• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setting Penelitian

Dalam dokumen penggunaan model paired storytelling untuk (Halaman 41-58)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Setting penelitian ini adalah di SDN 1 Ombe Baru yaitu kelas IV dengan jumlah 38 siswa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober pada tanggal 5 dan6 pada siklus 1 dan siklus ke dua pada tanggal 11 dan 12. Lokasi SDN 1 Ombe Baru sangat strategis dan mudah di jangkau oleh peneliti sehingga dapat diambil sebagai pertimbangan dan dapat bekerja sama dengan guru kelas IV sekaligus guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga memudahkan peneliti mencari data, peluang waktu yang luas, dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan peneliti.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN 1 Ombe Baru berjumlah 38 siswa dengan fokus penelitian pada penggunaan model paired storyteling untuk meningkatkan kemampuan menulis kembali cerita rakyat pada siswa kelas IV SDN 1 Ombe Baru tahun pelajaran 2022/2023

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau

30

meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.20

Suharsimi Arikunto, memberi penjelasan bahwa para ahli mengemukakan model penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yakni:

a) Perencanaan b) Pelaksanaan

c) Pengamatan/observasi d) Refleksi.

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Model Suharsimi Arikunto.21

20 Mahmud dan Tedi Priatna (Bandung:

Tsabita, 2008). Hlm 19.

21 J Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD) .Jakarta : Kencana Pernada Media Group, 2013). Hlm 122.

31 1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Dalam tahap ini hal-hal ynag dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan skenario (rencana) pembelajaran dengan model paired storyteling untuk meningkatkan kemampuan menulis kembali cerita rakyat pada siswa kelas IV SDN 1 Ombe Baru 2) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru

dan siswa.

3) Membuat instrument tes.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

1). Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan skenario (rencana) yang telah dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) model paired storyteling untuk meningkatkan kemampuan menulis kembali cerita rakyat pada siswa kelas IV SDN 1 Ombe Baru.

2). Dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini, peneliti sendiri bertindak sebagai observer penelitian, yaitu mengamati kegiatan proses belajar mengajar seperti aktivitas guru dan siswa, sedangkan guru kelas IV SDN 1 Ombe Baru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan RPP model paired storyteling untuk meningkatkan kemampuan

32

menulis kembali cerita rakyat pada siswa kelas IV SDN 1 Ombe Baru.

c. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini guru melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menulis kembali cerita rakyat.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah observasi dan evaluasi dilaksanakan dan dijadikan sebagai acuan. Pada tahap ini guru dan siswa mengkaji hasil yang diperoleh dan pemberian tindakan pada siklus awal. Hasil refleksi ini dijadikan sebagai dasar untuk menyempurnakan serta memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada tahap berikutnya.

2. Siklus II

Hasil dari tahap refleksi ketika siklus I tidak berhasil, maka akan di perbaiki pada siklus II jika belum mencapai target maka akan di lanjutkan ke siklus berikutnya .

D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaanya 1. Lembar observasi

Observasi merupakan metode penelitian dimana, peneliti melakukan pengamatan /melihat dan meneliti secara langsung ke obyek penelitian tentang seluruh aktifitas yang buerhubungan dengan maksud penelitian, dengan menganalisa mengevaluasi sistem yang sedang

33

berjalan dan memberikan solusi melalui sistem informasi yang akan dibangun sehingga dapat lebih bermanfaat.22

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati ketelaksanaan proses pembelajaran, yaitu aktivitas guru dan siswa. Lembar observasi akan diberikan kepada seorang observe (peneliti) sebelum proses pembelajaran berlangsung. Adapun aktivitas guru yang akan menjadi acuan dalam lembar observasi adalah:

a. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru merupakan acuan peneliti dalam melakukan observasi untuk mengamati langkah-langkah pembelajaran guru pada saat pembelajaran berlangsung menggunakan model paired storyteling untuk meningkatkan kemampuan kembali cerita rakyat.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Aspek Indikator

Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan salam kemudian dilanjutkan dengan berdoa.

2. Guru menanyakan kabar siswa dan memberikan motivasi pada siswa.

3. Guru menanyakan kesiapan siswa dan mengecek kehadiran siswa.

4. Guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari

22 Electronic Government Pemberdayaan Pemerintahan Dan Potensi Desa Jurnal Teknologi Informasi, Vol 6, Nomor 1, April 2010, hlm. 13.

