• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unit Cost per DRG’s Indonesia Diagnosis Related

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6 Unit Cost per DRG’s Indonesia Diagnosis Related

CBG).

Hasil penelitian INA DRG’s atau INA CBG bahwa average cost untuk komplikasi biaya penyakit tertinggi pada kelompok kode penyakit pada DRG’s W/MCC yaitu average cost untuk komplikasi berat biayanya sebesar Rp. 2.899.955,2 dan biaya rata-rata komplikasi sedang dengan kode DRG’s sebesar Rp.

2.131.78,89 sedangkan biaya rata-rata untuk komplikasi ringan kode penyakit pada DRG’s W/C sebesar Rp. 2.083.173.39, perbedaan biaya dari tiga komplikasi bedah sesar yaitu obat- obatan, gizi, dan pemeriksaan penunjang. Perincian data biaya

77

INA DRG’s untuk direct cost dan indirect cost rincian biaya tidak ditemukan oleh peneliti di rumah sakit.

Penggunaan INA DRG’s karena masa transisi dalam pembayaran program Jamkesmas saat ini menyatakan program baru dalam sistem pembayaran pembiayaan kesehatan di Indonesia. Namun disisi lain, sistim baru ini masih menimbulkan banyak kekwatiran dari berbagai pihak terkait beberapa persoalan diantaranya (1) INA DRG merupakan hal baru dan belum dikenal baik oleh Pusat Pelayanan Kesehatan (PPK) pada umumnya, sehingga perlu sosialisasi yang cukup (2). Kesiapan SDM dan perangkat pendukung di rumah sakit, (3) INA DRG sangat menuntut adanya Management Information System (MIS) yang akurat pada pelayanan kesehatan dan menjadi salah satu unsur pembiayaan pasien berbasis kasus campuran dan merupakan suatu cara meningkatkan standar pelayanan kesehatan rumah sakit pemerintah dan memantau pelaksanaan program Quality Assurance.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa keuntungan dan manfaat secara umum INA DRG/ INA CBG yang ditetapkan di Indonesia yaitu : 1). tarif terstandarisasi dan lebih transparan dan bermanfaat bagi rumah sakit. 2). penghitungan tarif pelayanan

78

lebih objektif dan berdasarkan kepada biaya yang sebenarnya.3).

rumah sakit mendapat pembiayaan berdasarkan kepada beban kerja sebenarnya, 4). dapat meningkatkan mutu dan efisien rumah sakit.

Manfaat bagi rumah sakit yaitu 1).salah satu cara untuk meningkatkan standar pelayanan kesehatan , 2).secara objektif memantau pelaksanaan program program Quality Assurance, 3).

mendapatkan informasi mengenai variasi pelayanan, 4).mengevaluasi kualitas pelayanan, 5) dapat mempelajari proses perawatan pasien, 60. Adanya rencana perawatan yang tepat.

Manfaat bagi pasien yaitu 1). Memberikan prioritas perawatan pada pasien berdasarkan tingkat keparahan penyakit, 2). Pasien menerima kualitas pleayanan yang lebih baik. Manfaat bagi Dinas Kesehatan yaitu 1). Dapat mengevaluasi dan membandingkan kinerja rumah sakit, 2). Area untuk audit klinis, 3).

Mengembangkan kerangka kerja klinis dan alur pelayanan, 4).

Menstandarisasi proses pelayanan kesehatan dan asuransi kesehatan pemerintah di rumah sakit.

Dari aspek organisasi asuransi kesehatan/JPKm belum ditemukan rancangan besar tentang jumlah, sifat dan bentuk

79

badan penyelenggara asuransi kesehatan/JPKM yang lebih efisien dan efektif dalam memberikan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus mempercepat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa. Sementara itu hubungan antara masyarakat/JPKM masih menghadapi kendala biaya.

Hukum yang mengatur ketiga pihak tersebut masih belum jelas, perlindungan hukum bagi peserta asuransi kesehatan masih belum memuaskan, karena adanya keanekaragaman dan duplikasi peraturan yang terkait dengan asuransi kesehatan, banyak dijumpai permasalahnnya di lapangan yang timbul oleh karena interpretasi hukum dan perundangan yang ada yang sebenarnya dapat dihindari.

Berdasarkan kondisi diatas, seberapa jauh upaya yang dilakukan telah membuahkan hasil atau memberikan dampak pada masyarakat, secara mudah dapat dinilai dari besarnya cakupan masyarakat yang telah menjadi peserta asuransi kesehatan atau jaminan pemeliharaan kesehatan, pada tahun 1997 diperkirakan hanya sekitar 18 juta penduduk (9%) yang dickaup pada sistem pembiayaan pra upaya, meskipun ada yang memperkirakan angka tersebut mencapai sekitar 17-30 juta atau sebesar 14% jumlah penduduk.

