• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Pengajuan Klaim Peserta Jaminan ke BPJS

2.4.2 Program Jaminan Kecelakaan Kerja

Terkait dengan hal pelaporan, pengusaha atau pemberi kerja apabila tenaga kerjanya mengalami kecelakaan kerja, maka wajib memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja sebagai prosedur standar apabila suatu kecelakaan kerja terjadi untuk mengurangi rasa sakit dan meminimalisasi akibat kecelakaan menjadi lebih parah. Apabila terjadi kecelakaan kerja yang menimpa pekerja, pengusaha dalam kapasitasnya

melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa pekerjanya kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara Setempat (dalam hal ini BPJS Ketenagakerjaan) atau yang paling terdekat yang berfungsi sebagai laporan kecelakaan kerja tahap 1 dalam rentang waktu 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan kerja (contoh formulir terlampir).

Untuk itu jika pekerja yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS dan mengalami kecelakaan kerja pada saat bekerja maka dapat mengajukan klaim Jaminan Kecelakaan Kerja. Adapun yang telah diatur dalam PP No 44 tahun 2015 Pasal 43 yaitu Tata Cara Pelaporan Dan Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja yaitu sebagai berikut:

1. Pemberi Kerja selain penyelenggara Negara wajib melaporkan Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja yang menimpa Pekerja kepada BPJS Ketenagakerjaan dan instansi setempat yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.

2. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan laporan tahap I yang disampaikan dalam jangka waktu paling lama 2 x 24 jam sejak terjadi Kecelakaan Kerja atau sejak didiagnosis penyakit akibat kerja dengan menggunakan formulir Kecelakaan Kerja tahap I yang telah ditetapkan.

3. Pemberi Kerja selain penyelenggara Negara wajib melaporkan akibat Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan dan instansi setempat yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang Ketenagakerjaan.

4. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan laporan tahap II yang disampaikan dalam jangka waktu paling

lama 2 x 24 jam sejak Pekerja dinyatakan sembuh, cacat, atau meninggal dunia berdasarkan surat keterangan dokter yang menerangkan bahwa:

a. Keadaan sementara tidak mampu bekerja telah berakhir;

b. Cacat total tetap untuk selamanya;

c. Cacat sebagian anatomis;

d. Cacat sebagian fungsi; atau e. Meninggal dunia.

5. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sekaligus merupakan pengajuan manfaat JKK kepada BPJS Ketenagakerjaan dengan melampirkan persyaratan yang meliputi:

a. Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan;

b. Kartu Tanda Penduduk;

c. Surat keterangan dokter yang memeriksa/merawat dan/atau dokter penasehat;

d. Kuitansi biaya pengangkutan;

e. Kuitansi biaya pengobatan dan/atau perawatan, bila fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan belum bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan; dan

f. Dokumen pendukung lainnya apabila diperlukan.

6. Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) telah lengkap, BPJS Ketenagakerjaan menghitung dan membayar manfaat JKK kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) belum lengkap, BPJS Ketenagakerjaan memberitahukan kepada Pemberi Kerja selain penyelenggara Negara paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak laporan akibat Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja tahap II diterima.

8. Mekanisme pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) dapat dilakukan baik secara manual dan/atau elektronik.

Melihat dari uraian diatas kewajiban dari asuransi maupun dari BPJS Ketenagakerjaan jika dihubungkan keduanya mempunyai kewajiban yang sama yaitu, memberikan ganti kerugian atau sejumlah uang dalam perjanjian asuransi, sedangkan dari BPJS Ketenagakerjaan dikenal dengan istilah

