BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B. SARAN
1. Bagi Masyarakat (Lansia)
Bagi lansia penderita hipertensi melakukan terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik dapat diterapkan sebagai terapi non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah, terapi ini tidak hanya bermanfaat bagi yang mengalami hipertensi bagi yang tidak memiliki hipertensi juga boleh melakukan terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik yang dapat membua totot lebih rileks sehingga otot-otot tidak tegang dan membuat sirkulasi darah menjadi lancar.
2. Bagi Puskesmas
Bagi perawat perlu mengembangkan program pelatihan tentang relaksasi otot progresif dan terapi musik agar dilakukan secara mandiri bagi lansia melalui posbindu atau program yang ada di puskesmas.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi terkait bagaimana pengaruh terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik klasik terhadap penurunan tekana darah pada lansia dengan hipertensi .
65
DAFTAR PUSTAKA
Apriyani puji hastuti. (2022). Hipertensi (apriyani puji hastuti, ed.). Anggota ikapi no181.
Arisandi. (2023). Buku keperawatan gerontik. Pt nasya expanding management.
Aspiani. (2020). Penerapan relaksasi otot progresif dalam menurunkan tekanan darah pada keluarga dengan hipertensi : literature review. In serambi saintia jurnal sains dan aplikasi: vol. Viii (issue 2).
Aspiani, y. R. (2014). Buku ajar asuhan keperawatan klien gangguan kardiovaskular aplikasi nic & noc. Egc.
Astuti, kusuma, & rekawati. (2017). Penurunan tekanan darah diastolik pada lanjut usia melalui intervensi relaksasi otot progresif dan terapi musik (resik). 12.
Astuti, n. F. (2017). Penurunan tekanan darah diastolik pada lanjut usia melalui intervensi relaksasi otot progresif dan terapi musik (resik). Jurnal
keperawatan soedirman, 12(1), 21.
Https://doi.org/10.20884/1.jks.2017.12.1.703
Azzam, r., riza, & waluyo, a. (2018). Pengaruh teknik kombinasi relaksasi otot progresif dan terapi musik terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di sasana tresna wedha (stw) pembangunan cibubur. Lentera:
jurnal ilmiah kesehatan dan keperawatan, 3(1), 63–70.
Cahyanti, l., hirmawati, e. R., keperawatan, d. A., husada, k., & keperawatan, m. A. (2021). Terapi musik instrumental dalam menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Jurnal profesi keperawatan, 8(2).
Http://jurnal.akperkridahusada.ac.id
Firdaus, ulfah, & fauzi. (2016). Panduan praktik klinis (ppk) dan clinical pathway (cp) penyakit jantung dan pembuluh darah (fidaus, ulfah, &
fauzi, eds.; 1st ed.).
Intan hayati, n., & lantika asih fakultas keperawatan, s. (2020). Sri mulyati rahayu: pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah lansia pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi (vol. 3).
Kaunang, v. D., buanasari, a., kallo, v., studi, p., keperawatan, i., & kedokteran, f. (2019a). Gambaran tingkat stres pada lansia (vol. 7, issue 2).
66
Kaunang, v. D., buanasari, a., kallo, v., studi, p., keperawatan, i., & kedokteran, f. (2019b). Gambaran tingkat stres pada lansia (vol. 7, issue 2).
Kemenkes ri. (2017). Panduan peringatan hari kesehatan sedunia 7 april 2013 (blood pressure take control). Jakarta: kemenkes ri. ______.
(2014). Hipertensi. Pusat data dan informasi kementerian kesehatan ri- infodatin. Jakarta: kemenkes ri.
Krismiyati, m., putrianti, b., & iswantiningsih, e. (2019). Peningkatan kualitas hidup lansia melalui penerapan pola hidup sehat di dusun gondang dan dusun donoasih donokerto turi sleman. Jurnal pengabdian masyarakat karya husada, 1(2).
Kusuma dharma. (2017). Metode penelitian keperawatan panduan melaksanakan dan menerpakan hasil penelitian (kusuma kelana metode penelitian dharma, ed.; 11th, 13th, 14th, 15th ed.). Cv trans info media.
Martini, s., roshifanni, s., & marzela, f. (2018). Pola tidur yang buruk meningkatkan risiko hipertensi. Media kesehatan masyarakat indonesia, 14(3), 297. Https://doi.org/10.30597/mkmi.v14i3.4181
Mulyati rahayu, s., & intan hayati. (2020). Sri mulyati rahayu: pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah lansia pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi (vol. 3).
Nahariani, p., septian mubarrok, a., & study, p. S. (2016). Pengaruh terapi musik klasik jawa terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi di upt panti werdha mojopahit mojokerto the effect of java classical music therapy to the decrease of blood pressure for hypertensive elderly people at upt panti werdha mojopahit , mojokerto.
