• Tidak ada hasil yang ditemukan

Realisasi Pengeluaran Pemerintah di Kota Makassar

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

G. Realisasi Pengeluaran Pemerintah di Kota Makassar

menjadi sebesar 397 063 jiwa. Demikian juga tamatan perguruan tinggi mengalami penurunan menjadi 179 501 jiwa dan 171 278 jiwa pada tahun 2012 dan 2013. Pada tahun 2012 dan 2013 total tamatan SLTA dan perguruan tinggi masing-masing sebesar 559 119 jiwa dan 568 341 jiwa.

Berdasarkan pada tabel 4.5, terlihat bahwa setiap tahun pengeluaran pemerintah mengalami peningkatan. Di tahun 2004 jumlah pengeluaran pemerintah sebesar Rp. 560.513.319. Pada tahun 2005 pengeluaran pemerintah meningkat menjadi Rp. 608.909.469. Kemudian meningkat lagi di tahun 2006 dan 2007 masing-masing dengan nilai sebesar RP. 829.478.742 dan Rp.

1.016.955.301. Di tahun 2008 bertambah sebesar Rp. 1.225.677.157. Tahun 2009 meningkat lagi sebesar Rp. 1.325.111.876 . Kemudian tahun 2010, terjadi lagi peningkatan sebesar Rp. 1.534.709.976. Demikian juga pada tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan masing-masing sebesar Rp. 1.589.355.783 dan Rp.

2.213.547.065. Selanjutnya ditahun 2013, menurun menjadi sebesar Rp. 2.

091.629.062.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Data Penelitian

Dari data yang diperoleh mengenai pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Data penelitian

Tahun Y X1 X2 X3

2004 9 785 333 89 404 546 450 428 560 513 319

2005 10 492 540 67 389 155 457 635 608 909 469

2006 11 341 848 21 434 924 457 193 829 478 742

2007 12 261 538 92 431 981 469 327 1 016 955 301 2008 13 561 827 18 498 653 475 650 1 225 077 157 2009 14 798 187 68 470 909 497 400 1 325 111 876 2010 16 252 451 43 506 992 586703 1 534 709 976 2011 17 820 697 97 541 668 586703 1 589 355 783 2012 19 582 060 39 514 556 559 119 2 213 547 065 2013 21 327 227 88 527 765 568 341 2 091 629 062 Sumber : Data diolah dari BPS Kota Makassar berbagai tahun terbitan

46

Keterangan :

Y = Pertumbuhan Ekonomi (PDRB Juta Rupiah) X1 = Jumlah Tenaga Kerja ( Satuan Orang)

X2 = Tingkat Pendidikan ( Tamatan SLTA & Perguruan Tinggi ) X3 = Total Pengeluaran Pemerintah ( Juta Rupiah )

Tabel 5.2

Hasil Log Dari Data Penelitian

Tahun Y X1 X2 X3

2004 8,99 5,61 5.65 8,74

2005 9,02 5,59 5.66 8,78

2006 9,05 5,63 5.66 8,91

2007 9,09 5,64 5.67 9,01

2008 9,13 5,69 5.67 9,09

2009 9,16 5,67 5.68 9,12

2010 9,21 5,70 5.76 9,18

2011 9,25 5,73 5.76 9,20

2012 9,29 5,71 5.74 9,34

2013 9,32 5,72 5.75 9,32

Sumber : Hasil olahan dengan Ms excel

Dalam penelitian ini data diubah dalam bentuk log karena data penelitian memiliki tingkat perbedaan yang tinggi.

2. Koefisien Determinasi (R2)

Besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar pada tahun 2004-2013 secara bersama-sama dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi R square atau R2. Hasil analisis besarnya koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut:

Tabel 5.3 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .990a .979 .969 .02031 1.609

Sumber : Hasil Analisis Dengan SPSS 16,0

Besarnya R2 berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.3 dengan menggunakan SPSS 16.0 diperoleh sebesar 0,979. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel tenaga kerja, tingkat pendidikan, dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar secara bersama-sama sebesar 97,9%. Sedangkan sisanya sebesar 2,1% dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Analisis Regresi

Analisis ini digunakan untuk menghitung arah dan besarnya pengaruh variabel independent (tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah) terhadap variabel dependent ( pertumbuhan ekonomi Kota Makassar).

