BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Saran
1. Bagi lembaga hendaknya lebih meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan sumber daya manusia dengan memberikan pembinaan dan pelatihan kepada para guru.
2. Bagi guru hendaknya semakin kreatif dalam mengelola proses pembelajaran dan seantiasa memberikan motivasi kepada siswa dalam mempelajari Al-Qur’an.
3. Bagi orang tua hendaknya memberikan kontribusi terhadap peningkatan kemampuan baca tulis Al-Qur’an.
4. Bagi para peserta didik yang sedang mempelajari Al-Qur’an untuk senantiasa bersunggung-sungguh dalam memperdalam ilmu Al- Qur’an.
53
HASIL PENELITIAN
A.Gambaran Umum Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an 1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an
KH. Maftuh Basthul Birri mendirikan Madrasah Murottilil Quran pertama kali di lingkungan Pondok Lirboyo yang mana juga terdapat Majlis Qiro’ah Wa Tahfizh (MQT) atau lebih dikenal dengan Gubuk Huffadz.
Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an adalah lembaga yang berorientasi pada pendidikan agama, dengan menitikberatkan pada Al Qur’an, mencanggihkan bacaan dan mendalami ilmu-ilmunya.
Dan juga sebuah lembaga sosial kemasyarakatan, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai salafy Qur’any, sehingga diharapkan pada masa mendatang para santri dapat melestarikan perjuangan para ulama’
dalam membumikan Al Qur’an dan mengembangkan syiar islam dalam berbagai kondisi situasi.
Berdirinya pondok pesantren unit Lirboyo satu ini, tidak bisa dilepaskan dari Madrasah Murottilil Qur’an (MMQ) lirboyo yang dirintis oleh KH. Maftuh Basthul Birri. Madrasah ini berawal sekitar tahun 1397 H/ 1977 M yang kala itu berupa pengajian dengan sistem sorogan yang diasuh langsung oleh beliau kyai maftuh. Karena semakin banyaknya santri yang mengaji, maka sekitar tahun 1979/1980 M, MMQ berdiri sebagai lembaga pendidikan Pondok Pesantren Lirboyo yang khusus membidangi Al Qur’an.
Kepengurusan MMQ sendiri mulai dibentuk tahun 1990. Dan mengingat kuantitas santri yang bertambah, sistem pembelajaran MMQ dibentuk menjadi beberapa tingkatan. Yakni tingkatan i’dadiyah, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah dan Sab’atul Qira’at. Kemudian sekitar
tahun 1997, dibentuklah sebuah jam’iyyah sebagai media ta’aruf antar santri MMQ dan ajang pendidikan yang bersifat ekstrakurikuler.
Diantara kegiatannya adalah mengembangkan bakat santri dalam seni baca Al Qur’an.
Madrasah ini terus berkembang. Berawal dari semakin meningkatnya minat santri untuk menghafal Al Qur’an ala MMQ, sementara gedung MQT Lirboyo sudah tidak mencukupi, maka pada tahun 2005 didirikanlah Pondok Pesantren Putra Putri Madrasah Murottilil Qur’an yang berlokasi di dusun Klodran desa Sidomulyo kecamatan Semen, sekitar 3 km arah selatan Pon Pes Lirboyo. PPMQ ini bermula dari sebidang tanah yang semula adalah tanah persawahan masyarakat yang dibeli oleh beliau kyai maftuh dengan dibantu oleh tokoh masyarakat setempat.
Kuantitas santri PPMQ semakin bertambah, oleh karena itu, dibentuklah tingkatan-tingkatan dalam pembelajaran :
1) Tingkat I’dadiyah 2) Tingkat Ibtidaiyah 3) Tingkat Tsanawiyah 4) Tingkat ‘Aliyah 5) Sab’atul Qira’at
Meskipun Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an adalah pesantren yang fokus pada pengkajian Al Qur’an, didalamya juga diajarkan ilmu tauhid, fiqih, akhlaq, hadist, nahwu dan shorof yang digelar setiap hari mulai pukul 08.00 WIS.1
1 Wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an Kediri, Agus Husein Syafi’i, klodran, 22 Maret 2018
2. Visi dan Misi
a. Terdepan dalam pengembangan ilmu Al Qur’an Rosm ‘Ustmany dan pengetahuan agama islam.
b. Mencetak generasi yang handal, berwawasan dan berakhlaqulkarimah.
