• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Jaringan dalam UMTS

Dalam dokumen Sistem Komunikasi Seluler tugas 1 (Halaman 31-75)

Jaringan UMTS terdiri dari beberapa bagian utama:

a. BSS (Base Station Subsystem) – Bagian dari GSM

BTS (Base Transceiver Station) → Menara pemancar yang berkomunikasi langsung dengan perangkat pengguna (MS – Mobile Station).

BSC (Base Station Controller) → Mengontrol beberapa BTS dan mengelola alokasi sumber daya radio.

b. RNS (Radio Network Subsystem) – Bagian dari UMTS

Node B → Setara dengan BTS dalam jaringan GSM, tetapi digunakan dalam UMTS untuk menangani komunikasi radio.

RNC (Radio Network Controller) → Mengontrol beberapa Node B dan menangani fungsi seperti handover dan manajemen sumber daya radio.

c. MSC (Mobile Switching Center)

Berfungsi sebagai pusat switching yang menghubungkan jaringan radio (BSS dan RNS) dengan jaringan telepon (PSTN/ISDN) dan jaringan data (Internet).

U-MSC (UMTS Mobile Switching Center) → Versi MSC yang digunakan untuk UMTS.

2. Integrasi GSM dan UMTS

Gambar ini menunjukkan bahwa UMTS adalah evolusi dari GSM, di mana UMTS menggunakan Node B dan RNC sebagai pengganti BTS dan BSC dalam GSM.

MSC mendukung GSM dan UMTS, memungkinkan transisi yang lebih lancar antara kedua teknologi.

3. Koneksi ke Jaringan Eksternal

Jaringan telepon (ISDN, PSTN) → Untuk komunikasi suara dan layanan telepon konvensional.

Jaringan data (Internet, dll.) → Untuk layanan berbasis data seperti browsing web, email, dan aplikasi multimedia.

22. Lapisan Sel Dalam Jaringan UMTS (UMTS – Cell Layers), yang mengacu pada berbagai jenis cakupan seluler yang digunakan untuk menyediakan layanan komunikasi nirkabel.

Jenis-jenis Lapisan Sel dalam UMTS

Jaringan UMTS menggunakan beberapa lapisan sel yang berbeda berdasarkan cakupan dan kepadatan pengguna:

a. Pico-Cell

Cakupan: Sangat kecil, hanya beberapa meter.

Lokasi: Digunakan dalam gedung atau ruangan tertutup (misalnya, kantor, pusat perbelanjaan).

Fungsi: Mengatasi kepadatan pengguna di area terbatas dan meningkatkan kapasitas jaringan dalam ruangan.

b. Micro-Cell

Cakupan: Sekitar beberapa ratus meter.

Lokasi: Daerah perkotaan dengan lalu lintas tinggi, seperti jalan raya dan area bisnis.

Fungsi: Memberikan cakupan yang lebih baik di area dengan kepadatan tinggi dan mengurangi beban pada sel yang lebih besar.

c. Macro-Cell

Cakupan: Beberapa kilometer.

Lokasi: Digunakan di daerah pinggiran kota dan pedesaan.

Fungsi: Menyediakan cakupan luas dengan daya pancar yang lebih besar dari BTS.

d. Satellite

Cakupan: Global.

Lokasi: Digunakan di daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur darat, seperti lautan, daerah pegunungan, atau lokasi terpencil.

Fungsi: Memastikan konektivitas di area yang tidak terjangkau oleh jaringan seluler berbasis darat.

23. GMPCS (Global Mobile Personal Communication System), yang merupakan sistem komunikasi global berbasis satelit.

1. Definisi Awal GMPCS

GMPCS awalnya merujuk pada sistem komunikasi berbasis satelit yang menggunakan orbit non-geostasioner.

Disebut juga Big LEO (Low Earth Orbit), yang berarti satelitnya mengorbit lebih dekat ke Bumi dibandingkan satelit geostasioner.

2. Karakteristik GMPCS

Frekuensi di atas 1 GHz → Menggunakan pita frekuensi tinggi untuk komunikasi yang lebih luas dan stabil.

