• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila jumlah barang dan jasa yang diproduksi pada suatu tahun tertentu lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Makassar mencapai pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004-2013 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 9,16 persen selama sepuluh tahun terakhir.

Rumusan Masalah

Diduga jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar. Angkatan kerja, tingkat pendidikan, dan pengeluaran pemerintah secara simultan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sebagai bahan pertimbangan, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar perlu dirumuskan agar dapat diambil kebijakan yang tepat untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di masa depan.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Konsep Dasar Pertumbuhan Ekonomi
    • Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
    • Teori Pertumbuhan Ekonomi klasik
    • Teori Pertumbuhan Neo Klasik
    • Toeri Pertumbuhan Ekonomi Baru
    • Teori Pengeluaran Pemerintah
  • Konsep Dasar Pembangunan Ekonomi
    • Pengertian Pembangunan Ekonomi
    • Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah
  • Produk Domestik Regional Bruto
  • Kerangka Pikir
  • Hipotesis

Menurut Sukirno (2011), laju pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas sektor-sektor tersebut dalam penggunaan faktor-faktor produksinya. Menurut teori yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow, pertumbuhan ekonomi dalam Sukirno (2011) bergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi. Menurut Sukirno (2011), pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan perubahan struktur dan kegiatan ekonomi.

PDB atas dasar harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan sektoral dari tahun ke tahun; Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu daerah/provinsi adalah laju pertumbuhan PDB. Menurut Mankiw (2003) peningkatan pengeluaran pemerintah berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diukur dari tingkat pendapatan dan output.

Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja menurut Todaro (2003) secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak jumlah pekerja berarti peningkatan tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar berarti semakin besarnya ukuran pasar dalam negeri. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar diperlukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu lapangan kerja, tingkat pendidikan, dan pengeluaran pemerintah.

Tenaga kerja dianggap sebagai faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi, sehingga peningkatan tenaga kerja akan mendorong peningkatan produksi dan memacu pertumbuhan ekonomi. Naik turunnya pertumbuhan ekonomi secara teori dapat dipengaruhi oleh angkatan kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah.

METODE PENELITIAN

  • Lokasi Dan Waktu Penelitian
  • Metode pengumpulan data
  • Jenis Dan Sumber Data
  • Metode Analisis Data
  • Definisi Operasional Variabel

Belanja Pemerintah merupakan realisasi total belanja daerah Pemerintah Kota Makassar selama periode tahun 2004-2013 yang dinyatakan dalam jutaan rupiah. Besar kecilnya kontribusi variabel pekerjaan, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar tahun 2004-2013 dapat dilihat secara bersama-sama dari nilai koefisien determinasi R kuadrat atau R2. Dengan demikian, besarnya pengaruh variabel pekerjaan, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar adalah sebesar 97,9%.

Ho: Pada saat yang sama, jumlah pekerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah mempunyai dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai F hitung lebih besar dari F tabel yang masing-masing bernilai 93,880 > 4,757 maka Ho diterima yang berarti jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. di kota Makassar secara bersamaan. Karena nilai t hitung > t tabel (4,431 > 2,446), maka Ho diterima yang berarti secara parsial pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Makassar.

Faktor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Makassar periode 2004-2013 adalah tingkat pendidikan karena nilai koefisien regresinya lebih besar yaitu 0,734 dibandingkan dengan nilai koefisien regresi variabel independen lainnya. Tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar sesuai dengan indikasi yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan investasi yang sangat berguna bagi pertumbuhan ekonomi. Variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar adalah tingkat pendidikan karena nilai koefisien regresinya lebih besar yaitu 0,734 dibandingkan dengan nilai koefisien regresi variabel independen lainnya.

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Keadaan Geografis Kota Makassar

Di utara dan timur berbatasan dengan Kabupaten Maros, di selatan dengan Kabupaten Gowa, dan di barat dengan Selat Makassar. Kelembapan udara rata-rata 81% dengan kecepatan angin rata-rata 22,6 knot dan penyinaran matahari rata-rata 64%.

