• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.5 Punishment

1. Pengertian Punishment

Punishment merupakan kebalikan dari sistem reward, dimana reward merupakan bentuk motivasi positif sementara punishment adalah bentuk motivasi negatif. Menurut Ivancevich, et.al (2007) “punishment adalah suatu konsekuensi

yang tidak menyenangkan atau tidak diinginkan yang diberikan oleh atasan atas suatu perilaku tertentu yang telah dilakukan”. Hal ini senada dengan penelitian (Siahaan 2013) ”bahwa punishment adalah suatu konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap suatu respon perilaku tertentu dengan tujuan untuk memperlemah perilaku tersebut dan mengurangi frekuensi perilaku yang sama untuk selanjutnya”. Dari kedua pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa punishment dalam konteks perusahaan atau organisasi adalah suatu sistem yang diterapkan oleh atasan untuk mengendalikan perilaku bawahan yang berupa hukuman agar bawahan merasa jera dan tidak melakukan perilaku yang serupa di kemudian hari.

Menurut penelitian Nurmiyati (2011) “punishment akan diberikan karena adanya pelanggaran terhadap aturan yang berlaku. Perusahaan akan memberikan punishment kepada karyawan yang lalai atau melakukan suatu kesalahan yang merugikan perusahaan”. Punishment (hukuman) jika digunakan secara efektif dapat menekanperilaku menyimpang dalam organisasi, dengan kata lain punishment sebaiknya diberikan setelah melalui pertimbangan yang cermat dan objektif dari semua aspek yang relevan dengan situasi yang terjadi. Pertimbangan tersebut meliputi waktu, intensitas, jadwal, klarifikasi, dan impersonalitas (tidak bersifat pribadi).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa punishment merupakan konsekuensi yang tidak menyenangkan yang diberikan oleh perusahaan atas tindakan atau perilaku tertentu untuk meminimalisir tindakan atau perilaku tersebut.

2. Fungsi Punishment

Dalam penelitian Siahaan (2013) meyebutkan tiga fungsi penting dari punishment yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan, antara lain: “a.Membatasi perilaku sehingga akan menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan. b. Bersifat Mendidik. c.

Memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan”.

Di satu sisi apabila pemberian punishment tidak diterapkan dengan bijaksana dan tanpa melakukan pertimbangan sebelumnya, maka adanya punishment ini justru merupakan cara yang kurang efektif dalam menekan perilaku karyawan.

3. Bentuk – bentuk Punishment

Dalam penelitian Eni Nurmiyati (2011) “punishment akan diberikan karena adanya pelanggaran terhadap aturan yang berlaku”. Dalam konteks perusahaan, punishment akan diberikan kepada karyawan yang lalai atau melakukan suatu kesalahan yang merugikan perusahaan. Punishment ini dapat berupa teguran, surat peringatan, scorsing maupun penghentian pekerjaan serta dapat juga berupa pembatalan bonus di bulan terkait.

Dengan kata lain punishment dapat membuat kesempatan bonus maupun promosi dibatalkan. Tujuan punishment ini adalah agar karyawan lebih giat dan berusaha semaksimal mungkin dalam pekerjaannya.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegaran (2013:131) pelaksanaan sanksi/

hukuman terhadap seorang pegawai yang melakukan pelanggaran yaitu dengan memberikan peringatan, harus segera, harus konsisten, dan harus impersonal.

a. Pemberian peringatan , Pegawai yang telah melakukan pelanggaran harus diberikan surat peringatan. Pemberian surat peringatan ini bertujuan agar pegawaitersebut menyadari perbuatannya dan dapat pula sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian pegawai.

b. Pemberian sanksi harus segera , Pegawai yang melakukan pelanggaran harus segera diberikan sanksi oleh organisasi sesuai dengan peraturan yang telah dibuat. Tujuannya adalah agar pelanggar mengetahui sanksi pelanggaran yang berlaku. Apabila organisasi lalai dalam memberikan sanksi ini maka akan memperlemah disiplin yang ada dan dapat memberikan peluang bagi pelanggar untuk mengabaikan peraturan yang ada.

c. Pemberian sanksi harus konsisten , Tujuan dari kekonsistenan pemberian sanksi ini adalah agar pegawai menyadari dan menghargai peraturan- peraturan yang ada di organisasi. Inkonsistensi pemberian sanksi dapat mengakibatkan adanya perasaan diskriminasi, ringannya sanksi dan pengabaian disiplin.

d. Pemberian sanksi harus impersonal , Setiap pelanggaran harus diberikan sanksi sesuai dengan peraturan perusahaan dengan tidak membedakan- bedakan setiap pegawai.