Layanan suara dan data narrow band → Awalnya GMPCS lebih difokuskan pada layanan suara dengan kapasitas data terbatas.

3. GMPCS dalam IMT-2000

Bagian dari IMT-2000 → GMPCS menjadi bagian dari standar komunikasi global yang menyatukan berbagai sistem komunikasi dalam satu infrastruktur radio terpadu.

Ini membantu menciptakan jaringan telekomunikasi yang lebih luas dan terhubung secara global.

4. Keunggulan GMPCS

Komunikasi anywhere and anytime → Dapat digunakan di mana saja dan kapan saja, termasuk di lokasi yang tidak terjangkau jaringan seluler biasa, seperti lautan, gurun, atau pegunungan.

5. Definisi GMPCS Saat Ini

Sekarang, GMPCS mencakup semua sistem telekomunikasi berbasis satelit, baik untuk:

o Trans-nasional (lintas negara)

o Regional (khusus di wilayah tertentu)

o Global (mencakup seluruh dunia) BAB 2

SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK Konsep Dasar Sistem Cellular

1. Spesifikasi Teknologi GSM, AMPS, NMT, CDMA:

GSM (Global System for Mobile Communications): Teknologi komunikasi seluler digital berbasis TDMA (Time Division Multiple Access) dengan frekuensi 900 MHz atau 1800 MHz.

AMPS (Advanced Mobile Phone System): Sistem komunikasi seluler analog generasi pertama (1G) yang menggunakan teknik FDMA (Frequency Division Multiple Access).

NMT (Nordic Mobile Telephone): Sistem seluler analog yang digunakan di negara-negara Nordik dengan frekuensi 450 MHz atau 900 MHz.

CDMA (Code Division Multiple Access): Teknologi komunikasi digital yang membagi spektrum menggunakan kode unik untuk setiap pengguna,

meningkatkan kapasitas dan efisiensi spektrum.

GSM (Global System for Mobile Communications)

Frekuensi: GSM beroperasi pada frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz.

Metode Akses: Menggunakan kombinasi FDMA (Frequency Division Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access).

Modulasi: GMSK (Gaussian Minimum Shift Keying).

Jangkauan: Daya jangkau antara 1,5 km hingga 2 km dari BTS (Base Transceiver Station)2.

2. AMPS (Advanced Mobile Phone System)

Frekuensi: AMPS beroperasi pada frekuensi 850 MHz.

Sistem: Merupakan sistem telepon seluler analog yang awalnya distandarisasi oleh ANSI.

Pengembangan: AMPS telah digantikan oleh sistem digital seperti D-AMPS dan teknologi GSM yang lebih canggih.

3. NMT (Nordic Mobile Telephone)

Frekuensi: NMT beroperasi pada frekuensi 450 MHz, 900 MHz, dan 1800 MHz.

Sistem: Merupakan salah satu sistem telepon seluler pertama yang menggunakan teknologi analog.

Karakteristik: NMT dikenal dengan kemampuan roaming internasional yang lebih baik dibandingkan sistem sebelumnya.

4. CDMA (Code Division Multiple Access)

Frekuensi: CDMA menggunakan frekuensi 800 MHz dan 1900 MHz.

Metode Akses: Menggunakan teknik spread-spectrum, di mana semua pengguna berbagi saluran yang sama namun menggunakan kode unik untuk membedakan sinyal mereka.

Keunggulan: Memiliki kapasitas lebih tinggi dibandingkan dengan GSM dan AMPS, serta efisiensi spektrum yang lebih baik.

2. Jumlah RFC T-Sel, I-Sat, XL: RFC (Request for Comments) adalah standar teknis yang digunakan dalam komunikasi jaringan. Untuk mengetahui jumlah RFC

spesifik dari operator seperti Telkomsel (T-Sel), Indosat (I-Sat), dan XL Axiata (XL), perlu dicek langsung di sumber resmi masing-masing operator atau dalam dokumen RFC terkait telekomunikasi.

Telkomsel (T-Sel): Menggunakan total spektrum frekuensi sebesar 145 MHz.