34

Kegiatan inti 1. Guru meminta siswa mendengarkan cerita rakyat secara seksama.

2. Guru meminta siswa menyebutkan apa saja informasi yang di dapat dari cerita rakyat tersebut.

3. Guru membagi siswa menjadi beberapa tim.

4. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) pada masing-masing tim untuk dikerjakan.

5. Guru menanyakan kepada semua anggota tim apakah LKSnya sudah selesai dikerjakan.

6. Guru memerintahkan setiap tim untuk mengirimkan perwakilan anggotanya untuk melakukan diskusi.

7. Guru meminta setiap siswa mengambil satu kartu berisi pertanyaan dan menjawabnya.

8. Guru mempersilahkan anggota lain untuk menyanggah jawaban anggota tim yang menjawab.

9. Guru memimpin jalannya diskusi mengenai cerita rakyat.

10. Guru menulis skor siswa yang bisa menjawab dari cerita yang telah di sampaikan.

11. Guru mengumumkan tim yang memperoleh skor terbanyak.

12. Guru menanyakan kepada siswa apakah sudah mengerti tentang materi yang sudah dipelajari.

13. Jika sudah mengerti, guru meminta siwa mengerjakan tes.

Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan pembelajaran hari ini.

2. Guru memberikan penghargaan bagi tim terbaik dengan perolehan skor tertinggi.

3. Guru mengajak siswa berdoa.

35

Berdasarkan kisi-kisi di atas di ketahui bahwa ada 20 pernyataan untuk melihat aktivitas guru dalam model pembelajaran paired storyteling dalam menulis cerita rakyat pensekoran di berikan Skor 1 jika Terlaksana (Ya), dan Skor 0 jika Tidak terlaksanakan (Tidak).

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Instrumen observasi yang dilakukan pada lembar aktivitas siswa. Berupa acuan untuk mengamati responden aktivitas siswa pada saat guru memberikan pelajaran. Lembar aktivitas dalam belajar menggunakan model pembelajaran paired storyteling.

Adapun kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Komponen Komponen Indikator

Aktivitas Siswa

Kegiatan Pendahuluan

1. Siswa menjawab salam belajar.

2. Siswa mendengarkan motivasi dari guru.

3. Siswa menjawab pertanyaan guru terkait kesiapan belajar dan memperhatikan guru yang mengabsen.

4. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai materi yang akan dipelajari hari ini.

Kegiatan Inti 1. Siswa mendengarkan isi cerita yang sampaikan.

2. Siswa menyebutkan apa saja informasi yang di

36

dapat dari isi cerita tersebut.

3. Siswa dibagi menjadi beberapa tim.

4. Siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS) dan mengerjakannya.

5. Jika sudah selesai, siswa menjawab pertanyaan guru apakah LKS nya sudah selesai dikerjakan.

6. Siswa mengirimkan perwakilan timnya untuk menyampaikan isi cerita.

7. Siswa yang terpilih sebagai perwakilan tim mengambil masing- masing satu kartu

pertanyaan dan

menjawabnya

8. Siswa diperbolehkan menyanggah jawaban dari tim lain.

9. Siswa dipimpin oleh guru dalam melakukan tanya jawab.

10. Siswa memperhatikan skor yang ditulis oleh guru.

11. Siswa mendengarkan penguguman guru atas tim yang memenangkan dialog tanya jawab.

12. Guru menanyakan kepada siswa apakah sudah mengerti tentang materi yang sudah dipelajari.

13. Jika sudah mengerti, siswa akan mengerjakan tes.

Penutup 1. Siswa diarahkan untuk menyimpulkan

pembelajaran hari ini 2. Siswa diberikan

penghargaan atas perolehan skor terbanyak

37

3. Siswa berdoa bersama guru

Berdasarkan kisi-kisi di atas dapat di ketahui bahwa ada 20 pernyataan untuk melihat aktivitas siswa dalam model pembelajaran paired storyteling, pensekoran diberikan 1 jika 1-5 anak melakukan, 2 jika 6-10 anak melakukan, 3 jika 11-15 anak melakukan, 4 jika lebih dari 15 anak melakukan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pencarian data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain sebagainya.23

Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data berupa : keadaan lingkungan belajar, foto-foto hasil dokumentasi pembelajaran menggunakan model paired storyteling pada siswa kelas IV SDN 1 Ombe Baru.

3. Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia. Tes dilaksanakan setelah diberikan serangkaian tindakan. Jenis tes yang digunakan

23

Oe Jurnal Pendidikan Anak, Vol 5, Nomor 1, Juni 2016, hlm. 714.

38

adalah tes tertulis. teknik penskoran didasarkan pada tingkat kesulitan soal.24

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Siklus I Kompetensi

Dasar

Indikator Nomor soal

Aspek Kognitif

Point C1 C2 C3

3.1

Mengidentifikasi unsur cerita

(tokoh, tema, latar, amanat)

Menuliskan kata kunci dari cerita yang telah di simak

1 15

Mengarang cerita berdasarkan kata kunci

2 20

Menganalisi s unsur cerita yang di

sampaikan

3 20

Menyimpul kan karakter tokoh yang ada dalam cerita.

4 15

Membuat kisi-kisi pertanyaan dari cerita yang telah di

sampaikan.

5 30

Total 5 100

24 Rahmawati Patta, Rina Dwi Novianti, Paired

Storyteling Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres 6/75 Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan, (Vol 1, Nomor 1, 2017). Hlm 44.

39

Keterangan: Nilai:

C1: Pengetahuan C1: 15 C2: Memahami C2: 20 C3: Kemampuan C3: 30

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Siklus II Kompetensi

Dasar

Indikator No mor soal

Aspek Kognitif Point C1 C2 C3

3.1

Mengidentifika si unsur cerita ( tokoh, tema, latar, amanat )

Menuliskan kata kunci dari cerita yang telah di simak

1 15

Mengarang cerita berdasarkan kata kunci

2 20

Menganalisis unsur cerita yang di sampaikan

3 20

Menyimpulkan karakter tokoh yang ada dalam cerita.

4 15

Membuat kisi- kisi pertanyaan dari cerita yang telah di sampaikan.

5 30

Total 5 100

40

Keterangan : Nilai : C1 : Pengetahuan C1 : 15 C2 : Memahami C2 : 20 C3 : Kemampuan C3 : 30 E. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini ada dua siklus yakni siklus 1 dan siklus 2. Siklus yang pertama dilakukan untuk mengetahui hasil belajar dari penggunaan model paired storyteling untuk meningkatkan kemampuan menulis kembali cerita rakyat. pada siklus 2 dapat menghasilkan data sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti, jika hasil data yang diperoleh dalam siklus 1 belum tercapai, maka dilanjutkan ke siklus berikutnya untuk memperbaiki kekurangan pada siklus pertama.

F. Cara Pengamatan (Monitoring)

Pengamatan dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Adapun yang diamati adalah bagaimana pelaksanaan tindakan, dan bagaimana sikap siswa dalam pembelajaran, dan apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan skenario yang dibuat.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan tentang upaya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia menggunakan model paired storyteling. Pada tahap ini yang dilakukan peneliti dalah mengamati guru yang sedang melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan seknario pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti. Adapun yang diamati adalah

41

bagaimana kondisi pada saat pembelajaran berlangsung, bagaimana responden siswa pada saat guru mengajar.

1. Analisis data dan refleksi a. Analisis Data

Kegiatan dalam menganalisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.25

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak bisa diukur secara langsung atau data yang tidak berbentuk angka, tetapi berhubungan dengan kualitas tertentu, seperti baik, sedang, dan kurang.

Analisis data kuantitatif digunakan untuk data observasi dan tes.

Data observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas pembelajaran guru dan siswa di dalam kelas. Sedangkan tes digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari yang diterapkannya model Paired Storyteling untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia.

25 Guru Pendidikan,

, dalam https://www.gurupendidikan.co.id/, diakses tanggal 26 April 2014.

42 1) Analisis Data Observasi Guru

Analisis penelitian ini didapatkan dari lembar observasi guru selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun data untuk mengukur aktivitas guru adalah sebagai berikut:

NP =

Keterangan :

a. NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan.

b. R = Skor mentah yang diperoleh guru

c. SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan d. 100 = Bilangan tetap26

Tabel 3.5

Kriteria Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran Tingkat Keberhasilan Kriteria

86 100% Sangat baik

75 85% Baik

71 80% Cukup

60 70% Rendah

< 60% Sangat Rendah

2) Analisis Data Observasi Siswa

26 Ngalim Purwanto. Prinsip-Prisip Dan Tehnik Evaluasi Pengajaran . ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005). Hlm 112.