80

Dari jumlah ini sebagian besar yaitu 13.060.934 adalah peserta dari PT ASKES Indonesia wajib, dan 700.000 peserta Askes suka Rela, dan 2.500.000 peserta PT Jamsostek dan hanya sekitar 800.000 peserta JPKM. Penelitian ini dilakukan Ascobat dkk. Hal ini menunjukkan bahwa di semua Bapel JPKM yang sudah memiliki ijin (15 Bapel) hanya terdapat 77.463 anggota.

Terlihat bahwa cakupan upaya pembiayaan melalui mekanisme atau jaminan pemeliharaan kesehatan berjalan lambat, terutama JPKM. Sistem dan layanan mengenai jaminan sosial (asuransi pemerintah) di Indonesia meliputi sistem jaminan pemeliharaan kesehatan dengan otorisasi pemerintah, sistem jaminan sosial tenaga kerja (asuransi kesehatan, asuransi ganti rugi , dan kecelakaan tenaga kerja, jaminan hari tua, dan kematian). Jaminan kesehatan dan sistem pensiun bagi personil mmiliter dan pegawai negeri sipil serta layanan kesejahtraan sosial yang dirancang bagi orang jompo, penyandang cacat, kleuarga miskin dan lain-lain.

81 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1.SIMPULAN

Hasil survei dilapangan ditemukan bahwa pengumpulan data biaya bedah sesar (cost accumulation) menggunakan sarana sistem akutansi. Pengumpulan data biaya rumah sakit, pengelola lembaga menentukan biaya untuk menunjuk objek biaya perawatan bedah sesar sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan penetapan biaya (cost assignment) dan bedah sesar merupakan sebuah istilah umum yang meliputi (1) penelusuran (tracing) pengumpulan biaya ke objek biaya dan (2) pengalokasian kumpulan biaya yang ada biaya objeknya.

Dari sudut pandang perencanaan dan pengendalian biaya operasi bedah sesar, cara yang paling berguna dalam mengklasifikasikan biaya adalah perilaku biaya. Perilaku biaya (cost behavior) adalah bagaimana biaya biaya akan bereaksi atau menanggapi perubahan tingkat aktivitas naik-turun, biaya tertentu dapat naik turun atau dapat tetap/ konstan. Untuk tujuan perencanaan, pengelola lembaga harus mampu mengantisipasi kemungkinan mana yang akan terjadi dan apabila suatu biaya dapat diharapkan berubah,

82

besaran perubahannya harus diketahui. Untuk memberikan informasi ini, biaya bedah sesar diklasifikasikan ke dalam tiga kategori biaya yaitu biaya tetap, biaya variabel dan semivariabel.

Sistem Akutansi Activity Based Costing (ABC) sangat tepat digunakan dalam menghitung tarif rumah sakit.

5.2.SARAN

1. Penelitian ini sangat berguna bagi kepentingan rumah sakit di dalam menghitung perencanaan Akutansi laporan keuangan rumah sakit kedepan di dalam menghitung tarif rumah sakit berdasarkan Diagnosis Related Group’s. (DRG’s) .

2. Diharapkan Dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah segera mengambil terobosan baru dari hasil penelitian ini guna memberikan pelatihan Unit Cost rumah sakit di dalam penentuan tarif rumah sakit di daerah Kota dan Kabupaten.

83

DAFTAR PUSTAKA

Autralian Refined Diagnosis Related Group’s (2006) Version 5.2.Difinitions Volume one DRGs

Australian Refined Diagnosis Related, Group’s Definition Manual, Australian Goverment Department of Health and Ageing

Australian Council on Healthcare Standars (ACHS), (2007) Clinical Indicators A Users Manual Obstetric Version 5.2.Victoria

Abermethy,M.A, Magnus, A, Stoelwinder J.U (2001), Costing Nursing Services School of Health Services Management University of New South Wales Australian

Averiil, R.F.et al, (1998), The Evolutionof Casemix Measurement Using Diagnosis Related Group’s (DRG’s).

Averiil, dkk. (1998). The Evolution of Casemix Measurement Using Diagnosis Related Group’s (DRG).3 MHIS Research Report 5-981

Basu Dewa, 2013 Clinical Costing pelatihan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Bastian, I,(2008). Akutansi Kesehatan.Penerbit Erlangga

84

Fetter, and Thompson (1991). The Evolution of Casemix Measurement Using Diagnosis Related Group’s

Diagnosis Related Group’s definition Manual, Third Revision Department Kesehatan Republik Indonesia (2000)

Departemen Kesehatan RI. 2007 Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depatement Kesehatan RI. DRG Buku Tarif INA DRG RS Umum dan Khusus Kelas A

Drummond, H Crease, and Parker (1987), Methods for the Economic Evaluation of Health and Programmes Oxford University Press Inggeris.