Indosat (I-Sat): Mengoperasikan total spektrum frekuensi sebesar 135 MHz.

XL Axiata: Mengoperasikan total spektrum frekuensi sebesar 90 MHz.

3. Karakteristik Handover dalam Algoritma Pemrograman:

Hard Handover: Perpindahan panggilan dari satu sel ke sel lain tanpa mempertahankan koneksi sebelumnya.

Soft Handover: Perpindahan panggilan yang mempertahankan koneksi ke lebih dari satu sel sebelum melepas koneksi awal.

Handover Decision Algorithms: Algoritma pemrograman handover

mempertimbangkan faktor seperti kekuatan sinyal, kualitas kanal, dan kepadatan jaringan.

Handover adalah proses pemindahan koneksi dari satu BTS ke BTS lain saat pengguna bergerak. Karakteristik handover dapat dijelaskan melalui algoritma pemrograman sebagai berikut:

1. Deteksi Kualitas Sinyal:

Monitor kekuatan sinyal dari BTS yang terhubung.

Jika sinyal turun di bawah ambang tertentu, lakukan langkah berikutnya.

2. Identifikasi BTS Target:

Analisis BTS terdekat dengan sinyal terbaik.

Hitung parameter seperti kualitas sinyal dan beban jaringan.

3. Pengambilan Keputusan:

Jika sinyal dari BTS target lebih baik, lanjutkan ke langkah berikutnya.

4. Proses Handover:

Kirim permintaan handover ke BTS target.

BTS target akan mengonfirmasi jika siap menerima koneksi.

5. Transfer Data:

Alihkan data pengguna dari BTS lama ke BTS baru.

Pastikan koneksi tetap stabil selama proses transfer.

6. Konfirmasi Handover Sukses:

Setelah transfer selesai, konfirmasikan kepada pengguna bahwa handover berhasil dilakukan.

7. Monitoring Pasca Handover:

Lanjutkan memantau kualitas sinyal untuk kemungkinan handover selanjutnya.

Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak. Disebut sistem cellular karena daerah layanannya dibagi-bagi menjadi daerah yang kecil-kecil yang disebut CELL.

SIFAT : Pelanggan mampu bergerak secara bebas di dalam area layanan sambil berkomunikasi tanpa terjadi pemutusan hubungan.

DEFINISI CELL :

 Area Cakupan (coverage area) dari BTS/RBS/BS

 Macam-macam :

 Omni Cell , Sectored Cell Ukuran :

 Makrocell (>5km), Microcell (3-<5km),Picocell (<1km)

 Sel menunjukkan cakupan sinyal

 Sel berbentuk heksagonal ( atau bentuk yang lain ) hanya digunakan untuk mempermudah penggambaran pada layout perencanaan

Konsep Sel

SELIDEAL SELREAL SELMODEL

4. Data Rate

 Indoor dan Mobilitas Rendah (Indoor and Low Mobility)

Kecepatan data: 2 Mbit/s

Digunakan di dalam ruangan atau area dengan pergerakan rendah, seperti rumah, kantor, atau kafe.

Kecepatan lebih tinggi karena sinyal lebih stabil dan hambatan lebih sedikit.

 Luar Ruangan Perkotaan (Urban Outdoor)

Kecepatan data: 384 kbit/s

Berlaku di lingkungan luar ruangan di kota, seperti jalanan atau tempat umum.

Kecepatan lebih rendah dibandingkan dengan lingkungan dalam ruangan karena gangguan dan mobilitas yang lebih tinggi.

 Satelit dan Pedesaan (Satellite and Rural Outdoor)

Kecepatan data: 144 kbit/s

Digunakan di daerah terpencil atau pedesaan dengan infrastruktur jaringan yang lebih terbatas.

Kecepatan paling rendah karena jarak ke menara pemancar lebih jauh dan kemungkinan gangguan lebih tinggi.

5. Cell Segmentatiom

Pembagian Area Menjadi Sel (Cells)

Setiap area layanan jaringan dibagi menjadi sel berbentuk heksagonal (bentuk idealisasi).

Setiap sel memiliki cakupan radio tertentu, yang digambarkan dengan lingkaran biru di gambar.