Keadaan Penduduk Kota Makassar

Sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar terletak di bagian selatan Sulawesi Selatan, pada bujur timur dan lintang selatan. Rasio jenis kelamin di Kota Makassar adalah sekitar 94,45 pada tahun 2009, yang berarti terdapat 94 lebih banyak laki-laki dari 100 perempuan. Pada tahun 2013 angka ini meningkat menjadi 97,77 yang berarti terdapat 98 lebih laki-laki di antara 100 perempuan. Peningkatan rasio jenis kelamin ini disebabkan karena Kota Makassar merupakan salah satu kota yang lebih banyak memberikan fasilitas pendidikan di Indonesia Timur dan juga memberikan kesempatan kerja sehingga menjadi salah satu tujuan laki-laki untuk menuntut ilmu dan mencari pekerjaan.

Tingginya pertumbuhan penduduk disebabkan karena kota ini menjadi pusat pendidikan dan tempat mencari pekerjaan di kawasan timur Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang tinggi menjadi hal yang mengkhawatirkan banyak pihak, apalagi jika tidak dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan kata lain, jika pertumbuhan penduduk lebih besar dari pertumbuhan ekonomi, maka pertumbuhan penduduk dipandang akan menjadi suatu permasalahan.

Pada tahun 2009, kepadatan penduduk Kota Makassar sebesar 7.239 jiwa/km2 dan pada tahun 2013 menjadi 8.011 jiwa/km2, meningkat secara signifikan. Jika hal ini diikuti dengan peningkatan potensi penduduk, terutama dari segi ekonomi, maka sedikit peningkatan kepadatan penduduk akan mengurangi beban pemerintah.

Struktur Ekonomi Kota Makassar

Apabila kondisi struktur perekonomian suatu daerah sudah mapan, maka perubahan peranan sektor-sektor kegiatan ekonomi biasanya tidak terlalu besar. Struktur perekonomian Kota Makassar periode tahun 2004-2013 tampak membaik, hal ini disebabkan oleh peran yang semakin menurun. Pada tahun 2004, sektor kegiatan ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kota Makassar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 28,95%, angka tersebut meningkat sehingga pada tahun 2013 memberikan kontribusi sebesar 29,38%.

Sedangkan urutan kedua adalah sektor industri pengolahan yang sebesar 23,85% pada tahun 2004, angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama dengan kontribusi sebesar 17,11% pada tahun 2013. Berikutnya adalah sektor pengangkutan dan komunikasi yang memberikan kontribusi sebesar 15,25% pada tahun 2004, dimana angka tersebut mengalami peningkatan. mengalami peningkatan dan penurunan pada periode tahun 2004-2013 dengan kontribusi sebesar 15,28% pada tahun 2013. Begitu pula dengan sektor keuangan, persewaan dan jasa dunia usaha mengalami peningkatan dan penurunan pada periode tahun 2004-2013 dengan kontribusi sebesar 9,97% pada tahun 2013. tahun 2004 dan tahun 2013 sebesar 12,07%.

Sektor konstruksi dengan kontribusi sebesar 7,65% pada tahun 2004 angka ini juga mengalami kenaikan dan penurunan selama periode 2004-2013 dengan kontribusi pada tahun 2013 sebesar 7,86%. Berikutnya adalah sektor listrik, gas dan air bersih dengan kontribusi sebesar 1,94% pada tahun 2004, angka ini mengalami kenaikan dan penurunan selama periode 2004-2013. Selanjutnya sektor pertanian sebesar 1,15% pada tahun 2004, angka tersebut mengalami penurunan pada periode 2004-2013 dengan kontribusi sebesar 0,55% pada tahun 2013 dan terakhir sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,01% pada tahun 2004 yang angka tersebut juga dialami pada tahun 201304-2004. . periode yaitu 0,00% pada tahun 2013.

Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar

Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi sebesar 9,65% sedikit melambat dibandingkan tahun sebelumnya dan meningkat sebesar 9,88% pada tahun 2012. Data menunjukkan PDB terus meningkat dari tahun ke tahun dengan harga konstan.