2.2 Kerangka Pikir

1. Pengaruh Reward Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan

Reward merupakan feedback positif yang diberikan organisasi bagi individu yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Individu dalam menentukan reward yaitu bonus telah mempertimbangkan banyak aspek mengenai kontrak kompensasi. Individu akan menerima bonus apabila semua target yang ditetapkan oleh organisasi tercapai dan apabila kinerjanya baik. Meningkatnya bonus yang diberikan pada individu akan menyebabkan peningkatan pada semangat dan motivasi kerja individu untuk bekerja lebih baik.

Christian (2003) mengungkapkan bahwa ada delapan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah Fraud. Pemberian reward termasuk didalam delapan tindakan tersebut. Menurutnya karyawan yang patuh dan ikut dalam memerangi Fraud perlu diberikan reward. Bila perlu perusahaan dapat membantu struktur reward bagi karyawan yang membantu dalam memerangi Fraud. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Xu dan Ziegenfuss (2003) menunjukkan company’s wrongdoing atau bahkan Fraud.

2. Pengaruh Punishment Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan

Punishment merupakan hukuman dalam bentuk uang karena telah melanggar aturan yang telah disepakati. Denda merupakan hukuman bagi individu yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar. Individu akan menerima denda apabila individu tersebut tidak menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar. Kompensasi denda diterapkan guna memberikan motivasi terhadap individu agar bekerja sesuai dengan harapan dan mencapai target yang

telah ditetapkan oleh organisasi. Meningkatnya denda pada sebuah organisasi, maka individu akan menghindari kecurangan ataupun tindakan yang menyimpang dalam pelaporan keuangan. Dengan adanya sistem denda bagi individu, maka akan lebih termotivasi dan menghindari kegagalan dalam kecurangan pelaporan keuangan.

Christian (2003) mengungkapkan bahwa ada delapan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah Fraud. Pemberian punishment termasuk di dalam delapan tindakan tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan Xu dan Ziegenfuss (2003) menunjukkan bahwa perusahaan juga arus memberikan punishment terhadap karyawan yang melakukan Fraud. Pemberian punishment ini harus diberikan saat menemukan Fraud meskipun kerugian akibat Fraud tersebut tidak besar.

Gambar 2.1

Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh Reward dan Punisment terhadap kecurangan pelaporan keuangan berdasarkan persepsi mahasiswa akuntansi

Bagaimana pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi mengenai Reward terhadap kecurangan pelaporan keuangan dan Bagaiamana pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi mengenai

Punisment terhadap kecurangan pelaporan keuangan

Bagaimana pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi mengenai Reward terhadap kecurangan pelaporan keuangan dan Bagaiamana pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi mengenai

Punisment terhadap kecurangan pelaporan keuangan Metode Analisis

Rekomendasi Kesimpulan 1. Analisis Deskriptif

2. Analisis Regresi Linear Berganda Mahasiswa Akuntansi

Universitas Bosowa

2.3 Hipotesis

Berdasarkan penjelasan mengenai kerangka pemikiran , maka hipotesis penelitian yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Diduga Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Reward berpengaruh terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan.

H2 : Diduga Persepsi Mahasiswa Akuntansi mengenai Punishment berpengaruh terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan.

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Bosowa dengan melibatkan Mahasiswa Akuntansi. Penelitan ini dilakukan pada bulan Maret 2019 sampai dengan Mei 2019. Pemilihan Mahasiswa Akuntansi Universitas Bosowa ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi tentang pengaruh reward dan punishment terhadap kecurangan pelaporan keuangan.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Penelitian

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya” Sugiyono (2016: 80). “sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian” Bungin (2013:101) dalam intan (2017).

Jadi, populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi di Univeristas Bosowa.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari elemen-elemen yang dimiliki populasi Bungin (2013) dalam Intan (2017). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah reward dan punishment berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan.

