• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Setiap anak memiliki tingkat perkembangan perilaku yang berbeda- beda, ada anak didik yang mudah bersosialisasi dan yang sulit untuk bersosialisasi, untuk itu guru perlu memahami lebih dalam perilaku masing- masing anak didiknya agar perlakuan yang diberikan mudah diterima anak didik. Komunikasi antara guru dan orang tua harus senantiasa berjalan

dengan lancar agar memudahkan mencapai tujuan yang diinginkan serta pembiasaan perilaku sosial-emosional yang sudah diterapkan anak didik di sekolah dapat pula diterapkan di rumah dan lingkungan sekitarnya.

2. Saran Bagi Pembaca

Saran bagi pembaca agar dapat menjadi sumber pengetahuan baru dan dapat menambah wawasan khasanah keilmuan dari pembaca.Sehingga dapat membuka cakrawala berpikir pembaca.

3. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Saran bagi peneliti selanjutnya adalah penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya guna menyempurnakan penelitian yang sudah ada. Perlu adanya kajian yang mendalam di dalam era yang modern ini khususnya pada perilaku sosial-emosional anak didik karena setiap masa akan mengalami perubahan dan perkembangan. Melihat pentingnya perilaku sosial-emosional anak didik karena anak didik merupakan generasi penerus bangsa dan aset berharga bagi Negara.

DAFTAR PUSTAKA

Christiana Hari Soetjiningsih. 2012. PerkembanganAnak Sejak Pembuahan Sampai Dengan Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: Prenada Media Group.

Cari Ulina BR Bangun. 2018. Pengaruh Bermain Peran Terhadap Kemampuan Sosial Anak Usia 4-5 Tahun di TK ID Insan Madani Bandar Setia. Skripsi:

repository.uinsu.ac.id.

Dr. Dadan Suryana.2019. Stimulasi & Aspek Perkembangan Anak. Jakarta:

Prenadamedia Group.

DR. Yuliani Nurani Sujiono, M.Pd. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Jakarta Barat: Indeks.

Diana Mutiah.2015. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Group.

Drs. Ahmad Susanto, M.Pd. 2011.Perkembangan Anak Usia Dini Pengatur Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Prenada Media Group.

Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd. 2018.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta Timur:

PT Bumi Aksara.

J. Beaty Janice. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Pranamedia Group.

Lara Fridani, Sri Wulan , dan Sri Indah Pujiastuti 2019. Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Latif Mukhtar, Zukhairina, Zubaidah Rita, Afandi Muhammad. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini (Teori dan Aplikasi. Jakarta: Prenadamedia Group.

Lilis Rustari, Fadillah, dan Muhammad Ali. 2015. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 5-6 Tahun Di Taman Kanak-Kanak Islamiyah Pontianak Tenggara. Jurnal: Core.ac.uk.

Made Laut Mertha Jaya.2020.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Quadrant.

Margaretha Corry, M. Syukri, Yuline. 2014. Peningkatan Perilaku Sosial Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Usia 5-6 Tahun DI TK Negeri Pembina.

: Jurnal.untan.ac.id.

Novan Ardy Wiyani, M.Pd.I.. 2014. Mengelola & Mengembangkan Kecerdasan Sosial & Emosi Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014. 2015. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Prof.DR.H. Ramayulis. 2013. Profesi & Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia.

Putu Rahayu Ujianti, Nyoman Wirya, Kadek Novia Dewi. 2017. Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Pada Anak Kelompok B Di Taman Kanak-Kanak Gugus VII Kecamatan Buleleng.:

Jurnal.untan.ac.id.

Siti Aisyah,Dkk. 2020. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Susanto Ahmad. 2017. Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori). Jakarta:

Bumi Aksara.

