PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui rerata tekanan darah pada lansia penderita hipertensi sebelum mendapat terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik klasik di RW 04 Desa Sindangjaya Kawasan Puskesmas Ciranjang Kabupaten Cianjur. Untuk mengetahui pengaruh terapi non farmakologi, terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik klasik pada pasien lansia hipertensi di RW 04 Desa Sindangjaya Kawasan Puskesmas Ciranjang Kabupaten Cianjur.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan tentang dampak terapi non farmakologi dengan terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik klasik terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh terapi non farmakologi menggunakan terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Lansia
Ada istilah yang mengatakan bahwa penuaan merupakan suatu proses kehidupan yang sering terjadi kemunduran dan perubahan baik secara fisik, psikis maupun sosial. Lansia juga akan mengalami penurunan biologis dan fisik secara umum seperti penurunan persendian dan otot yang dapat menyebabkan lansia mengalami penurunan keseimbangan sehingga akan menyebabkan lansia berisiko terjatuh akibat salah satu penyakit yaitu hipertensi ( Santoso & Soehadi, 2019).
Konsep Hipertensi
Terdapat pengaruh terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi. Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik setelah terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik klasik. Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik klasik.
Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik setelah terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik klasik. Penurunan tekanan darah diastolik pada lansia dengan relaksasi otot progresif dan terapi musik (resik).
Konsep Relaksasi Otot Progresif
Konsep Terapi Musik
Terapi musik klasik merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan memberikan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, yang bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Musik juga dapat menenangkan, sehingga dapat membantu menurunkan hormon-hormon yang berhubungan dengan stres dengan mengaktifkan hormon endorphin alami yang berperan sebagai pereda nyeri, mengalihkan perhatian dari rasa takut, tegang dan cemas, menimbulkan perasaan rileks, meredakan amarah dan meredakan perasaan depresi. (Nahariani) dkk., 2016). Terapi musik klasik merupakan terapi non farmakologi yang berdampak pada penurunan tekanan darah karena musik dapat menurunkan kadar kortisol, hormon stres, dan meningkatkan fungsi lapisan dalam pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan pembuluh darah melebar. 30 persen.
Musik juga mempengaruhi sistem saraf parasimpatis yang meregangkan tubuh dan menurunkan detak jantung, serta memberikan efek relaksasi pada organ tubuh (Cahyanti et al., 2021). Tujuan terapi musik klasik adalah untuk merilekskan tubuh dan pikiran pasien sehingga dapat mempengaruhi perkembangan dan penyembuhan pribadi.
METODELOGI PENELITIAN
Variabel Penelitian
Menurut (Kusuma Dharma, 2017) jenis-jenis variabel berdasarkan hubungannya dengan variabel lain dibedakan menjadi dua, antara lain sebagai berikut. 1) Variabel bebas (bebas). Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan atau terjadinya variabel dependen (Sugiyono, 2017). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017).
Hipotesis
Hasil pengukuran tekanan darah sebelum intervensi (terapi teknik relaksasi otot progresif dan terapi musik) dan pengukuran tekanan darah setelah intervensi (terapi teknik relaksasi otot progresif dan terapi musik) pada kelompok perlakuan. Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan hubungan teknik relaksasi otot progresif dan terapi musik dalam menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa Sindangjaya wilayah kerja Puskesmas Ciranjang Kabupaten Cianjur. Terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di desa Sindangjaya wilayah kerja Puskesmas Ciranjang.
Hasil pengukuran tekanan darah sebelum dilakukan terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik pada lansia hipertensi digunakan sebagai data awal untuk dibandingkan dengan hasil setelah diberikan intervensi. Penurunan tekanan darah ini dipengaruhi oleh terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik (RESIK) yang harus dilakukan sesuai prosedur yang telah ditentukan untuk memperoleh efek terapi yang optimal. Rata-rata tekanan darah pada lansia sebelum mendapat terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik di RW 04 Desa Sindangjaya Kawasan Puskesmas Ciranjang Kabupaten Cianjur adalah mmHg.
Rata-rata tekanan darah pada lansia setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik di Posyandu lansia Desa Sindangjaya RW 04 Wilayah Kerja Puskesmas Ciranjang adalah mmHg. Pengaruh kombinasi teknik relaksasi otot progresif dan terapi musik terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Sasana Tresna Wedha (STW) Pembangunan Cibubur. Pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di RS Imelda.
Definisi Operasional
Rencana Penelitian
- Jenis Penelitian
 - Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
 - Populasi, sampel, dan tehnik pengambilan sampel
 - Instrumen Penelitian
 - Metode Pengumpulan Data
 
Sedangkan pada tekanan darah diastolik pra tindakan, 8 responden (47,1%) memiliki tekanan darah 90-99 mmHg, 9 responden (52,9%) dari total 17 responden memiliki tekanan darah >100 mmHg. Sedangkan tekanan darah diastolik sebelum tindakan adalah 90-99 mmHg pada 8 responden (47,1%), >100 mmHg pada 9 responden (52,9%) dari total 17 responden. Penurunan tekanan darah pada penelitian ini lebih besar dibandingkan dengan hasil Jose dan Almeida (2014), dimana relaksasi otot progresif dilakukan pada 40 responden berusia 60 > tahun selama 20 menit sebanyak 8 sesi selama 4 hari, keduanya pada pagi hari.