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan statistical product and service solution (SPSS) 16.0 maka diperoleh :

Tabel 5.4

Rangkuman Hasil Analisis Variabel

Variabel Koefisien Sig Beta Colinearity statistics

Tolerance VIF

X1 0,105 0,823 0,045 0,095 10,479

X2 0,734 0,048 0,295 0,245 4,085

X3 0,426 0,004 0,772 0,114 8,734

Konstanta = 1,698 F(sig) = 0,000

R = 0,990 , R Square = 0,979 Durbin Waston = 1,609

F tabel = 4,757 , T tabel = 2,446 Sumber : Hasil Olahan SPSS 16.0

Berdasarkan pada tabel 5.4 hasil rangkuman analisis, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 1,698 + 0,105X1 + 0,734X2 + 0,426X3 Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Konstanta sebesar 1,698 artinya jika jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah nilainya berada pada titik 0, maka nilai pertumbuhan ekonomi akan berada pada level 1,698.

b) Koefisien regresi variabel jumlah tenaga kerja (X1) yaitu sebesar 0,105 artinya bahwa setiap peningkatan jumlah tenaga kerja sebesar satu satuan, maka akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Kota Makassar meningkat sebesar 0,105 satuan, ceteris paribus.

c) Koefisien regresi variabel tingkat pendidikan (X2) yaitu sebesar 0,734 artinya bahwa setiap peningkatan tingkat pendididkan sebesar 1 satuan, maka akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Kota Makassar meningkat sebesar 0,734 satuan, ceteris paribus.

d) Koefisien regresi variabel pengeluaran pemerintah (X3) yaitu sebesar 0,426 artinya bahwa setiap peningkatan pengeluaran pemerintah sebesar 1 satuan, maka akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Kota Makassar meningkat sebesar 0,426 satuan, ceteris paribus.

4. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent yaitu jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent yaitu pertumbuhan ekonomi. Table 5.5 menunjukkan hasil analisis regresi secara simultan sebagai berikut:

Tabel 5.5 ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .116 3 .039 93.880 .000a

Residual .002 6 .000

Total .119 9

Sumber : Hasil Analisis Dengan SPSS 16.0

Untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel bebas atau tidak, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Ho : Secara simultan jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Ha : Secara simultan jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

α

= 5%.

Signifikan 5% atau 0,05 merupakan ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian. Berdasarkan tabel 5.5 anova F-hitung diperoleh sebesar 93,880. F-tabel dapat ditentukan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%,

α

= 5%, df 1 (jumlah variabel) = 3 dan df 2 (n-k-1) atau 10-3-1 = 6 (n adalah jumlah kasus, dan k adalah jumlah variabel independent), hasil F-tabel dapat dihitung pada Ms Excel dengan cara ketik =finv(0,05;3;6) pada cell kosong lalu enter. Hasil F-tabel yang diperoleh adalah sebesar 4,757. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Ho diterima bila F-hitung > F-tabel Ho ditolak bila F-hitung < F-tabel

Nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel masing-masing dengan nilai sebesar 93,880 > 4,757 maka Ho diterima, artinya secara simultan jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar.

5. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independent yaitu jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent yaitu pertumbuhan ekonomi (Y). Tabel 5.6 menunjukkan hasil analisis koefisien regresi secara parsial sebagai berikut :

Tabel 5.6 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.698 1.594 1.065 .328

X1 .105 .449 .045 .234 .823

X2 .734 .298 .295 2.476 .048

X3 .426 .096 .772 4.331 .004

Sumber : Hasil Analisis Dengan SPSS 16.0

a) Uji Koefisien Regresi Variabel Jumlah Tenaga Kerja (X1) Dengan menentukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara jumlah tenaga kerja (X1) dengan pertumbuhan ekonomi (Y).

Ha : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara jumlah tenaga kerja (X1) dengan pertumbuhan ekonomi (Y).

Tingkat signifikan yang digunakan adalah

α

= 5% (0,05). Berdasarkan pada tabel 5.6 koefisien diperoleh t-hitung sebesar 0,234 dan t-tabel dapat dicari pada

α =

5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 10-3-1 = 6 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent).

Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel sebesar 2,446 dapat dicari dengan cara ketik =tinv(0,05;6) pada cell kosong lalu enter. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Ho diterima jika t hitung > t tabel Ho ditolak jika t hitung < t tabel

Nilai t hitung < t tabel ( 0,234 < 2,446 ) maka Ho ditolak , artinya secara parsial jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar.

b) Uji Koefisien Regresi Variabel Tingkat Pendidikan (X2) Dengan menentukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Secara parsial Ada pengaruh signifikan antara tingkat pendidikan (X2) dengan pertumbuhan ekonomi (Y).

Ha : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara tingkat pendidikan (X2) dengan pertumbuhan ekonomi (Y).

Tingkat signifikan yang digunakan adalah

α

= 5% (0,05). Berdasarkan pada tabel 5.6 koefisien diperoleh t-hitung sebesar 2,476 dan t-tabel dapat dicari pada

α =

5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 10-3-1 = 6 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent).

Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel

sebesar 2,446 dapat dicari dengan cara ketik =tinv(0,05;6) pada cell kosong lalu enter. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Ho diterima jika t hitung > t tabel Ho ditolak jika t hitung < t tabel

Oleh karena nilai t hitung > t tabel (2,476 > 2,446) maka Ho diterima, artinya secara parsial tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar.

c) Uji Koefisien Regresi Variabel Pengeluaran Pemerintah (X3) Dengan menentukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara pengeluaran pemerintah (X3) dengan pertumbuhan ekonomi (Y).

Ha : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara pengeluaran pemerintah (X3) dengan pertumbuhan ekonomi (Y).

Tingkat signifikan yang digunakan adalah

α

= 5% (0,05). Berdasarkan pada tabel 5.6 koefisien diperoleh t-hitung sebesar 4,431 dan t-tabel dapat dicari pada

α =

5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 10-3-1 = 6 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independent).

Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t-tabel sebesar 2,446 dapat dicari dengan cara ketik =tinv(0,05;6) pada cell kosong lalu enter. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Ho diterima jika t hitung > t tabel Ho ditolak jika t hitung < t tabel

Oleh karena nilai t hitung > t tabel ( 4,431 > 2,446) maka Ho diterima, artinya secara parsial pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar.

Faktor yang berpengaruh dominan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar selama periode 2004-2013 adalah tingkat pendidikan karena nilai koefisien regresinya lebih besar yaitu 0,734 dibandingkan dengan nilai koefisien regresi variabel independent lainnya.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar selama periode 2004 hingga 2013 nilai t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu 0,234 < 2,446 dengan nilai probabilitas 0,823 di atas 0,05 atau 5% artinya variabel tenaga kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar.

Pengaruh tenaga kerja yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar, hal ini bisa disebabkan oleh kualitas dari tenaga kerja yang dimiliki, walaupun tenaga kerja berlimpah tidak memungkinkan akan berdampak pada berkurangnya kualitas dan kuantitas barang dan jasa yang nantinya akan dihasilkan jika tenaga kerja yang digunakan tidak memadai. Tenaga kerja tidak saja penting dari segi kuantitas tetapi juga penting dari segi kualitasnya.

Berdasarkan hasil analisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar selama periode 2004 hingga 2013 menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari nilai t table yaitu 2,476 > 2,446 dengan nilai probabilitas 0,048 di bawah 0,05 atau 5% artinya variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota makassar. Tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar sesuai dengan indikasi yang dikemukakan bahwa pendidikan merupakan investasi yang sangat berguna bagi pertumbuhan ekonomi. Dimana pendidikan tidak saja bermanfaat bagi perorangan tetapi juga komunitas bisnis dan masyarakat umum. Individu yang memperoleh pendidikan tinggi cenderung memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak berpendidikan tinggi.

Peningkatan dalam taraf pendidikan memberi manfaat yang boleh mempercepat pertumbuhan ekonomi yaitu manajemen perusahaan-perusahaan modern yang dikembangkan semakin efisien, penggunaan teknologi modern dalam kegiatan ekonomi dapat dikembangkan, pendidikan yang lebih tinggi meningkatkan daya pemikiran masyarakat dan berbagai bakat, tenaga ahli dan tenaga terampil yang diperlukan dalam berbagai kegiatan ekonomi dapat disediakan.