Zainal Aqib dan Ali Murtadlo. 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran. Bandung:

Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Mukarramah, dilahirkan di Limbung pada tanggal 7 September 1998, dari pasangan Ayahanda Ramli Nur dan Ibunda Hj. Muliati S.Pdi. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2004 di SD Inpres Borongunti dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Muhammadiyah Limbung dan tamat pada tahun 2013. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bajeng dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan S1 program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

LAMPIRAN

Kisi-Kisi Langkah Pelaksanaan Wawancara

1. Menentukan pertanyaan yang akan dijawab sesuai masalah yang akan diteliti 2. Mengidentifikasi sasaran pewawancara yang dapat menjawab dengan baik

pertanyaan-pertanyaan wawancara

3. Menentukan tipe wawancara yang praktis dan dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan

4. Merancang dan membuat daftar pertanyaan sesuai dengan masalah penelitian yaitu perilaku sosial-emosional

5. Mendapatkan persetujuan dari partisipan untuk berpartisipasi dalam proses wawancara

6. Melakukan kegiatan wawancara

7. Mencatat hasil wawancara dengan partisipan pada lembar pedoman wawancara

Rubrik Penilaian Anak Didik

Perilaku sosial-emosional dalam kegiatan bermain peran

variabel Indikator Item observasi

Perilaku Sosial-emosional a. Kesadaran

diri

1. Memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuaikan dengan situasi

2. Memperlihatkan kehati-hatian kepada orang yang belum dikenal (menumbuhkan kepercayaan pada orang dewasa yang tepat)

3. Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar (mengendalikan diri secara wajar)

1. Anak mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi sebagai pemeran dalam kegiatan bermain peran 2. Anak mampu menumbuhkan

kepercayaan kepada guru saat guru menjelaskan bahwa pakian yang akan dipakai dalam kegiatan bermain peran akan dikenakan oleh anak didik lain

3. Anak mampu mengendalikan emosi (marah, senang, sedih) secara wajar pada saat kegiatan bermain peran b. Rasa

tanggung Jawab untuk diri sendiri dan orang lain

1. Tahu akan haknya

2. Menaati aturan kelas (kegiatan,aturan)

3. Mengatur diri sendiri

4. Bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri

1. Anak mampu mengetahui perannya 2. Anak mampu menaati aturan pada

saat kegiatan bermain peran

3. Anak mampu mengatur diri sendiri saat bermain peran sesuai perannya masing-masing

4. Anak mampu bertanggung jawab atas perilakunya

c. Perilaku prososial

1. Bermain dengan teman sebaya

2. Mengetahui perasaan temannya dan merespon secara ajar 3. Berbagi dengan orang lain

4. Menghargai

hak/pendapat/karya orang lain 5. Menggunakan cara yang

diterima secara sosial dalam menyelesaikan masalah (menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah) 6. Bersikap kooperatif dengan

teman

7. Menunjukkan sikap toleran

8. Mengekspresikan emosi sesuai dengan kondisi yang ada (senang-sedih-antusias,dsb) 9. Mengenal tata krama dan sopan

santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat

1. Anak mampu bermain peran dengan teman sebaya

2. Anak mampu menghibur atau menunjukkan sikap sayang keteman sebaya

3. Anak mampu berbagi alat permainan yang digunakan saat melakukan kegiatan bermain peran keteman sebaya

4. Anak mampu menghargai hak yang diperankan anak didik lainnya 5. Anak mampu menggunakan fikiran

untuk menyelesaikan masalah dalam kegiatan bermain peran

6. Anak mampu bekerjasama dalam melakukan kegiatan bermain peran 7. Anak mampu memahami tugas-

tugas dari profesi dalam kegiatan bermian peran

8. Anak mampu mengekspresikan emosi sesuai perannya masing- masing

9. Anak mampu mengatakan “maaf”

dan “tolong” dalam kegiatan bermain peran

Rubrik Penilaian Perilaku Sosial-Emosional Anak

No. Indikator Nilai Deskripsi 1. Memperlihatkan

kemampuan diri untuk menyesuaikan dengan situasi

BB Jika anak belum mampu belajar menyesuaikan diri

MB Jika anak mulai mampu belajar menyesuaikan diri sesuai yang ditetapkan guru

BSH Jika anak sudah mampu belajar menyesuaikan diri pada saat bermain peran sesuai yang diharapkan