Jumlah Tenaga Kerja Di Kota Makassar

Tingkat Pendidikan Di Kota Makassar

Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi menyediakan sumber daya yang memungkinkan pembangunan berkelanjutan dalam pembangunan manusia. Selain itu, belanja pemerintah harus dikelola dengan baik, lebih efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat serta upaya peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah saat ini. Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan output dalam jangka waktu tertentu, dalam kurun waktu 1 tahun, yang dinyatakan dalam perkembangan produk domestik lokal (PDB) atas harga konstan selama periode tersebut di Kota Makassar dan dinyatakan dalam jutaan rupiah.

Usia kerja yang dimaksud adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang diukur dalam satuan orang selama periode tahun 2004-2013 di Kota Makassar. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat pendidikan adalah lulusan SMA dan Perguruan Tinggi yang dinyatakan dalam satuan orang selama periode tahun 2004-2013 di Kota Makassar. Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat dikatakan bahwa perekonomian Kota Makassar relatif mapan karena struktur perekonomiannya lebih bergantung pada sektor tersier.

Berdasarkan data pada Tabel 4.4, lulusan perguruan tinggi dan menengah mengalami peningkatan dan penurunan pada periode 2004-2013. Sementara itu, jumlah lulusan perguruan tinggi meningkat dari 139.851 orang pada tahun 2006 menjadi 142.562 orang pada tahun 2007. Sementara pada tahun 2008 terdapat 147.115 orang lulusan perguruan tinggi, namun jumlahnya menurun menjadi 144.008 orang.

Pada tahun 2010 dan 2011, lulusan SMA dan Perguruan Tinggi tidak mengalami kenaikan maupun penurunan yaitu sebanyak 406.151 orang dan 180.552 orang. Pada tahun 2010 dan 2011, jumlah lulusan SMA dan Perguruan Tinggi tidak mengalami peningkatan dan penurunan yaitu sebanyak 586.703 orang.

Realisasi Pengeluaran Pemerintah di Kota Makassar

Dengan pengujian ini kita dapat mengetahui apakah variabel independen yaitu jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi. Ha : Sementara itu, jumlah pekerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan pengujian tersebut kita dapat mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi yaitu jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan belanja negara secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi (Y).

Berdasarkan hasil analisis pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Makassar selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 diperoleh nilai t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu 0,234 < 2,446 dengan nilai probabilitas 0,823 diatas 0,05 atau 5% yang berarti variabel angkatan kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar. Pengaruh tenaga kerja yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Makassar mungkin disebabkan oleh kualitas angkatan kerja yang dimiliki, meskipun angkatan kerja yang melimpah kemungkinan besar tidak akan berdampak pada penurunan kualitas dan kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan. dihasilkan jika angkatan kerja yang digunakan tidak mencukupi. Berdasarkan hasil analisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 diperoleh nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel yaitu 2,476 > 2,446 dengan nilai probabilitas sebesar 0,048 di bawah 0,05 atau 5% yang berarti variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kota Makassar.

Berdasarkan hasil analisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Makassar selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 4,431 > 2,446 dengan nilai probabilitas sebesar 0,004 di bawah 0,05 atau 5% yang berarti variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah untuk menstabilkan harga, tingkat produksi dan kesempatan kerja serta untuk merangsang pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2011). Oleh karena itu, pemerintah harus menyikapinya secara serius dan hati-hati, terutama dalam menentukan strategi pengalokasian dan penyaluran belanja pemerintah agar laju pertumbuhan ekonomi terus melaju pesat dan berdampak pada perluasan lapangan kerja di Kota Makassar.

Tabel 5.1 Data penelitian
Tabel 5.1 Data penelitian

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran

Produk Domestik Regional Bruto Kota Makassar, berbagai tahun terbit: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.

Gambar

Tabel 5.1 Data penelitian
Tabel 5.3 Model Summary b
Tabel 5.5 ANOVA b
Tabel 5.6 Coefficients a

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Investasi terhadap Kesempatan Kerja, Pertumbuhan Ekonomi serta Ketimpangan Pendapatan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.. Ekonomi