Folland,S. Goodman .A.C, Stano .M. (2001). The Economics of Health and Health Care. Prentice Hall.

Gong, Zhiping dkk, (2004). Developing casemix clasiffication for Acute Hospital Inpatiens in Chengdu. China PHD., Disertation School of Public Health Faculty of Health Sciences La Trobe University Bundoora Victoria Australia.

Gong, Zhiping.(2004). Study on feasibility of Setting up DRG Payment in China EADN Working Paper No. 27.

Gani, A (2002). Pembiayaan Kesehatan dan Pra Kondisi untuk Asuransi Kesehatan Sosial, Bahan Presentasi pada Seminar Pengembangan Sistem Asuransi Kesehatan, FKM UI Jakarta.

85

Gani.A, (1987). Analisis Biaya dan Penetapan Tarif Rumah Sakit Modul 07 Latihan Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu Jakarta FKM-UI.

http://id.inkipedia.org.miki/bedah sejarah bedah sesar

Lemeshow, S., (1997), Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan, Gadjah Mada University Press, Jogyakarta

Larsen, Jytte dan Skjoldborg.US. (2003). Comparing Syatem for Costing Hospital Treatment The Case of stable Angina Pecotiris, University of Southerm Denmark.

Yerely An, Activity Based Costing and Its Application in a Turkish University Hospital March 2009, Vol 89. No. 3, AQRN Journal.

Kawabuchi, Koichi.(2000).Payment Systems and Consideration of Case Mix- Are Diagnosis Related Groups Applicanble in Japan. Journal Medical Association Research Institute, Tokyo, Japan.

Petrou, S. Vanderson, J. And Glazene, C., (1999), Economic Aspects of Cesareansection and Alternative Models of Delivery,UK: Department of Health

Petrou, (2002). Cost of Alternative Models of Delivery During the first two months postpartum: Results from a Scottish Obsevational Study. BJOG; Journal International of Obstetrics and Gynecology February Vol 109 PP. 214-217.

86

Mukti, (AG).(2009). Kosep dan Implementasi INA-DRG dalam Konteks Jamkesmas, Seminar dalam rangka Dies Natalis FK UGM ke 63 dan hari Ulang Tahun RSUP Dr.Sardjito ke 27 , Pusat Pengembangan Sistem Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM.

Rivany, R (1998). Case mix Reformasi Mikroekonomi di Industri Layanan Kesehatan Pascasarjana Universitas Indonesia Jakarta.

Roztocki Narezy. Paper Activity -Based Costing For E-Comerce State University of New York at New Paltz School of Business 75 South Manheim Boulevard, New Paltz, New York.

Trisnantoro,L (2004). Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah Sakit.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

87

A. GLOSARIUM A

Activity Based Costing (ABC) : Aktivitas yang dilakukan di Rumah Sakit dihitung berdasarkan biaya operasional dan pengukuran biaya atas kinerja, sumberdaya, dan objek biaya

B

Biaya Tetap (Fixed Cost) /FC : Biaya yang relatif tidak dipengaruhi oleh jumlah output/ produksi, pengeluaran biaya berdasarkan standar normal/tidak berubah.

Biaya tidak Tetap (Variabel Cost) /VC : Biaya yang dipengaruhi oleh banyaknya Output dan biaya variabel kegiatan berubah . Biaya Total Cost (TC) : Jumlah biaya fixed cost dan variabel cost Biaya Operasional Rumah Sakit : Pengeluaran biaya yang dihitung termasuk biaya penunjang medis dan non medis termasuk biaya gaji, obat, nutrisi, listrik air dan telpon

Biaya Langsung : merupakan bagian dari produk atau barang yang dhasilkan seperti biaya rawat inap, biaya registrasi pemeriksaan pasien , bahan peralatan medis, bahan medis.

Biaya tidak Langsung : Biaya yang tidak menjadi bagian langsung(melekat) dalam produk yang merupakan biaya penunjang unit-unit produksi.

88

Pusat Biaya (Cost Center) : Dapat dabagi dua yaitu pusat biaya produksi dan pusat biaya penunjang rumah sakit

C

Clinical Costing : Penjabaran metode bottom up costing mencakuptentang biaya layanan yang diterima dari pasien secara individual seperti visit dokter, patologi,radiologi, fisioterapi, dan keperawatan , obat-obatan.

Casemix : Pengelompokkan diagnosis penyakit penyulit dan penyakit penyerta dalam hal komplikasi risiko tinggi yang dikaitkan dengan biaya perawatan

C

Cost Modelling : pengumpulan data tentang model biaya yang diterima oleh pasien di rumah sakit

F

Fee For Service : Sistim pembayaran per jasa pelayanan

I

INA Case Based Group (INA CBG) : Kasus penyakit berdasarkan Grouping / kelompok penyakit ringan, sedang, dan berat yang diderita oleh pasien.

