RUIM (Removable User Identity Module) adalah kartu identitas pelanggan yang digunakan pada perangkat CDMA, mirip dengan SIM card pada jaringan GSM.
Berikut adalah penjelasan dari isi gambar:
1. Informasi Spesifik Pelanggan
RUIM menyimpan data pelanggan, termasuk:
Identitas Pelanggan → Nomor pelanggan yang unik.
Informasi Otentikasi Pelanggan → Data untuk memverifikasi pelanggan di jaringan CDMA.
Informasi Layanan Pelanggan → Detail layanan yang tersedia bagi pengguna.
2. Perangkat Keamanan yang Dikontrol oleh Operator
RUIM memiliki fitur keamanan yang dikendalikan oleh operator, seperti:
Algoritma Otentikasi Khusus → Memastikan pengguna yang sah dapat mengakses jaringan.
Algoritma Untuk Pembangkitan Kunci → Digunakan untuk enkripsi komunikasi.
Manajemen Keamanan → Mengontrol akses dan perlindungan data pelanggan.
3. Fleksibilitas Universal Plastic Roaming
RUIM memungkinkan pelanggan untuk menggunakan berbagai perangkat CDMA dengan mudah, seperti:
Bebas Memilih Perangkat CDMA → Pelanggan bisa mengganti ponsel tanpa harus mengganti nomor atau layanan.
Tren Penggunaan Kartu Chip → Memudahkan roaming dan akses ke jaringan CDMA di berbagai negara.
Secara umum, RUIM berfungsi sama seperti SIM card tetapi untuk jaringan CDMA, memberikan fleksibilitas dan keamanan bagi pengguna.
8. BTS
1. Struktur Base Station Subsystem (BSS) BSS terdiri dari dua perangkat utama:
BTS (Base Transceiver Station) → Menangani komunikasi radio dengan perangkat pengguna (MS - Mobile Station).
BSC (Base Station Controller) → Mengontrol beberapa BTS dan mengelola sumber daya jaringan.
2. Koneksi BTS dan BSC
Dihubungkan oleh Abis Interface → Saluran komunikasi yang menghubungkan BTS dan BSC agar data dan sinyal dapat ditransmisikan.
3. Fungsi BTS
Tranceiver untuk Link Radio → BTS bertugas menangani komunikasi radio dengan MS, mendefinisikan sel dalam jaringan.
Komponen Pemancar dan Penerima → BTS terdiri dari antena, filter sinyal, dan pemroses sinyal digital yang berperan dalam komunikasi.
Komunikasi dengan MS melalui Um Interface → Menghubungkan BTS dengan perangkat pengguna menggunakan gelombang radio.
Secara umum, BTS adalah bagian penting dari jaringan seluler yang bertanggung jawab atas komunikasi antara ponsel dan jaringan operator.
Base Transceiver Station (BTS) terdiri dari beberapa perangkat utama yang berfungsi untuk menangani komunikasi radio dengan perangkat pengguna (MS - Mobile Station). Berikut adalah perangkat utama dalam BTS:
1. Antena
Berfungsi untuk mengirim dan menerima sinyal radio ke dan dari perangkat seluler.
Bisa berbentuk omnidirectional (memancarkan ke segala arah) atau directional (memancarkan ke arah tertentu).
2. Transceiver (TRX)
Bertanggung jawab untuk menerima dan mengirim sinyal frekuensi radio (RF).
Menangani pemrosesan sinyal digital dan analog.
Setiap TRX menangani satu atau lebih kanal frekuensi.
3. Duplexer
Memungkinkan pemancar dan penerima menggunakan antena yang sama tanpa gangguan.
Berfungsi sebagai pemisah antara sinyal uplink (dari MS ke BTS) dan downlink (dari BTS ke MS).
4. Power Amplifier (PA)
Memperkuat daya sinyal sebelum dikirimkan ke antena untuk memastikan jangkauan yang luas.
5. Combiner
Menggabungkan beberapa sinyal dari berbagai TRX menjadi satu output ke antena.
Membantu mengoptimalkan penggunaan antena dan meningkatkan efisiensi sistem.
6. Baseband Unit (BBU)
Bertanggung jawab atas pemrosesan sinyal digital sebelum dikonversi menjadi sinyal RF.
