• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL INVENTARISASI GRK NASIONAL

B. Emisi Fugitif dari Produksi Bahan Bakar

3.2.4 Sektor Limbah

Tipe dan sumber data untuk sektor limbah dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 24 Tipe Dan Sumber Data Sektor Limbah

Kategori IPCC Tipe Data Tahun Sumber Data

4A TPA, 4B

Komposting, 4C

Pembakaran Terbuka

DA

Jumlah timbulan sampah

2000-2016: data aktual

1990-1999: back- casting

ADIPURA

Bulk Density: 0,347 ton/m3

Survei komposisi sampah di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, DKI Jakarta dan Jawa Timur

Komposisi Sampah Dry Matter Content

Fraksi Jenis Pengolahan Sampah a. TPA: 69%

b. Pembakaran Terbuka: 21%

c. Komposting 2%

d. Daur Ulang: 2,5%

e. Lainnya (tidak dikelola)

ADIPURA &

IPCC GL 2006

FE MCF: 0,8 (TPA open dumping)

DOC: default IPCC GL 2006

4D1 Limbah Cair Domestik

DA

Populasi penduduk 2000-2016 BPS

BOD: 35 g/orang/hari IPCC GL 2006

Konsumsi Protein/orang/tahun 2000-2016 BPS

FE Default IPCC GL 2006

4D2 Limbah Cair Industri

DA

Total Produksi

2000-2016

 Statistik Industri Manufaktur, BPS

 Statistik Kementerian Pertanian,

 Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia,

 Kementerian Perindustrian

Flow rate limbah cair PROPER, Industri,

Permen LH, dan Asosiasi COD Inlet

FE Default IPCC GL 2006

4E Sampah Tidak Terkelola (Untreated Waste)

DA

Jumlah timbulan sampah:

Sampah lainnya yang tidak dikelola.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun FE MCF: 0,4 (TPA open dumping)

DOC: default Expert judgement

Parameter lokal seperti komposisi sampah dan dry matter content dikembangkan oleh KLHK dengan lokasi pilot studi yang semula hanya di Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Selatan, saat ini telah berkembang ke Provinsi Jawa Timur, DKI Jakarta dan Riau. Tabel di bawah ini menunjukan nilai perbandingan komposisi sampah antara nilai rata-rata hasil penelitian di lokasi pilot dengan nilai default IPCC GL 2006.

Tabel 25 Komposisi Sampah di TPA

No. Komponen

Komposisi Sampah (% berat basah)

Sumatera Utara

Sumatera

Selatan Riau DKI Jakarta

Jawa Timur

Rata- Rata*)

IPCC GL 2006 (Asia Tenggara) 1 Sisa Makanan 54,62% 56,62% 47,23% 49,72% 53,30% 49,86% 43,50%

2 Kertas 11,39% 10,01% 11,34% 10,79% 3,63% 10,82% 12,90%

3 Nappies 6,06% 5,35% 7,50% 5,93% 6,26% 6,04% -

4 Taman 8,02% 5,90% 4,12% 7,70% 9,02% 7,39% -

5 Kayu 0,01% 0,44% 3,50% 0,78% 0,60% 0,95% 9,90%

6 Tekstil 3,28% 2,43% 3,56% 4,10% 2,30% 3,97% 2,90%

7 Karet dan Kulit 0,84% 0,59% 1,79% 0,37% 0,07% 0,51% 0,60%

8 Plastik 13,15% 16,15% 16,74% 19,26% 23,42% 18,80% 6,30%

9 Logam 0,37% 0,50% 0,84% 0,30% 0,21% 0,35% 1,30%

10 Kaca 1,59% 1,11% 1,46% 0,59% 0,75% 0,71% 2,20%

11 Lain-lain

(anorganik, inert) 0,68% 0,90% 1,94% 0,47% 0,44% 0,60% 5,40%

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2016

*) Penghitungan nilai rata-rata dilakukan menggunakan metode weighted average.

Sementara untuk nilai dry matter content masih menggunakan nilai di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan dikarenakan nilai dari provinsi lainnya masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Tabel 26 Dry matter content sampah di TPA

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup, 2012 Limbah Cair Domestik

Limbah cair domestik pada umumnya diolah ditempat atau dialirkan menuju pusat pengolahan limbah cair ataupun dibuang tanpa pengolahan melalui saluran pembuangan menuju sungai. Data aktivitas dari limbah cair domestik adalah TOW (Total Organics in Wastewater) yang merupakan jumlah BOD (kg) total yang dihitung berdasarkan jumlah

Komponen

Dry matter content (%berat basah) Sumatera

Selatan

Sumatera Utara

Rata- rata

IPCC 2006 GL (Asia Tenggara)

a. Sisa makanan 23% 59% 46% 40%

b. Kertas + kardus + nappies 51% 44% 48% 90%

c. Kayu dan sampah taman 50% 57% 55% 85%

d. Tekstil 56% 73% 64% 80%

e. Karet & Kulit 84% 89% 90% 84%

f. Plastik 76% 57% 68% 100%

g. Logam 100% 97% 97% 100%

h. Gelas 92% 66% 79% 100%

i. Lainnya (inert) 85% 95% 92% N/A

populasi penduduk dikalikan dengan kg BOD perkapita. Parameter BOD/orang/tahun digunakan untuk mengestimasi nilai TOW (Total Organics in Wastewater) dan faktor emisi (EF = Bo* MCF, kg CH4/kg BOD) merujuk pada nilai default IPCC GL 2006 untuk Negara Asia, Timur Tengah dan Afrika sebesar 35 gram/kapita/hari. Sedangkan untuk parameter konsumsi protein sudah menggunakan data spesifik Indonesia yang diterbitkan oleh BPS setiap tahunnya. Tabel 27 memperlihatkan parameter dan faktor emisi yang digunakan.