89

Prospective Payment System : Sistem pembayaran kepada pemberi pelayanan dalam jumlah yang sudah ditentukan sebelum pelayanan yang diberikan tanpa melihat tindakan medik atau lamanya perawatan di rumah sakit.

90

B. DAFTAR INDEX PENGARANG Index A

Averiil 16

B

Bastian 11

Basu Dewa 40

D

Drummond 39

F

Fetter and Thompson 43

G

Gani, 24

K

Kawabuchi 19

L

91

Larsen dan Skjoidboorg 20

M

Mukti 21

P

Petrou 31

R

Roztoki 27

Rivany 51

S

Stanley Lemeshow 46

T

Trisnantoro 10

92 CURICULUM VITAE PENULIS

1). Nama : Sitti Rahmawati.SE.M.Si 2). Tempat & Tanggal Lahir : Palu, 13 September 1962 3). Jenis Kelamin : Perempuan

4).Pendidikan S1 : Ekonomi Pembangunan UNTAD-Palu

Pendidikan S2 : Ekonomi Kependudukan Univ Gadjah Mada - Jogyakarta 5). Agama : Islam

6). Alamat Rumah : Jln. Sultan Hasannudin No. 52 Palu Sulawesi Tengah No. Telp. :

Home (0451) 421819. Mobile +62 081392124551

93

7). Alamat Kantor : Jln Sukarno Hatta Km 9 Bumi Tadulako Tondo Palu

No. Telp. : (0451) 429474/ Fax (0451) 422844

RIWAYAT PEKERJAAN

1. Staf peneliti pada Pusat Studi Penelitian Kependudukan dan Sumber Daya Manusia Lembaga Penelitian Universitas Tadulako Palu tahun 1998- 2002 (Non Atktif)

2. Staf peneliti pada Pusat Studi Wanita (PSW) Lembaga Penlitian Universitas Tadulako Palu tahun 2002-2005 (Non Aktif)

KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

1. Pembuatan sirop nenas di desa Doda Kota Palu tahun 2000 2. Pembuatan anyaman rotan dari limba rotan di desa Mamboro

Palu Utara Kota Palu, tahun 2004

3. Pemanfaatan Limbah rotan dapat dijadikan Anyaman Program Vucer dibiayai oleh DP2M DIKTI Jakarta Tahun 2005

94 KEGIATAN PENELITIAN

Menghasilkan Karya Ilmiah

Survei Kesehatan Dasar Di Sulawesi Tengah Tahun 2005

Penelitian Kerjasama dengan Dinas Kesehatan Tkt 1

Sulawesi Tengah)

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dan Kebijakan UNTAD Buku Monograf 3 Jan 2005 ISBN

979-2701-218 Model Penentu (Determina) Kasus Ibu Nyaris

Mati nearmiss maternal morbidity/kesakitan ibu) dan perilaku ibu hamil, persalinan tidak normal di dalam upaya memperbaiki mutu pelayanan kebidanan di rumah sakit Undata Provinsi Sulawesi Tengah,(Penelitian hibah bersaing tahun 2008)Dibiayai DP2M DIKTI Jakarta

Fakultas Ekonomi Buku Monograf 25 April 2009

Clinical Costing persalinan Bedah Sesar berdasarkan Casemix Indonesia Casebased Group’s INA DRG/INA CBG (Penelitian hibah bersaing tahun ke II, Lanjutan 2009) Dibiayai DP2M DIKTI Jakarta

Fakultas Ekonomi Buku Monograf 5 Desember

2010 Pola Perilaku Sosial Ekonomi Masyarakat

Terhadap Kematian Ibu Hamil dan Melahirkan Dirumah Sakit Provinsi Sulawsi Tengah, Penelitian Dasar Tahun 2005 Dibiayai oleh DP2m DIKTI JAkarta

Faculty of Medicine, Naraseun Univesity Phitsanulok Thailand 2010

PENGHARGAAN

Sandwich Program Doctoral Menulis Disertasi di Universitas Newcastle Australia Tahun 2009

Penghargaan Piagam certificate of proficiency in english "ELICOS: di Universitas Newcastle Australia Tahun 2009

95

Seminar Nasional melalui riset dibidang Kedokteran dan Kesehatan menuju mutu pelayanan kesehatan yang berfokus pada patient safetydi Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UGM Jogyakarta pada tanggal 4 Maret 2006

penghargaan piagam Persentasi pemaparan Tkt Nasional hasil penelitian dasar tahun 2005 Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat pada tanggal 22-24 Mei 2006 di Hotel Millenium Jakarta.

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar- benarnya dan apabila tidak benar pembuat sanggup menanggung segala risikonya.

Palu, 2010 Yang membuat,

Sitti Rahmawati., SE.M.Si

Dokumen terkait