BSB Jika anak sudah mampu belajar menyesuaikan diri dengan sangat baik pada saat proses bermain peran

2. Memperlihatkan kehati- hatian kepada orang yang

belum dikenal

(menumbuhkan kepercayaan pada orang dewasa yang tepat)

BB Jika anak belum mampu menumbuhkan kepercayaan kepada guru saat guru menjelaskan bahwa pakaian yang akan dipakai dalam kegiatan bermain peran akan dikenakan oleh anak didik lain

MB Jika anak mulai mampu belajar menumbuhkan kepercayaan kepada guru saat guru menjelaskan bahwa pakaian yang akan dipakai dalam kegiatan bermain peran akan dikenakan oleh anak didik lain

BSH Jika anak sudah mampu belajar menumbuhkan kepercayaan kepada guru saat guru menjelaskan bahwa pakaian yang akan dipakai

dalam kegiatan bermain peran akan dikenakan oleh anak didik lain sesuai yang diharapkan BSB Jika anak sudah mampu belajar menumbuhkan

kepercayaan kepada guru saat guru menjelaskan bahwa pakaian yang akan dipakai dalam kegiatan bermain peran akan dikenakan oleh anak didik laindengan sangat baik pada saat proses bermain peran

3. Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar (mengendalikan diri secara wajar)

BB Jika anak belum mampu belajar mengendalikan emosi (marah, senang, sedih) secara wajar pada saat kegiatan bermain peran MB Jika anak mulai mampu belajar mengendalikan

emosi (marah, senang, sedih) secara wajar pada saat kegiatan bermain peran

BSH Jika anak sudah mampu belajar mengendalikan emosi (marah, senang, sedih) secara wajar pada saat kegiatan bermain peran sesuai yang diharapkan

BSB Jika anak sudah mampu belajar mengendalikan emosi (marah, senang, sedih) secara wajar pada saat kegiatan bermain peran dengan sangat baik

4. Tahu akan haknya BB Jika anak belum mampu mengetahui perannya MB Jika anak mulai mampu mengetahui perannya

BSH Jika anak sudah mampu belajar mengetahui perannya sesuai yang diharapkan

BSB Jika anak sudah mampu belajar mengetahui perannya dengan sangat baik

5. Menaati aturan kelas (kegiatan,aturan)

MB Jika anak mulai mampu belajar menyesuaikan diri sesuai yang ditetapkan guru

BSH Jika anak sudah mampu belajar menyesuaikan diri pada saat bermain peran sesuai yang diharapkan

BSB Jika anak sudah mampu belajar menyesuaikan diri dengan sangat baik pada saat proses bermainperan

BSB Jika anak sudah mampu belajar menaati aturan dengan sangat baik pada saat bermain peran 6. Mengatur diri sendiri BB Jika anak belum mampu belajar mengatur diri

sendiri sesuai perannya

MB Jika anak mulai mampu belajar mengatur diri sendiri sesuai peran yang ditetapkan oleh guru BSH Jika anak sudah mampu belajar mengatur diri

sendiri sesuai peran yang diharapkan guru BSB Jika anak sudah mampu belajar mengatur diri

sendiri sesuai perannya dengan sangat baik pada saat proses bermain peran

7. Bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri

BB Jika anak belum mampu belajar bertanggung jawab atas perilakunya

MB Jika anak mulai mampu belajar bertanggung jawab atas perilakunya sesuai yang ditetapkan guru

BSH Jika anak sudah mampu belajar bertanggung jawab atas perilakunya sesuai yang diharapkan guru

BSB Jika anak sudah mampu belajar bertanggung jawab atas perilakunya dengan sangat baik saat proses bermainperan

8. Bermain dengan teman sebaya

BB Jika anak belum mampu belajar bermain dengan teman sebaya

MB Jika anak mulai mampu bermain dengan teman sebaya sesuai yang ditetapkan guru

BSH Jika anak sudah mampu bermain dengan teman sebaya sesuai yang diharapkan guru

BSB Jika anak sudah mampu bermain dengan teman sebaya dengan sangat baik pada saat proses bermain peran

