BAB II AWAL WAKTU SALAT SUBUH TONO SAKSONO
C. Respons Para Tuan Guru di Kota Mataram Terhadap Awal Waktu Salat Subuh
35
Berdasarkan pengamatan tersebut Kepala Kanwil Kemenag RI NTB menjelaskan “jadi umat tidak perlu bimbang. Kriteria Subuh pada ketinggian Matahari -20o di bawah ufuk sudah benar, tidak perlu dikoreksi lagi.”48
Berdasarkan penelitian lanjut tersebut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, M Zaidi Abdad meyakinkan bahwa ibadah dapat didasarkan pada keyakinan masing-masing. Selama yang diyakini adalah Subuh itu ketika Matahari berada dalam ketinggian -20o itu tidak akan menjadi masalahdan tidak ada keraguan.
“Awal waktu salat Subuh perspektif Tono Saksono ini sebenarnya cukup membuat Indonesia bimbang, tapi dengan tanggap tim dari Kementerian Agama RI melakukan pengamatan di Labuan Bajo menggunakan alat SQM dan DSLR dan memperoleh hasil pada posisi Matahari -20o telah mendapatkan fajar,” ucap beliau. Berdasarkan hal tersebut awal waktu salat Subuh di Indonesia tidak perlu dikoreksi menurut beliau.
C. Respons Para Tuan Guru di Kota Mataram Terhadap Awal Waktu
36
Tuan Guru di Lombok pada dasarnya hanya diberikan oleh masyarakat umum, artinya tidak ada syarat khusus yang harus dicapai sehingga bisa dalam tahap ini.
Tuan Guru di Lombok khususnya di kota Mataram dijadikan oleh masyarakat sebagai interpretasi atau panutan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam beragama maupun hal lainnya, sehingga semua fatwa dari Tuan Guru di kota Mataram dijadikan refrensi atau dalil dalam melaksanakan sesuatu.
Dalam penentuan awal waktu salat, awal bulan Ramadan dan lain sebagainya tidak terlepas dari fatwa para Tuan Guru. Oleh karena itu belakangan ini ada konsep waktu salat yang dikemukakan oleh Tono Saksono yang mengatakan awal waktu salat yang dipakai di Indonesia terlalu awal, sehingga banyak tanggapan dari para Tuan Guru sebagai interpretasi masyarakat Lombok mengenai awal waktu salat Subuh perspektif Tono Saksono.
1. Prof. Dr. Tuan Guru Kiyai Haji Masnun Tahir, M.A
Prof. Dr. Tuan Guru Kiyai Haji (TGKH) Masnun, M.A Tahir adalah seoarang guru besar di bidang Hukum Perdata Islam, disamping pencapaian yang tinggi di bidang akademik beliau juga paham ilmu agama sehingga tidak diragukan lagi dengan keilmuan beliau baik dari segi akademisi maupun agama. Hal ini bisa kita buktikan dengan capaian beliau yang dipercayakan sebagai Rektor Universitas Islam Negri Mataram dan juga sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama
37
NTB, sehingga oleh masyarakat beliau digelari tuan guru di Mataram dan Lombok pada umunya. Sebagai seorang Tuan Guru yang disematkan oleh masyarakat kota Mataram dan Lombok pada umumnya, Tuan Guru Haji Masnun Tahir sangat paham terkait awal waktu salat, baik secara fikih maupun sains.