manfaat program. Berjalannya atau tidaknya Kewajiban ini baik dari asuransi maupun BPJS Ketenagakerjaan tergantung dari Peserta yang telah mendaftar karena dalam hal penanggung akan memenuhi kewajibannya apabila Peserta memenuhi kewajibannya terhadap penanggung. BPJS Ketenagakerjaan adalah asuransi karena BPJS Ketenagakerjaan dulu bernama Jamsostek (jaminan sosial tenaga kerja) yang bersifat asuransi, dikatakan asuransi jika nanti terjadi kecelakaan kerja, kematian inilah yang baru disebut dengan istilah asuransi karena mengasuransikan dirinya nanti yang bersangkutan meninggal dunia/ahli waris mengajukan klaim tetapi karena BPJS Ketenagakerjaan sudah berbentuk Badan Hukum yang dibawahi oleh Pemerintah dan sudah di sahkan berdasarkan Undang- Undang maka diubahlah menjadi Badan Penyelenggara sehingga BPJS Ketenagakerjaan yang bersifat sosial penuh melayani masyarakat. Sedangkan Asuransi lebih mengarah keuntungan pribadi atau perusahaan.

BAB 3

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Pelaksanaan Penyelesaian Klaim Peserta Jaminan Kematian dan Jaminan Kecelakaan Kerja Pada BPJS Ketenagakerjaan.

BPJS Ketenagakerjaan memiliki program-program perlindungan dasar yang menjamin masa depan pekerja, termasuk perlindungan dari ketidakpastian seperti risiko sosial dan ekonomi yang bisa terjadi. Risiko yang dimaksud ialah kecelakaan kerja, sakit, kematian, masa pensiun dan lain-lain. Sehingga pekerja tidak harus menanggung beban tadi sendirian karena akan dibantu oleh program BPJS Ketenagakerjaan.

Untuk menjadi Peserta dalam program-program BPJS Ketenagakerja, setiap Peserta Wajib mendaftarkan dirinya kepada BPJS Ketenagakerjaan atau di tempat Ia bekerja.

Kepesertaan 1. Sukarela

2. Usia Maksimal 55 Tahun

3. Dapat mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan secara bertahap dengan memilih program sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan Peserta.

4. Dapat mendaftarkan sendiri langsung ke BPJS Ketenagakerjaan atau mendaftar melalui wadah/kelompok yang telah melakukan Ikatan Kerjasama (IKS) dengan BPJS Ketenagakerjaan.

Menurut Kepala Bagian Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Makassar, Yuda Andika (Wawancara, 04 Juli 2017) Menjelaskan: Syarat prosedur klaim baik jaminan kematian dan kecelakaan kerja ialah sebagai berikut.

Syarat Prosedur Klaim Jaminan Kematian

1. Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan (KPJ) asli tenaga kerja yang bersangkutan.

2. Surat keterangan kematian dari rumah sakit / kepolisian / kelurahan.

3. Salinan / fotokopi KTP / SIM dan kartu keluarga tenaga kerja bersangkutan yang masih berlaku.

4. Identitas ahli waris (fotokopi KTP /SIM dan kartu keluarga).

5. Surat keterangan ahli waris dari lurah / kepala desa.

6. Salinan / Copy Surat Nikah bagi yang sudah nikah.

7. Surat keterangan yang asli dari perusahaan bagi tenaga kerja yang masih aktif.

8. Pada saat pengajuan Klaim, berkas / data yang Asli harus di bawa.

Syarat Prosedur Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja Tahap I 1. Fotokopi KPJ / BPJS

2. Fotokopi KTP 3. Kronologis kejadian 4. Absensi Tenaga Kerja

5. Surat keterangan dari kepolisian untuk kecelakaan lalu lintas atau surat pernyataan 2 orang saksi yang melihat kejadian

6. Laporan JKK tahap I

7. Surat keterangan keterlambatan pelaporan jika pelaporan lebih dari 2x24 jam

Syarat Prosedur Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja Tahap II 1. Laporan JKK tahap II

2. Surat keterangan dokter

3. Kuitansi asli beserta materi dan perinciannya 4. Perincian obat-obatan

5. Fotokopi penunjang medis jika ada (hasil lab dan atau radiologi)

Tabel 1

Kepesertaan Jaminan Kematian dan Jaminan Kecelakaan kerja Di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Makassar

Program 2015 2016

Program Jaminan

Kematian 163.072 Peserta 213.639 Peserta Program Jaminan

Kecelakaankerja 163.072 Peserta 213.639 Peserta Sumber Data : Bagian Pelayanan 04 Juli 2017.