Menurut Mill pembangunan ekonomi sangat tergantung pada dua jenis perbaikan, yaitu perbaikan dalam tingkat pengetahuan masyarakat dan perbaikan yang berupa usaha-usaha untuk menghapus penghambat pembangunan seperti adat istiadat, kepercayaan dan berfikir tradisional. Perbaikan dalam pendidikan,

kemajuan dalam ilmu pengetahuan, perluasan spesialisasi dan perbaikan dalam organisasi produksi merupakan faktor yang penting untuk memperbaiki mutu dan efisiensi yang akhirnya menciptakan pembangunan ekonomi. Pendidikan melaksanakan dua fungsi yaitu mempertinggi pengetahuan teknik masyarakat dan mempertinggi ilmu pengetahuan umum. Pendidikan dapat menciptakan pandangan-pandangan dan kebiasaan-kebiasaan modern dan besarnya peran untuk menentukan kemajuan ekonomi masyarakat.

Berdasarkan hasil analisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar selama periode 2004 hingga 2013 menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t table yaitu 4,431 > 2,446 dengan nilai probabilitas 0,004 di bawah 0,05 atau 5% yang artinya variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar. Hal ini sesuai dengan indikasi yang dikemukakan yaitu pengeluaran pemerintah adalah bagian dari kebijakan fiskal yakni suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah tiap tahun yang tercermin dalam APBN untuk nasional dan APBD untuk regional/daerah. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah untuk menstabilkan harga, tingkat output maupun kesempatan kerja dan memacu pertumbuhan ekonomi ( Sukirno, 2011).

Sebagai Negara berkembang dimana peranan pemerintah dalam perekonomian praktis dapat mempengaruhi aktivitas perekonomian pada umumnya, bukan saja karena pengeluaran ini dapat menciptakan berbagai prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembangunan tetapi juga merupakan salah satu komponen dari permintaan agregat yang kenaikannya akan mendorong produksi domestik. Pada dasarnya setiap pengeluaran pemerintah dilakukan atas landasan prinsip optimalisasi pemanfaatan dana untuk mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan seperti peningkatan pelayanan masyarakat, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pembangunan serta terpeliharanya berbagai asset Negara dan hasil-hasil pembangunan.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang pengaruh jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis F hitung lebih besar daripada F tabel ( 93,880 >

4,757 ) dengan taraf signifikansi 0,05.

2. Variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar adalah tingkat pendidikan karena nilai koefisien regresinya lebih besar yaitu 0,734 dibandingkan dengan nilai koefisien regresi variabel independent lainnya.

59

B. Saran

Adapun saran yang akan diajukan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini memperlihatkan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu pemerintah harus menyikapi dengan serius dan berhati-hati khususnya dalam penetapan strategi pengalokasian dan pendistribusian pengeluaran pemerintah sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi terus meningkat dan berdampak pada perluasan kesempatan kerja di Kota Makassar.

2. Peningkatan kualitas tenaga kerja dapat dilakukan melalui pendidikan formal maupun non formal, dan dapat saja diselenggarakan oleh pemerintah maupun pihak swasta.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Makassar, Berbagai Tahun Terbitan: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.

. Indeks Pembangunan Manusia Kota Makassar, Berbagai Tahun Terbitan: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.

. Makassar Dalam Angka, Berbagai Tahun Terbitan: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.

. Produk Domestik Regional Bruto Kota Makassar, Berbagai Tahun Terbitan: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.

. Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota, Berbagai Tahun Terbitan: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan.

. Statistik Daerah Kota Makassar, Berbagai Tahun Terbitan:

Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan.

Arsyad, Lincolin. 2015. Ekonomi pembangunan. Edisi kelima: UPP STIE YKPN Yogyakarta

Dumairy, 2006. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Kuncoro, Mudrajat. 2003. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah Dan Kebijakan: UUP AMP YKPN Yogyakarta.