Dalam kaca mata agama sebagai seoarng yang sangat berpengaruh di masyarakat beliau mengatakan “salat adalah ibadah mahdah yang sudah di tentukan waktunya. Waktu Subuh secara fikih ditandai dengan terbitnya fajar shadiq. Fajar shadiq yaitu cahaya yang membentuk kolom yang menjulang ke atas. Sehingga ketika fajar shadiq muncul, kita akan kesulitan menentukan sumber sinar tersebut. Berbeda dengan fajar kazib yang kemunculannya ditandai dengan sinar yang membentang lurus dari timur ke atas, karena sebelum fajar shadiq muncul wajib hukumnya akan muncul fajar kazib terlebih dahulu”, terang beliau.50
Secara sains beliau juga memberikan tanggapan bahwa dalam menentukan awal waktu salat lima waktu sebenarnya para ahli Ilmu Falaklah yang mempunyai kewajiban. Ketika seoarang yang paham tentang astronomi mengamati fajar dan mendapapatkan hasil yang berbeda, berarti awal waktu salat perlu dikoreksi lagi dan keputusan akhir tetap pada pemerintah dan Kementerian Agama selaku lembaga yang berwenang dalam mengeluarkan jadwal waktu salat. Beliau
50 Masnun Tahir, Wawancara, Mataram, 4 Desember 2021
38
mengatakan bahwa “ketika seorang ahli Falak dan astronomi melakukan penelitian atau pengamatan terkait awal waktu salat seperti kemunculan fajar misalnya, dan kemudian mereka mendapatkan Matahari berada di posisi -13.4o di bawah ufuk, itu artinya para ahli tersebut sudah memberikan keilmuan baru di bidang penentuan awal waktu salat khususnya waktu Subuh, akan tetapi Kementerian Agamalah yang berwenang mengeluarkan jadwal waktu salat.
TGKH Masnun juga mengatakan “berdasarkan hal tersebut seharusnya mahasiswa Ilmu Falak untuk melebarkan ruang lingkup pelajarannya, selain dari syariatnya, sains juga harus diperdalam”.51 Hal tersebut menandakan bahwa belaiu selaku pimpinan di UIN Mataram mengharapkan mahasiswanya terutama program studi Ilmu Falak untuk lebih mengembangkan keilmuannya khususnya di bidang sains.
Selain itu TGKH Masnun menjelaskan bahwa “Masyarakat Lombok khususnya kota Mataram tidak perlu cemas akan waktu salat Subuh yang berbeda, selama patuh kepada pemimpin dalam hal kebaikan, tidak akan jadi masalah, karena setiap pemimpin terlebih lagi Kementerian Agama juga pasti punya alasan dan penelitian juga terkait waktu salat Subuh sebelum di keluarkan untuk masyarakatnya”, tegas beliau.
51 Masnun Tahir, Wawancara, Mataram, 4 Desember 2021
39 2. Dr. Tuan Guru Haji Muslihun, M.Ag
Dr. Tuan Guru Haji (TGH) Muslihun, M.Ag adalah tokoh masyarakat yang merupakan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram, dan beliau juga seorang guru agama di masyarakat sehingga beliau digelari Tuan Guru oleh masyarakat. Tuan Guru Haji Muslihun merupakan tokoh besar sekaligus pengurus NWDI (Nahdatul Wathan Diniyah Islamiah) NTB. Nahdatul Wathan Diniyah Islamiah yang biasa disingkat NWDI adalah sebuah organisasi besar yang lahir di Lombok yang menganut aswaja seperti NU. Tuan Guru Haji Muslihun merupakan orang yang sangat berpengaruh di kalangan masyarakat Lombok khususnya kota Mataram, sehingga tidak sedikit dari fatwa beliau menjadi tolak ukur atau pedoman bagi masyarakat kota Mataram dan Lombok umunya.
Sebagai seorang Tuan Guru tentu saja beliau paham betul terkait ilmu agama secara mendalam. Waktu salat menurut beliau sebenarnya hal yang tidak boleh diperdebatkan, dikarenakan semua ulama sepakat bahwa waktu salat subuh adalah ketika fajar shadiq muncul di langit timur. Yang menjadi masalah adalah ketika orang Islam tapi tidak mengerjakan salat.
Beliau juga menegaskan bahwa waktu salat merupakan tugas dari Kementerian Agama dan tidak mungkin pemerintah mengedarkan waktu salat tanpa didasari dengan dalil yang cukup dan penelitian yang didasari
40
oleh ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh para ahli di bidangnya. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir terkait hal tersebut.52
Beliau mengatakan “ibadah yang paling afdal (utama) adalah salat di awal waktu, dan awal waktu salat silahkan mengikuti keputusan Kementerian Agama RI untuk kehati-hatian”. Menurut beliau waktu salat perspektif Tono Saksono terlalu lambat, tapi selama itu bisa dibuktikan dengan sains dan ilmu pengetahuan boleh-boleh saja.53
3. Dr. Tuan Guru Haji Subhan Abdullah Achim, M.A
Dr. Tuan Guru Haji (TGH) Subhan Abdullah, Achim, M.A adalah seoarng akademisi di UIN Mataram. Tuan Guru Subhan juga seorang pendakwah Islam yang biasa memberikan ceramah kepada jamaah di kota Mataram. Sebagai seoarang yang sangat berpengaruh di masyarkat beliau juga menjabat sebagai Wakil Rektor 3 di UIN Mataram.