Penggunaan Frekuensi yang Berbeda

Setiap sel menggunakan frekuensi pembawa (carrier frequency) yang berbeda untuk menghindari interferensi dengan sel yang berdekatan.

Frekuensi yang sama tidak boleh digunakan pada sel yang berdekatan langsung untuk mengoptimalkan kualitas sinyal.

Variasi Ukuran Sel

Ukuran sel dapat berkisar dari 100 meter hingga 35 km, tergantung pada faktor- faktor seperti:

o Kepadatan pengguna (lebih padat di kota, lebih jarang di desa)

o Geografi (gunung, gedung tinggi dapat mempengaruhi cakupan)

o Daya pemancar (lebih kuat = cakupan lebih luas) Tumpang Tindih Sel dan Pergantian Seluler (Handover)

Sel memiliki tumpang tindih cakupan untuk memastikan koneksi tetap stabil saat pengguna bergerak.

Jika seorang pengguna bergerak dari satu sel ke sel lain, terjadi proses handover, yaitu perpindahan koneksi dari sel lama ke sel baru tanpa memutus panggilan atau koneksi data.

Gambar ini menjelaskan model seluler heksagonal yang disederhanakan dan bagaimana frekuensi digunakan kembali dalam jaringan seluler untuk mengurangi interferensi dan meningkatkan efisiensi spektrum.

Penjelasan Konsep

1. Model Heksagonal Sederhana

o Jaringan seluler membagi area cakupan ke dalam sel berbentuk heksagonal untuk memaksimalkan cakupan dan efisiensi spektrum frekuensi.

o Bentuk heksagonal dipilih karena memberikan cakupan yang lebih optimal dibanding bentuk lain seperti lingkaran atau persegi.

2. Cakupan Propagasi Sinyal dan Penggunaan Ulang Frekuensi

o Frekuensi hanya dapat digunakan kembali setelah jarak tertentu untuk menghindari interferensi antar sel yang berdekatan.

o Diagram kanan atas menunjukkan cakupan propagasi sinyal dari sebuah stasiun pemancar (base station), dengan zona interferensi di sekitar pusatnya.

3. Jarak Penggunaan Ulang Frekuensi

o Frekuensi yang sama tidak boleh digunakan pada sel yang berdekatan langsung.

o Bisa digunakan kembali setelah jarak 2 atau 3 sel (seperti pada diagram warna-warni di bagian bawah).

o Ini adalah contoh dari masalah pewarnaan graf (graph coloring problem), di mana setiap sel yang berdekatan harus memiliki warna berbeda untuk menghindari interferensi.

4. Penerapan dalam Jaringan Seluler

o Diagram bawah menunjukkan penugasan frekuensi tetap dengan jarak penggunaan ulang 2.

o Setiap warna (merah, hijau, biru) merepresentasikan kelompok frekuensi yang berbeda, memastikan bahwa tidak ada dua sel bersebelahan yang menggunakan frekuensi yang sama.

o Interferensi dari sel tetangga yang menggunakan frekuensi berbeda dapat dikontrol menggunakan filter transmisi dan penerimaan.

Kesimpulan

Tujuan utama dari model ini adalah mengoptimalkan penggunaan spektrum frekuensi dalam jaringan seluler sambil menghindari interferensi.

Teknik pewarnaan graf digunakan untuk menentukan pola penggunaan ulang frekuensi yang efisien.

Pendekatan ini digunakan dalam teknologi jaringan seluler seperti GSM dan LTE untuk memastikan kualitas layanan komunikasi yang baik.

6. GSM Frequency Planning

Reuse Factor (Faktor Penggunaan Ulang)

Faktor reuse (reuse factor) mengacu pada seberapa sering frekuensi yang sama dapat digunakan kembali dalam jaringan tanpa menyebabkan interferensi.

Dalam sistem seluler, frekuensi yang sama tidak boleh digunakan dalam sel yang berdekatan langsung, tetapi dapat digunakan kembali setelah jarak tertentu.

Pola Frekuensi pada Jaringan Seluler

Diagram heksagonal pada gambar menunjukkan pembagian area cakupan ke dalam sel kecil.