Mankiw, N.Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi.Ed.5, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mangkoesbroto, gurithno. 2002. Ekonomi publik. Yogyakarta: BPFE.

Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R& D. Bandung: CV.

Alvabeta.

Sukirno, sadono. 2000. Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga Keynesian Baru: Raja Grafinda Pustaka.

. 2011. Teori pengantar makroekonomi. Edisi ketiga : Penerbit P.T. Raja Grafindo Persada.

Todaro, Micheal dan Stephen Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, edisi ke 8, Jakarta: Erlangga.

61

2004 9 785 333 89 404 546 450 428 560 513 319

2005 10 492 540 67 389 155 457 635 608 909 469

2006 11 341 848 21 434 924 457 193 829 478 742

2007 12 261 538 92 431 981 469 327 1 016 955 301

2008 13 561 827 18 498 653 475 650 1 225 077 157

2009 14 798 187 68 470 909 497 400 1 325 111 876

2010 16 252 060 39 506 992 586 703 1 534 709 976

2011 17 820 697 97 541 668 586 703 1 589 355 785

2012 19 582 060 39 514 556 559 119 2 213 547 065

2013 21 327 227 88 527 765 568 341 2 091 629 062

Hasil Log Data Penelitian

Tahun

Pertumbuhan Ekonomi

(Y)

Jumlah Tenaga Kerja

(X1)

Tingkat Pendidikan

(X2)

Pengeluaran Pemerintah

(X3)

2004 8,99 5,61 5,65 8,74

2005 9,02 5,59 5,66 8,78

2006 9,05 5,63 5,66 8,91

2007 9,09 5,64 5,67 9,01

2008 9,13 5,69 5,67 9,09

2009 9,16 5,67 5,68 9,12

2010 9,21 5,70 5,76 9,18

2011 9,25 5,73 5,76 9,20

2012 9,29 5,71 5,74 9,34

2013 9,32 5,72 5,75 9,32

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL ZPP /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT VAR00001

/METHOD=ENTER VAR00002 VAR00003 VAR00004 /SCATTERPLOT=(VAR00001 ,*ZRESID)

/RESIDUALS DURBIN NORM(ZRESID).

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Y 9.1510 .11484 10

X1 5.6690 .04886 10

X2 5.7000 .04619 10

X3 9.0690 .20803 10

Correlations

Y X1 X2 X3

Pearson Correlation Y 1.000 .937 .903 .977

X1 .937 1.000 .866 .940

X2 .903 .866 1.000 .837

X3 .977 .940 .837 1.000

Sig. (1-tailed) Y . .000 .000 .000

X1 .000 . .001 .000

X2 .000 .001 . .001

X3 .000 .000 .001 .

N Y 10 10 10 10

X1 10 10 10 10

X2 10 10 10 10

X2 .903 .866 1.000 .837

X3 .977 .940 .837 1.000

Sig. (1-tailed) Y . .000 .000 .000

X1 .000 . .001 .000

X2 .000 .001 . .001

X3 .000 .000 .001 .

N Y 10 10 10 10

X1 10 10 10 10

X2 10 10 10 10

X3 10 10 10 10

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 X3, X2, X1a . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Y

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .990a .979 .969 .02031 1.609

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Total .119 9 a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.698 1.594 1.065 .328

X1 .105 .449 .045 .234 .823 .095 10.479

X2 .734 .296 .295 2.476 .048 .245 4.085

X3 .426 .096 .772 4.431 .004 .114 8.734

a. Dependent Variable: Y

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) X1 X2 X3

1 1 4.000 1.000 .00 .00 .00 .00

2 .000 125.806 .02 .00 .00 .14

3 1.125E-5 596.321 .38 .01 .88 .19

4 4.695E-6 923.021 .60 .99 .12 .67

2 .000 125.806 .02 .00 .00 .14

3 1.125E-5 596.321 .38 .01 .88 .19

4 4.695E-6 923.021 .60 .99 .12 .67

a. Dependent Variable: Y

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 8.9803 9.2916 9.1510 .11363 10

Residual -.02908 .03068 .00000 .01659 10

Std. Predicted Value -1.502 1.237 .000 1.000 10

Std. Residual -1.432 1.510 .000 .816 10

a. Dependent Variable: Y

Dokumen terkait