Mengelola komunikasi antara BTS dan BSC (Base Station Controller).
7. Power Supply Unit
Menyediakan daya listrik untuk semua komponen dalam BTS.
Bisa menggunakan listrik dari jaringan PLN atau sumber cadangan seperti baterai dan generator.
8. Cooling System (Sistem Pendingin)
Mengontrol suhu perangkat BTS untuk mencegah overheating.
Biasanya menggunakan kipas atau sistem pendingin udara (AC).
9. Alarm Monitoring System
Mengawasi status operasional BTS dan melaporkan gangguan jika terjadi masalah.
Digunakan untuk pemeliharaan jaringan oleh teknisi operator.
9. BSC
1. Fungsi Utama BSC
BSC adalah komponen jaringan yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengontrol satu atau lebih Base Transceiver Station (BTS). Perannya meliputi:
Mengatur sumber daya radio seperti alokasi kanal komunikasi antara BTS dan perangkat pengguna.
Menangani radio-channel setup, yaitu proses pengaturan kanal frekuensi untuk setiap panggilan atau sesi data.
Mengelola frequency hopping, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas jaringan dengan mengganti frekuensi yang digunakan oleh perangkat seluler untuk menghindari interferensi.
Mengontrol handover antar BTS dalam cakupannya, memastikan transisi yang mulus saat pengguna berpindah lokasi tanpa kehilangan panggilan atau koneksi data.
2. Diagram Sirkuit BSC
Diagram menunjukkan bagaimana BSC bekerja dengan berbagai komponen utama:
Database (DB): Menyimpan informasi tentang konfigurasi jaringan, alokasi kanal, dan data penting lainnya.
Switch: Bertindak sebagai penghubung utama untuk mengarahkan lalu lintas data antara BTS dan Mobile Switching Center (MSC).
Transmission Modules: Menangani transmisi data ke dan dari BTS serta jaringan inti.
Trunk Control Element (TCE): Mengontrol jalur komunikasi antara berbagai unit dalam jaringan.
Central Module: Mengatur fungsi kontrol utama, termasuk clock distribution untuk sinkronisasi jaringan.
OMC (Operation & Maintenance Center): Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengawasan sistem.
Kesimpulan
BSC adalah komponen penting dalam jaringan GSM yang bertugas mengelola BTS, memastikan efisiensi spektrum frekuensi, dan menjaga kualitas komunikasi dengan menangani setup kanal, hopping frekuensi, dan proses handover antar BTS dalam cakupannya.
Dalam Base Station Controller (BSC), terdapat beberapa perangkat utama yang berfungsi untuk mengelola komunikasi antara Base Transceiver Station (BTS) dan Mobile Switching Center (MSC). Berikut adalah perangkat-perangkat utama dalam BSC:
1. Database (DB)
Berisi informasi tentang konfigurasi jaringan, alokasi kanal, dan parameter penting lainnya yang digunakan dalam manajemen BTS dan pengguna.
2. Switch
Bertindak sebagai pusat penghubung yang mengarahkan lalu lintas data antara BTS, MSC, dan elemen jaringan lainnya.
3. Transmission Modules (TM)
Bertanggung jawab atas pengiriman dan penerimaan data antara BSC dan BTS melalui interface Abis.
Juga menangani komunikasi antara BSC dan MSC melalui A interface.
4. Trunk Control Element (TCE)
Mengontrol jalur komunikasi (trunk) antara berbagai elemen dalam jaringan.
Memastikan distribusi lalu lintas suara dan data berjalan optimal.
5. Central Module
Berfungsi sebagai unit pengontrol utama yang menangani:
o Pengalokasian kanal radio untuk BTS.
o Pengelolaan handover antar BTS dalam cakupan BSC.
o Manajemen hopping frekuensi untuk meningkatkan efisiensi spektrum.
6. Operation & Maintenance Center (OMC)
Bertugas mengawasi dan memelihara seluruh sistem dalam BSC.
Melakukan deteksi dan perbaikan kesalahan dalam jaringan.
7. Clock Distribution System
Menyediakan sinkronisasi waktu yang presisi untuk seluruh operasi jaringan, sehingga komunikasi antar BTS dan jaringan inti tetap stabil.