Adapun dari hasil penelitian Jose dan Almaeda yang memberikan terapi yang sama yaitu terapi otot progresif dan terapi musik pada pasien lanjut usia dengan hipertensi, ditemukan bahwa setelah pemberian terapi tersebut terjadi penurunan tekanan darah dibandingkan sebelum terapi. . data. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik pada lansia hipertensi diperoleh hasil. Pada tabel 2 tekanan darah sistolik setelah dilakukan intervensi didapatkan tekanan darah 120-139 mmHg sebanyak 2 responden (11,8%), tekanan darah 140-159 mmHg sebanyak 14 responden (82,4%), tekanan darah >160 mmHg tidak kurang dari 1 responden (5,9%) dari total 17 responden. Artinya terdapat pengaruh terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Posbindu Mawar dengan tekanan darah sistolik menurun setelah dilakukan intervensi, dengan tekanan darah sistolik pada 6 orang tetap sama dan tidak ada yang meningkat.
Sri Mulyati Rahayu: Pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah lansia Pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah lansia penderita hipertensi (vol. 3).
Tehnik Pengolahan dan Analisa Data
Jadwal Penelitian
Etika Penelitian
Pada Tabel 1, tekanan darah sistolik sebelum intervensi memiliki tekanan darah 140-159 mmHg pada 13 responden (76,5%), tekanan darah >160 mmHg pada 4 responden (23,5%) dari total 17 responden. . Mengenai tekanan darah diastolik setelah tindakan, tekanan darah 80-89 mmHg pada 3 responden (17,6%), tekanan darah 90-99 mmHg pada 12 responden (70,6%), tekanan darah >100 mmHg pada 2 responden (11,8%) keluar. dari total 17 responden. Pada Tabel 1 tekanan darah sistolik sebelum tindakan, 13 responden (76,5%) mempunyai tekanan darah 140-159 mmHg, >160 mmHg 4 responden (23,5%) dari total 17 responden.
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan (Rusnoto & Alviana, 2017) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah pada peserta prolanis dengan p-value 0,001 (sistol) dan 0,002 (diastole) < α ( 0,05), yang berarti terdapat pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah. Para peneliti meyakini rata-rata hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan dari mmHg menjadi mmHg atau penurunan sebesar 10 mmHg, selain itu setelah dilakukan relaksasi otot progresif terdapat lansia yang berada pada kisaran tekanan darahnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (Astuti et al., 2017), dimana peneliti menyatakan bahwa penurunan tekanan darah terjadi setelah 40 responden mendapat terapi otot progresif dan terapi musik selama 20 menit antara usia 40 dan 70 tahun. selama 8 sesi dalam 4 hari, baik pagi maupun sore, tekanan darah diastolik dapat menurun sebesar 0,8 mmHg.
Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang memberikan terapi tersebut, terjadi penurunan tekanan darah sebelum dan sesudahnya yaitu sebesar 10 mmHg.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Univariat
Uji Normalitas
Uji Bivariat
Pembahasan
Peneliti berpendapat rata-rata tekanan darah sebelum diberikan terapi lebih tinggi, hal ini diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti bahwa tekanan darah pada lansia berada pada rata-rata tekanan darah mmHg yaitu 13 orang. . Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Riza dkk, relaksasi otot progresif lebih optimal bila dipadukan dengan terapi musik, menyimpulkan bahwa tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan relaksasi otot progresif dan terapi musik pada kelompok intervensi lebih optimal dibandingkan tekanan darah. pada hari pertama. kelompok tidak terkontrol (Azzam et al., 2018). Perawat sebaiknya menyusun program pelatihan relaksasi otot progresif dan terapi musik agar dapat dilakukan secara mandiri pada lansia melalui program posbindu atau puskesmas.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Pengaruh terapi musik klasik jawa terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi di Upt Ouetehuis Mojopahit Mojokerto.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
SARAN
Panduan metode penelitian keperawatan dalam melakukan dan menerapkan hasil penelitian (metode penelitian kusuma kelana dharma, ed.; edisi 11, 13, 14, 15). Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat dengan Penerapan Manajemen Keamanan Pra Rumah Sakit pada Pasien Hipertensi di Desa Olak-Olak Kubu Kecamatan Kubu. Definisi : Cara yang efektif untuk menegangkan otot tertentu kemudian mengendurkannya, kemudian memberikan terapi musik agar tubuh rileks.
Tujuan lain dari terapi musik adalah terapi kesehatan dengan menggunakan musik untuk meningkatkan kondisi fisik, emosional, kognitif dan sosial berbagai kalangan, terutama pada lansia penderita hipertensi. Tutup mata Anda rapat-rapat untuk merasakannya di sekitar mata dan di sekitar otot yang mengontrol pergerakan mata. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang, kemudian dengan otot leher bagian depan, turunkan kepala untuk beristirahat, tekan kepala klien pada permukaan empuk kursi sehingga klien merasakan ketegangan pada leher dan punggung atas.
Gerakkan kepala ke depan dan letakkan dagu klien di dada sehingga klien merasakan ketegangan pada area leher dan wajah.