• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Latar Belakang pendidikan orangtua terhadap prestasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pengaruh Latar Belakang pendidikan orangtua terhadap prestasi

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan yang dialami dalam suatu lembaga formal (maupun informal). Sedangkan orangtua diartikan ayah-ibu kandung. Adapun tingkat pendidikan orangtua yang dimaksud disini adalah jenjang pendidikan formal yang dialami oarangtua yaitu tingkat pendidikan dasar (lulusan SD/MI), tingkat pendidikan menengah (SMP/MTs dan SMA/MA/SMK atau lainnya yang sederajat) dan tingkat pendidikan tinggi (perguruan tinggi, diploma atau sarjana), jenjang pendidikan informal dan jenjang pendidikan non formal.

Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama anak. Cara mendidik dalam keluarga mempengaruhi reaksi anak terhadap lingkungan. Tingkat pendidikan orangtua akan berpengaruh pada pola pikir dan orientasi pendidikan anak. Semakin tinggi pendidikan orangtua akan melengkapi pola pikir dalam mendidik anaknya. Orangtua dengan tingkat pendidikan rendah lebih memilih pola asuh tipe Lissez Faire atau pola asuh otoriter.

Latar belakang pendidikan orangtua dapat mempengaruhi pendidikan anak khususnya dalam hal prestasi belajarnya. Sedangkan orangtua dengan tingkat pendidikan yang cenderung tinggi lebih memilih pola asuh tipe demokratis. Orangtua hendaknya lebih mengerti bahwa pendidikan adalah salah satu hal penting dalam kehidupan, harus dimiliki setiap orang dan

digunakan dalam mengasuh dan membina keturunannya. Anak hendaknya mengerti pentingnya pendidikan bagi kehidupan di masa datang. Lembaga pendidikan hendaknya memberikan penekanan dan pembinaan pada siswa agar lebih mementingkan pendidikan.

Orangtua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.

Dengan demikian, bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Kegagalan orangtua dalam membina anak untuk menjadikan anak yang baik tidak akan terjadi manakala orangtuanya menjalankan fungsi atau perannya sebagai orangtua yang bertanggung jawab terhadap anaknya.

Dalam keluarga, orangtua mempunyai peranan yang sangat vital terhadap kemajuan keluarganya yang meliputi pendidikan anak-anaknya.

Sehingga menurut M. Ngalim Purwanto, orangtua dapat dikatakan sebagai pendidik sejati, pendidik karena kodratnya.

Setiap orangtua memiliki keinginan agar anak-anaknya tumbuh berkembang menjadi anak-anak yang berprestasi dalam pendidikan.

Orangtua ingin agar anak-anak mereka dapat meraih prestasi yang maksimal di sekolah. mereka pun mengharapkan anak-anaknya memiliki kepribadian dan akhlak yang mulia yang dicintai oleh babnyak orang.

Orangtua yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi dan kaya akan pengalaman tentunya akan mempengaruhi gaya kepemimpinannya di dalam keluarga. Sebab semakin tinggi tingkat pendidikan orangtua maka akan bertambah luas pandangan dan wawasannya, termasuk dalam megatur keluarganya.

Anak adalah amanah Allah kepada setiap orang yang dikehendaki- Nya dalam hal ini orangtuanya. Orangtua yang membimbing anaknya kearah yang baik atau buruk. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad saw.,

Artinya:

Dari Abu Hurairah berkata: Nabi SAW bersabda: setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian orangtuanyalah yang menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya? (HR. Bukhori). (Muhammad Fuad Abdul Baqi, 2011)

Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa antara orang yang “tahu” (berilmu dan tingkat pendidikannya tinggi) berbeda dengan orang yang “tidak tahu”

(sedikit ilmunya dan berpendidikan rendah) dalam cara berpikirnya.