Digunakannya metode eksperimen dikarenakan tingkat validitas internal yang tinggi pada metode ini. Dengan Sampel dari penelitian ini adalah persepsi mahasiswa di Universitas Bosowa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Sampel dari penelitian ini adalah Mahasiswa Akuntasi Universitas Bosowa Angkatan 2015

3.3 Metode Pengumpulan Data

Peneliti dapat menggunakan metode-metode atau teknik tertentu untuk memperoleh data/informasi. Metode pengumpulan data dalam penilitian ini adalah:

1. Metode Kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca berbagai buku yang berhubungan dengan pembahasan yang ada dalam skripsi.

2. Metode Dokumentasi, yaitu pengumpulan data terhadap jurnal pribadi, data server, dokumen website dan lain-lain.

3. Metode Lapangan (Field Reseacrh), yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian.

Metode ini peneliti mampu untuk mengendalikan variabel independen dengan cara memanipulasi serta mampu mengkontrol variabel ekstrane, sehingga hubungan variabel independen dan dependen mampu dijelaskan secara baik.

Pemilihan desain between subjects ditujukan untuk menghindari risiko adanya efek latihan dan efek carryover dalam eksperimen. Hal in dikarenakan dalam desain between subjects tiap partisipan hanya akan mendapatkan satu manipulasi

saja. Dalam penelitian ini setiap partisipan dalam satu kelompok hanya akan mengalami satu kondisi perlakuan saja, dan kemudian dilihat apakah mereka akan melakukan pengungkapan kecurangan pelaporan keuangan atau tidak.

3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data ini berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Penelitian premier membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama, biasanya disebut dengan responden. Data atau infromasi diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode wawancara Hikmawati (2017:18).

3.5 Metode analisis 3.5.1 Analisis Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tana bermakud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Hikmawati (2017:18).

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness Ghozali (2013: 19).

1. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data dilakukan untuk menguji kecukupan dan kelayakan data yang digunakan dalam penelitian. Uji kualitas data dilakukan menggunakan uji validitas dengan Korelasi Pearson dan uji reliabilitas dengan Cronbach Alpha.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali (2013:52). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang di dapat memiliki nilai di bawah 0.05 berarti data yang diperoleh adalah valid.

b. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali (2013:47). Pengujian ini menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan nilai 0.7. Apabila Cronbach Alpha dari suatu variabel > 0.7 maka butir pertanyaan dalam instrumen penelitian tersebut adalah reliabel atau dapat diandalkan, dan sebaliknya jika nilai Cronbach Alpha < 0.7 maka butir pertanyaan tersebut tidak reliabel.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik pada penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas dengan pendekatan keilmuan yaitu statistik.

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adaanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10. “Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir”

Ghozali (2013:105-106).

b. Uji Heteroskedestistitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali (2013:139).

c. Uji Nomalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika data ternyata berdistribusi normal, maka analisis nonparametik dapat digunakan. “Jika data berdistribusi normal, maka analisis parametik termasuk model-model regresi dapat digunakan” Umar (2008:77).

3.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode regresi linear berganda dimaksudkan untuk mengetahui keeratan hubungan yang ada diantara kedua variabel. Metode regresi linear ini juga dapat digunakan untuk peramalan dengan menggunakan data berkala (timeseries).

Berdasarkan hubungan antara variabel pengaruh Reward (X1), pengaruh Punishment (X2), dan kecurangan pelaporan keuangan (Y), maka akan digunakan model analisa regresi linear sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X + e Dimana:

Y = Variabel dependen (Kecurangan Pelaporan Keuangan) a = Konstanta

bi = Koefiensi Regresi (i = 1,2,)

X1= Variabel independen (Pengaruh reward)

X2 = Variabel independen (Pengaruh Punishment) e = Error

Dari perhitungan SPSS 20.0 akan diperoleh keterangan atau hasil tentang koefisien determinasi, Uji F, Uji t untuk menjawab perumusan masalah penelitian.

Berikut ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut diatas, yakni:

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi adalah nol (0) dan satu (1).Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen Ghozali (2013:97).

2. Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:

98). Variabel independen secara individu dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen apabila nilai p value (sig) lebih kecil dari tingkat signifikansi (α). Tingkat signifikansi yang diterapkan dalam penelitian iniadalah α = 5%. Hal ini berarti apabila nilai p value (sig) lebih kecil dari 5%

maka variabel independen secara individu dikatakan memiliki pengaruh yang signifikann terhadap variabel dependen Ghozali (2013: 98).

