• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rangkuman dan Tugas 1. Rangkuman

a) Sistematika filsafat secara garis besar ada tiga pembahasan pokok atau bagian, yaitu;

Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.

b) Ontologi adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu ada manusia, ada alam, dan ada kausa prima dalam suatu hubungan yang menyeluruh, teratur, dan tertib dalam keharmonisan.

c) Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan kuantitatif, realitas tampil dalam kuantitas atau jumlah, telaahnya akan menjadi kualitatif, realitas dan menjadi aliran-aliran materialisme, idealisme, naturalisme, atau hylomorphisme.

d) Dalam pemahaman ontologi dapat dikemukakan dengan pandangan pokok pikiran sebagai berikut: Menoisme, Dualisme, Pluralisme, Nihilisme, Agnosticisme.

e) Epstemologi adalah suatu cabang dari filsafat yang hendak membuat refleksi kritis terhadap dasar-dasar dari pengetahuan manusia. Oleh karena itu, epistemologi sering juga disebut sebagai teori pengetahuan

f) Islam meyakini bahwa sumber utama dari segala ilmu dan pengetahuan manusia dalam tak lain adalah wahyu Ilahi. Semua yang terkandung dalam wahyu adalah benar adanya.

g) Pengetahuan dibagi kedalam tiga jenis, pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, dan pengetahuan filsafati.

h) Pengetahuan yang diperoleh oleh menusia melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, diantaranya adalah sebagai berikut : Metode Induktif, Metode Deduktif, Metode positivisme, Metode Kontemflatif, dan Metode Diaklektis.

i) Istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios yang berarti nilai, dan logos yang berarti ilmu atau teori. Jadi, aksiologi adalah ‘teori tentang nilai’. Nilai yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dimilki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang diniliai teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu kepada etika dan estetika.

j) Berkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu agama, tak dapat dibantah lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluruh umat manusia, dengan ilmu sesorang dapat mengubah wajah dunia.

2. Tugas

a) Menurut saudara apayang dimaksud dengan ontologi ? b) Objek apa saja yang dikemukakan oleh para ahli ? Jelaskan !

c) Adapun dalam pemahaman atau aliran ontologi dapat dikemukakan dengan beberapa pandangan pokok pikiran. Sebutkan dan jelaskan ?

d) Implikasi pandangan ontology setelah mempelajari ontology adalah kita sebagai manusia mengenai pengetahuan alam melelui pengalamannya masing-masing dan dapat memperkaya pengalaman dalam aktifitas kehidupan. Manfaat apa saja yang diperoleh ? sebutkan !

e) Dalam kajian sistematika filsafat terdapat beberapa pokok pembahasan diantaranya epistimologi, ontologi, dan aksiologi. Jelaskan secara singkat mengenai hal tersebut !

f) Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan. Metode apa saja yang diterapkan ?

g) Manfaat apa saja yang diperoleh setelah mempelajari epistimologi ? h) Berasal dari bahasa apakah kata aksiologi ? jelaskan !

i) Cabang lain dari aksiologi, yakni estetika. Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan.keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat unsure-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh. Maksud dari keindahan tersebut adalah ?

j) Nilai kegunaan ilmu, untuk mengetahui filsafat ilmu atau untuk apa filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya denganmelihat filsafat, yaitu sebagai tiga hal diantaranya apa saja dan jelaskan !

BAB II

FILSAFAT YUNANI KUNO A. Pendahuluan

1. Asal Mula Filsafat Yunani Kuno

Periode filsafat Yunani merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban manusia.Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam.Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos (dongeng-dongeng).

Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yangmenentang adanya mitos.Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang, misteri alam semesta ini, jawabannya dapat diterima akal (rasional).Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir , ini kemudian banyak orangmencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia,(Najib, 2011).

2. Orientasi Pemikiran Filsafat Yunani Kuno

PeriodeYunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam (cosmosentris). Dikatakan demikian, karena periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, di mana arah perhatian pemikirannya kepada apa yang di amati di sekitarnya. Mereka membuat pernyataan- pernyataan tentang gejala alam yang bersifat filsafati(berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.

Filsafat Yunani Kuno cukup mempengaruhi peradaban barat.Karya seni, desain, dan karya sastra yang Yulgarer sehingga filsafat yang tinggi, yang dihasilkan bangsa barat, memperhatikan adanya pengaruh yang adikuat dari bangsa Yunani. Filsafat dianggap lahir begitu saja di Yunani disebabkan kecerdasan alami bangsa Yunani yang sangat tinggi, tanpa campur tangan perabadan lain yang jauh lebih tua, misalnya Mesopotamia dan Mesir, dua perabadan dengan rentang waktu jauh lebih panjang dan berusia sangat tua, yang terletak sangat dekat dengan Yunani (hanya dibatasi oleh laut Tengah atau Mediterania).