Sebagaimana firma Allah SWT dalam QS. Az-Zumar/39: 9



















































Terjemahnya:

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"

Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Departemen Agama R.I. 2012: 460)

Dalam ayat lain juga dijelaskan bahwa amanusia yang beriman dan berilmu tinggi akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Mujadilah/58: 11































































Terjemahnya:

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah

kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Departemen Agama R.I. 2012: 544)

Dengan demikin ayat dan hadits di atas memberikan penjelasan bahwa tingkat pendidikan orangtua dalam keluarga adalah akan dapat memajukan kepemimpinannya dalam keluarga, terutama dalam mendidik anak-anaknya.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey (lapangan) dengan pendekatan kualitatif dengan dengan mengeksploitasi data di lapangan dengan metode analisis deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran tentang bagaimana pegaruh latar belakang pendidikan orangtua terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi pendidikan agama islam di SMP Negeri 3 Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Sugiyono (2013: 15)mendefenisikan bahwa:

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunankan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snombaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Jadi penelitian ini adalah penelitian kualitatif lapangan yang tidak sekedar untuk memperoleh data, akan tetapi juga untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan orangtua dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Adapun variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam dua bagian, yaitu

1. Latar belakang pendidikan orangtua merupakan variabel bebas (Independent variabel).

2. Prestasi belajar siswa dalam bidang studi pendidikan agama islam merupakan variabel terikat (Dependent variabel).

D. Definisi Operasional Variabel

Margono (1997: 40) mengemukakan bahwa:

Defenisi operasional variabel dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup yang diteliti agar tidak terjadi salah penafsiran dalam penelitian dan untuk pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument.

Berdasarkan berbagai pengertian yang telah diuraikan sebelumnya maka penulis merumuskan defenisi operasional bahwa yang dimaksud dengan pengaruh latar belakang pendidikan orangtua terhadap prestasi belajar dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Baraka Kec. Baraka Kab. Enrekang.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai populasi, terlebih dahulu penulis memberikan pengertian populasi berdasarkan rumusan yang dikemukakan oleh penulis, yaitu sebagai berikut:

Sugiyono (2013: 117) mendefenisikan bahwa: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Suharsimi Arikunto (2002: 108) mengatakan bahwa:

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.

Berdasarkan defenisi yangtelah dikemukakan di atas, maka dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian adalah tingkat pendidikan agama islam orangtua dan siswa di SMP Negeri 3 Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Tabel I

Keadaan Populasi Penelitian di SMP Negeri 3 Baraka No. Populasi Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Siswa kelas VII 20 22 42

2 Siswa kelas VIII 19 25 44

3 Siswa keklas IX 17 20 37

Jumlah 56 67 123

Sumber Data: Kantor SMP Neg. 3 Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang 2013

2. Sampel

Penentuan sampel merupakan sebagian kecil yang diambil dari sebuah populasi penelitian. Jadi, dalam penentuan sampel tidak selamanya perlu meneliti secara keseluruhan populasi, karena hal tersebut membutuhkan dana, biaya dan anggaran yang relatif banyak, membutuhkan waktu yang lama serta pertimbangan keterbatasan yang dimiliki peneliti.

Sampel dalam pandangan Suharsimi Arikunto (2002: 109) sebagai bagian dari populasi yang diteliti dan menyatakan pula bahwa :

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Jika subyek penelitian kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua.

Tetapi apabila subjek penelitian lebih besar jumlahnnya (lebih dari 100) maka dapat diampil sampel antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel 15% yang berdasarkan dari pendapat Suharsimi Arikunto, apabila populasi lebih dari 100, maka dapat ditarik sampel antara 10-15% dan 20-25% yang dapat mewakili populasi itu sendiri.

Tabel II Keadaan Sampel

No. Objek Populasi Sampel

1 Siswa kelas VII 42 11

2 Siswa kelas VIII 44 11

3 Siswa kelas IX 37 9

Jumlah 123 31

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang penulis akan pergunakan dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan orangtua terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi pendidikan agama islam di SMP Negeri 3 Baraka Kab. Enrekang tersebut terdiri atas empat pedoman yaitu angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Sebagaimana yang dikatakan Suharsimi Arikunto (2002: 10-13) sebagai berikut:

a. Pedoman Observasi

Yaitu catatan untuk mengamati secara langsung dengan sumber informasi tentang objek penelitian, orangtua dan siswa.

b. Pedoman Angket

Yaitu catatan pertanyaan dalam bentuk daftar pertanyaan dibarengi dengan sejumlah pilihan jawaban.

c. Pedoman Wawancara

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara (interview) terhadap sampel secara langsung sehingga informasi- informasi mengenai pengaruh latar belakang pendidikan orangtua terhadap prestasi belajar dalam bidang studi pendidikan agama islam dapat akurat dan tidak ada rekayasa di dalamnya.