Bahwa dari tahun 2015 terdiri 163.072 Peserta dan di tahun 2016 terdiri dari 213.639 Peserta terjadi peningkatan kepersertaan di BPJS Ketenagakerjaan hal ini disebabkan pecapaian optimistis bisa tercapai di tahun 2016, pasca adanya pemberlakuan Peraturan Presiden RI Nomor 109/2013 tentang penahapan kepesertaan jaminan sosial, semua Penyelenggara Negara baik TNI/POLRI, PNS hingga pemberi upah harus wajib masuk BPJS Ketenagakerjaan.

Sehingga ada potensi kepesertaan baru yang tidak lagi berasal dari perusahaan formal dan kepesertaan informal. Melainkan, sudah dapat diperoleh dari PNS, TNI, dan POLRI.

Tabel 2

Data Klaim Jaminan Kematian dan Jaminan Kecelakaan Kerja Di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Makassar

Program

JUMLAH PESERTA

2015

Klaim 2015

JUMLAH PESERTA

2016

Klaim 2016

Peserta 163.072

Peserta Terbayar Tidak

Terbayar 213.639 Peserta Terbayar Tidak Terbayar

JKM 328 0 274 0

JKK 493 5 379 12

Sumber Data : Bagian Pelayanan 04 Juli 2017.

Dari data Tabel 2 menunjukkan bahwa, terjadi penurunan klaim JKM dari tahun 2015 sampai dengan 2016 begitupun dengan JKK.

Hal ini tentunya terjadi karena regulasi yang menghendaki, dan untuk klaim Jaminan kematian selama 2015 dan 2016 tidak terjadi proses klaim yang tidak terbayarkan untuk klaim jaminan kecelakaan kerja dari tahun 2015 dan 2016 terjadi peningkatan klaim kecelakaan kerja dikarenakan jumlah peserta dari tahun 2015 itu banyak peningkatan kepesertaan di tahun 2016 dan untuk yang tidak terbayarkan klaim jaminan kecelakaan kerja sebanyak 5 peserta di tahun 2015 dan 2016 sebanyak 12 peserta.

Menurut Kepala Bagian Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Makassar, Yuda Andika (Wawancara, 04 Juli 2017) Menjelaskan:

“Yang menjadi kendala sehingga peserta tidak memenuhi syarat klaim baik untuk JKM dan JKK ialah sebagai berikut”.

1. Kurangnya penjelasan tentang syarat dan ketentuan manfaat produk yang disampaikan oleh BPJS Ketenagakerjaan kepada Peserta.

2. Data diri atau identitas diri calon ahli waris dari peserta tidak sesuai.

3. Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan hilang atau terbakar.

4. Syarat-syarat pengajuan klaim tidak lengkap, misalnya tidak adanya fotocopi buku nikah dan lain-lain.

Menurut Kepala Bagian Sumber Daya Manusia BPJS Ketenagakerjaan Cabang Makassar, Ayub Gazali (Wawancara, 04 Juli 2017) Menjelaskan:

“Langkah yang ditempuh BPJS Ketenagakerjaan jika ada peserta yang tidak memenuhi prosedur klaim ialah BPJS Ketenagakerjaan selalu memberikan upaya terbaik buat peserta atau ahli waris setiap mengajukan klaim baik itu kematian maupun kecelakaan kerja karena pada prinsipnya BPJS Ketenagakerjaan dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi risiko sosial ekonomi sehingga tidak terjadi proses klaim yang gagal di kemudian hari”.

Seperti halnya Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar Raya yang ikut serta dalam program jaminan sosial tenaga kerja.

