• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.5.1 Persiapan Alat dan Bahan

Kertas aluminium, Pengaduk, Labu kerucut, Beker Glass 100 ml, Labu Takar 100 ml, Hemostat, Sonde Mencit, Penahan Rahang, Labu Penampung, Sentrifugasi, Seperangkat alat maserasi, Spuit 5 cc, Tabung EDTA, Neraca analitik, Timbangan Kibble, Air suling, buah rimbang, Etil Alkohol 70%, mencit jantan (Mus musculus), Na.CMC 0,5% b/v, paracetamol.4

3.5.2 Pembuatan Ekstraksi Solanum torvum a. Persiapan Bahan Uji

Tanaman Solanum torvum yang diperoleh kemudian dicuci, dirajang, dan dikeringkan di tempat yang terlindungi dari cahaya matahari, kemudian dimasukkan kedalam botol maserasi berwarna cokelat dan dilakukan pengekstraksian secara maserasi. Kemudian simplisia menggunakan etanol 70%

dengan metode maserasi. Selanjutnya, ekstrak cair diuapkan menggunakan alat penguap destilasi vakum agar ekstrak menjadi kental.4,22

b. Ekstraksi Buah Solanum torvum

Botol yang telah dimasukkan simplisia kemudian ditambahkan pelarut yang akan digunakan, hingga simplisia dapat terendam seluruhnya. Kemudian diamkan dalam 6 hari sembari dikocok beberapa kali dan berulang kali. Sesudah 6 hari, tekan ampas dan saring. Kemudian tambahkan residu yang disaring ke dalam

21

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

filtrat secukupnya, lalu aduk dan taburi. Kemudian masukkan hasil ekstraksi pada botol yang kedap, taruh pada lokasi yang dingin jauh dari sinar matahari, diamkan dalam beberapa hari, lalu saring kembali. Setelah penyaringan, ekstrak didestilasi dan dipekatkan di bawah tekanan rendah untuk mendapatkan ekstrak sederhana yang kental.4,22

3.5.3 Pembuatan Larutan Pembawa (Na CMC 0,5%)

Siapkan cairan Na CMC 0,5% dengan cara memercikkan 500 mg Na CMC lalu tuangkan air suling mendidih dalam mortar selanjutnya ditunggu sampai mengembang. Kemudian hancurkan sampai rata, setelah itu tuangkan ke gelas ukur. Kemudian tuangkan 50 ml aquades.22

3.5.4 Pembuatan Suspensi Paracetamol 150 mg/ml

Dengan menggunakan dosis paracetamol 1500 mg/kgBB yang diperoleh sebelumnya dari konversi dosis paracetamol pada kelinci yaitu 500 mg. Timbang Na CMC 0,5 mg lalu kembangkan dengan air panas 20 kali gerus homogen.

Kemudian tambahkan paracetamol 1500 mg gerus merata. Lalu masukkan ke labu takar dan tuangkan dengan air suling sampai volume 10 ml. Volume pemberian masing masing 0,2 ml/20 gBB mencit.22

3.5.5 Pembuatan Suspensi Hepasil (Sylmarin) 3,5 mg/ml

Menggunakan dosis silymarin 35 mg/kgBB yang diperoleh dari dosis silymarin dari tikus, maka harus dikonversikan terlebih dahulu karena model uji yang akan dipakai adalah mencit dengan faktor konversi 0,14 didapatkan hasil dosis yang telah dikonversi yaitu 35 mg/kgBB. Timbang Na CMC 0,5 mg kembangkan dengan air panas 20 kalinya lalu gerus, tambahkan 35 mg hepasil masukkan ke lesung gerus secara merata tambahkan air secara perlahan lalu gerus secara merata lalu cukupkan 10 ml.22

3.5.6 Pembuatan Suspensi Ekstrak Solanum torvum 3 mg/ml

Ekstrak Solanum torvum ditimbang dengan berat 30 mg, lalu dimasukkan ke dalam lesung setelah itu berikan tambahan berupa Na CMC 0,5% lalu dihaluskan hingga merata, selanjutnya dimasukkan ke gelas ukur, tuangkan dengan aquadest sampai 10 ml. Volume pemberian masing masing 0,2 ml/20gBB.22

22

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

3.5.7 Pembuatan Suspensi Ekstrak Solanum torvum 10 mg/dl

Ekstrak Solanum torvum ditimbang dengan berat 100 mg, lalu dimasukkan ke dalam lesung lalu ditambahkan Na CMC 0,5% lalu dihaluskan secara merata, selanjutnya dimasukkan ke wadah labu ukur, tuangkan dengan aquadest sampai 10 ml. Volume pemberian masing masing 0,2 ml/20gBB.22

3.5.8 Pembuatan Suspensi Ekstrak Solanum torvum 30 mg/dl

Ekstrak Solanum torvum ditimbang dengan berat 300 mg, lalu dimasukkan ke wadah lesung selanjutnya ditambahkan Na CMC 0,5% dan digerus secara merata, selanjutnya dimasukkan ke wadah labu ukur, tuangkan dengan aquadest sampai 10 ml. Volume pemberian masing masing 0,2 ml/20gBB.22

3.5.9 Persiapan hewan coba Aklimatisasi hewan percobaan

Proses percobaan hewan uji membutuhkan sebanyak 30 ekor mencit jantan (Mus musculus) dalam kandang. Setiap kandang berisi satu ekor mencit jantan (Mus musculus). Mencit jantan (Mus musculus) selanjutnya dikelompokkan dalam enam kelompok yang terdiri dari lima mencit jantan (Mus musculus).