10. MSC
MSC adalah bagian dari jaringan inti dalam sistem komunikasi seluler GSM yang berfungsi sebagai pusat pengalihan (switching) untuk menangani panggilan suara, pesan singkat (SMS), dan data antar jaringan.
Fungsi MSC:
1. Melakukan fungsi switching dasar
o MSC bertindak sebagai pusat penghubung dalam jaringan seluler yang mengatur dan mengarahkan panggilan atau data dari satu pengguna ke pengguna lain, baik dalam jaringan yang sama maupun jaringan lain seperti PSTN (Public Switched Telephone Network) dan ISDN (Integrated Services Digital Network).
2. Mengatur BSC melalui A-interface
o MSC berkomunikasi dengan Base Station Controller (BSC) melalui A- interface, yang bertugas mengatur komunikasi antara MSC dan BTS (Base Transceiver Station).
o Melalui A-interface, MSC dapat mengontrol lalu lintas komunikasi yang melewati beberapa BTS dalam suatu area.
3. Sebagai penghubung antar jaringan GSM dengan jaringan lain melalui Internetworking Function (IWF)
o MSC memungkinkan komunikasi antara jaringan GSM dengan jaringan lain seperti:
PSTN (jaringan telepon umum)
ISDN (jaringan digital untuk layanan suara dan data)
CSPDN dan PSPDN (jaringan data packet-switched)
o Ini memungkinkan pengguna GSM untuk melakukan panggilan atau bertukar data dengan perangkat di luar jaringan GSM.
Kesimpulan
MSC adalah elemen penting dalam jaringan seluler GSM yang bertanggung jawab untuk mengatur lalu lintas komunikasi, menghubungkan berbagai jaringan, dan memastikan pengguna dapat terhubung dengan lancar, baik dalam jaringan GSM maupun dengan jaringan eksternal lainnya.
MSC merupakan bagian inti dari jaringan seluler yang mengelola panggilan dan pergerakan pengguna dalam jaringan GSM. Beberapa perangkat utama dalam MSC adalah:
1. Switching System (SS)
o Berfungsi sebagai pusat pengalihan komunikasi dan menangani pemrosesan panggilan.
o Mengatur jalur komunikasi antara pengguna dalam jaringan atau dengan jaringan eksternal.
2. Visitor Location Register (VLR)
o Basis data sementara yang menyimpan informasi tentang pelanggan yang sedang berada dalam cakupan MSC tertentu.
o Menyimpan data seperti lokasi pelanggan dan status registrasi.
3. Home Location Register (HLR)
o Basis data utama yang menyimpan informasi pelanggan secara permanen, termasuk nomor IMSI (International Mobile Subscriber Identity) dan detail langganan.
o Digunakan untuk autentikasi pengguna dan pencarian lokasi dalam jaringan.
4. Authentication Center (AUC)
o Bertanggung jawab untuk autentikasi pengguna menggunakan algoritma keamanan dan kunci enkripsi.
o Memastikan bahwa hanya pengguna yang sah yang dapat mengakses jaringan.
5. Equipment Identity Register (EIR)
o Database yang menyimpan daftar nomor IMEI (International Mobile Equipment Identity) perangkat yang digunakan dalam jaringan.
o Dapat digunakan untuk memblokir perangkat yang dicuri atau tidak sah.
6. Gateway MSC (GMSC)
o Menghubungkan MSC dengan jaringan telekomunikasi eksternal seperti PSTN (Public Switched Telephone Network) dan jaringan data lainnya.
o Bertindak sebagai gerbang untuk panggilan masuk dan keluar dari jaringan GSM.
7. Internetworking Function (IWF)
o Memfasilitasi koneksi antara jaringan GSM dengan jaringan data lainnya seperti ISDN dan paket data (CSPDN, PSPDN).
8. Operation and Maintenance Center (OMC)
o Berfungsi untuk pemantauan, konfigurasi, dan pemeliharaan sistem MSC.
o Memastikan operasi jaringan berjalan optimal dan mengelola alarm jika terjadi gangguan.
Kesimpulan
MSC adalah pusat utama dalam jaringan GSM yang terdiri dari berbagai perangkat untuk menangani switching, autentikasi, pengelolaan data pelanggan, dan
interkoneksi dengan jaringan lain. Setiap komponen dalam MSC memiliki peran khusus untuk memastikan komunikasi seluler berjalan dengan lancar.