Notoadmojo, s. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. Rineka cipta.
Nur rahmawati, a., & apriliyani, i. (2021). Gambaran kesejahteraan psikologis dengan derajat hipertensi lansia. Jurnal keperawatan notokusuma , 9.
Oktaviani, i., dwi anggraeni, y., hidayah, n., & yarsi pontianak, stik. (2022).
Hubungan tingkat pengetahuan masyarakat dan penerapan pre-hospital safety management pada penderita hipertensi di desa olak-olak kubu kecamatan kubu. Borneo nursing journal (bnj), 4(2).
Https://akperyarsismd.e-journal.id/bnj
Purwanto. (2018). Pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di rsu imelda. Jurnal keperawatan priority, 1.
Putri handayani. (2022). Hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada lansia di desa gunungsari ciranjang tahun 2021.
Rania yulastari, p., & betriana, f. (2019). Terapi musik untuk pasien hipertensi : a literatur review. In nursing journal (rnj).
Https://ojs.fdk.ac.id/index.php/nursing/index
Santoso, y., & soehadi, r. D. (2019). Dukungan sosial meningkatkan kualitas hidup lansia : review article.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d (sugiyono, ed.; cet.26). Alfabeta.
Theodorin agnes karang. (2017). Efektifitas terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Utomo. (2015). Efektifitas relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi esensial.
Wayan widana, i., & putu lia muliani, mp. (2020). Uji persyaratan analisis.
Who. (2017). World health statistic 2017: monitoring health for the sdgs(sustainable development goals). Geneva: world health organization. .
Wiyani, c., widayati, r. W., dewi, n. K. R. N. S., & fadlilah, s. (2021).
Kombinasi relaksasi otot progresif dan terapi musik tradisional bali efektif menurunkan stres kerja petani. Jurnal kebidanan dan
keperawatan aisyiyah, 17(2), 245–253.
Https://doi.org/10.31101/jkk.2339
Yuniar dwi prastika, f., & siyam, n. (2021). Indonesian journal of public health and nutrition article info. Ijphn, 1(3), 407–419.
Https://doi.org/10.15294/ijphn.v1i3.47984
67
LAMPIRAN
SOP RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN TERAPI MUSIK KLASIK
Pengertian Adalah suatu cara yang efektif untuk meneg angka n otot- otot tertentu kemudian mengendurkannya, kemudian diberikan terapi musik agar tubuh menjadi rilek. Adapun tujuan lain dari terapi musik adalah terapi kesehatan menggunakan musik untuk memperbaiki atau meningkatkan kondisi fisik, emosi, kognitif, dan juga sosial dari berbagai kalangan terutama dikalangan lansia dengan penderita hipertensi.
Tujuan Digunakan untuk mengurangi berbagai keluhan yang berhubungan dengan stress, seperti kecemasan, asma, nyeri lambung, hipertensi dan insomnia. Memperbaiki kondisi fisik, emosional, kesehatan spiritual pasien, serta membuat klien rileks sehingga dapat menurunkan rasa sakit.
Indikasi dan Kontra indikasi Indikasi :
1. Untuk pasien penderita gangguan tidur.
2. Untuk pasien yang sering di bawah tekanan.
3. Kecemasan pasien.
4. Penderita depresi.
5. Untuk pasien penderita hipertensi.
Kontra Indikasi :
1. Pasien dengan mobilitas terbatas, misalnya, tidak dapat menggerakkan tubuhnya.
2. Pasien dalam perawatan.
Prosedur, Persiapan, dan
Pelaksanaan A. Klien
1. Jelaskan tujuan latihan dan tahapan
2. Klien memungkinkan untuk dilakukan latihan
3. Gunakan pakaian yang nyaman
4. Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri.
5. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu.
6. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat.
B. Lingkungan dan alat
1. Ruangan yang tenang dan nyaman
2. Kursi, bantal atau tempat tidur yang nyaman
3. Siapkan sound musik.
C. Pelaksanaan
70
Gerakan 1
Mengepalkan kedua telapak tangan sampai merasakan ketegangan. dan rasakan ketegangan yang terjadi kemudian dilepaskan selama 10 detik. Melakukan Gerakan sebanyak 2 kali.
Gerakan 2:
Tekuk tangan klien ke depan di pergelangan tangan sehingga otot di punggung tangan dan lengan klien menjadi kencang,.
Gerakan tersebut umtuk melatih otot tangan bagian depan dan belakang
Gerakan 3:
Kepalkan kedua tangan tangan kanan dan kiri, kemudian angkat kedua kepalan tangan ke bahu, agar otot bisep terentang.