3. Sumber Daya Pondok Pesantren Putri Madrasah Murottilil Quran a. Keadaan Pengurus
1. DEWAN PENYANTUN
A.Pelindung : Segenap Masyayikh Lirboyo B. Pengasuh : KH. Maftuh Basthul Birri
Ibu Nyai Hj. Khusnul Khotimah C.Penasehat : - Aning Hunainiyah Maryam
- Agus Husein Syafi’ie - Agus Khotibul Umam - Agus Labibus Sa’id 2. DEWAN HARIAN
Ketua : Diah Nur Halimah M Sekretaris I : Vindy Khosyi’ah Sekretaris II : Nurimatu Hikmah Bendahara I : Halim Nur Dwi Mayanti Bendahara II : Ziana Zakia Labiba 3. SEKSI-SEKSI
Pendidikan : Rohmatullailiyah Keamanan : - Ummu Sa’diyah
- Immatus Sa’adah - Alfika Nurul Faidah - Nushrotul ‘Adzimah - Isyarotur Ruhaniyah
- Kholidah Nur Shidqiyah Kebersihan dan Perlengkapan :
- Imroatin Wahmi Sya’nama - Ade Siti Nur Karomah - NurMay ‘Azizah - Dina Ratnasari - Fadhilah Az Zahra - Hikmah Darni Hidayah Kesehatan
- Nadiatul Umami - Eni Lathifah Hilda - Fithrotud Diana R - Jaul Nur Khasanah - Faridhotul Khasanah b. Tenaga Pengajar
1) Astarina
2) Hurun Maqshurotun Filkhiyam 3) Faiz Maghfiroh
4) Nur Lailaturrizqiyah 5) Asmaul Khoirani 6) Lulu Habibah
7) Kharimatus Sholihah 8) Halimatus Sa’diyah
9) Diah Nur Halimah Mufidah 10)Imatus Sa’adah
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an : a. Kantor Pesantren
b. Kamar Ustadzah c. Kamar santri d. Kamar tamu
e. Musholla Pesantren f. Aula Pesantren
g. Toilet Ustadz-Ustadzah h. Toilet Santri
5. Bentuk-Bentuk Kegiatan
Tabel 4.1
NO WAKTU KEGIATAN KETERANGAN
1. 03. 45 Qiyamullail Wajib bagi semua santri kecuali yang berhalangan 2. 06.00 Mengaji Jet Tempur Wajib diikuti oleh santri
marhalah I’dadiyah 3. 07.00 Setoran Tahfidz Wajib diikuti oleh santri
tingkat marhalah ula dan marhalah tsani
4. 09.30-10.30 Madrasah Diniyah Wajib diikuti semua santri kecuali yang sudah tamat Madrasah Diniyah 5. 13.00 Murottalan Wajib diikuti oleh santri
marhalah I’dadiyah 6. 16.15 Setoran Muroja’ah Wajib diikuti oleh santri
marhalah ula dan marhalah tsani
7. 18.00 Murottalan Wajib diikuti oleh santri marhalah I’dadiyah 8. 20.00 Mengaji Jet Tempur Wajib diikuti oleh santri
marhalah I’dadiyah
6. Jumlah Santri
Berikut ini adalah data jumlah santri Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an.
Tabel 4.2
Data santri Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an
No Marhalah Jumlah Santri
1 I’dadiyah 58
2 Ula 45
3 Tsani 50
4 Tsalits 30
Jumlah Keseluruhan 183
7. Profil Pendiri dan Penemu Metode Jet Tempur
Metode Jet Tempur adalah metode mengaji Al Qur’an yang ditemukan oleh KH. Maftuh Basthul Birri (Kyai Maftuh). Beliau lahir pada tahun 1948 M, di desa Karangwuluh, kec. Kutoarjo, Kab.
Purworejo, Jawa Tengah. Beliau menghafalkan Al Qur’an di hadapan KH. Ahmad Munawwir, pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Dilanjut belajar qiraah sab’ah di hadapan kyai Nawawi Abdul Aziz (Ngrukem, Bantul Yogyakarta). Beliau juga pernah tabarrukan di Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus di hadapan Kyai Arwani Amin.