Setiap warna mewakili kelompok frekuensi yang berbeda, sehingga dua sel berdekatan tidak menggunakan frekuensi yang sama untuk menghindari interferensi.

Penggunaan warna berulang dengan jarak tertentu mencerminkan strategi penggunaan ulang frekuensi dalam jaringan GSM.

Dampak Penggunaan Ulang yang Ketat (Tighter Reuse)

Keuntungan:

o Kapasitas jaringan lebih tinggi karena lebih banyak sel dapat menggunakan kembali frekuensi dalam area yang lebih kecil.

Kerugian:

o Interferensi antar sel meningkat, terutama jika jarak antar sel yang menggunakan frekuensi yang sama terlalu dekat.

o Ini dapat mengurangi kualitas komunikasi dan mempengaruhi panggilan suara serta kecepatan data.

Ilustrasi Interferensi

Pada gambar, terdapat dua pemancar (BTS) dengan garis putus-putus yang menunjukkan kemungkinan interferensi karena penggunaan ulang frekuensi yang terlalu dekat.

Hal ini mengindikasikan pentingnya perencanaan frekuensi yang optimal agar jaringan tetap berkinerja baik tanpa banyak gangguan.

7. Desain Frekuensi Sederhana

Penjelasan untuk GSM (Global System for Mobile Communications)

GSM menggunakan konsep frekuensi terbagi dalam klaster.

Setiap klaster terdiri dari 7 sel yang masing-masing menggunakan frekuensi berbeda (diberi angka 1–7).

Klaster tidak menggunakan frekuensi yang sama pada sel yang berdekatan, sehingga mengurangi interferensi.

Setelah satu klaster selesai, pola frekuensi diulang pada klaster berikutnya (ditandai dengan warna berbeda: merah, hijau, dan biru).

Keunggulan:

o Meminimalkan interferensi antar sel.

o Memungkinkan penggunaan ulang frekuensi dalam wilayah yang luas.

Penjelasan untuk CDMA (Code Division Multiple Access)

CDMA tidak menggunakan pembagian frekuensi seperti GSM.

Semua sel menggunakan frekuensi yang sama (ditandai dengan huruf "a"), tetapi dengan kode unik untuk setiap pengguna.

Keunggulan:

o Lebih fleksibel dalam penggunaan spektrum frekuensi.

o Tidak perlu pengelolaan klaster seperti GSM.

o Lebih tahan terhadap interferensi karena setiap pengguna memiliki kode unik.

Kesimpulan

GSM menggunakan alokasi frekuensi yang berbeda untuk setiap sel dalam satu klaster, sedangkan CDMA memungkinkan penggunaan frekuensi yang sama di seluruh sel dengan teknik kode unik.

CDMA lebih efisien dalam penggunaan spektrum, tetapi GSM lebih mudah dikelola dalam pengalokasian frekuensi.

8. Perencanaan Frekuensi

 GSM (Kiri)

Menggunakan pola reuse frekuensi yang terlihat dari heksagon berwarna-warni.

Setiap warna mewakili frekuensi yang berbeda untuk menghindari interferensi antar sel yang berdekatan.

Dalam GSM, perencanaan frekuensi sangat penting karena setiap sel harus menggunakan frekuensi yang berbeda dari sel tetangganya untuk menghindari gangguan sinyal.

 UMTS (Kanan)

Seluruh heksagon berwarna merah, menunjukkan bahwa tidak ada perencanaan frekuensi yang diperlukan.

UMTS menggunakan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) yang memungkinkan semua sel berbagi frekuensi yang sama tanpa menyebabkan interferensi besar.

Setiap pengguna dibedakan berdasarkan kode unik, bukan berdasarkan frekuensi terpisah seperti dalam GSM.

9.

10. Frequency Reuse

 Definisi Frequency Reuse

Penggunaan kembali frekuensi yang sama di area berbeda yang berada di luar jangkauan interferensi.

Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan spektrum frekuensi yang terbatas tanpa menyebabkan gangguan komunikasi.

