• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Supervisi Pendidikan

Dalam dokumen Supervisi dalam Pendidikan (Halaman 40-46)

Bab II Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Supervisi Pendidikan

C. Prinsip Supervisi Pendidikan

Hawkins Proctor Kadushin

Developmental Formative Educational

Resourcing Restorative Supportive

Qualitative Normative Manajerial

Supervisi pembelajaran memiliki fungsi penilaian (evaluation) yaitu penilaian kinerja guru dengan jalan penelitian, yakni mengumpulkan informasi dan fakta-fakta mengenai kinerja guru dengan cara melakukan penelitian. Kegiatan evaluasi dan penelitian ini merupakan usaha perbaikan (improvement), sehingga berdasarkan data dan informasi yang semestinya dapat meningkatkan kualitas kinerja guru dalam pembelajaran (Sagala, 2010: 105-106). Sedangkan menurut Imron (2011:12), fungsi supervisi pembelajaran adalah menumbuhkan iklim bagi perbaikan proses dan hasil belajar melalui serangkaian upaya supervisi terhadap guru-guru dalam wujud layanan professional.

Lebih rinci Masaong (2013:80 menyatakan, fungsi supervisi pembelajaran mencakup: (1) penelitian, (2) perbaikan, (3) pembinaan, (4) pengembangan, (5) koordinasi, (6) memotivasi, dan (7) penilaian. Dari pendapat tersebut jelas bahwa fungsi supervisi pembelajaran sebagai bentuk upaya dalam perbaikan dan pengembangan bagi profesionalisme guru melalui penelitian dan penilaan dari supervisor.

Cutliffe (2011:17)):

1. Sedikitnya ada 2 orang yang bertemu bersama untuk melakukan tujuan supervisi klinis.

2. Refleksi digunakan untuk fokus pada praktik klinis 3. Pertemuan secara terstruktur dan teratur.

Proctor dalam Cutliffe (2011:17) mengidentifikasi 3 komponen dalam supervisi yaitu normatif (standard setting), formatif (development), dan restorative (support). Ketiga komponen tersebut merupakan kombinasi dari tujuan dan fungsi supervisi, yaitu;

1. Proses pembelajaran (a learning process) 2. Proses suportif (a supportive process) 3. Proses pengamatan (a monitoring process)

Supervisi pendidikan mempunyai prinsip-prinsip sebagai aktivitas pembinaan guru, antara lain hendaknya supervisi dilaksanakan secara:

1. Ilmiah (scientific) yang berarti harus sistematis yaitu dilaksanakan secara teratur, berprogram dan kontinu, obyektif yaitu berdasar pada data dan informasi, menggunakan instrumen yang dapat memberi data atau informasi sebagai bahan untuk mengadakan penilaian terhadap proses pembelajaran.

2. Demokratis, yaitu menjunjung tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain.

3. Kooperatif, yaitu mengembangkan usaha bersama untuk menciptakan situasi pembelajaran yang lebih baik.

4. Konstruktif dan kreatif, yaitu membina inisiatif guru

serta mendorongnya untuk akif dalam menciptakan situasi pembelajaran yang lebih baik.

Sutisna mengidentifikasi sembilan prinsip kegiatan supervisi yaitu:

1. Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan yaitu pelayanan yang bersifat kerjasama.

2. Semua guru berhak mendapatkan layanan supervisi.

3. Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dari personil sekolah.

4. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan dan sasaran pendidikan.

5. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua staf sekolah dan juga supervise bertujuan untuk menciptakan hubungan antara sekolah dan masyarakat menjadi lebih dekat dan saling memiliki.

6. Tanggung jawab dalam pengembangan supervisi berada pada kepala sekolah dan para penilik atau pengawas di wilayahnya.

7. Harus ada dana yang memadai dalam pelaksanaan program supervisi ini dan dimasukkan ke dalam anggaran tahunan.

8. Efektivitas program supervisi hendaknya mendapatkan laporan yang teradministratif.

9. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan dan menerapkan dalam praktek penemuan penelitian pendidikan yang mutakhir.

Marx dan Stops (1961) mendiskusikan dasar dan prinsip-

peinsip panduan pendidikan dan supervisi serta menyatakan beberapa prinsip-prinsip sebagai berikut (Niknami, 2011);

1. Panduan pendidikan dan supervisi merupakan bagian perencenaan pendidikan secara menyeluruh yang mempertimbangkan pelayanan kelompok.