3.6 Definisi Operasional

3.6.1 Variabel Bebas (Independent Variabel)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel Independent antara lain : 1. Reward (X1)

Dalam penelitian ini terdapat variabel independen yaitu Reward merupakan feedback positif yang diberikan oleh perusahaan atas pencapaian yang telah dilakukan oleh karyawan. Pengukuran variabel ini dengan memberikan skor 1 dan 2, skor 1untuk perlakuan.

2. Punishment (X2)

Dalam penelitian ini terdapat variabel independen yaitu Punishment merupakan feedback negatif yang diberikan oleh perusahaan atas pencapaian yang telah dilakukan oleh karyawan. Konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap suatu respon perilaku frekuensi perilaku yang sama untuk selanjutnya. Pengukuran variabel ini dengan memberikan skor 1 dan 2, skor 1untuk perlakuan (ada).

3.6.2 Variabel Terikat (Dependent) 1. Kecurangan Pelaporan Keuangan (Y)

Variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah Kecurangan Pelaporan Keuangan.Variabel ini merupakan fokus utama dalam penelitian ini, Dengan kata lain, merupakan aspek penting dalam menentukan keberhasilan

dalam penelitian ini. Kecurangan pelaporan keuangan adalah kesengajaan atau kelalaian dalam pelaporan laporan keuangan yang disajikan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Dalam penelitian eksperimen ini untuk mengetahui tingkat kecurangan dalam pelaporan keuangan maka peneliti memberikan kasus. Setiap responden yang berbeda-beda akan mengerjakan tugas yang sama, sehingga terdapat 2 kelompok kompensasi yang berbeda yaitu Reward dan Punishment. Masing-masing responden mengerjakan satu tugas saja dengan kompensasi yang dipilih secara random.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Data

4.1.1 Gambaran Umum Penelitian

Universitas Bosowa adalah transformasi dari Universitas “45” Makassar.

Bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI, Founder dari Bosowa Corporation, H M Aksa Mahmud resmi mengambil alih pengelolaan Universitas

‟45 setelah menandatangani dokumen penyerahan pengelolaan universitas di Kampus Universitas ‟45, Jl Urip Sumoharjo, Sabtu (17/8/2013).

Sebelumnya, pengelolaan Universitas ‟45 dikelola oleh Yayasan Andi Sose. Sosok Andi Sose merupakan pejuang Sulsel dan veteran Kemerdekan RI yang berkomitmen melanjutkan semangat perjuangan 45 dengan mendirikan Universitas ‟45.

Bagi Aksa Mahmud, ini adalah momen penting dan berbahagia. Sebab bersamaan dengan peringatan HUT- ke-68 Kemerdekaan Republik ini, yang seusia dengan saya.”Ini adalah pengalihan generasi. Angkatan 45 ke Angkatan 66,” Katanya. Pertama kali berdiri tanggal 9 Desember 1985 berdasarkan Akta Notaris Sitske Limoa, SH. Nomor 45, dan secara resmi menerima mahasiswa baru pada Tahun Akademik1986/1987 setelah mendapat Izin Operasional dari Kopertis Wilayah IX Sulawesi dengan SK No. 595 Tanggal 13 Juni 1986.

Berdasarkan surat Direktur Jenderal. Pendidikan Tinggi No.

143/DIKTI/Kep/1996, Fakultas/Jurusan pada Universitas “45” memperoleh Status Disamakan. Pada tahun 1998 – 2000 Universitas “45” memperoleh Status

Terakreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Depdiknas untuk semua fakultas/jurusan pada Universitas “45”. Sesuai SK Dirjen Dikti No. 34/Dikti/Kep/2002 tentang Hasil Evaluasi Diri Elektronik (Self Evaluation) laporan penyelenggaraan program studi per semester, maka Universitas “45” memperoleh Perpanjangan Izin Penyelenggaraan, dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas melalui SK Dirjen Dikti No. 0733- 1805/D/T/2004 untuk 21 Program Studi dari 6 Fakultas dan Program Diploma yang dibina oleh Universitas “45” Makassar.