Perusahaan Daerah PD. Pasar Makassar Raya ialah perusahaan yang dikelolah langsung oleh Pemerintah Kota Makassar yang dimana di dalam perusahaan tersebut terdiri dari Direktur Utama, Kepala Bagian, Sub bagian, Kepala Pasar dan Staf, di dalam perusahaan ini terdapat tenagakerja yang perlu di lindungi, yang dimana setiap tenaga kerja bisa saja mengalami risiko-risiko saat menjalankan pekerjaan, sehingga kelangsungan hidup tenaga kerja

dan anggota keluarganya perlu mendapatkan perhatian. Kontrak kerja adalah suatu perjanjian yang dibuat secara lisan dan/atau tulisan antara pekerja dan pemberi kerja, baik dalam waktu tertentu maupun waktu tidak tertentu, di dalam kontrak tersebut berisi syarat- syarat kerja serta hak dan kewajiban setiap pihak. Sah atau tidaknya sebuah kontrak kerja harus disesuaikan dengan hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia supaya terjadi persetujuan yang sah, terdapat 4 (empat) syarat yang harus dipenuhi, yaitu kesepakatan, kecakapan, suatu pokok persoalan tertentu dan suatu sebab yang tidak terlarang. Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar raya terdapat pegawai kontrak dan pegawai tetap, Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, sedangkan pegawai kontrak ialah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja. Dalam hukum Indonesia, karyawan kontrak disebut sebagai pegawai perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), dan pada suratnya tercantum tanggal mulai dan tanggal berakhirnya kontrak kerja. Sedangkan jika kontrak kerja berupa perjanjian kerja waktu tidak terbatas (PKWTT) maka pada suratnya tidak tercantum tanggal berakhirnya masa kerja, (Contoh SK Kontrak terlampir ). Di sisi lain, Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan

masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan berupa sistem jaminan sosial nasional yang salah satu tujuannya adalah memberikan perlindungan kepada tenaga kerja.

Surat Edaran yang memberikan petunjuk kepada Instansi yang bertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaan terutama Pengawas Ketenagakerjaan pada Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota tentang Pengawasan Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Walikota Makassar menegaskan pula hal tersebut dengan memberikan Instruksi Nomor : 568/352/ Disnaker/IX/2014 Tentang Kewajiban Persyaratan Kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan Surat BPJS Ketenagakerjaan Kota Makassar Nomor : B / 222 / 012015 tertanggal 12 Januari 2015 perihal Surat Pemberitahuan Pendaftaran Kesatu (I) tentang Pelaksanaan Program BPJS Ketengakerjaan maka dari hal ini keputusan Direksi Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar Raya mengeluarkan Surat Keputusan Nomor : 900/038/Kep/PD.Psr/I/2015 Tentang Pembayaran Iuran Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Bagi Pegawai/Karyawan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar Raya, (Contoh SK Terlampir), dengan berdasarkan surat keputusan hal

inilah yang menjadi dasar Perusahaan daerah Pasar Makassar Raya ikut serta dalam Program BPJS Ketenagakerjaan.

Tabel 3

Upaya Klaim Peserta Jaminan Kematian Tahun 2015-2016

NO DATA PESERTA

JKM TAHUN TERBAYAR TIDAK TERBAYAR

1 353 PESERTA

JAMINAN 2015 0 1

2 397 PESERTA

JAMINAN 2016 2 0

Sumber Data : PD. Pasar Makassar Raya 19 Juni 2017

Data Tabel 3 menunjukkan penambahan kepesertaan untuk jaminan kematian dari tahun 2015 sebanyak 353 peserta, tahun 2016 ada peningkatan kepesertaan sebanyak 397 hal ini sebabkan adanya penambahan Pegawai dari Perusahan Daerah PD. Pasar Makassar Raya dan di tahun 2015 ada 1 (satu) jaminan kematian yang tidak terbayarkan dan di tahun 2016 yang mengklaim jaminan kematian ada 2 (dua) dan terbayarkan.