9. Mengetahui perasaan temannya dan merespon secara wajar

BB Jika anak belum mampu menghibur atau menunjukkan sikap kasih sayang keteman sebaya

MB Jika anak mulai mampu menghibur atau menunjukkan kasih sayang keteman sebaya sesuai yang ditetapkan guru

BSH Jika anak sudah mampu menghibur atau menunjukkan kasih sayang keteman sebaya sesuai yang diharapkan guru

BSB Jika anak sudah mampu menghibur atau menunjukkan kasih sayang keteman sebaya dengan sangat baik paad saat proses bermain peran

10. Berbagi dengan orang lain BB Jika anak belum mampu belajar berbagi alat permainan yang digunakan saat melakukan kegiatan bermain peran keteman sebaya MB Jika anak mulai mampu belajar berbagi alat

permainan yang digunakan saat melakukan kegiatan bermain peran keteman sebaya sesuai yang ditetapkan guru

BSH Jika anak sudah mampu belajar berbagi alat permainan yang digunakan saat melakukan kegiatan bermain peran keteman sebaya sesuai yang diharapkan guru

BSB Jika anak sudah mampu belajar berbagi alat permainan yang digunakan saat melakukan kegiatan bermain peran keteman sebaya dengan sangat baik pada saat proses bermain peran

11. Menghargai

hak/pendapat/karya orang lain

BB Jika anak belum mampu belajar menghargai hak yang diperankan anak didik lainnya sesuai yang ditetapkan guru

MB Jika anak mulai mampu belajar menghargai hak yang diperankan anak didik lainnya sesuai yang ditetapkan guru

BSH Jika anak sudah mampu belajar menghargai hak yang diperankan anak didik lainnya sesuai yang diharapkan guru

BSB Jika anak sudah mampu belajar menghargai hak yang diperankan anak didik lainnya dengan sangat baik pada saat proses bermain peran

12. Menggunakan cara yang diterima secara sosial dalam menyelesaikan masalah (menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah)

BB Anak belum mampu belajar menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah dalam kegiatan bermain peran

MB Jika anak mulai mampu belajar menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah dalam kegiatan bermain peran

BSH Jika anak sudah mampu belajar menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah dalam kegiatan bermain peran sesuai yang diharapkan guru

BSB Jika anak sudah mampu belajar menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah dalam kegiatan bermain peran dengan sangat baik 13. Bersikap kooperatif dengan

teman

BB Jika anak belum mampu bekerja sama dalam melakukan kegiatan bermain

MB Jika anak mulai mampu bekerja sama dalam melakukan kegiatan bermain sesuai yang ditetapkan guru

BSH Jika anak sudah mampu bekerja sama dalam melakukan kegiatan bermain sesuai yang diharapkan guru

BSB Jika anak sudah mampu belajar bekerja sama dalam melakukan kegiatan bermain dengan sangat baik

14. Menunjukkan sikap toleran BB Jika anak belum mampu belajar memahami tugas-tugas dari profesi dalam kegiatan bermian peran

MB Jika anak mulai mampu belajar memahami tugas-tugas dari profesi dalam kegiatan bermian peran

BSH Jika anak sudah mampu belajar memahami tugas-tugas dari profesi dalam kegiatan bermian peran sesuai yang diharapkan guru BSB Jika anak sudah mampu belajar memahami

tugas-tugas dari profesi dalam kegiatan bermian peran dengan sangat baik

15. Mengekspresikan emosi sesuai dalam kondisi yang ada (senang-sedih-antusias,d

BB Jika anak belum mampu mengekspresikan emosi sesuai perannya masing-masing

MB Jika anak mulai mampu mengekspresikan emosi sesuai perannya masing-masing sesuai yang ditetapkan guru

BSH Jika anak sudah mampu mengekspresikan emosi sesuai perannya masing-masing sesuai yang diharapkan guru

BSB Jika anak sudah mampu mengekspresikan emosi sesuai perannya masing-masing dengan sangat baik pada saat proses bermain peran

16. Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat

BB Jika anak belum mampu belajar mengatakan

“maaf” dan “sabar” dalam kegiatan bermain peran

MB Jika anak mulai mampu belajar mengatakan

“maaf” dan “sabar” dalam kegiatan bermain peran

BSH Jika anak sudah mampu belajar mengatakan

“maaf” dan “sabar” dalam kegiatan bermain peran sesuai yang diharapkan guru

BSB Jika anak sudah mampu belajar mengatakan

“maaf” dan “sabar” dalam kegiatan bermain peran dengan sangat baik

Keterangan

No. Kategori 1. BB (BelumBerkembang) 2. MB (MulaiBerkembang)

3. BSH (BerkembangSesuaiHarapan) 4. BSB (BerkembangSangatBaik)

Instrumen Wawancara Guru

Narasumber :

Hari/tanggal/wawancara : Tempat wawancara :

No. Pertanyaan HasilWawancara

1. Perilaku sosial-emosional apa saja yang biasa guru berikan sebagai stimulus untuk mengamati perilaku sosial-emosional anak didik ?

2. Apakah dengan stimulasi tersebut guru benar-benar sudah mengetahui perilaku sosial-emosional anak ? 3. Apa kendala guru dalam mengamati

perilaku sosial-emosional anak didik

?

4. Apakah di sekolah, anak didik terkesan mudah menyesuaikan diri/tidak?

5. Apakah di sekolah, anak didik sudah menaati aturan yang sudah ditetapkan?

6. Apakah anak didik sudah mampu mengatur diri sendiri saat bermain?

7. Apakah anak didik sudah mampu bertanggung jawab atas perilakunya?

8. Apakah anak didik sudah mampu bermain dengan teman sebaya tanpa memilih-milih teman?

9. Apakah anak didik sudah mampu berbagi alat permainan dengan teman sebaya?

10. Apakah anak didik sudah mampu bekerja sama saat melakukan proses pembelajaran?

11. Apakah anak didik sudah mampu mengekspresikan emosi sesuai stimulus yang sudah diberikanoleh guru?

12. Apakah anak didik sudah mampu mengatur diri sendiri di sekolah?

13. Apakah anak didik sudah mampu menumbuhkan kepercayaan kepada guru di lingkungan sekolah?

14. Apakah anak didik sudah mampu mengendalikan emosi secara wajar ? 15. Apakah anak didik sudah mampu

menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah dalam kegiatan pembelajaran berlangsung ? 16. Apakah anak didik sudah mampu memahami tugas-tugas yang diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran ?

17. Apakah anak sudah mampu mengatakan kata “maaf” dan

“tolong” saat berbuat salah atau ingin dibantu ?

Instrumen Wawancara Orang Tua Peserta Didik Narasumber : Muliati

Hari/tanggal/wawancara : 18, Januari 2021

Tempat wawancara : Gambong, desa tangke bajeng

No. Pertanyaan HasilWawancara

1. Bagaimana perilaku sosial-emosional anak didik di rumah ?

Cerewet, tidak mau mendengar kadang- kadang juga mau mendengar sering menangis dan suka berkelahi.

2. Apakah perilaku sosial-emosional yang dilakukan di sekolah berpengaruh di lingkungan rumah ?

Iye berpengaruh, karena setelah dilakukan kegiatan, maumi mendengar dan tidak berkelahi karena sering na ambil barang mainannya temannya.

3. Apakah anak didik sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar?

Kalo anakku, baiki caranya beradaptasi, contohnya itu sering na ajak kenalan orang baru.

4. Apakah anak didik sudah mampu mengatur diri sendiri saat bermain didalam rumah maupun diluar rumah?

Sudah mampu, kadang kalau bermain sama teman, bisami tertib untuk main sama-sama.

5. Apakah anak didik sudah mampu bertanggung jawab atas perilakunya?

Belum, kadang juga kalo sudah nakasih menangis temannya, baru pergi.

6. Apakah anak didik aktif dalam bermain dengan teman sebaya di lingkungan rumah ?

Aktif sekali, bahkan sering ajak temannya berpetualang kesana kemari.

