• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

PT Great Giant Pineapple sudah sangat baik dalam menerapkan HACCP dan mengendalikan produk yang akan dihasilkannya. Adapun saran yang dapat diberikan yaitu perlunya dioptimalkan inspeksi terutama area line preparation dan area cook room. Perlunya penanganan lebih lanjut pada saat ada masalah pada mesin seamer, hal ini mengakibatkan tertumpuk nya nanas kaleng yang siap di seaming. Jika hal ini terhambat maka kaleng akan menumpuk dan mengganggu lokasi jalan tenaga kerja area line preparation.

33

DAFTAR PUSTAKA

Astoko, E. P. (2020). Konsep pengembangan agribisnis nanas (ananas comosus l. merr.) di kabupaten Kediri provinsi jawa timur. Habitat, 30(3), 111-122.

BSN. (1998). Sistem Analisa Bahaya Dan Pengendalian Titik Kritis. Sni 01-4852-1998.

Cartwright, L. M., & Latifah, D. (2017). Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Sebagai Model Kendali Dan Penjaminan Mutu Produksi Pangan. Invotec, 6(2).

Damanik, I. R. (2012). Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Hazard Analysis Critical Control Point ( HACCP ) Di Instalasi Gizi Rumah Sakit X Jakarta Tahun 2012 Skripsi.

Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buad dan Direktorat Jendreral Horkikultura. 2014. Panduan Pasca Panen Nenas (Ananas Comosus)

Direktorat Tanaman Buah, Ditjen Hortikultura. 2004. Vademekum Nanas (Ananas comosus L.

Merr.)

Hamzah, Hafid. 2018. PT. Great Giant Foods. Proposal Praktek Kerja Lapang (PKL).

Universitas Brawijaya.

Hariyadi, P., 2000, Pengolahan Pangan dengan Suhu Tinggi. In: Hariyadi P (ed). Dasardasar Teori dan Praktek Proses Termal. Bogor: Pusat Studi Pangan dan Gizi,Institut Pertanian Bogor.

Hadiati, S. dan Indriyani, N. L. P., 2008. Petunjuk Teknis Budidaya Nenas. Sumatra Utara : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika.

Kurniawan, M dan Zahrok, I.A. 2017. Studi Pengendalian Mutu Kacang Tanah Sebagai Bahan Baku Produksi Kacang Shanghai pada Perusahaan Putri Panda Tulungagung. Jurnal JIEM. 2(10): 31-35

Luthfi, M.N., Rustono dan Saleh, K. 2016. Analisis Pengendalian Kualitas Produk Berbasis Statistical Quality Control (Studi Kasus pada PT Appareal One Indonesia). Jurnal Manajemen Bisnis. 2(1): 65-78.

Muchtadi, D., Astawan, M., Palupi, N.S., 2006, Materi Pokok Metabolisme Zat Gizi Pangan.

Universitas Terbuka, Jakarta.

Perdana, W. W. (2018). Penerapan Gmp Dan Perencanaan Pelaksanaan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) Produk Olahan Pangan Tradisional (Mochi).

Agroscience (Agsci), 8(2), 231.

Pratiwi, D. R. (2012). Konsep Pengendalian Mutu Dan Haccp (Hazard Analysis Critical Control Point) Dalam Proses Pembuatan Keripik Kulit Lele Di Ukm “Karmina” Kampung Lele.

Prawirosentono, Suyadi. 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.

Prayogo, A., & Mazda, C. N. (2021). Inovasi Teknologi Plecing Kaleng Sebagai Pemulihan Ekonomi Pasca Gempa Lombok. Jurnal Informatika Teknologi dan Sains, 3(3), 376- 383.

Renosori, P., Ceha, R., Utami, R. (2012). Upaya Meningkatkan Pengendalian Kualitas Keamanan Pangan Ukm Melalui Penerapan Prinsip Hazard Analysis Critical Control

34

Points (HACCP). Prosiding Seminar Nasional Penelitian Dan PKM : Sains, Teknologi Dan Kesehatan, Vol 3 No 1, 217–224.

Rizaty, M. A., 2021. Nanas Jadi Komoditas Buah Unggula dengan Volume Ekspor Tertinggi.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/03/12 /nanas-jadi-komoditas-buah- unggulan-dengan-volume-ekspor-tertinggi. [ Diakses pada 17 Juli 2022].

