• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maksim yang Sering Muncul dalam Percakapan di Kalangan Remaja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Hasil Penelitian

2. Maksim yang Sering Muncul dalam Percakapan di Kalangan Remaja

yaitu:

Maksim kemufakatan, karena percakapan antara sesama remaja lebih banyak yang membina kecocokan satu sama lain dalam kegiatan bertutur.

Adapun hasil analisis tersebut diuraikan sebagai berikut : Tabel Kesantunan Berbahasa

No Maksim

Nomor Percakapan

Jumlah

1 Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim) 47 1

2 Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim) 1 6 7 8 9 49 50 71 75

9

3 Maksim Penghargaan (Approbation Maxim) 11 13 52 79 81

5

4 Maksim Kesederhanan (Modesty Maxim) 17 18 19 54 82

5

5 Maksim Kemufakatan (Agreement Maxim) 20 34

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

56 57 58 59 60 61 62 63 86 87 6 Maksim Kesimpatian (Sympathy Maxim) 44 45 46 66 69 90

6

Berdasarkan hasil analisis tabel kesantunan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Maksim kebijaksanaan yaitu peserta tutur hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan pihak lain. Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3

situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul- Adha, ditemukan 4 percakapan yang mematuhi maksim kebijaksanaan.

2. Maksim kedermawanan merupakan suatu tuturan mengurangi keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri.

Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 8 percakapan yang mematuhi maksim kedermawanan.

3. Maksim penghargaan merupakan maksim dalam kesantunan berbahasa dimana penutur hendaknya meminimalkan cacian kepada orang lain dan memaksimalkan pujian kepada orang lain. Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul- Adha, ditemukan 5 percakapan yang mematuhi maksim penghargaan.

4. Maksim kesederhanaan merupakan maksim daalam kesantuanan berbahasa dimana tuturan yang mengurangi pujian kepada diri sendiri dan tambahi cacian pada diri sendiri sehingga penutur dan mitra tutur selalu merendahkan diri. Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 5 percakapan percakapan yang mematuhi maksim kesederhanaan.

5. Maksim kemufakatan merupakan maksim daalam kesantuanan berbahasa dimana penutur dan mitra tutur dapat saling membina kecocokan dalam kegiatan bertutur. Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covisd 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 34 percakapan yang mematuhi maksim kemufakatan.

6. Maksim kesimpatian merupakan maksim dalam kesantuanan berbahasa dimana peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak satu dengan yang lain. Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari

hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 6 percakapan yang mematuhi maksim kesimpatian.

Tabel Ketidaksantunan Berbahasa

No Maksim

Nomor Percakapan

Jumlah

1 Maksim Kebijaksanaan (Taxt Maxim) - 0

2 Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim) - 0 3 Maksim Penghargaan (Approbation Maxim) 3 3

4 Maksim Kesederhanan (Modesty Maxim) - 0

5 Maksim Kemufakatan (Agreement Maxim) 2 2

6 Maksim Kesimpatian (Sympathy Maxim) - 0

Berdasarkan tabel diatas dapat diuraikan sebagai beriku:

1. Maksim kebijaksanaan yaitu peserta tutur hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan pihak lain. Percakapan/tuturan yang melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul- Adha, tidak ada percakapan yang melanggar maksim kebijaksanaan.

2. Maksim kedermawanan merupakan suatu tuturan mengurangi keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri

sendiri. Percakapan/tuturan yang melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentag covd 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, tidak ada ditemukan percakapan yang melanggar maksim kedermawanan.

3. Maksim penghargaan merupakan maksim dalam kesantunan berbahasa dimana penutur hendaknya meminimalkan cacian kepada orang lain dan memaksimalkan pujian kepada orang lain. Percakapan/tuturan yang melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok ketidak santunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 3 percakapan yang melanggar maksim penghargaan.

4. Maksim kesederhanaan merupakan maksim daalam kesantuanan berbahasa dimana tuturan yang mengurangi pujian kepada diri sendiri dan tambahi cacian pada diri sendiri sehingga penutur dan mitra tutur selalu merendahkan diri. Percakapan/tuturan yang melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok ketidak santunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3

situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, tidak ada ditemukan percakapan percakapan yang melanggar maksim kesederhanaan.

5. Maksim kemufakatan merupakan maksim daalam kesantuanan berbahasa dimana penutur dan mitra tutur dapat saling membina kecocokan dalam kegiatan bertutur. Percakapan/tuturan yang melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok ketidak santunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentag covd 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 2 percakapan yang mematuhi melanggar maksim kemufakatan.

6. Maksim kesimpatian merupakan maksim dalam kesantuanan berbahasa dimana peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak satu dengan yang lain. Percakapan/tuturan yang melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok ketidak santunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja

tentang lebaran Idul-Adha, tidak ada ditemukan percakapan yang melanggar maksim kesimpatian.

Dokumen terkait