Selanjutnya kyai Maftuh belajar ke Pesantren Lirboyo Kediri dan Pesantren Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Beliau bukan hanya ahli dalam bidang bacaan Al Qur’an saja, melainkan juga ahli dalam bidang tulis menulis Al Qur’an (Khath). Hasil karyanya dalam bidang kaligrafi cukup banyak dan sangat indah.
Di awal-awal berdirinya semaan Al Qur’an “Jantiko Mantab”
beliau aktif sebagai qari’ untuk daerah Kediri dan sekitarnya. Beliau juga menjadi pengamal wirid Dzikrul Ghafilin-nya Gus Miek (Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso Kediri yang terkenal kewaliannya), sehingga tidak heran kalau beliau menulis biografi dan karomah singkat para wali yang disebutkan dalam wirid itu.
Kedalaman ilmu dan pengalaman Kyai Maftuh dalam bidang Al Qur’an dan kitab kuning mengantarkan beliau menjadi penulis produktif kreatif. Diantara hasil karyanya adalah:
1. Hidangan Segar Al Qur’an (Keutamaan-keutamaan dan kewajiban Belajar Al Qur’an)
2. Persiapan Membaca Al Qur’an dengan Rasm Ustmani dan Tanda Baca yang Bertajwid.
3. Mari Memakai Al Qur’an Rosm ‘Ustmany (RU), Kajian Tulisan Al Qur’an dan Pembangkit Generasinya.
4. Al Qur’an Bonus yang Terlupakan, Metode Canggih Mengaji dan Mengajar Al Qur’an dan Perihal yang Terkait.
5. Fathul Mannan (Tajwid Jawa Komplit).
6. Standar Tajwid Bacaan Al Qur’an (Terjemah Bahasa Indonesia Fathul Mannan).
7. Mental Khataman Al Qur’an.
8. Reformasi Menurut Al Qur’an.
9. Manaqib Al Auliya’ Al Khamsin.
10.Manaqib 50 Wali Agung (Terjemahan Bahasa Indonesia dari Manaqib Al Auliya’ Al Khamsin).
11.Jet Tempur, Turutan Mengaji Al Qur’an Kanak-kanak (pemula).2
B.Deskripsi Data
1. Sejarah Perkembangan Metode Jet Tempur
Metode jet tempur adalah sebuah metode yang disusun untuk mempermudah belajar mengajar Al Qur’an. Metode ini diperkenalkan oleh KH. Maftuh Basthul Birri sejak tanggal 05-9-1999 M. Kemudian selalu beroperasi dihadapan segenap umat, mengajak untuk tekun mengaji Al Qur’an yang sampai pandai dan berkelanjutan. Metode ini tidak hanya menghilangkan buta huruf A, BA, TA saja, tetapi juga dengan metode hafalan. Yakni mengajinya yang sampai betul-betul hafal surat-suratan dan seterusnya. Maka disamping membelajari A, BA, TA beserta ilmunya, hafalan surat-surat inilah yang justru ditekankan hingga terus berkelanjutan bahkan sampai hafal 30 juz. 3 Setelah beberapa tahun Madrasah Murottilil Qur’an (MMQ) induk berjalan dan berkembang, ada salah satu alumni yang sudah dirumah dan mengajar Al-Qur’an tingkat kanak-kanak, yaitu H. Sirojuddin dari Banaran Kediri. Dalam pengajarannya pada tingkat kanak-kanak, beliau sering berganti metode. Salah satu metode yang pernah beliau pakai adalah metode qiro’ati, karena kurang puas beliau ganti dengan metode lain. Karena masih kuarang puas beliau ganti lagi. Dan berawal dari situlah beliau akhirnya menemui Kyai Maftuh dengan menyodorkan susunan buku turutan A, BA, TA (masih berupa tulisan
2https://cahayaqurani.wordpress.com/2012/12/24/kh-maftuh-basthul-birri-seorang-
hafidz-dan-penulis-produktif, diakses tanggal 27 Juli 2018
3 Maftuh Basthul Birri, Turutan A, BA, TA, Jet Tempur, (Kediri: MMQ Pon. Pes Lirboyo, 2016), h. 2
tangan). Kyai maftuh menerima susunan tersebut. Setelah naskah tersebut dibaca, kyai maftuh mulai memperbaiki susunannya, merubah dan menambahkan. Naskah sudah dianggap pantas menjadi buku pelajaran mengaji tingkat kanak-kanak dan pemula, naskah tersebut diterbitkan dengan judul “Turutan A, BA, TA Jet Tempur”.