11. AUC
1. Fungsi Authentication Center (AuC)
AuC adalah pusat otentikasi dalam jaringan GSM yang bertugas menyimpan dan mengelola parameter otentikasi pelanggan untuk memastikan keamanan akses ke jaringan.
AuC menyimpan parameter rahasia seperti Ki (Key Identification) dan algoritma keamanan seperti A3 dan A8.
2. Proses Otentikasi
Parameter yang Digunakan:
o Ki: Kunci rahasia unik yang dimiliki setiap pelanggan.
o RAND: Bilangan acak yang dihasilkan oleh jaringan.
o Algoritma A3 dan A8: Algoritma yang digunakan untuk menghasilkan parameter otentikasi.
Proses Pembuatan Parameter Otentikasi:
1. Menghasilkan SRES (Signed Response) dengan Algoritma A3
AuC menggunakan Ki dan RAND sebagai input ke dalam algoritma A3 untuk menghasilkan SRES (Signed Response).
SRES digunakan oleh jaringan untuk memverifikasi identitas pelanggan.
2. Menghasilkan Kc (Ciphering Key) dengan Algoritma A8
AuC menggunakan Ki dan RAND dalam algoritma A8 untuk menghasilkan Kc (Ciphering Key).
Kc digunakan untuk mengenkripsi komunikasi antara ponsel dan jaringan, sehingga data tetap aman.
3. Penyimpanan di VLR
Setelah parameter SRES, RAND, dan Kc dihasilkan, AuC mengirimkannya ke VLR (Visitor Location Register) untuk digunakan dalam proses otentikasi dan enkripsi data saat pengguna mengakses jaringan.
Secara keseluruhan, AuC bertanggung jawab dalam memastikan hanya pengguna yang sah yang dapat mengakses jaringan GSM dan menjaga keamanan komunikasi dengan mengenkripsi data pada Kc.
12. Proses Autentikasi dan Enkripsi
1. Autentikasi (Authentication)
Autentikasi digunakan untuk memastikan bahwa pengguna yang terhubung ke jaringan adalah pengguna yang sah.
Entitas yang Terlibat:
o MS (Mobile Station) → Perangkat pengguna (ponsel).
o Home System → Sistem pusat operator yang menyimpan informasi keamanan pelanggan.
Langkah-langkah:
1. Pengiriman RAND
o Home System mengirimkan bilangan acak (RAND) ke MS.
2. Penggunaan Algoritma A3
o MS dan Home System menggunakan Ki (Key Identification) dan RAND sebagai input ke algoritma A3 untuk menghasilkan SRES (Signed Response).
3. Verifikasi SRES
o MS mengirimkan hasil SRES ke jaringan.
o Jika SRES dari MS cocok dengan SRES yang dihitung oleh Home System, maka autentikasi diterima (Yes - accept).
o Jika tidak cocok, maka autentikasi ditolak (reject).
2. Enkripsi (Encryption)
Enkripsi digunakan untuk melindungi data komunikasi dari penyadapan atau manipulasi oleh pihak yang tidak berwenang.
Langkah-langkah:
1. Penggunaan Algoritma A8
Ki dan RAND diproses oleh algoritma A8 untuk menghasilkan Kc (Ciphering Key).
2. Penggunaan Algoritma A5
Kc digunakan dalam algoritma A5 untuk mengenkripsi dan mendekripsi data selama komunikasi berlangsung.
3. Frame Number dan Kc
Untuk mengenkripsi data, sistem yang dikunjungi menggunakan frame number dan Kc untuk mengenkripsi komunikasi melalui algoritma A5.
Data yang dienkripsi dikirim sebagai ciphered info dan kemudian didekripsi di sisi penerima.
13. HLR
HLR (Home Location Register) adalah database utama dalam jaringan GSM yang menyimpan informasi pelanggan secara permanen. HLR digunakan oleh operator seluler untuk mengelola dan mengontrol layanan pelanggan.
Kegunaan HLR
HLR memiliki beberapa fungsi utama dalam jaringan GSM:
1. Menyimpan Informasi Pelanggan
o HLR menyimpan data pelanggan seperti nomor telepon, kunci autentikasi (Ki), dan layanan yang diaktifkan.