Tabel 27 Parameter Dan Faktor Emisi Limbah Cair Domestik

Parameter Karakteristik

BOD

35,00 Gram/org/hari

14,60 Kg/org/tahun Kapasitas Produksi CH4 max 0,60 kg CH4/kgBOD

Faktor Emisi CH4 0,15 kg CH4/kgBOD

Konsumsi Protein per orang per tahun*

Tahun Konsumsi Protein, Kg/org/thn

2000 17,76

2001 17,76

2002 19,87

2003 20,21

2004 19,95

2005 20,17

2006 19,58

2007 21,05

2008 20,98

2009 19,84

2010 20,08

2011 20,53

2012 19,40

2013 19,37

2014 19,68

Fraksi N dalam protein 0,16 kg N/kg protein

F non-consump protein 1,10

F industri dankomersil co-discharged protein 1,25

N lumpur (default = 0) 0 kGram

Faktor Emisi 0,01 kg N2O-N/kg N

Faktor konversi kg N2O-N menjadi kg N2O, 44/28 1,57

Emisi dari IPAL (default = 0) - kg N2O-N/year Sumber: Nilai default IPCC GL 2006, *BPS

Perlakuan limbah domestik di perkotaan dan pedesaan sangat berbeda begitu juga dengan jenis pengolahannya. Untuk daerah pedesaan 52% menggunakan septic tank dan 48%

menggunakan no septic tank sebagai unit pengolah limbah. di daerah perkotaan sebagian besar menggunakan septic tank yaitu sebesar 79% dan 21% menggunakan non septic tank.

Tabel 28 memperlihatkan karakteristik pengolahan limbah cair domestik.

Tabel 28 Karakteristik Pengolahan Limbah Cair Domestik

Jenis Daerah Jenis Pengolahan Fraksi Derajat Penggunaan EF (MCF*EF wwt)

Rural Septic tank 0,50 0,52 0,30

Non Septic tank 0,50 0,48 0,03

Urban Septic tank 0,50 0,79 0,30

Non Septic tank 0,50 0,21 0,03

Sumber: Riskesdas, Kementerian Kesehatan

Limbah Cair Industri

Emisi GRK dari limbah cair industri diestimasi berdasarkan jumlah limbah cair yang diolah, karakteristik limbah dan tipe unit pengolahannya. Paramter seperti COD /m3 dan debit air limbah digunakan untuk mengestimasi nilai TOW (total organics degradable material in wastewater for each industry sector, kg COD/yr). Pada laporan ini nilai COD dan debit air limbah diperoleh dari beberapa sumber seperti PROPER, penelitian lokal (BPPT dan universitas), peraturan menteri LH dan asosiasi industri. Sedangkan untuk beberapa kategori industri yang belum ada penelitian masih menggunakan nilai default IPCC GL 2006.

Cakupan industri dalam laporan kali ini juga termasuk industri kelapa sawit, gula kristal putih (sugar cane) dan karet remah (crumb rubber) yang belum dihitung di SNC. Parameter terkait faktor emisi masih menggunakan nilai default IPCC GL 2006.

e. Perhitungan Emisi GRK

Emisi GRK sektoral dari limbah selama periode 2000-2016 terangkum pada tabel di bawah ini. Sedangkan emisi pada jenis limbah dapat dilihat pada Gambar, bahwa terjadi kecenderungan peningkatan emisi dari limbah cair industry, sementara limbah padat mengalami peningkatan sangat kecil dari tahun ke tahun. Peningkatan emisi pada limbah cair industry sejak tahun 2012 sudah hampir menyamai komposisi emisi pada limbah padat, dan bahkan pada tahun 2016 sudah lebih besar dibandingkan limbah padat domestic.

Tabel 29 Emisi GRK Dari Sektor Limbah Tahun 2000-2016

Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 EMISI

(MTon

CO2e) 61 64 66 69 71 73 78 80 80 85 88 93 96 100 101 95 98

Gambar 44 Emisi GRK dari Kegiatan Pengelolaan Limbah

Adapun distribusi emisi GRK sektor limbah tahun 2016 ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 45 Distribusi Emisi GRK Sektor Limbah Tahun 2016

- 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

GgCO2e

GHG Industrial Wastewater (Gg CO2e) GHG Domestic Wastewater (Gg CO2e)

GHG Domestic Solid Waste (Gg CO2e)

39% 18%

43% Total (2016) 97.915 Ggram CO2e

GHG MSW at SWDS GHG Domestic WW GHG Industrial WT

BAB IV

Dokumen terkait