Sebagai seorang tokoh masyarakat tentu saja fatwa-fatwa belaiu sering dijadikan rujukan oleh masyarakat kota Mataram dalam melaksanakan ibadah. Begitu juga mengenai ibadah umat Islam yang tiap hari dan malam wajib dilaksanakan seperti ibadah salat. Waktu salat yang akhir-akhir ini kerap dibicarakan karena ada temuan baru bahwa waktu salat di Indonesia terlalu awal. Bagi Tuan Guru Haji Subhan Abdullah waktu salat Subuh masuk ketika fajar nampak. “Hal baru seperti itu
52 Muslihun, Wawancara, Mataram, 5 Desember 2021
53 Ibid.
41
merupakan hal biasa terjadi karena menentukan awal waktu salat pada umunya merupakan ijtihadiyah”54
“Memang dari beberapa pengamatan ini tergantung dari ormas masing-masing harus dipahami, kami dari ormas Muhammadiyah memang menganggap waktu Subuh menurut Tono Saksono ini memang terlalu cepat dari waktu subuh menurut ahli hisab dari kalangan majelis Tarjih Muhammadiyah, Sehingga kami mengambil hanya + 8 menit dari biasanya (jadwal waktu salat Subuh dan salat lima waktu Kementerian agama RI), karena ini akan berimplikasi kepada sah dan tidaknya ibadah salat. Sama juga dengan ibadah puasa, karena akan menentukan awal startnya orang berpuasa. Disini memang terjadi perbedaan yang sangat mendasar bagi kami di Muhammadiyah, saya tidak tahu di organisasi yang lain dalam menyikapi penentuan awal waktu Subuh. Awal waktu Subuh yang disampaikan oleh Tono Saksono ketua ISRN sebuah warna bagi Umat Islam di Indonesia dan dunia bahwa khazanah keilmuan Islam harus terus berlanjut. Tuan Guru Subhan Abdullah menegaskan bahwa semakin berkembangnya peradaban Islam tentu saja sains juga akan ikut berkembang, tidak terlepas lagi dengan penemuan-penemuan baru yang akan bermunculan. Oleh karena itu sebagai Umat Islam yang memegang teguh Aswaja, kita harus tetap terbuka dalam menerima apapun, dan
54 Subhan Abdullah, Wawancara, Mataram, 4 Desember 2021
42
terlepas dari kapan awal waktu salat, kita sebagai umat Islam yang taat tetap melaksanakan salat walaupun dalam keadaan apapun, baik yang ikut pemerintah maupun organisasi kami yaitu Muhammadiyah, terang beliau.55
4. Tuan Guru Haji Subki As-Sasaki, M.H
Tuan Guru Haji (TGH) Subki As-Sasaki merupakan seorang ulama muda di Lombok. Belaiu bukan dari keturunan ulama melainkan dari keluarga seniman. Ilmu agama yang dirintisnya dengan menempuh pendidikan di pondok pesantren yang kemudian belaiu melanjutkan pendidikannya ke Arab Saudi yaitu di Madinah, tepatnya di Al Ma’had Al- Jufri milik Habib Umar bin Abdurrahman Al-Jufri. Disana beliau tekun mendalami mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan hambali. Dua Tahun di Madinah belaiu langsung diangkat menjadi guru muda.56
TGH Subki As-sasaki juga aktif di berbagai organisasi seperti ketua Lembaga Peduli Lintas Agama, Ketua Serambi komunikasi Masyarakat, dan Ketua Biro dakwah Komite Nasional Pemuda Indonesia NTB. Disamping kesibukan beliau juga selalu memberikan pengajian umum kepada masyarakat di Lombok, oleh karena itu nama TGH. Subki As-Sasaki sangat masyhur di Lombok.
55 Subhan Abdullah, Wawancara, Mataram, 4 Desember 2021
56 https://nasional.tempo.co/read/505876/tuan-guru-subki-lulusan-arab-saudi, diakses pada
tanggal 16 Desember 2021, pukul 11.48.