2. Melacak Lokasi Pelanggan
o HLR mencatat lokasi terakhir pelanggan, yang diperbarui saat pengguna berpindah ke area lain.
o Informasi ini memungkinkan jaringan mengarahkan panggilan dan pesan ke lokasi yang benar.
3. Mengelola Autentikasi dan Keamanan
o HLR bekerja sama dengan Authentication Center (AuC) untuk memastikan hanya pengguna sah yang dapat mengakses jaringan.
4. Mengaktifkan dan Menonaktifkan Layanan
o Operator dapat menambahkan atau menghapus layanan pelanggan berdasarkan data yang ada di HLR.
Komponen dalam HLR
HLR berisi beberapa jenis informasi penting:
1. Identitas Pelanggan
o IMSI (International Mobile Subscriber Identity): Nomor unik yang mengidentifikasi pelanggan di jaringan GSM.
o MSISDN (Mobile Subscriber ISDN Number): Nomor telepon pelanggan.
2. Informasi Keamanan
o Ki (Authentication Key): Kunci autentikasi unik yang digunakan untuk mengenkripsi komunikasi dan proses otentikasi.
3. Data Layanan Pelanggan
o Menyimpan informasi mengenai layanan tambahan yang diaktifkan seperti Voicemail, SMS, roaming, dan paket data.
4. Lokasi Terkini Pengguna
o VLR (Visitor Location Register) Address: Menunjukkan lokasi pelanggan terakhir yang terdaftar dalam jaringan.
o Digunakan untuk mengarahkan panggilan dan pesan ke lokasi pelanggan saat ini.
14. VLR
VLR (Visitor Location Register) adalah database sementara dalam jaringan GSM yang menyimpan informasi pelanggan yang sedang berada di area tertentu. VLR digunakan untuk melayani pelanggan lokal serta pelanggan yang sedang melakukan roaming di jaringan seluler.
Kegunaan VLR
VLR memiliki beberapa fungsi penting dalam sistem komunikasi seluler:
1. Menyimpan Informasi Pelanggan Sementara
o VLR menyimpan data pelanggan yang sedang berada di area tertentu untuk mempercepat akses jaringan.
2. Mendukung Roaming
o Ketika pelanggan berpindah ke area baru, VLR mencatat informasi pelanggan sementara sehingga layanan tetap tersedia tanpa gangguan.
3. Memproses Panggilan dan SMS
o VLR bekerja sama dengan MSC (Mobile Switching Center) untuk menangani panggilan masuk, panggilan keluar, dan pesan singkat (SMS) pelanggan yang sedang berada di jaringan tertentu.
4. Mengurangi Beban HLR
o VLR menyimpan data sementara pelanggan, sehingga HLR tidak perlu selalu diakses setiap kali pelanggan melakukan aktivitas jaringan.
5. Mengelola Keamanan dan Autentikasi
o VLR berinteraksi dengan HLR dan Authentication Center (AuC) untuk memverifikasi identitas pengguna sebelum mengizinkan akses ke jaringan.
Komponen dalam VLR
VLR menyimpan beberapa informasi penting tentang pelanggan, antara lain:
1. IMSI (International Mobile Subscriber Identity)
o Nomor unik pelanggan yang digunakan untuk identifikasi dalam jaringan GSM.
2. MSISDN (Mobile Station ISDN Number)
o Nomor telepon pelanggan yang digunakan untuk layanan komunikasi.
3. Lokasi Pelanggan
o VLR mencatat lokasi pelanggan berdasarkan area seluler yang sedang digunakan.
4. Status Layanan
o Menyimpan informasi tentang layanan pelanggan seperti panggilan, SMS, dan layanan data yang tersedia.
5. Informasi Roaming
o Jika pelanggan berasal dari jaringan lain, VLR menyimpan data roaming sementara untuk memastikan layanan tetap berjalan.
15. EIR
EIR (Equipment Identity Register) adalah database dalam jaringan seluler yang menyimpan data perangkat mobile berdasarkan nomor IMEI (International Mobile Equipment Identity). IMEI adalah nomor identifikasi unik yang dimiliki setiap perangkat seluler, terdiri dari nomor seri dan kode tipe perangkat.
Kegunaan EIR
EIR memiliki beberapa fungsi penting dalam sistem komunikasi seluler:
1. Mengidentifikasi Perangkat Seluler
o EIR menyimpan daftar IMEI dari perangkat yang terhubung ke jaringan untuk memastikan hanya perangkat yang sah yang dapat mengakses layanan.