Pertama hewan percobaan ditimbang berat badannya satu persatu terlebih dahulu.

Kemudian setiap hewan percobaan dimasukkan ke dalam kandang, setiap kandang diisi dengan satu hewan percobaan. Lalu setiap kandang hewan coba diberi kode/nomor sementara. Setelah itu, hewan coba dikelompokkan dengan cara melakukan metode goncangan, lalu 5 angka yang keluar pertama menjadi kelompok 1 begitu juga selanjutnya. Kemudian setiap kandang diberi kode/nomor permanen sesuai kelompok. Selain itu, hewan coba diaklimatisasi dengan lingkungan laboratorium selama 1 minggu.22

23

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Tabel 3.3 Penomoran Dan Pengelompokan Masing-Masing Mencit Jantan

Kelompok Nomor Perlakuan

Kelompok I (K I)/Kontrol Normal

1-5 Normal (diberikan makan dan minum saja).

Kelompok II (K II)/Kontrol Negatif

6-10 Diinduksi paracetamol dengan dengan dosis tunggal 1500 mg/kgBB.

Kelompok III (K II)/Kontrol Positif

11-15 Diberikan obat Silymarin 35 mg/KgBB lalu diinduksi paracetamol dengan dengan dosis tunggal 1500 mg/kgBB.

Kelompok IV (K III)/Perlakuan 1

16-20 Ekstrak Solanum torvum

dengan dosis 30 mg/kgBB kemudian ditambahkan paracetamol dosis tunggal 1500 mg/kgBB.

Kelompok V (K IV)/Perlakuan 2

21-25 Ekstrak Solanum torvum

dengan dosis 100 mg/kgBB kemudian ditambahkan paracetamol dosis tunggal 1500 mg/kgBB.

Kelompok VI (K V)/Perlakuan 3

26-30 Ekstrak Solanum torvum

dengan dosis 300 mg/kgBB kemudian ditambahkan paracetamol dosis tunggal 1500 mg/kgBB.

24

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

3.5.10 Uji Efek Hepatoprotektif

1. Sebelum perlakuan setiap hewan coba harus dipuasakan selama 18 jam, namun tetap diberikan air minum.

2. Hewan percobaan dibagi secara acak menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri atas 5 ekor mencit jantan.

3. Tiap kelompok wajib diberikan pakan standar dan minum setiap hari sampai hari ke-10.

a. Kelompok I (K I)/Kontrol normal yang diberikan hanya berupa makan dan minum saja pada hari ke 1 sampai hari ke 10.

b. Kelompok II (K II)/kontrol negatif yang diberikan 1500 mg/kgBB paracetamol dosis tunggal 1500 mg/kgBB pada hari ke 8.

c. Kelompok III (K III)/kontrol positif yang diberikan obat Silymarin dengan dosis 35 mg/KgBB pada hari ke 1-7 lalu diberikan paracetamol dosis tunggal 1500 mg/kgBB pada hari ke 8 .

d. Kelompok IV (K IV)/Perlakuan 1 diberikan ekstrak Solanum torvum 30 mg/kgBB/hari, yang diberikan pada hari ke 1-7 lalu diberikan paracetamol dosis tunggal 1500 mg/kgBB pada hari ke 8.

e. Kelompok V (K V)/perlakuan 2 diberikan ekstrak Solanum torvum 100 mg/kgBB/hari, yang diberikan pada hari ke 1-7 lalu diberikan paracetamol dosis tunggal 1500 mg/kgBB pada hari ke 8.

f. Kelompok VI (K VI)/perlakuan 3 diberikan ekstrak Solanum torvum 300 mg/kgBB/hari, yang diberikan pada hari ke 1-7 lalu diberikan paracetamol dosis tunggal 1500 mg/kgBB pada hari ke 8.

25

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

4. Selanjutnya pada hari ke 10 dilakukan pengambilan serum dari tiap masing masing kelompok perlakuan (dosis), yaitu dengan cara mengambil darah melalui teknik pembedahan pada jantung mencit.

Kemudian darah ditampung dengan tabung reaksi.

5. Lalu darah di sentrifuge dengan kecepatan 5000 rpm selama 5 menit.

Setelah itu akan terjadinya pemisahan bagian yang jernih yaitu serum, lalu serum tersebut diambil untuk di tentukan kadar SGOT dan SGPT dengan menggunakan spektrofotometer uv.22

Dokumen terkait