Filsafat Yunani Kuno memberikan sumbangan perabadan terbesar dalam hal pemikiran rasional dan penelitian ilmiah bagi perabadan-perabadan lain yang “kurang” maju.Pandangan- pandangan semacam inilah yang sangat mempengaruhi dunia keilmuan sajak dulu hingga saat ini.

George Sarton menegaskan bahwa “keajaiban” Yunani dalam bidang sains sebenarnya telah

didahului oleh ribuan tahun pencapaian sains di Mesir dan Mesopotamia, maka pandangan bahwa sains bermula dari Yunani adalah pemalsuan hakikat sejati yang merupakan sikap “kekanak- kanakan”.

Sarton menyatakan bahwa sains Yunani sebenarnya lebih merupakan suatu pemulihan daripada penciptaan. Lebih jauh, melalui pengamatan akan kaidah sejarah perabadan dunia secara menyeluruh, dapat kita ambil suatu pelajaran bahwa kemunculan-kemunculan filsafat dan sains di dalam setiap peradaban hanya dapat terjadi melalui suatu kesinambungan intelektual (intellectual continuity) dalam rentang masa yang panjang. Namun, sejarah mencatat bahwa zaman sebelum Thales adalah the Dark Ages of the Greeks(zaman kegelapan Yunani) yang dipenuhi berbagai bencana alam dan penjajahan. Hal ini berkebalikan dengan iklim keilmuan yang berkembang dalam perabadan Mesir dan Mesopotamia selama berabad-abad yang membuktikan adanya benang merah tradisi amaliah yang memungkinkan mereka merenungi pencapaian alamiah mereka demi men-tajrid-kan prinsip-prinsip umum sebagai asas disiplin akliah seperti geometri, ilmu hisab, ilmu falak dan pengobatan, (Abidin, 2011).

Orang Yunani Kuno yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng- dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos (dongeng-dongeng).

Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos.Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang misteri alam semesta ini, jawabannya dapat diterima akal (rasional).Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikiran dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi.Dari sinilah peradaban Yunani mengalami titik balik peradaban yang cukup menakjubkan.Sebab di zaman ini orang-oranag mulai berpikir dan berdiskusi tentang keadaan alam, dunia, dan lingkungan sekitar dengan tidak lagi menggantungkan diri pada mitos atau dongeng-dongeng dan kepercayaan.

Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir ini, kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni. Hemat kata, fungsi logos (akal, rasio) telah menggantikan peran mitos, (Hatta, 1986).

Peristiwa munculnya filsafat di Yunani kuno terbilang sebagai peristiwa unik dan ajaib (The Greek Miracle).Hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor yang mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di Yunani Kuno. Dalam hal ini, Bertens (1975) menyebutkan ada tiga faktor yang mempengaruhi lahirnya filsafat di Yunani, yaitu:

a. Mitos bangsa Yunani. Layaknya bangsa-bangsa besar lainnya, Yunani juga memiliki banyak mitologi. Mitologi tersebut dapat dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat.

Pasalnya, mite-mite sudah menjadi awal dari upaya orang untuk mengerti atau mengetahui (processing to know). Lebih dari itu, mite-mite juga juga sudah memberi jawaban atas pertanyaan yang hidup dalam hati manusia: Dari mana dunia kita? Dari mana kejadian alam?.

Melalui mite-mite ini, manusia mencari keterangan tentang asal-usul alam semesta dan kejadian yang berlangsung di dalamnya. Bangsa Yunani Kuno dikenal selalu mengadakan berbagai usaha untuk menyusun mite-mite yang diceritakan oleh rakyat menjadi suatu keseluruhan yang sistematis. Dalam usaha itu, maka tampaklah sifat rasional bangsa Yunani.

b. Kesusastraan Yunani. Dua karya puisi Homerus yang berjudul Iliyas dan Odyssea mempunyai kedudukan istimewa dalam kesusastraan Yunani. Syair-syair dalam karya tersebut sudah lama digunakan sebagai semacam buku pendidikan untuk rakyat Yunani. Puisi Homerus ini pun sangat digemari rakyat untuk mengisi waktu luang dan serentak juga memiliki nilai edukatif.

c. Pengaruh Ilmu Pengetahuan. Orang Yunani Kuno tentu berutang budi kepada bangsa lain dalam menerima beberapa unsur ilmu pengetahuan. Seperti ilmu ukur dan ilmu hitung sebagian berasal dari Mesir. Pengaruh Babilonia dalam perkembangan ilmu astronomi di negeri Yunani. Namun, andil dari bangsa lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan Yunani tidak boleh dilebih-lebihkan. Orang Yunani Kuno telah mengolah unsur-unsur tadi dengan cara yang tidak pernah disangka-sangka oleh bangsa Mesir dan Babilonia. Berkat kemampuan dan kecakapannya unsur ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.

B. Filosof Yunani Kuno