 Ilustrasi di Kiri (Lingkaran & Menara BTS)

Setiap sel menggunakan frekuensi berbeda (F1, F2, F3) untuk menghindari gangguan.

Jarak bebas interferensi memastikan bahwa sel yang menggunakan frekuensi yang sama (misalnya F3) berada cukup jauh sehingga tidak saling mengganggu.

 Ilustrasi di Kanan (Pola Heksagonal)

Frekuensi dalam suatu jaringan dibagi menjadi beberapa kelompok (1, 2, 3).

Setiap frekuensi diulang pada sel yang cukup jauh untuk menghindari interferensi tetapi tetap memanfaatkan spektrum secara efisien.

Titik berwarna merah, biru, dan hijau menunjukkan penggunaan kembali frekuensi yang sama di lokasi yang berbeda.

11.

12.

13.

14. Handover

 Mobile measures other cells (Perangkat mobile mengukur sinyal dari sel lain)

Ponsel tetap terhubung dengan BTS saat ini tetapi juga mengukur kekuatan sinyal dari BTS lain di sekitarnya.

Jika sel yang lebih kuat terdeteksi, handover akan dipertimbangkan.

 Better cell detected, handover initiated (Sel yang lebih baik terdeteksi, handover dimulai)

Jika sistem mendeteksi bahwa sel lain memiliki sinyal lebih kuat dan stabil, maka proses handover dimulai.

Ponsel masih tetap berkomunikasi dengan BTS lama sambil bersiap untuk pindah ke BTS baru.

 Handover completed (Handover selesai)

Koneksi dengan BTS lama dihentikan, dan ponsel sekarang tersambung sepenuhnya ke BTS baru.

Pengukuran sinyal terus dilakukan untuk mempersiapkan handover berikutnya jika diperlukan.

15. Macam-macam Handoff pada CDMA

Penjelasan Konsep Soft Handoff

1. MS Terhubung ke Dua atau Lebih BTS

o Berbeda dengan handover di GSM (yang memutuskan koneksi sebelum berpindah), dalam soft handoff MS tetap terhubung ke dua atau tiga BTS secara bersamaan selama transisi.

o Ini memungkinkan komunikasi tetap berjalan tanpa gangguan.

2. Penggunaan Rake Receiver

o Rake receiver adalah teknik dalam CDMA yang memungkinkan MS menggabungkan beberapa sinyal dari BTS yang berbeda untuk meningkatkan kualitas komunikasi.

o Dengan teknologi ini, MS dapat menerima sinyal dari lebih dari satu BTS dan mengolahnya untuk mendapatkan kualitas sinyal terbaik.

3. Daerah Soft Handoff

o Pada area perbatasan antara dua sel BTS, MS mulai menerima sinyal dari BTS baru sambil tetap terhubung dengan BTS lama.

o Setelah sinyal BTS baru lebih kuat dan stabil, koneksi ke BTS lama akan dilepas secara bertahap.

Penjelasan Konsep Softer Handoff 1. Pindah Sektor dalam Satu BTS

o Berbeda dengan soft handoff yang melibatkan dua BTS, softer handoff hanya terjadi di dalam satu BTS, tetapi berpindah dari satu sektor ke sektor lain.

o Misalnya, perangkat seluler (MS - Mobile Station) awalnya berada di Sektor A, lalu berpindah ke Sektor B dalam area cakupan BTS yang sama.

2. Arah Downlink dan Uplink Berbeda

o Downlink (dari BTS ke MS): Sama seperti soft handoff, di mana sinyal dikirim dari beberapa sektor BTS ke MS untuk menjaga kestabilan komunikasi.

o Uplink (dari MS ke BTS): Proses seleksi terjadi di BTS, di mana sistem memilih sinyal dengan kualitas terbaik dari berbagai sektor dalam BTS yang sama.

3. Manfaat Softer Handoff

✅ Mengurangi gangguan: Karena perpindahan terjadi dalam satu BTS, sinyal tetap stabil tanpa terputus.

✅ Peningkatan efisiensi spektrum: Softer handoff memungkinkan pemakaian frekuensi yang lebih optimal di dalam sel BTS.