2. Semua pengajar membutuhkan panduan pelaksanaan pendidikan.

3. Panduan pendidikan dan perencanaan supervisi harus disiapkan dan dirancang sesuai dengan semua kebutuhan pengajar sekolah.

4. Semua komunitas sekolah yang terlibat dalam proses penddikan.

5. Panduan pendidikan dan supervisi harus menjelaskan dan mengindikasikan tujuan pendidikan.

6. Panduan pendidikan dan supervisi harus meningkatkan perilaku, pengetahuan, sikap dan keinginan manusia untuk salin berhubungan diantara semua guru-guru di sekolah ataupun dengan masyarakat.

7. Panduan pendidikan dan supervisi harus mengelola aktivitas ekstrakurikuler siswa

8. Tanggung jawab untuk meningkatkan proses pendidikan dan perencanaan serta pembelajaran di kelas ataupun sekolah saling terkait dengan aturan pendidikan, guru, ataupun dinas pendidikan yang menjadi satu kesatuan.

9. Panduan pendidikan dan supervisi baik untuk jangka panjang ataupun pendek menjadi kebutuhan

10. Supervisi pendidikan harus dianalisis dan dievaluasi berdasarkan temuan penelitian terbaru

11. Efektifitas dan kesuksesan pendidikan dan supervisi

harus juga dievaluasi di sekolah.

Beberapa ilmuwan lain dalam bidang supervisi pendidikan membuat daftar prinsip-prinsip supervisi, yaitu;

1. Prinsip optimis dalam supervisi pendidika 2. Prinsip perencanaan supervisi pendidikan 3. Prinsip organisasi

4. Prinsip tanggung jawab dan kewenangan 5. Prinsip kelompok yang dinamis

6. Prinsip perkembangan profesional dan pengembangan 7. Prinsip berpikir sistemik

8. Prinsip penilaian kebutuhan

9. Prinsip keseluruhan sistem dalam proses supervisi 10. Prinsip kepatutan individu dan kelompok

11. Prinsip manajemen reaktif 12. Prinsip supervisi prosedur 13. Prinsip ilmiah

14. Prinsip perubahan 15. Prinsip saling berkaitan 16. Prinsip kerjasama

17. Prinsip pemeliharaan utama

Pelaksanaan supervisi, apakah yang melaksanakan adalah pengawas sekolah, penilik, atau kepala sekolah seharusnya berlandaskan kepada prinsip-prinsip supervisi. Prinsip-prinsip utama yang harus diperhatikan adalah:

1. Ilmiah, artinya kegiatan supervisi yang dikembangkan dan dilaksanakan harus sistematis, obyektif, dan menggunakan instrumen atau sarana yang memberikan

informasi yang dapat dipercaya dan dapat menjadi bahan masukan dalam mengadakan evaluasi terhadap situasi belajar mengajar.

2. Kooperatif, program supervisi pendidikan dikembangkan atas dasar kerjasama antar supervisor dengan orang yang disupervisi. Dalam hal ini supervisor hendaknya dapat bekerjasama dengan guru, peserta didik, dan masyarakat sekolah yang berkepentingan dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar.

3. Konstruktif dan kreatif, membina para guru untuk selalu mengambil inisiatif sendiri dalam mengembangkan situasi belajar mengajar.

4. Realistik, pelakasanaan supervisi pendidikan harus memperhitungkan dan memperhatikan segala sesuatu yang benar-benar ada di dalam situasi dan kondisi yang obyektif.

5. Progresif, setiap kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari ukuran dan perhatian. Artinya apakah yang dilakukan oleh guru dapat melahirkan pembelajaran yang maju atau semakin lancaranya kegiatan belajar mengajar.

6. Inovatif, program supervisi pendidikan selalu melakukan perubahan dengan penemuan-penemuan baru dalam rangka perbaikan dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan.

Menurut Sagala (2010:96-97), dalam melaksanakan supervisi hendaknya senantiasa menerapkan prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut: pertama prinsip ilmiah (scientific) dengan unsur- unsur; (1) sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur,

berencana kontinyu; (2) obyektif, artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran pribadi; (3) menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar. Kedua demokratis, menjunjung tinggi atas musyawarah. Ketiga kooperatif/kemitraan, seluruh staf dapat bekerja bersama, mengembangkan usaha dalam menciptakan situasi pembelajaran dan suasana kerja yang lebih baik. Keempat konstruktif dan kreatif, membina inisiatif staf/guru serta mendorong untuk aktif menciptakan suasana agar setiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya.

Dalam dokumen Supervisi dalam Pendidikan (Halaman 40-46)