Tabel 4

Upaya Klaim Peserta Jaminan Kecelakaan Kerja Tahun 2015-2016

NO DATA

PESERTA JKK TAHUN TERBAYAR TIDAK TERBAYAR

1 353 PESERTA

JAMINAN 2015 0 0

2 397 PESERTA

JAMINAN 2016 2 0

Sumber Data : PD. Pasar Makassar Raya 19 Juni 2017

Data Tabel 4 menunjukkan di tahun 2015 tidak ada peserta yang mengklaim jaminan kecelakaan kerja di tahun 2016 ada 2 (dua) peserta yang mengklaim jaminan kecelakaan kerja dan terbayarkan.

Menurut Kepala Bagian hubungan masyarakat dan hukum (humas), Asnawi M. Aras (Wawancara, 19 Juli 2017) Menjelaskan:

”Dalam pelaksanaan klaim BPJS ketenagakerjaan akan membayarkan klaim Jaminan kematian jika syarat prosedur klaim itu lengkap sesuai dengan prosedur klaim yang ada di BPJS Ketanagakerjaan terjadi proses klaim yang gagal terhadap jaminan kematian tidak terbayarkan, kami sebagai Ikatan Kerja Bersama sangat perhatian terhadap kejadian yang di hadapi oleh Alm Nasaruddin, kami dari pihak Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar Raya tidak bisa berbuat apa-apa karena segala kebijakan dan pengambilan keputusan tentang pelaksanaan pembayaran klaim adalah BPJS Ketenagakerjaan dan untuk Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja, peserta sudah mendapatkan haknya sebagaimana yang sesuai dengan aturan BPJS Ketenagakerjaan hanya saja setiap peserta yang ingin mengklaim itu kesulitan karena pengurusan dokumen berbelit- belit”.

Tabel 5

Hak Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar Raya Ke BPJS Ketenagakerjaan

MANFAAT JAMINAN NILAI

JaminanKecelakaan Kerja (JKK) Transport dari tempat kecelakaan

1. Darat Rp. 750.000

2. Laut Rp. 1.000.000

3. Udara Rp. 2.000.000

Sementara Tidak Mampu Bekerja

1. 4bulan x Rp. 1.900.000 (100%) Rp. 7.600.000 2. 4bulan x Rp. 1.425.000 (75%) Rp. 5.700.000 3.4bulan x Rp. 950.000 (50%) Rp. 3.800.000

Prawatan / Pengobatan Rp. 20.000.000

Jaminan Kecelakaan Kerja Meninggal Dunia

. 60%x80xRp.2.000.000,- Rp. 91.200.000

.Biaya Pemakaman Rp. 2.000.000

.Santunan Berkala Sekaligus 24 bulan x Rp. 200.000 Rp. 4.800.000

Jumlah Rp. 98.800.000

Jaminan Kematian bukan karena kecelakaan Rp. 21.000.000

Jumlah Tabungan / bulan Rp. 108.300

Sumber Data : PD. Pasar Makassar Raya 19 Juni 2017 Tabel 6

Kewajiban Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar Raya Untuk Iuran Ke BPJS Ketenagakerjaan Cabang Makassar

Iuran Jaminan Kematian JKM) Rp. 5.700,- Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Rp. 4.560,-

Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) Rp. 108.300,-/ Tabungan Bulan

Total Iuran Rp. 118 560

Sumber Data : PD. Pasar Makassar Raya 19 Juni 2017

Dari data Tabel 5 dan 6 menunjukkan berapa hak setiap peserta dan berapa kewajiban peserta yang harus peserta bayarkan tiap bulannya melalui pembayaran iuran atau premi di Perusahaan Daerah PD. Pasar Makassar Raya.

Menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan merupakan hak seluruh pekerja di Indonesia, dan perusahaan wajib untuk mendaftarkan karyawannya menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan. Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar Raya wajib melindungi Pegawainya dari kecelakaan kerja dan Kematian. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar Raya, yang dimana setiap peserta jaminan menggunakan dasar upah Rp. 1.900.000,- dengan demikian sudah tergambarkan berapa besar hak dan kewajiban yang peserta jaminan peroleh setiap ada yang mengklaim jaminan baik itu kematian maupun kecelakaan kerja.