d. Pedoman Dokumentasi

Yaitu mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik dan metode untuk mengumpulkan data sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi langsung dengan sumber informasi tentang objek penelitian.

b. Angket, yaitu memberikan pertanyaan dalam bentuk daftar pertanyaan dibarengi dengan sejumlah pilihan jawaban.

c. Wawancara, yaitu suatu percakapan langsung terhadap objek yang akan diteliti dalam peningkatan proses belajar mengajar.

d. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dari dokumen atau catatan yang ada di SMP Negeri 3 Baraka Kec. Baraka Kab. Enrekang.

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan deskriptif dengan menggunakan data kualitatif, lalu dianalisis dengan menggunakan teknik induktif untuk melihat persentase kecenderungan variabel penelitian sesuai dengan rumus yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2000: 246) sebagai berikut:

Keterangan:

P = Angka Persentase F = Frekuensi

N = Sampel

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 3 Baraka Kec. Baraka Kab.

Enrekang

SMP Negeri 3 Baraka merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berdiri di Desa Salukanan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang yang dulunya adalah bernama SMPI cabang dari Guppi gandeng. Namun karena adanya pemekaran wilayah dari Kecamatan Baraka yaitu Baraka Barat, sehingga SMP salukanan yang terletak di bagian Barat Wilayah Baraka menjadi SMPN 3 Baraka. Ide untuk membangun sebuah sekolah ini muncul karena tidak adanya SMP di Desa Salukanan dan jauhnya SMP dari rumah masyarakat serta mengeluarkan banyak biaya untuk transportasi ke sekolah, maka para tokoh masyarakat dan para pejabat yang ada di Desa salukanan mempunyai gagasan untuk mendirikan sebuah SMP Negeri.

SMP Negeri 3 Baraka dibangun di atas tanah 6127 m2 dan didirikan pada tanggal 24 Juli 1989 yang saat itu di kepalai oleh Samsul Bahri, terletak di Awo Desa salukanan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Di usianya yang sudah mencapai ke-15 tahun, baru di kepalai oleh 5 (lima) orang kepala sekolah, adapun yang pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMP Negeri 3 Baraka adalah sebagai berikut :

No Nama Jabatan Priode/Tahun

1 Samsul Bahri, S, Pd Kepala Sekolah 1989 – 1993

2 Mahmut, B.A Kepala Sekolah 1993 – 1998

3 Mahaling, K. B. A Kepala Sekolah 1998 – 2003

4 Drs. Syukur Kepala Sekolah 2003- 2008

5 Makmur Alam, S, Pd, M. Pd Kepala Sekolah 2008- Sekarang

SMPN 3 Baraka pada saat ini menjadi sekolah inti. Salah satu bukti adalah perkembangan sekolah tersebut yang merupakan upaya dari berbagai pihak terkait untuk meningkatkan dan menyukseskan pendidikan.

2. Struktur Organisasi Sekolah

Dalam meningkatkan kinerja suatu kepemimpinan maka perlu adanya suatu struktur atau susunan keorganisasian supaya setiap individu merasa bertanggung jawab atas amanah yang telah diberikan oleh seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu di SMPN 3 Baraka membuat struktur

organisasi demi tercapainya visi dan misi Sekolah tersebut. Dapat kita lihat struktur organisasi SMPN 3 Baraka Kec. Baraka Kab. Enrekang di bawah ini:

STRUKTUR ORGANISASI SMPN 3 BARAKA KABUPATEN ENREKANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEPALA SEKOLAH Makmur Alam, S. Pd, M. Pd

WAKIL KEPALA SEKOLAH M. Yasdar, S. Pd

TATA USAHA Akbar, SE KETUA KOMITE

Mas Jaya

Bagian Kesiswaan Rusman, S. Pd Bagian Kurikulum

M. Yasdar, S. Pd Wali Kelas

Kelas VIII Drs. Syahidin

Kelas IX Rusman, S. Pd Kelas VII

Nasruddin

3. Visi dan Misi SMPN 3 Baraka Kac. Baraka Kab. Enrekang.

a. Visi

Menjadi sekolah yang unggul, lulusan yang cerdas, lingkungan yang asri, aman dan nyaman, warga sekolah yang taqwa, inovatif, kreatif, dan mempertahankan seni budaya lokal, serta mampu bersaing di era globalisasi melalui peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

b. Misi

1. Melaksanakan disiplin sehingga tercapai SDM yang berkualitas 2. Melaksanakan pembelajaran bimbingan konseling secara efektif

dan efisien.