2. Mencegah Penggunaan Perangkat yang Dicuri atau Ilegal
o Jika perangkat dicuri atau hilang, operator dapat memasukkan IMEI perangkat tersebut ke daftar hitam (blacklist) sehingga tidak dapat digunakan dalam jaringan seluler.
3. Mengontrol dan Mengelola Perangkat dalam Jaringan
o Dengan EIR, operator dapat memantau dan mengatur perangkat yang dapat terhubung ke jaringan mereka untuk meningkatkan keamanan.
4. Mendukung Regulasi Pemerintah
o Di beberapa negara, EIR digunakan untuk membantu pemerintah dalam mengurangi peredaran perangkat ilegal dan memerangi kejahatan teknologi.
Komponen dalam EIR
EIR mengelompokkan perangkat ke dalam tiga kategori utama berdasarkan status IMEI mereka:
1. Blacklist (Daftar Hitam)
o Berisi IMEI perangkat yang dicuri, hilang, atau dinyatakan ilegal oleh operator.
o Perangkat dalam daftar ini tidak diizinkan terhubung ke jaringan seluler.
2. Greylist (Daftar Abu-abu)
o Berisi IMEI perangkat yang mencurigakan atau belum terverifikasi keasliannya.
o Perangkat dalam daftar ini masih dapat digunakan, tetapi diawasi oleh operator.
3. Whitelist (Daftar Putih)
o Berisi IMEI perangkat yang sah dan terdaftar secara resmi.
o Perangkat dalam daftar ini bebas digunakan tanpa pembatasan di jaringan seluler.
16. OSS
OSS (Operation Sub-System) adalah bagian dari sistem telekomunikasi yang bertanggung jawab atas pengoperasian, pemeliharaan, dan manajemen jaringan.
OSS digunakan oleh operator jaringan untuk mengelola berbagai aspek layanan komunikasi, termasuk pengaturan pelanggan, pemantauan kinerja jaringan, dan administrasi sistem.
Kegunaan OSS
OSS memiliki beberapa fungsi utama dalam sistem jaringan telekomunikasi:
1. Operation and Maintenance Jaringan
o Mengelola dan memantau performa jaringan seluler.
o Mendeteksi, menganalisis, dan menangani gangguan atau masalah jaringan.
o Mengoptimalkan kapasitas dan efisiensi jaringan untuk meningkatkan kualitas layanan.
2. Pengaturan Pelanggan dan Tagihan
o Mengelola data pelanggan, termasuk aktivasi layanan, perubahan paket, dan penyimpanan informasi pengguna.
o Mengatur sistem penagihan dan pemantauan penggunaan layanan oleh pelanggan.
3. Pengaturan Mobile Equipment
o Mengelola daftar perangkat yang terhubung ke jaringan, termasuk IMEI dan status perangkat.
o Mengontrol akses perangkat ke jaringan untuk meningkatkan keamanan dan kualitas layanan.
Komponen dalam OSS
OSS terdiri dari beberapa komponen utama, di antaranya:
1. Network Management System (NMS)
o Digunakan untuk memantau dan mengontrol infrastruktur jaringan, seperti BTS (Base Transceiver Station), BSC (Base Station Controller), dan MSC (Mobile Switching Center).
2. Fault Management
o Bertanggung jawab untuk mendeteksi, menganalisis, dan menangani masalah yang terjadi dalam jaringan.
3. Configuration Management
o Mengatur konfigurasi perangkat jaringan untuk memastikan performa optimal dan kompatibilitas antar-komponen.
4. Performance Management
o Memantau kualitas layanan dan kinerja jaringan untuk mendukung peningkatan efisiensi operasional.
5. Billing System
o Mengelola sistem tagihan dan pembayaran pelanggan berdasarkan penggunaan layanan mereka.
17. Vendor Perangkat Msc Gsm Tahun Sekarang Di Indonesia
Mobile Switching Center (MSC) adalah komponen inti dalam jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendali untuk pengalihan panggilan suara, SMS, dan data sirkuit-switched lainnya.
Di Indonesia, beberapa vendor utama yang menyediakan perangkat MSC GSM meliputi:
Ericsson: Perusahaan asal Swedia yang dikenal sebagai penyedia utama perangkat MSC dan infrastruktur jaringan lainnya.