Pada tanggal 29 Mei 2005 sampai dengan 15 Nopember 2005 telah dilaksanakan Visitasi untuk 21 Program Studi yang dibina Universitas “45” oleh Tim Asesor Badan AKreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Depdiknas, untuk memperoleh Perpanjangan Akreditasi Program Studi yang ada pada Universitas “45” Makassar. Universitas “45”hingga saat ini selama 21 tahun (1985 – 2007) membina 30 Program Studi yang ada pada 10 Fakultas, Program Diploma (D1/D3) dan Program Pasca Sarjana (S2) sebagai berikut :

a. Fakultas Ekonomi dan Bisnis : Program Studi Ilmu Ekonomi; Manajemen;

dan Akuntansi.

b. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik : Program Studi Ilmu Administrasi Negara; Sosiologi; dan Hubungan Internasional (HI).

c. Fakultas Pertanian : Program Studi Budidaya Pertanian (Agribisnis);

Teknologi Pangan; Sosial Ekonomi; Budidaya Perikanan (Aquakultur);

dan Produksi Ternak.

d. Fakultas Teknik : Program Studi Sipil; Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi); Arsitektur; dan Teknik Industri.

e. Fakultas Sastra : Program Studi Sastra Inggris.

f. Fakultas Hukum : Program Studi Ilmu-ilmu Hukum.

g. Fakultas Psikologi : Program Studi Psikologi.

h. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia; Pendidikan Bahasa Inggris; dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

i. Program Diploma : Perhotelan (D3/D1) dan Manajemen Informatika (D3).

j. Program Pasca Sarjana (S2) : Program Studi Manajemen, Ilmu Hukum, Administrasi Negara; Perencanaan Wilayah dan Kota; dan Budidaya Perairan.

Seiring perkembangan tersebut, Universitas 45 yang saat ini telah menjadi Universitas Bosowa, sejak 2016 lalu juga telah mendapat izin secara resmi untuk membuka Fakultas Kedokteran. Untuk mengembangkan FK Unibos, ini juga dilakukan dengan menggait FK Universitas Airlangga sebagai mitra kerjasama untuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Pada awal tahun 2017, Universitas Bosowa pun dipercaya untuk kembali mengelola 5 Program Studi baru. Diantaranya, S1 Pendidikan Matematika, S1 Pendidikan Fisika, S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, S2 Pendidikan Bahasa Inggris dan S2 Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar. Pada awal tahun 2018, Universitas Bosowa kembali menunjukan perkembangan dan kembali dipercaya

membuka 4 Program Studi baru. Termasuk, S1 Teknik Pertambangan, S1 Teknik Lingkungan, S1 Teknik Geologi, dan S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

1. Visi Dan Misi

Adapun Visi dan Misi yang diterapkan oleh Universitas Bosowa adalah sebagai berikut :

a. Visi

”Menjadi Universitas unggul yang melahirkan tokoh nasional berjiwa entrepreneur, berbasis IT dan berwawasan global.”

b. Misi

1. Menyelenggarakan program Tri Dharma Perguruan Tinggi berbasis Informasi Teknologi (IT).

2. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS), yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

3. Melaksanakan kerjasama dengan instansi pemerintah dan dunia usaha baik dalam negeri maupun luar negeri untuk mengembangkan mutu sumber daya manusia (SDM) yang smart, religius, berjiwa entrepreneur dan berwawasan global.

2. Tujuan

Diarahkan untuk melahirkan lulusan-lulusan Universitas Bosowa adalah sebagai berikut:

a. Menghasilkan tokoh nasional yang smart, religius, berjiwa entrepreneur, dan berdaya saing global.

b. Menghasilkan alumni yang siap kerja dan siap pakai yang menguasai IT, kompetitif dengan SDM global.

c. Menghasilkan ilmuwan yang mampu mengembangkan dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS).

d. Menjadi mitra berbagai instansi pemerintah dan dunia usaha, baik dalam maupun luar negeri untuk mengatasi berbagai masalah kemanusiaan.

4.1.2 Karakteristik Responden

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden, yaitu mahasiswa angkatan 2015 fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi pada Universitas Bosowa di Kota Makassar.

Kuesioner yang disebarkan kepada responden sebanyak 48 ekslembar dan kuesioner yang kembali sebanyak 37 ekslembar. Sehingga tingkat pengembalian sebanyak 77%.

Tabel 4.1 Pengembalian Kuesioner oleh responden Mahasiswa Akuntansi di Universitas Bosowa

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner yang disebar 48 100%

Kuesioner yang tidak kembali 11 23%

Kuesioner yang digunakan 37 77%

Sumber: Data yang diolah, (2019)

Responden dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin dan umur. Data karakteristik responden selengkapnya dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini:

Dokumen terkait