Menurut Kepala Bagian hubungan masyarakat dan hukum (humas), Asnawi M. Aras (Wawancara, 19 Juli 2017) Menjelaskan:

Hak - Hak Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar Raya ialah sebagai berikut:

1. Setiap Pegawai berhak mendapatkan kartu Peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh pelayanan Jaminan Sosial.

2. Setiap Pegawai berhak atas Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Transport dari tempat kecelakaan kerja

3. Setiap Pegawai berhak memperoleh Manfaat dan informasi tentang prosedur pelayanan Jaminan Sosial.

4. Setiap Pegawai berhak atas jaminan kecelakaan kerja, meninggal dunia.

5. Setiap Pegawai berhak mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitasi kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan.

6. Setiap Pegawai berhak menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tulisan ke Kantor BPJS Ketenagakerjaan.

Kewajiban Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar Raya ialah sebagai berikut:

1. Mendaftarkan setiap Pegawai baik kontrak/Organik (tetap) sebagai Peserta serta membayar iuran yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Melaporkan perubahan Data Peserta.

3. Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang yang tidak berhak.

4. Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan Jaminan Sosial.

Untuk mencapai sebuah hasil yang menjadi harapan dari Peserta Jaminan Sosial maka standar prosedur klaim yang sudah menjadi suatu sarana bagi pihak BPJS Ketenagakerjaan dalam memenuhi hak dan kewajibannya maka Ahli Waris Baso Malino, Fridayanti dalam Wawancara ini 23 Juli 2017 mengatakan:

“untuk jaminan kematian yang pernah diklaim di BPJS Ketenagakerjaan di Tahun 2016 tidak ada kesulitan yang ditemui karena prosedur klaim sudah dilengkapi sesuai dengan prosedur klaim dan dari pihak kantor Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar Raya sangat membantu dalam kelengkapan dokumen-dokumen seperti surat keterangan kerja, formulir pengajuan klaim jaminan kematian sehingga saya tidak perlu lagi pergi ke kantor BPJS Ketenagakerjaan dan pelaksanaan klaim jaminan kematian dibayarkan melalui rekening pribadi saya sesuai dengan apa yang menjadi hak saya sebagai peserta atau ahli waris untuk jaminan kematian”.

Haeriyah Istri dari Alm Nasaruddin (Wawancara, 23 Juni 2017) menjelaskan:

”Tidak terbayarkan klaim jaminan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan karena saya pribadi yang tidak bisa melengkapi prosedur klaim yaitu fotokopi buku nikah, saya hanya melampirkan surat keterangan nikah dari kelurahan dan untuk dokumen-dokumen lain saya sudah melengkapinya hanya saja kekurangan fotokopi buku nikah dan dari pihak BPJS Ketenagakerjaan sudah menyampaikan apabila ada salah satu prosedur klaim yang tidak bisa saya lengkapi hak saya sebagai Ahli Waris dari Alm Nasaruddin tidak bisa saya dapatkan dan surat keterangan nikah dari Kelurahan tidak bisa menjadi pengganti dari Buku Nikah, bukan saya tidak punya buku nikah tapi buku nikah saya hilang dan dari pihak BPJS Ketenagakerjaan memberikan masukkan untuk kelengkapan dokumen buku nikah bisa digantikan surat ketetapan dari Pengadilan Agama hanya saja saya tidak mengerti bagaimana cara pengurusan dokumen dan saya tidak punya waktu dalam pengurusan berkas tersebut”.