✅ Kualitas komunikasi lebih baik: Dengan pemilihan sinyal terbaik pada uplink, suara/data yang dikirim menjadi lebih jernih.

16. Hard Handoff

Penjelasan Konsep Hard Handoff

1. Pemutusan dan Penyambungan Kembali

o Saat perangkat seluler (MS - Mobile Station) berpindah dari satu area cakupan BTS ke BTS lain, koneksi dengan BTS lama diputus terlebih dahulu sebelum tersambung ke BTS yang baru.

o Ini berbeda dengan soft handoff, di mana MS bisa terhubung ke dua BTS secara bersamaan untuk transisi yang lebih mulus.

2. Jenis-Jenis Hard Handoff dalam CDMA

o CDMA to CDMA Handoff (D to D Handoff)

Terjadi ketika MS berpindah dari satu carrier CDMA ke carrier CDMA lain.

Bisa melibatkan dua operator yang berbeda atau hanya perbedaan frekuensi di dalam operator yang sama.

o CDMA to Analog Handoff (D to A Handoff)

Terjadi ketika MS berpindah dari jaringan CDMA ke jaringan analog.

Biasanya terjadi di daerah yang belum sepenuhnya mendukung CDMA, sehingga perlu berpindah ke jaringan analog untuk menjaga koneksi.

3. Ilustrasi dalam Gambar

o Mobil (MS) awalnya berada dalam cakupan BTS pertama dengan frekuensi F1.

o Saat berpindah ke cakupan BTS kedua, frekuensi berubah menjadi F1 + n setelah koneksi dari BTS pertama diputus.

o Perpindahan ini menyebabkan jeda singkat dalam komunikasi.

Kelebihan dan Kekurangan Hard Handoff

✅ Lebih efisien dalam penggunaan spektrum, karena tidak perlu mempertahankan dua koneksi secara bersamaan.

✅ Berpotensi menyebabkan terputusnya panggilan atau koneksi data, terutama jika perpindahan tidak berjalan mulus.

17. Proses Handoff

Penjelasan Proses Handoff

1. Tahap Awal (Active Set 1 - Pilot A)

o MS awalnya berada dalam cakupan Cell-A, yang memiliki sinyal kuat (kurva hitam).

o MS hanya terhubung ke satu BTS, yaitu Cell-A.

2. Tahap Transisi (Active Set 2 - Pilot A & B)

o Saat MS bergerak mendekati Cell-B, sinyal dari Cell-B (kurva biru) semakin meningkat, sedangkan sinyal dari Cell-A mulai menurun.

o Ketika sinyal Cell-B melewati ambang batas T_ADD, BTS

menambahkan Cell-B ke dalam active set, sehingga MS kini terhubung ke dua BTS sekaligus (Cell-A dan Cell-B).

o Ini merupakan tahap soft handoff, yang memungkinkan perpindahan jaringan tanpa pemutusan koneksi.

3. Tahap Akhir (Active Set 1 - Pilot B)

o Saat MS semakin menjauh dari Cell-A, sinyalnya semakin melemah hingga melewati ambang batas T_DROP.

o Pada titik ini, sistem mulai menghitung T_TDROP, yaitu waktu sebelum sinyal dari Cell-A benar-benar dihapus dari active set.

o Setelah waktu T_TDROP berlalu, Cell-A dihapus dari active set, dan MS hanya terhubung ke Cell-B.

18. Inter BSC Soft Hamdoff

Penjelasan Diagram

MSC (Mobile Switching Center)

o Bertanggung jawab atas manajemen panggilan dan komunikasi antara Base Station Controller (BSC).

BSC (Base Station Controller)

o Mengontrol beberapa BTS dalam area tertentu. Dalam gambar ada SOURCE BSC (BSC asal) dan TARGET BSC (BSC tujuan).

GCIN (Global Circuit Identification Number)

o Digunakan sebagai pengenal unik yang memungkinkan komunikasi antar BSC. Satu GCIN bisa menghubungkan beberapa LCIN.

Dalam dokumen Sistem Komunikasi Seluler tugas 1 (Halaman 31-75)

Dokumen terkait