Setyowati, Krisnani. 2000. Pengemasan I. Departemen Teknologi Industri Pertanian. FATETA.

IPB.Bogor.

Sholiha, L. dan Syaichu, A. 2015. Analisa Pengendalian Kualitas Produk Gula Kristal Putih dengan Metode Seven Tools. Jurnal Ilmu-Ilmu Teknik. 13(1): 50-58

Wardani, A. K. (2015). Efektivitas Pelaksanaan Quality Control Pada Bagian. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia, 5(C).

Wicaksani, A. L., & Adriyani, R. (2017). Penerapan HACCP Dalam Proses Produksi Menu Daging Rendang Di Inflight Catering. Media Gizi Indonesia, 12(1), 88–97.

Wicaksono. 2015. Produksi Tanaman Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.). Fakultas Pertanian.

Prodi.

Yessy, Y., & Luluk, I. (2017). PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL) BUAH NANAS PADA PROSES PASCA PANEN DI PT PQR. Makalah Ilmiah Mahasiswa.

35 Penerimaan Buah

Pencucian

Grading Ukuran Buah

Pengupasan Ginaca

Slicer/SKS

Line Preparition Seleksi/sortir

Memasukkan material kedalam kaleng

Syruping Seaming Cooking

Cooling Selection

LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram Alir Proses Produksi

Exhousting Box

36 Lampiran 2. Analisa Bahaya

NO Tahapan Proses

Identifikasi bahaya Penyebab Assmen bahaya Tindakan Pengendalian

Tipe Bahaya Peluang

(T/S/R)

Keparahan (T/S/R)

Resiko (T/S/R) 1 Pemotongan

(mesin SKS)

Kimia - Metal - kandungan pisau sebagai alat potong mengelupas

Rendah Sedang Sedang Pengendalian kebersihan alat pemotong yang digunakan dan penggantian mata pisau

2 Pemisahan hati (core)

Kimia - Metal - kandungan pisau sebagai alat potong mengelupas

Rendah Sedang Sedang Pengendalian kebersihan alat pemotong yang digunakan dan penggantian mata pisau

3 Pengisian dalam kaleng (filling)

Kimia - Metal - kandungan pisau sebagai alat potong mengelupas dan terbawa ketalam kaleng

4 Metal trap Kimia - Metal - tidak berfungsi dengan benar metal trap

Sedang Tinggi Tinggi Dengan pengecekan kekuatan magnet

5 vacuum syraping

Biologi - Mikroba paktogen, (HRM) Heat Resistant Mold)

- udara pada kaleng tidak terhisap dengan sempurna

Sedang Tinggi Sedang

6 syruping Biologi - Mikroba paktogen, (HRM) Heat Resistant

- PH dan suhu intitas pada produk tidak sesuai standar

Sedang Tinggi Tinggi Dengan melakukan pengecekan PH dan suhu pada media

37 Mold)

7 Seaming Biologi - Mikroba paktogen, (HRM) Heat Resistant Mold)

- dimensi kaleng tidak sesuai standar

Sedang Tinggi Tinggi Penyetelan pada alat seamer

8 cooking Biologi - Mikroba paktogen, (HRM) Heat Resistant Mold)

- waktu pemasakan (10R) dan suhu intitas pada mesin tidak sesuai standar

Sedang Tinggi Tinggi Penyetelan dan penecekan suhu dan 10R sebelum dan sedang digunakan.

9 Cooling Biologi - Mikroba paktogen, (HRM) Heat Resistant Mold)

- waktu pemasakan (10R), suhu intitas dan free chlorine pada mesin tidak sesuai standar

Sedang Tinggi Tinggi Penyetelan dan penecekan suhu dan 10R sebelum dan sedang digunakan.

38

Lampiran 3. Pohon Keputusan Identifikasi Titik Kritis

Q1: Berdasarkan dari kemungkinan terjadinya (sebelum menerapkan tindakan pengendalian) dan tingkat keparahan terhadap efek kesehatan, apakah bahaya tersebut signifikan (perlu dikontrol)?

Tidak

Bahaya tersebut tidak signifikan.

Tetapkan keputusan, misalnya PRP, spesifikasi atau MAD (Major Allergen Declaration) di tempat tersebut

Q2: Apakah langkah selanjutnya (termasuk penggunaan yang diharapkan konsumen) mampu menjamin penghilangan bahaya signifikan ini, atau pengurangannya dapat mencapai batas yang dapat diterima?

