan kata lain peubah adalah suatu ciri yang dapat memiliki nilai, skor, atau ukuran yang berbeda untuk individu atau satuan pengamatan yang berbeda (Tiro, 2004). Variabel dapat diamati, baik pada populasi maupun pada sampel penelitian. Apa itu populasi? Apa pula itu sampel?

Berikut diuraikan penegrtiannya menurut para ahli.

Populasi menurut Sugiyono (2013) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sejalan dengan yang dikatakan Ary dalam Setyosari (2015) bahwa populasi adalah kelompok yang lebih besar jumlahnya dan biasanya yang dipakai untuk menggeneralisasi hasil penelitian.

Sementara, Sudjana dalam Purwanto (2011) mendefinisikan populasi sebagai totalitas nilai yang mungkin, baik nilai sebagai hasil menghitung maupun hasil mengukur, baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.

Lebih lanjut Purwanto mengatakan bahwa batas populasi bukanlah tempat dan waktu penelitian, tetapi karakteristik elemen atau individu populasi. Tidak semua subjek dalam tempat dan waktu penelitian diteliti, tetapi sebagian subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Contoh:

Sekiranya seorang peneliti menetapkan populasi penelitian pada

Makassar, maka mahasiswa yang berasal dari suku Bugis, Toraja, atau suku lain yang bukan suku Makassar bukan merupakan populasi walaupun mereka kuliah di niversitas Bosowa.

Populasi, oleh Noor ((2013) dibagi menjadi dua jenis, yaitu: populasi homogen dan populasi heterogen. Populasi dimaksudkad keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi yang memiliki sifat relatif sama antara satu dan yang lain dan memiliki ciri tidak terdapat perbedaan hasil tes dari jumlah tes populasi yang berbeda. Sedangkan populasi heterogen adalah keseluruhan individu anggota populasi relatif memiliki sifat-sifat individu dan sifat ini yang membedakan antara individu anggota populais yang satu dengan yang lain.

Jadi, intinya adalah populasi itu jangkauannya luas.

Seorang peneliti tentu memiliki keterbatasan, terutama dalam hal biaya, waktu, dan tenaga. Itulah sebabnya, peneliti perlu membatasi wilayah penelitiannya dengan cara menarik sampel penelitian.

Sampel, secara sederhana dapat diartikan contoh.

Purwanto (2011) mendefinisikan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi.

Keberadaan sampel dalam penelitian sangat penting karena mencerminkan dan menentukan seberapa jauh sampel tersebut bermanfaat dalam mengantarkan peneliti untuk menarik kesimpulan penelitian. Jadi, dalam mengambil sampel harus diperhatikan syarat representatifnya. Agar sampel yang diambil representatif, peneliti perlu mempertimbangkan cara tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini cara atau teknik penentuan sampel.

1. Probability sampling, yaitu teknik penentuan sampel penelitian yang memberikan kemungkinan atau peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih.

Teknik ini terdiri dari empat macam, yaitu:

a. Simplerandom sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak sederhana. Dalam teknik ini seluruh individu yang menjadi anggota populasi memiliki peluang yang sama dan bebas dipilih sebagai anggota sampel. Setiap individu memiliki peluang yang sama untuk diambil sebagai sampel karena individu-individu tersebut memiliki karakteristik yang sama. Setiap individu juga bebas dipilih karena pemilihan individu-individu tersebut tidak akan berpengaruh terhadap individu yang lain.

b. Disroportionate stratified random sampling, yaitu teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel bilsa populasi berstrata, tetapi kurang proporsional. Sebagai contoh, seorang peneliti ingin meneliti kinerja dosen pada salah satu sekolah.

Dosennya yang dijadikan populasi berjumlah 52 orang yang terdiri dari 2 orang lulusan S-3, 6 orang lulusan S-2, 44 lulusan S-1. Semua yang lulusan S-2 dan S-3 dipilih sebagai sampel karena kedua kelompok itu jumlanya terlalu kecil dibandingkan dengan yang lulusan S-1.

c. Cluster sampling, yaitu teknik yang digunakan jika anggota populasi tidak terdiri dari individu-individu, tetapi terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi siswa SMP di Kota Makassar. Random dalam kasus seperti ini tidak dilakukan secara langsung pada semua siswa, tetapi yang dirandom adalah sekolah atau kelas sebagai kelompok atau cluster.

d. Proportionate stratified random sampling, yaitu prosedur penarikan sampel secara proporsional.

Artinya, banyaknya subjek dalam setiap subkelompok

perbandingannya. Kemudian, ditentukan persentase besarnya sampel dari keseluruhan populasi. Persentase atau proporsi ini diterapkan dalam pengambilan sampel bagi setiap subkelompo atau stratanya.

2. Nonprobability sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih.Teknik ini, misalnya, dilakukan untuk mengetes reliabilitas alat pengukur tertentu. Dilakukan juga untuk memperoleh suatu kesan umum tentang ciri-ciri manusia yang tinggal di suatu daerah. Berdasarkan studi ini, peneliti mendapat keterangan yang lebih banyak tentang populasi sehingga dapat dilakukan studi yang lebih sistematis, kemudian menggunakan teknik penarikan sampel secara acak.

Teknik nonprobability ini terdiri atas beberapa macam, yaitu:

a. Teknik penarikan sampel sistematis, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya, anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Semua anggota populasi diberi nomor urut mulai dari nomor urut 1 sampai dengan nomor urut 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor urut ganjil saja atau genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan bilangan lima.

b. Teknik penarikan sampel kuota, yaitu tekik untuk menentukan sampel dari populasi yang memiliki ciri- ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

Misalnya, peneliti akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan izin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Lalu,

pengumpulanda ta belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.

c. Teknik penarikan sampel insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti, dapat dijadikan sampel juka dipandang orang tersebut cocok dijadilan sumber data.

d. Teknik penarikan sampel bertujuan (purposive), yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya, seorang peneliti akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel yang dijadikan sumber datanya adalah orang yang ahli dalam bidang masak-memasak. Sampel ini cocok untuk penelitian kualittaif.

e. Teknik penarikan sampel jenuh, yaitu sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Sebagai contoh, peneliti bermaksud meneliti di salah satu SD di Makassar. Populasinya adalah kelas V yang berjumlah 30 siswa. Populasi seperti ini dianggap kecil karena kurang dari 100, maka seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Sampel seperti ini biasa disebut sampel total. Penelitian yang menggunakan sampel seperti ini biasa pula disebut penelitian populasi.

f. Teknik penarikan sampel bola salju, yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding, lalu lama-kelamaan menjadi besar.

Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi dengan dua orang ini belum

peneliti mencari orang yang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Penelitian kualittaif banyak menggunakan teknik ini, di samping teknik purposif.

Dalam dokumen PDF Metode Penelitian Pendidikan - Unibos (Halaman 91-96)