7. Apakah anak sudah mampu menunjukkan kasih sayang terhadap orang tua atau teman sebaya ?

Sudah mampu, contohnya pura-puraka menangis pasti itu menangiski juga baru teruska napeluk sampaiku tenang, kalo sama teman-temannya nahiburki.

8. Apakah anak didik sudah mampu berbagi mainan dengan teman sebaya di lingkungan sekitar?

Sudah mampu, contohnya kalo ada temannya na ajakki bermain dengan permainannya.

9. Apakah anak sudah mampu bekerja sama di rumah ?

Kadang-kadang maui mendengar kadang-kadang juga tidak, Tergantung situasi.

10. Apakah anak mampu menaati aturan orang tua di rumah?

Sudah mampu, contohnya tidak boleh tidur diatas jam 9 malam.

11. Apakah anak didik mampu menunjukkan emosinya sesuai dengan kondisinya saat di rumah (misal: rasa senang, sedih, marah, antusias, dll.)

Sudah mampu, contoh kalau dibawakkan sama bapaknya es crem pasti lompat- lompat kegirangan, tapi sebaliknya kalo di ambil esnya marah-marahki.

12. Apakah anak didik sudah mampu menumbuhkan kepercayaan kepada orang lain di lingkungan rumah?

Sudah mampu, contoh kalau ada orang baru pasti yang dekati dan tanya-tanya orang mana”? pasti anakku yang tanya.

13. Apakah anak didik sudah mampu mengendalikan emosi secara wajar

Kadang-kadang mampu, kadang-kadang juga belum mampu, contoh kalau tidak dikasih uang jajan pasti mengamukki.

14. Apakah anak didik sudah mampu menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah dalam lingkungan sosial maupun di rumah ?

Sudah mampu, contoh kalau misal belajarki terus saya kasih menulis huruf

“A” B “ C “ dia sudah mampu menulis tanpa didampingi lagi.

15. Apakah anak didik sudah mampu memahami tugas-tugas yang diberikan oleh orang tua? Misalnya disuruh membeli garam di warung

Sudah mampu, sering disuruh juga kakanya beli mie , telur, lebihnmya nakasih es crem.

16. Apakah anak sudah mampu mengatakan kata “maaf” dan “tolong” saat berbuat salah atau ingin dibantu ?

Sudah mampu, contoh berkelahi sama kakanya baru dia salah dia yang meminta maaf, atau kubelikan es crem pasti selalu bilang terima kasih.

LEMBAR OBSERVASI PERILAKU SOSIAL-EMOSIONAL ANAK DIDIK

Nama Anak : M F

Jenis Kelamin : L

Indikator yang diamati Realisasi Keterangan

BB MB BSH BSB

Memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuaikan dengan situasi

Memperlihatkan kehati-hatian kepada orang yang belum dikenal

Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar

Tahu akan haknya

Menaati aturan kelas

Mengatur diri sendiri

Bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri

Bermain dengan teman sebaya

Mengetahui perasaan temannya dan merespon secara wajar

Berbagi dengan orang lain

Menghargai hak/pendapat/karya orang lain Menggunakan cara yang diterima secara social

dalam menyelesaikan masalah

Bersikap kooperatif dengan teman

Menunjukkan sikap toleran

Mengekspresikan emosi sesuai dengan kondisi yang ada

Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat

Keterangan

No. Kategori

1. BB (Belum berkembang) 2. MB (Mulai berkembang)

3. BSH (berkembang sesuai harapan) 4. BSB (Berkembang sangat baik)

LEMBAR OBSERVASI PERILAKU SOSIAL-EMOSIONAL ANAK DIDIK

Nama Anak : M A R

Jenis Kelamin : L

Indikator yang diamati Realisasi Keterangan

BB MB BSH BSB

Memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuaikan dengan situasi

Memperlihatkan kehati-hatian kepada orang yang belum dikenal

Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar

Tahu akan haknya

Menaati aturan kelas

Mengatur diri sendiri

Bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri

Dalam dokumen xiv RA ISLAM TERPADU NURUL ILMI Kab (Halaman 105-162)

Dokumen terkait