Pada Tanggal 5 Juli 1999 Kyai Maftuh beserta anggota yang ikut serta dalam penerbitan buku tersebut mengadakan acara bedah buku.
Acara ini diselenggarakan di serambi Masjid Agung Kota Kediri dengan mengundang peserta dari pesantren-pesantren dan lembaga- lembaga pendidikan yang ada di kota Kediri dan sekitarnya.
Pada kesempatan lain, bersamaan dengan diselenggarakannya Muktamar NU ke-30 di Pesantren Lirboyo, kyai maftuh bersama rekan-rekannya mengadakan seminar khusus yang bertujuan untuk mempromosikan buku Jet Tempur.
Kyai maftuh sering mengikuti kegiatan seminar-seminar tentang ilmu Agama, dan pada suatu kesempatan beliau pernah menjadi salah satu narasumber dalam acara seminar tersebut. Demikian adalah kegiatan yang dilakukan kyai maftuh yang disisi lain juga untuk mempromosikan buku Jet Tempur.
Kemudian buku turutan Jet Tempur itu bisa diterima oleh masyarakat dan digunakan untuk mengajar mengaji tingkat pemula.
Banyak juga para santri-santri MMQ yang menerapkan metode Jet Tempur dalam mengajar Al-Qur’an ketika sudah pulang kerumahnya.4
4 Maftuh Basthul Birri, Sepercik Air Laut Perjalananku, (Kediri: Pon. Pes Lirboyo, 2015), h. 198-200
Tabel 4.3
Berikut ini tabel data alumni yang menerapkan metode Jet Tempur :5
NO NAMA ALAMAT NAMA LEMBAGA 1. KH. Hanafi
Ahyad
Kunir Wonodadi Blitar
PPMQ 2. KH. Azizi
Hasbulloh
Baran Selopuro Blitar
Perumus LBM PWNU Jatim
3. KH. Romadhon Chotib
Jl. Gatot Subroto 317 Turen Malang
PP. Hidayatul Mubtadiin Cab. Malang 4. K. M. Salim
Thobroni
Pagung Semen Kediri
PP. Hidayatul Mubtadiin Cab. Pagung 5. KH. Sirojuddin Banjaran Kota
Kediri
PP. Al-Husna 6. KH. Nashir
Hamid
Nglingi Bareng Ngasem Bojonegoro
PP. As-Syakur 3
7. M. Bashori Alwi Pikatan Wonodadi Blitar 8. K. Tanwirul
Janan
Jombangan Tretek Pare Kediri 9. H. Ali Zainal
Abidin
Grompol Tanjung Tani Prambon
Nganjuk
PP. Al-Manar
10. H. Munawwar Zuhri
Bendiljati Sumbergempol
Tulungangung
PP. Darul Falah
11. M. Bisri Payaman Ngraho Bojonegoro
PP. As-Syukuriyah 12. H. Dadang
Asyiqin
Jati Seheng Ciledug Cirebon
Majlis Murottilil Qur’an 13. H. Cecep
Muhtadin
Jln. Cijerah No.
147 RT 01/05 Wanasari Cijerah
Bandung
PP. Al-Istiqomah
5 Maftuh Basthul Birri, Sepercik Air Laut Perjalananku, h. 239-243
14. H. M. Zainuri Jl. Kebon sari No. 1 Pereng Kulon Bungah Gresik
PP. Modern Nurul Hidayah 15. Faris Manarul
Huda
Jln. Laksamana Martadinata RT.