43
Pada tanggal 14 Desember 2021 beliau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan awal waktu salat perspektif Tono Saksono. Beliau mengatakan bahwa “perbedaan pendapat seperti ini bukan hal yang baru, bahkan dari satu abad Hijriah sudah ada, tepatnya pada zaman Imam Abu Hanifah, waktu magrib itu lebih lama berbeda dengan pendapat Imam Syafi’I, Maliki, dan Hambali yang mengatakan waktu magrib itu lebih pendek yang artinya masuknya waktu isya lebih cepat daripada menurut Imam Abu Hanifah. Beliau mengkiaskan hal tersebut pada perbedaan pendapat para Imam mazhab terhadap masuknya awal waktu salat. Jadi beliau menegaskan bahwa orang yang yakin terhadap penelitian Tono Saksono boleh juga karena Tono Sakono juga punya dasar atas penelitiannya. Bagi masyarakat yang kurang yakin terhadap penelitian tono Saksono silahkan mengikuti Kementerian Agama yang memang pada dasarnya mempunyai keilmuan dan juga punya tim yang ahli dalam bidangnya.57
Menurut beliau bahwa penelitian yang dilakukan oleh Tono Saksono tersebut wajib diamalkan oleh Tono Saksono sendiri dan orang yang yakin atas kebenaran penelitiannya tersebut terlepas dari diterimanya oleh Kemenag RI atau tidak, sama halnya dengan orang yang melihat hilal, namun pendapatnya tidak diterima oleh hakim, wajib
57 Subki As-sasaki, Wawancara, 14 Desember 2021.
44
baginya mengamalkan pendapatnya namun tidak dengan masyarakat umum. Berbeda lagi dengan orang tang percaya bahwa Tono saksono benar dan Kemenag juga benar. Bagi golongan ini boleh mengamalkan keduanya yaitu pendapat Kemenag dan juga Tono Saksono, Terang belaiu.58 Misalnya kita salat berjamaah di masjid yang masyarakatnya percaya kepada awal waktu salat yang dikeluarkan oleh Kemenag berarti harus memakai waktu yang dikeluarkan oleh Kemenag, tapi jika salatnya di rumah boleh pakai waktu salat menurut Tono Saksono juga boleh mengikuti waktu yang dikeluarkan oleh Kemenag RI.
5. Tuan Guru Haji Nurdin Nawadi, Q.H
Tuan Guru Haji (TGH) Nurdin Nawadi merupakan tokoh besar dibidang agama dan merupakan murid langsung dari Maulana Syeikh Tuan Guru Kiyai Haji Zainudin Abdul Majid yang merupakan pendiri Nahdhatul Wathan yang merupakan salah satu organisasi besar di Lombok NTB.
TGH. Nurdin Nawadi juga merupakan pimpinan pondok pesantren Islahul Ummah NW Dasan Aman. Keseharian beliau adalah berdakwah di masyarakat dan membina santri-santri. Sehingga oleh masyarakat beliau disematkan gelar tuan guru. Sebagai tuan guru beliau sangat disegani oleh masyarakat. Semua fatwa-fatwa beliau menjadi tolak ukur masyarakat dalam menjalankan ibadah.
58 Ibid.
45
Sebagai tuan guru beliau ketika beliau dilontarkan pertanyaan tentang waktu salat perspektif Tono Saksono, Tgh. Nurdin Nawadi langsung berkomentar “kalau masalah agama apalagi ini berkaitan dengan syariat harus berhati-hati, karena berbicara tentang awal waktu salat merupakan hal yang sangat fundamental dalam ibadah salat, tentu saja akan berimplikasi pada sah dan tidaknya salat, terang beliau sambil membuka kitab belaiu yang menunjukan kehati-hatian beliau dalam menjawab sebuah persoalan.59
Beliau juga menegaskan bahwa dalam menentukan waktu salat perlu orang yang sudah mumpuni dibidang itu dan pasti Kemenag punya itu. Saya sendiri dan jamaah disini akan tetap mengikuti jadwal yang dikeluarkan oleh kemenag, kata beliau.60
59 Nurdin Nawadi, Wawancara, Yayasan Pondok Pesantren Islahul Ummah NW Dasan Aman, pada tanggal 19 Desember.
60 Ibid.
46