Gerakan 4:
Angkat bahu klien setinggi mungkin hingga menyentuh telinga klien, fokus pada tubuh bagian atas dan leher.
Gerakan 5
Latihan otot kening dengan cara mengernyutkan kening dan alis hingga otot kening terasa sampai kulit kening berkeriput.
Gerakan 6:
Pejamkan mata rapat-rapat untuk merasakannya di sekitar mata dan di sekitar otot yang mengontrol gerakan mata.
Gerakan 7: Tujuannya untuk mengendurkan ketegangan pada otot rahang, mengencangkan rahang dan gigit gigi agar ada ketegangan di sekitar otot rahang.
Gerakan 8: Untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut, Bibir dikerutkan sekeras mungkin sehingga klien merasakan ketegangan di sekitar mulut.
Gerakan 9:
Gerakan dimulai dengan otot leher bagian belakang kemudian otot leher bagian depan, turunkan kepala untuk beristirahat, tekan kepala klien ke permukaan kursi yang empuk sehingga klien dapat merasakan ketegangan di leher dan punggung atas.
Gerakan 10:
Gerakan mengangkat kepala ke depan, letakkan dagu klien di dada sehingga klien merasakan ketegangan di area leher dan wajah.
Gerakan 11:
Angkat tubuh klien dari sandaran kursi, bagian belakang melengkung, dorong dada klien kedepan, tahan ketegangan selama 10 detik sambal merasakan rileks. Setelah klien merasa relaks, letakkan kembali tubuh Anda di kursi dan biarkan otot-otot klien rileks.
72
Gerakan 12:
Ambil napas dalam-dalam untuk mengisi paru-paru klien dengan udara sebanyak mungkin. tahan beberapa saat sampai terasa ketegangan di dada turun ke perut, lalu hembuskan nafas. Setelah ketegangan dilepaskan, bernapaslah secara normal dengan lega, ulangi lagi untuk merasakan perbedaan antara keadaan tegang dan rileks.
.
Gerakan 13:
Tarik perut klien kedalam dengan kencang, tegang erat-erat selama 10 detik, lalu lepaskan dengan bebas, ulangi lagi seperti gerakan perut pertama ini.
Gerakan 14-15 :
Meluruskan kedua kaki ke depan agar paha belakang terasa kencang, lanjutkan mengunci lutut agar ketegangan berpindah ke otot betis, tahan posisi kencang selama 10 detik lalu lepaskan.
Ulangi setiap gerakan dua kali
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin : P / L
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
Setelah mendengarkan penjelasan penelitian yang disampaikan oleh peneliti.
Saya memahami tujuan dan manfaat dari penelitian, serta memahami bahwa data dan informasi yang saya berikan akan dijaga kerahasiaannya. Saya berhak untuk memutuskan ikut atau menolak berpartisipasi dalam penelitian ini jika saya merasa tidak nyaman.
Dengan menandatangani lembar persetujuan ini, saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden/partisipan secara sukarela dan tanpa paksaan dari siapapun.
Bandung, Juni 2023 Yang membuat pernyataan,
(……….)
74
DAFTAR CEKLIS
No Nama responden Umur Tekanan darah
sebelum diberikan intervensi
Tekanan darah sesudah diberikan intervensi
1 Bp. Raennir 73 tahun 140/100 mmHg 130/90 mmHg
2 Ibu supiah 62 tahun 150/90 mmHg 140/90 mmHg
3 Ibu Sri Rahayu 61 tahun 150/90 mmHg 140/80 mmHg
4 Bp. Candra 64 tahun 150/90 mmHg 130/90 mmHg
5 Bp. Sunardi 60 tahun 150/100 mmHg 150/90 mmHg
6 Bp. Bisman 60 tahnu 160/100 mmHg 140/90 mmHg
7 Bp. Oskar 71 tahun 150/90 mmHg 150/80 mmHg
8 Ibu Epon 65 tahun 140/90 mmHg 140/90 mmHg
9 Ibu Sri yanti 67 tahun 160/100mmHg 150/90 mmHg
10 Ibu Yonenta 62 tahun 140/90mmHg 140/90 mmHg
11 Ibu Sri eliyani 65 tahun 150/90 mmHg 140/90 mmHg
12 Ibu Elih 66 tahun 150/100 mmHg 140/90 mmHg
13 Ibu Nina 69 tahun 170/110 mmHg 160/100 mmHg
14 Bp. Arheli 63 tahun 150/90 mmHg 140/90 mmHg
15 Bp. Abraham 70 tahun 150/100 mmHg 150/90 mmHg 16 Bp. Eleazar 60 tahun 140/100 mmHg 140/90 mmHg
17 Bp. Mosha 61 tahun 160/110 mmHg 150/90 mmHg
76
78
80
82
84