02/I Mayangan Pasuruan 67114
MMQ Roudhotul Mujawwidin
16. Abdul Hadi Nglingi Bareng Ngasem Bojonegoro
TPQ Al-Khozin
17. Saifuddin Qulyubi
Pagotan Geger Madiun
PP. Al-Waridin 18. M. Labib Sidogiri Pasuruan PP. Banat II Sidogiri 19. Muqimul Haq Margodadi
Sumberejo Tanggamas Lampung
PPRMQ Al-Falah
20. Ali Imron Lubang Kidul Butuh Purworejo
TPA & MI 21. Imam Hasan
Asy’ari
Parakan Rowosari Kendal
Jet Tempur Cabang Batam 22. Burhanuddin Ngunut
Tulungagung
PP. Qur’an Pandanaran 23. M. Haidar Zein RT 03/1 Melis
Gandusari Trenggalek
MMQ Al-Hasan
24. Fuad Hasyim Kec. Kebon sari Madiun 25. Thoha Ma’sum Damar Jati Kali
Angkrik Magelang
PP. Al-Khidmah 26. M. Syamsul
Munir
Jegles Keling Kepung Kediri
PP. Darul Karomah 27. Agus Badru
Munawwar
Jln. Pramuka 69 Siaga III Kuningan
Jawa Barat
PP. Mursyidul Falah
28. Samir Abd. Baqi Harahap
Rt. 03/1 Bantengan Wungu Madiun
MUQRI (Roudhotul Ilmi)
29. Suherman Jln. Kuru Setra Komplek Puja
Yayasan Masjid Agung Ibnu Batutah
Mandala Nusa Dua Kuta Selatan Badung Bali
30. Mufid
31. Ibnu Subhan
32. Mustajab Terong Tawah Rt.
06 Terong Tawah Labu Api Lombok
Barat NTB
Bin Nadzor,Bil Ghoib &
Kitab Kuning
33. Ahmad Azmir Lot 2327 jln. Raya Kampung Sijangkang, 42500
Telok Panglima Garang, Kuala Langat Selangor
Malaysia Barat
PP. Ma’hadul Tahfidz Murottilil Qur’anil
Karim
34. Arif Mahfudz Lot 4060 Jln. Parit Garu Kampung Bukit Hijau 45800
Jeram Selanggor Malaysia Barat
PP. Ma’hadul Islam MQ
35. Imam Baihaqi Islamic Cultural Center Seoul Korea
Soul Islamic Center Mousque 36. Haidar Hilmy Kembangan
Bintoro Demak
PP. Al-Istiqomah 37. Adi Nur Cahyo Lapas Pasir Putih
Klas 2A Nusa Kambangan
Cilacap
Pengasuh Keagamaan Lapas
38. Hamdu Faqih Jln. Teling Jaga Pura Kidul Gegesik
Cirebon
PPTQ Asy‘ariyah
39. Zaim Fathoni Watu Dandang RT/RW 01/09 Prambon Nganjuk
Madrasah Miftahul Hidayah 40. Rizqi Abdulloh Ngembal Rejo RT
01/01 Bay Kab.
Kudus
PP. Tahfidz Putri An- Nasuhiyah 41. Khoirul Dipan RT 02/06 PP. Tahfidzil Qur’an Al-
Mustamir Purwosari Laweyan Solo
Muayyad 42. Zaenal Fanani Jln. Anggraini V
No. 07 Sukorame Mojoroto
Panti Asuhan NU An- Nur
43. A. Muthoh ar
Sukodono RT 02/1 Kec. Kendal
Kendal
TPQ Baiturrahim
44. Jangki Dausat Kraton Mojo Kediri Majlis Ta’lim Al-Qur’an Al-Musthofa 45. Agus Rowandi Ponggok Blitar TPQ Baiturrahman 46. Hasnuddin
Muthi’ulloh
Santren Gemarangan Klurahan Nagnjuk
TPQ Al-Ishlah
47. M. Shiddiq Bakalan Kapas Bojonegoro
PP. Halaqotuddaris 48. M. Zuhal Sedan Kemloko
Legi Baron Nganjuk
TPQ Tahdzibul Fu’ad
49. M. Shobirin RT. 03/III kec.
Bojong Tegal
Majlis Taklim MMQ 50. M. Faridul
Ahsan
Wringin Arak-Arak Kec. Wringin
Bondowoso
Madrasah dirosatul Qur’an PPRH 51. M. Anshori Banjaran Baureno
Bojonegoro
Ma’had Murottilil Qur’an 52. Ahmad Jumadi Punduhsari
Tempuran Magelang
PP. Ali Masyhuri
53. M. Syafi’i Mojoagung Prambon Nganjuk
Al-Hidayah
Melihat dari tabel data diatas dapat diketahui bahwa Pembelajaran Al-Qur’an metode jet tempur telah diterapkan di beberapa daerah, yang mana tidak hanya di kota kediri saja, melainkan sudah diluar kota, luar jawa bahkan luar Indonesia.
2. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’an Metode Jet Tempur di Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an Klodran Semen Kediri Jawa Timur
Pembelajaran Al-Qur’an di Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an menggunakan metode jet tempur. Metode ini wajib diikuti oleh setiap santri baru. Baik yang sudah pernah mengaji ditempat lain atau pemula. Hal ini diwajibkan untuk menseragamkan bacaan para santri yang belajar di Pondok Pesantren ini. Pembelajaran metode jet tempur ini dilaksanakan dua kali sehari yaitu setelah shubuh dan setelah isya.
Adapun untuk menyelesaikan pembelajaran Al-Qur’an metode jet tempur ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Pada umumnya santri mampu menyelesaikannya kurang lebih dalam waktu satu tahun bahkan dua tahun.6
Sebagaimana diketahui bahwa santri pondok pesantren ini berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang pendidikan yang beragam.
Adakalanya dari kalangan awam yang belum mengenal sama sekali bacaan Al-Qur’an atau mengetahui namun tidak benar-benar paham.
Adapula yang sudah pernah belajar Al-Qur’an baik secara otodidak maupun belajar di lembaga formal/non formal seperti pesantren.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka dianggap penting dilakukan penyeragaman bacaan Al-Qur’an yang objeknya adalah santri baru dengan menggunakan metode Jet Tempur, sehingga selanjutnya kualitas bacaan mereka menjadi sama, benar dan tepat.
6 Wawancara dengan Ustadzah Marhalah I’dadiyah Pondok Pesantren Madrasah
Murottilil Qur’an Kediri, Durrotun Nafisah, Klodran, 1 Juni 2018
3. Implementasi Metode Jet Tempur di Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an Klodran Semen Kediri Jawa Timur
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu Ustadzah Marhalah I’dadiyah Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an Klodran Semen Kediri Jawa Timur bahwa metode pembelajaran yang digunakan di Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an Klodran Semen Kediri Jawa Timur dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an santri adalah: metode sorogan, murajaah bersama-sama, metode talaqqi.7
1) Metode Sorogan
Sorogan berasal dari bahasa jawa “Sorog” yang berarti menyodorkan, secara istilah metode ini disebut sorogan karena santri menghadap kyai/ustadz pengajarnya seorang demi seorang dan menyodorkan kitab untuk dibaca dan atau dikaji bersama dengan kyai/ ustadz tersebut. Metode sorogan sebagai metode pengajaran tradisional yang cara pembelajarannya lebih menekankan pada penangkapan harfiah atas suatu teks tertentu. prinsip utama dari pola pembelajaran pesantren adalah belajar tuntas (Master Learning). Metode ini lebih menitikberatkan pada pengembangan kemampuan perseorangan (individual) di bawah bimbingan seorang ustadz/kyai. 8
Metode sorogan ini masih diterapkan di Pondok Pesantren Madrasah Murottilil Qur’an, karena dianggap efektif dalam mendidik para santri untuk lebih aktif. Dalam
7 Wawancara dengan Ustadzah Marhalah I’dadiyah Pondok Pesantren Madrasah
Murottilil Qur’an Kediri, Durrotun Nafisah, Klodran, 1 Juni 2018
8 Muhammad Mukhtar Mubarok, Penerapan Metode Sorogan Dalam Memahami Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al Munawwir, Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2012), h. 8
metode ini santri menghadap kepada ustadzahnya satu persatu sehingga seorang guru bisa mengetahui sampai dimana kefahaman seorang murid terhadap materi yang telah disampaikan. Dengan metode sorogan ini bisa diketahui pemahaman santri dari berbagai aspek pembelajarannya.
Metode ini memungkinkan seorang guru mengawasi, menilai dan membimbing secara maksimal kemampuan seorang santri dalam menguasai materi pembelajaran.