3. Memberdayakan guru dan tenaga pendidik lainya untuk menjadi guru/pegawai yang profesional dalam melaksanakan tugasnya.

4. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan sehingga tercapainya manusia terdidik, berprestasi dalam bidang akademi dan Non akademi.

5. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Agama, adat istiadat dan budaya bangsa.

6. Menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, bersih, sehat, dan asri.

7. Menerapkan menejemen berbasis sekolah.

4. Keadaan Guru/Pegawai, Siswa, Sarana dan Prasarana SMPN 3 Baraka Kab. Baraka

a. Keadaan Guru/Pegawai

Secara keseluruhan jumlah guru/pegawai SMPN 3 Baraka sebanyak 19 orang. Untuk mengetahui jumlah Guru/Pegawai SMPN 3 Baraka secara rinci dapat dilihat pada table berikut:

Tabel III

Keadaan Guru SMPN 3 Baraka Tahun Pelajaran 2013/2014

No Nama L/P Status Jabatan

1 Makmur Alam,S. Pd, M. Pd L PNS Kepala Sekolah

2 M. Yasdar, S. Pd. L PNS Wakasek Bdg.

Kurikulum

3 Rusman, S. Pd L PNS Wakasek Bdg.

Kesiswaan

4 Akbar, SE L PNS Wakasek Bdg.

Administrasi 5 Iskandar Congkeng,S.Pd L PNS Ka. Perpustakaan

6 Hartati, S. Pd P PNS Guru

7 Hamzah, S.Pd L PNS Guru

8 Nuryanti Galo, S. Pd P PNS Guru

9 Suhardi, S. Pd L PNS Guru

10 Sitti Maimuna Umar, S. Pd P PNS Guru

11 Daud, SE L PNS Guru

12 Sinusi, S. Pd L PNS Guru

13 Drs. Syawal Baco L PNS Guru

14 Drs. Syahidin L PNS Guru

15 Fatimah, S. Kom P PNS Guru

16 Hasyim Nur, S. Pd L PNS Guru

17 Munawar L PNS Guru

18 Nasruddin L PNS Guru

19 Ansar L PTT Guru

Sumber data: kantor SMPN 3 Baraka Tahun pelajaran 2013/2014

b. Keadaan Siswa SMPN 3 Baraka Kec. Baraka Kab. Enekang

SMPN 3 Baraka mempunyai jumlah siswa sebanyak 123 orang, yakni terdiri dari kelas VII . kelas VIII, dan kelas IX. Adapun jumlah siswa SMPN 3 Baraka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV

Keadaan Siswa SMPN 3 Baraka Tahun Pelajaran 2013/2014

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII 20 22 42

2 VIII 19 25 44

3 IX 17 20 37

Jumlah 56 67 123

Sumber data: Dokumentasi SMPN 3 Baraka meneliti pada tanggal 22 Maret 2014

c. Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 3 Baraka

Faktor sarana dan prasarana merupakan salah satu pendukung utama guna tercipta dan tercapainya proses belajar mengajar yang efisien dan efektif. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki SMPN 3 Baraka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel V

Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 3 Baraka Tahun Pelajaran 2013/2014

No Jenis Sarana Jumlah Ket.

1 Ruang belajar 10 Lokal Berfungsi

2 Ruang Kepala Sekolah 1 Lokal Berfungsi

3 Ruang Guru 1 Lokal Berfungsi

4 Ruang Tata Usaha 1 Lokal Berfungsi

5 Ruang perpustakaan 1 Lokal Berfungsi

6 Ruang Lab. Komputer 1 Lokal Berfungsi

7 Ruang Lab. IPA 1 Lokal Berfungsi

8 Ruang Lab. Bahasa 1 Lokal Berfungsi

9 Ruang serba guna (Aula) 1 Lokal Berfungsi 10 Ruang Bimbingan Kongseling 1 Lokal Berfungsi

10 Musollah 1 Lokal Berfungsi

11 Kamar kecil (WC) 4 Lokal Berfungsi

Sumber data: kantor SMPN 3 Baraka Tahun pelajaran 2014/2015

d. Sampel Penelitian

1. Sampel Siswa

Penentuan sampel merupakan sebagian kecil yang diambil dari sebuah populasi penelitian. Jadi, dalam penentuan sampel tidak selamanya perlu meneliti secara keseluruhan populasi, karena hal tersebut membutuhkan dana, biaya dan anggaran yang relatif banyak, membutuhkan waktu yang lama serta pertimbangan keterbatasan yang dimiliki peneliti.