Tidak

Ya Identifikasi dan beri nama pada langkah selanjutnya

Q3: Apakah tindakan pengendalian diterapkan pada langkah ini? Dan apakah tindakan tersebut dapat mengurangi, meniadakan atau mempertahkan bahaya ini ke/ pada tingkat yang dapat diterima?

Tidak Ubah proses atau produk dan kembali ke Q1

Q4: Apakah mungkin untuk menetapkan batas kritis untuk tindakna pengendalian pada langkah ini?

Tidak

Tidak Ya

Bahaya ini dikelola oleh rencana HACCP (CCP).

Bahaya ini dikelola oleh OPRP.

Q5: Apakah mungkin untuk memantau tindakan pengendalian sehingga tindakan tindakan korektif dapat segera diambil ketika ada kehilangan kendali?

Ya Ya

Ya

39 Lampiran 4. Identifikasi Titik Kendali Kritis No Tahapan

proses

Identifikasi Bahaya

Decision Tree keterangan

P1 Apakah ada tindakan

pengendalian untuk bahaya yang diidentifikasikan?

Ya : lanjut P2 Tidak : Bukan CCP

P2 Apakah tahapan dirancang secara spesifik untuk mengurangi/

menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi sampai

tingkatan yang dapat diterima?

Ya : CCP Tidak : Lanjut P3

P3 Apakah bahaya yang diidentifikasi dapat meningkat sampai melebihi batas?

Ya : lanjut P4 Tidak : Bukan CCP

P4 Apakah tahap proses berikutnya dapat

menghilangkan/

mengurangi bahaya yang teridentifikasi sampai tingkatan yang dapat diterima?

Ya : Bukan CCP Tidak : CCP

1 Penimbangan Fisik Tidak - - -

CP 2 Penumpahan

(dumping)

Fisik Tidak - - -

CP 3 Pencucian

(washing)

Fisik Tidak - - -

CP 4 Sortasi

(grading)

Fisik Tidak - - -

CP

5 Pengupasan Fisik Ya Tidak Ya Tidak CP

6 Single knife slicer (sks)

Fisik OPRP

7 Can loader machine (CLM)

Fisik CP

8 Filling Fisikl CP

9 Magnet Trap Fisik Ya Ya Tidak Ya CCP

10 exhousting Mikroba Ya Ya Tidak Ya CP

11 Vacuum Mikroba CCP

12 Syrupper (pengisian media)

Mikroba Ya Ya Tidak Ya CCP

13 seaming Mikroba Ya Ya Tidak Ya CCP

14 Cooking/

Cooling

Mikroba Ya Ya Tidak Ya CCP

15 palletizer Mikroba Tidak - - - CP

40

40 Lampiran 5. Monitoring HACCP

Tahapan Proses

Jenis Bahaya

Parameter CCP

Batas Kritis Nilai Target

Pemantauan Tindakan

Koreksi

Verifikasi Apa Bagaimana frekuensi

Cutting Metal Kelengkapan

bagian mesin

Kelengkapan mata pisau catting

Pengecekan flent cutter Check list mesin

Pengecekan cutter

2x / shiff 2x / shiff Setiap jam

Produk

dihold, stop mesin dan informasi ke mc untuk di perbaiki

Setiap 3 bulan

Metal Trap

Metal Kekuatan

magnet sesuai standar

Kekuatan magnet

Pengujian kekuatan magnet

2x / shiff Hold, cek final product, perbaiki dan setting

Setiap 3 bulan

Pre- Vacuum syraping

Mikroba paktogen (HRM), (Heat resistant mold)

-PH produk sesuai

standar

-Suhu intitas sesuai standar

-ph

-suhu

PH meter

Thermometer

2x / shiff

Max 2 jam sekali

-Produk dihold/

direject dan adjusting PH media

-Produk dihold/

direject dan pemanasan ulasan media

Evaluasi mikroba pada inspeksi produk akhir 3 bulan

Seamer Mikroba paktogen (HRM), (Heat resistant mold)

Dimensi seaming

Dimensi seaming/

defect can

Micrometer double seam, Jangaka sorong Inspeksi kaleng secara

Max setiap 4 jam

30 menit

-Produk dihold/

direject

-Produk dihold/

3 bulan

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR PRAKTEK KERJA LAPANG (Halaman 39-49)

Dokumen terkait