Andi Hamrian (Wawancara 23 Juli 2017) mengatakan :

“Saat saya ingin mengajukan klaim dari jaminan kecelakaan kerja saya melaporkan hal ini di kantor saya dan dari pihak kantor saya melanjutkan laporan saya ke BPJS Ketenagakerjaan dan memberikan saran untuk datang langsung ke BPJS Ketenagakerjaan Cabang Makassar dan setelah disana saya diberikan formulir untuk jaminan kecelakaan kerja dan melengkapi semua dokumen-dokumen syarat prosedur klaim untuk formulir laporan kecelakaan tahap 1 (satu) dan tahap 2 (dua) setelah berkas saya lengkap pihak BPJS Ketenagakerjaan langsung memproses data saya dan mengganti segala pengobatan saya kemarin ketika di rawat di rumah sakit karena kebetulan rumah sakit yang saya di rawat pada saat saya mengalami kecelakaan kerja tidak bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan”.

Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan dalam perjanjian, tetapi juga untuk segala

sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan (diwajibkan) oleh kepautan, kebiasaan dan Undang-Undang. Pelaksanaan pembayaran jaminan BPJS Ketenagakerjaan ke Perusahaan Daerah (PD) Pasar Makassar sudah berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku, hanya saja masih ada peserta yang belum mendapatkan haknya sebagai peserta jaminan sosial dalam hal ini jaminan kematian. Setiap peserta atau ahli waris yang ingin mengklaim, jaminan kematian maupun kecelakaan kerja setiap peserta / Ahli Waris wajib melapor ke bagian Humas (hubungan masyarakat dan hukum) Perusahaan Daerah PD. Pasar Makassar Raya, dari laporan peserta/ahli waris bagian humas akan menindak lanjuti dengan melaporkan hal tersebut ke BPJS Ketenagakerjaan setelah laporan BPJS Ketangakerjaan terima dan memberikan formulir jaminan ke kantor PD Pasar Makassar Raya sebagai pelaksanaan pembayaran jaminan baik itu kematian maupun kecelakaan kerja.

Suriyanti istri dari Alm Andi Aksa (Wawancara 23 Juli 2017) Mengatakan:

“Ketika saya ingin mengklaim jaminan kematian untuk Alm suami saya Andi Aksa saya melaporkan hal ini ke tempat suami saya bekerja, dan dari pihak kantor suami saya yang memberikan formulir untuk pengajuan klaim dan memberitahukan syarat-syarat prosedur klaim, setelah saya melihat formulir untuk pengajuan klaim jaminan kematian saya sudah melihat ada 8 (delapan) persyaratan prosedur klaim yang tertera di formulir jaminan kematian tersebut dan sayapun melengkapi semua syarat prosedur klaim tersebut. Setelah

lengkap saya membawah berkas tersebut ke BPJS Keteganakerjaan Cabang Makassar dan berkas saya di terima di bagian pelayanan setelah bagian pelayanan mengecek berkas saya dan mengatakan berkas saya sudah lengkap saya sisa menunggu transferan dari BPJS Ketenagakerjaan ke rekening pribadi saya, tidak cukup dari seminggu hak saya sebagai Ahli Waris sudah saya dapatkan. Tidak ada kendala yang saya temui saat mengajukan proses klaim di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Makassar”.

Skema Prosedur Klaim atas Jaminan Kematian

Sumber Data : BPJS Ketenagakerjaan Cabang Makassar 04 Juli 2017 Tenaga kerja meninggal dunia Setelah dimakamkan,

Pihak keluarga membuat surat keterangan kematian

Bila tenaga kerja tidak Meninggalkan wasiat maka Biaya pemakaman diberikan Ke pengusaha atau pihak lain Untuk dimakamkan

jenazahnya

Janda atau duda, anak. Ayah, atau Ibu, kakek atau nenek, mertua, cucu dari tenaga kerja yang bersangkutan

mengajukan klaim ke BPJS Ketenagakerjaan dengan Melampirkan syarat terkait

Jaminan kematian diserahkan ke Balai Harta Peninggalan

Setelah persyaratan dokumen Telah dilengkapi, BPJS

Ketenagakerjaan membayar Jaminan kematian kepada Pihak yang berkepentingan

Dokumen terkait