Sampel dalam pandangan Suharsimi Arikunto (2002: 109) sebagai bagian dari populasi yang diteliti dan menyatakan pula bahwa :

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Jika subyek penelitian kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua.

Tetapi apabila subjek penelitian lebih besar jumlahnnya (lebih dari 100) maka dapat diampil sampel antara 10%-15% atau 20%-25%

atau lebih.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel 25% yang berdasarkan dari pendapat Suharsimi Arikunto, apabila populasi lebih dari 100, maka dapat ditarik sampel antara 10-15% dan 20-25% yang dapat mewakili populasi itu sendiri.

Tabel VI Keadaan Sampel

No. Objek Populasi Sampel

1 Siswa kelas VII 42 11

2 Siswa kelas VIII 44 11

3 Siswa kelas IX 37 9

Jumlah 123 31

Sumber Data:Dokumentasi SMPN 3 Baraka Tahun ajaran 2013/2014

B. Latar belakang Pendidikan Agama Islam Orangtua di SMPN 3 Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Pendidikan orangtua adalah salah satu penunjang tinggi rendahnya prestasi anak-anaknya di sekolah. Hal ini memungkinkan karena orangtua yang berpendidikan akan mengerti dan memahami kebutuhan anak-anaknya khusus kebutuhan terhadap pendidikanya. Selain itu orangtua perna mengeyam dunia pendidikan akan mengerti dan sedapat mungkin membantu

kesulitan anak-anaknya dalam memahami pelajaranya di sekolah. Orangtua yang bijaksana adalah orangtua yang senantiasa memantau dan memeriksa hasil pekerjaan atau pelajaran apa saja yang telah didapatkan anaknya di sekolah. Orangtua yang baik tidak akan melepaskan anaknya begitu saja anak-anaknya ketika ke sekolah tanpa ada komunikasi antara orangtua dengan pihak sekolah di mana anaknya menuntut ilmu. Orangtua yang dapat melakukan hal yang seperti ini adalah orangtua yang mengerti pendidikan atau yang mempunyai pendidikan.untuk itu dapat kita melihat table tentang Latar belakang pendidikan Agama orangtua sebagai berikut:

Tabel.VII

Daftar Frekwensi Latar belakang Pendidikan Agama Orangtua siswa di SMPN 3 Baraka Kec. Baraka Kab. Enrekang

No Tingkat Pendidikan Orangtua Frekwensi Presentase

1 SD/MI 7 22,68%

2 SLTP/MTS 15 48,39%

3 SMA/MA 6 19,35%

4 S1 3 9,68%

Jumlah 31 100

Sumber data: kantor SMPN 3 Baraka Tahun pelajaran 2013/2014

Dari table di atas dapat kita ketahui bahwa Latar belakang pendidikan orangtua siswa SMPN 3 Baraka Kec. Baraka Kab. Enrekang yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) sebanyak 7 orang (9,68%) tingkat pendidikan orangtua yang berpendidikan Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP/MTS) sebanyak 15 orang (48,39%) tingkat Pendidikan orangtua yang

berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) sebanyak 6 orang (19,35%) tingkat pendidikan orangtua yang berpendidikan Setara Satu (S1) sebanyak 3 orang (9,68%).Jadi kita dapat melihat tanggapan siswa tentang perhatianya tentang pendidikan anaknya dapat di lihat pada table berikut:

Tabel VIII

Daftar Frekwensi tentang Pendidikan Orangtua Membuat Anda Termotivasi Untuk Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar di

Sekolah

No Jawaban Frekwensi Presentase

1 Sangat termotivasi 23 74%

2 Kurang termotivasi 8 26%

3 Tidak termotivasi - 0%

Jumlah 31 100%

Tabulasi Angket No.1

Tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa sebanyak 23 responden dengan persentase sebanyak 74 % memilih alternatif jawaban “sangat termotivasi”. Selanjutnya, sebanyak 8 responden dengan nilai persentase 26

% memilih alternatif jawaban “kurang termotivasi”. Dan 0 % responden yang mengatakan “Tidak termotivasi”, dari hasil angket tersebut dapat dilihat bahwa pengaruh pendidikan orangtua membuat siswa sangat termotivasi untuk belajar dalam meningkatkan prestasi belajar di sekolah.