Nokia: Perusahaan asal Finlandia yang menyediakan solusi jaringan telekomunikasi, termasuk perangkat MSC.
Huawei: Perusahaan teknologi asal Tiongkok yang menawarkan berbagai produk dan layanan telekomunikasi, termasuk perangkat MSC.
ZTE: Perusahaan teknologi asal Tiongkok yang juga menyediakan perangkat MSC dan solusi jaringan lainnya.
Cisco: Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat yang menawarkan perangkat MSC sebagai bagian dari solusi jaringan mereka.
Perlu dicatat bahwa vendor yang digunakan oleh operator telekomunikasi dapat berbeda-beda tergantung pada kebutuhan spesifik, strategi bisnis, dan pertimbangan teknis masing-masing operator. Informasi spesifik mengenai vendor yang
digunakan oleh operator tertentu mungkin tidak tersedia untuk publik.
18. Bagaimana Sejarah Perkembanganya
Sejarah Perkembangan Mobile Switching Center (MSC) dalam Jaringan GSM di Indonesia
Mobile Switching Center (MSC) adalah salah satu elemen kunci dalam jaringan telekomunikasi seluler yang berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengalihan panggilan. Perkembangannya di Indonesia tidak terlepas dari evolusi jaringan seluler secara global. Berikut adalah tahapan perkembangan MSC dalam jaringan GSM di Indonesia:
1. Era 1G (1980-an – Awal 1990-an)
Teknologi seluler pertama di Indonesia berbasis Analog (1G), seperti AMPS (Advanced Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone).
Operator pertama yang menyediakan layanan seluler adalah PT Telkom dan PT Indosat, dengan sistem analog.
MSC pada masa ini sangat terbatas dalam kapasitas dan hanya mampu menangani layanan suara dasar.
2. Era 2G GSM (1994 – 2000-an)
Tahun 1994, Indonesia mulai mengadopsi GSM (Global System for Mobile Communications) yang menawarkan komunikasi digital, kualitas suara lebih baik, dan layanan SMS.
Operator seperti Telkomsel (1995), Indosat, dan Excelcomindo (sekarang XL Axiata) mulai membangun jaringan GSM.
MSC mulai diperkenalkan dalam jaringan GSM untuk menangani panggilan suara dan SMS dengan efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan sistem analog.
Vendor utama pada era ini adalah Ericsson, Nokia, Siemens, dan Alcatel.
3. Era 3G (2005 – 2010-an)
Indonesia mulai memasuki era UMTS (3G) dengan dukungan data yang lebih baik, memungkinkan layanan internet yang lebih cepat.
MSC mengalami peningkatan dengan integrasi ke dalam Mobile Softswitch (MSS), yang memungkinkan konektivitas antara jaringan sirkuit-switched (GSM) dan jaringan paket-switched (IP-based).
Vendor utama MSC pada era ini mencakup Ericsson, Nokia Siemens Networks (NSN), Huawei, dan ZTE.
Handover antar MSC dan antara jaringan 2G & 3G menjadi lebih kompleks dan dioptimalkan.
4. Era 4G LTE (2013 – Sekarang)
4G LTE mulai dikomersialkan di Indonesia pada tahun 2013, menawarkan layanan data berkecepatan tinggi.
MSC mengalami transformasi menjadi IP-based Softswitch, yang
memungkinkan komunikasi berbasis VoIP dan IMS (IP Multimedia Subsystem).
Layanan VoLTE (Voice over LTE) mulai diperkenalkan, memungkinkan panggilan suara melalui jaringan data tanpa perlu beralih ke 2G/3G.
Vendor yang berperan besar pada era ini adalah Huawei, Ericsson, Nokia, dan ZTE.
5. Era 5G (2021 – Masa Depan)
Indonesia resmi meluncurkan jaringan 5G pertama kali pada 2021 melalui Telkomsel.
MSC secara bertahap ditinggalkan dan digantikan oleh Cloud-Native Core Network (5GC).
Arsitektur jaringan beralih ke Virtualized MSC dan Cloud-Based MSC,
memungkinkan efisiensi lebih tinggi, latensi rendah, serta dukungan untuk IoT dan AI dalam telekomunikasi.