2) Metode Murajaah Bersama
Salah satu metode pembelajaran yang digunakan di pondok pesantren Madrasah Murottilil Qur’an Klodran Semen Kediri dalam meningkatkan kemampuan membaca Al qur’an santri adalah dengan muraja’ah, dimana santri disetelkan Murottal dan santri mengikuti bersama-sama. Metode ini juga sangat membantu santri dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menghafal santri. Dengan disetelkan murottal berulangkali santri dapat menirukan bacaan yang benar, tartil dan merdu.
Salah seorang santri bernama cholilah mengatakan
“Kegiatan muroja’ah ini bertujuan agar santri bisa belajar makhroj, tajwid dan membaca tartil lewat setelan murottal.
Selain itu, kegiatan ini juga membantu untuk melancarkan hafalan. Murottal yang sering digunakan saat kegiatan ini adalah murottal produk MMQ”.
3) Metode Klasikal
Metode klasikal adalah suatu cara belajar dan mengajar Al-Qur’an dari Rasulullah kepada para sahabat beliau, dan
kemudian oleh sahabat diteruskan ke generasi selanjutnya hingga kini.
Salah satu metode yang diterapkan di pondok pesantren Madrasah Murottilil Qur’an Klodran Semen Kediri dalam meningkatkan kemampuan membaca Al qur’an santri adalah metode klasikal. Metode klasikal merupakan metode yang dianggap efektif dalam pembelajaran Al-Qur’an, karena dalam metode ini ustadzah mencontohkan bacaan terlebih dahulu, santri memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama kemudian santri menirukan. Disisi lain, ustadzah juga menunjuk salah satu santri untuk memimpin dan santri yang lain menirukan.
Adapun langkah-langkah dalam menggunakan metode jet tempur yaitu :
1) Untuk langkah pertama guru menerangkan secara klasikal, satu huruf demi satu huruf. Guru membunyikan huruf kemudian ditirukan oleh murid-murid, jangan dipindahkan kehuruf yang lain (berikutnya) bila murid belum faham betul dan belum fasih dalam membacanya.
2) Dilanjutkan dengan cara privat, artinya murid disimak satu persatu minimal 5 menit.
3) Bila murid betul-betul menguasai pelajaran dan sekiranya mapu dipacu, maka harus dipacu.
4) Bila murid keliru dala membunyikan huruf, maka diperngatkan dengan cara :
a) Pertama : dengan isyarat.
b) Kedua : dengan membandingkan huruf lain yang bentuknya sama.
c) Ketiga : ditunjukkan bacaan yang sebenarnya.
5) Bila murid sudah bisa membaca semua huruf hijaiyyah, maka murid dikenalkan huruf yang berharokat fathah, dhommah, kasroh dan tanwin (Buka Buku Turutan A, Ba, Ta Jet Tempur halaman 14 s/d 21).
6) Bila murid sudah sampai halaman 21, maka murid diajukan kepada tim penguji khusus diadakan Ebta. Bisa diteruskan atau tidaknya, menunggu keputusan tim penguji.
7) Halaman 21 s/d 23: murid mulai dikenalkan huruf-huruf yang disambung. Dan saat ini guru harus seringkali mengadakan klasikal (menerangkan). Tunjukkan betul-betul ! bentuk- bentuk huruf bila bertempat didepan, ditengah dan dibelakang.
8) Halaman 24: tentang Tamrinul qiroah ( latihan membaca).
Masing-masing huruf dibaca pendek jangan ada yang terbaca panjang.
9) Halaman 25-27: tentang huruf Mad, huruf yang dibaca panjang. Guru belum diperbolehkan menenrangkan apa arti Mad dan syarat-syaratnya. Hanya diperbolehkan mengutarakan tanda-tanda huruf yang dibaca panjang, seperti alif kecil diatas huruf atau huruf yang ditambah alif kecil itu harus dibaca panjang.
10)Halaman 28-29: tiap-tiap lafazh ada dua huruf yang harus dibaca panjang. Bila murid masih keliru dalam panjang pendeknya saja, bukan keliru hurufnya, maka guru cukup mengingatkan dengan nada irama saja, seperti ( ِﻥﺎَﻤِﻟ ﺎَﻋ) nadanya LAA LA LAA LA
11)Halaman 29: anak-anak/murid mulai dikenalkan angka-angka huruf arab.