Tabel IX

Daftar Frekwensi tentang Orangtua menemani anaknya waktu belajar

No Jawaban Frekwensi Presentase

1 Ya 3 10%

2 Kadang-kadang 23 74%

3 Tidak Perna 5 16%

Jumlah 31 100%

Tabulasi Angket No.2

Tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa sebanyak 3 responden dengan persentase sebanyak 10% memilih alternatif jawaban “ya” yang menandakan bahwa orang tua menemani anda waktu belajar. Selanjutnya, sebanyak 23 responden dengan nilai persentase 74% memilih alternatif jawaban “kadang-kadang” yang menunjukkan orang tua menemani anda waktu belajar. selanjutnya, sebanyak 5 responden dengan nilai persentase 16% yang mengatakan “Tidak Pernah”orang tua menemani anaknya waktu belajar. Hal ini berarti bahwa orangtua tidak sepenuhnya memperhatikan anaknya pada saat belajar.

Tabel X

Daftar Frekwensi Tentang orangtua mengingatkan anda untuk belajar

No Jawaban Frekwensi Presentase

1 Ya 26 84%

2 Kadang-kadang 5 17%

3 Tidak Perna - 0%

Jumlah 31 100%

Tabulasi Angket No.3

Tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa sebanyak 26 responden dengan persentase sebanyak 84% memilih alternatif jawaban “ya” yang menandakan bahwa orang tua mengingatkan anda untuk belajar.

Selanjutnya, sebanyak 5 responden dengan nilai persentase 17% memilih alternatif jawaban “kadang-kadang” yang menunjukkan orang tua mengingatkan anda untuk belajar. Dan 0% mengatakan “Tidak Pernah”orang tua mengingatkan anda untuk belajar. Hal ini berarti bahwa orangtua lebih cenderung mengingatkan anaknya untuk belajar di banding menemani.

Tabel XI

Daftar Frekwensi tentang orang tua membimbing anda untuk belajar

No Jawaban Frekwensi Presentase

1 Ya 6 19%

2 Kadang-kadang 22 71%

3 Tidak Pernah 3 10%

Jumlah 31 100%

Tabulasi Angket No.4

Tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa sebanyak 6 responden dengan persentase sebanyak 19% memilih alternatif jawaban “ya” yang menandakan bahwa orang tua membantu membimbing anda waktu belajar.

Selanjutnya, sebanyak 22 responden dengan nilai persentase 71% memilih alternatif jawaban “kadang-kadang” orang tua membantu membimbing anda untuk belajar. Selanjutnya,3 responden dengan persentase 10% mengatakan

“Tidak Pernah”orang tua membantu membimbing anda untuk belajar. Dari

hasil angket tersebut boleh dikatakan bahwa orang tua tidak terlalu memperhatikan anaknya dalam membimbing untuk belajar.

Tabel XII

Daftar Frekwensi tentang orangtua membantu anda dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR)

No Jawaban Frekwensi Presentase

1 Ya 7 23%

2 Kadang-kadang 17 54%

3 Tidak Pernah 7 23%

Jumlah 31 100%

Tabulasi Angket No.5

Tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa sebanyak 7 responden dengan persentase sebanyak 23% memilih alternatif jawaban “Ya”. orang tua membantu anda dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Selanjutnya, sebanyak 17 responden dengan nilai persentase 54% memilih alternatif jawaban “kadang-kadang” orang tua membantu anda dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Selanjutnya,7 responden dengan persentase 23%

mengatakan “Tidak Pernah” orang tua membantu anda dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR).

Dari beberapa angket yang penulis sebarkan kepada para siswa maka dapat di simpulkan bahwa pengaruh Latar belakang pendidikan orangtua terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMPN 3 Baraka Kec. Baraka Kab. Enrekang adalah sebagai berikut:

Dokumen terkait