43

Penilaian ini di dapatkan dari pengamatan aktivitas siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun data untuk menghitung aktivitas tersebut peneliti menggunakan rumus untuk menyelesaikan aktivitas siswa dengan rumus berikut : NP =

Keterangan :

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan.

R = Skor mentah yang diperoleh siswa.

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan Tabel 3.6

Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa dalam Pembelajaran Tingkat Keberhasilan Kriteria

86 100% Sangat baik

75 85% Baik

71 80% Cukup

60 70% Rendah

< 54% Sangat Rendah

3) Analisis Data Tes Kemampuan Menulis Kembali

Untuk menganalisis kemampuan menulis kembali siswa peneliti menggunakan intrumen penilaian hasil belajar berupa tes tertulis.

Instrumen penilaian hasil belajar berupa 5 soal isian. Analisis data diawali dengan kegiatan penskoran terhadap sejumlah pertanyaan soal yang disajikan selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan system penilaian.

a. Ketuntasan

44

b. Rata rata Kelas x =

c Ketuntasan Klasikal kk =

kk = 85%

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut:

G. Indikator Keberhasilan

Indikator penelitian ini dikatakan berhasil jika adanya perubahan pada peningkatan kemampuan menulis kembali cerita rakyat pada siswa kelas IV dengan penggunaan model paired storyteling ke arah yang lebih baik dan penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila :

1. Hasil dari penggunaan model Paired Storyteling dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis kembali cerita rakyat mencapai kriteria tuntas dengan KKM 70.

45

2. Aktivitas guru 85% termasuk dari kategori baik dan sangat sangat baik 3. Aktivitas belajar siswa 85% termasuk dari katagori biaik dan sangat

baik.

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian

1. Profil Singkat SDN 1 Ombe Baru

SDN 1 Ombe Baru adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang Sekolah Dasar Negeri di Ombe Baru, Kecamatan. Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Dalam menjalankan kegiatannya, SDN 1 Ombe Baru berada di bawah naungan Dikpora.

SDN 1 Ombe Baru beralamat di jln. Taruna Ombe Baru Kec. Kediri pos:

83362 Email : [email protected] Visi :

Mewujudkan generasi islam yang cerdas, terampil, sholeh dan berkarakter.

Misi :

a. Cerdas :

1) Menumbuh kembangkan semangat belajar dan keinginan untuk mencapai prestasi yang tinggi baik akademik maupun non akademik.

2) Mengembangkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

47

3) Menciptakan budaya literasi sejak dini di lingkungan sekolah dengan mewujudkan Gerakan Cinta Membaca berkhas Sekolah Ramah Anak (SRA).

4) Menyediakan sarana prasarana yang memadai dalam upaya menunjang peningkatan kompetensi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan.

5) Mengadakan kerjasama dengan lembaga terkait (PUSDA, PUSKOT. Musium, SLB, dan lain-lain) dalam upaya meningkatkan kecerdasan berpikir dan rasa kepekaan sosial peserta didik sejak dini.

6) Mengikuti berbagai event/ kompetesi baik di tingkat sekolah dasar kota/kabupaten, provinsi maupun di tingkat nasional dan internasional.

b. Terampil :

1) Memfasilitasi peserta didik dengan wadah dan sarana/prasarana memadai dalam menggali potensi, bakat, minat, dan kemampuan.

2) Menerapkan pembelajaran yang menantang dan

mengoptimalkan kemampuan peserta didik dalam berkreasi, berinovasi, dan berkolaborasi baik dengan sesama teman, pendidik, seluruh warga madrasah dan lingkungan sekitar.

3) Memberikan peluang dan kesempatan yang sama kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan yang

48

dimiliki, baik keterampilan dalam bidang akademik maupun non akademik.

4) Mengembangkan keterampilan hidup (life skill) peserta didik dalam upaya mewujudkan peserta didik yang mandiri dan terampil melalui berbagai kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler serta menjalin kerjasama dengan lembaga/instansi terkait.

5) Berpartisipasi dalam berbagai event/lomba dalam rangka peningkatan kualitas sekolah.

c. Sholeh :

1) Menyelenggarakan beragam kegiatan keagamaan baik internal/eksternal dalam mewujudkan sekolah dasar yang religius dan berbudaya.

2) Menanamkan sikap cinta terhadap seluruh pelajaran.

3) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan minat, bakat, potensi, dan kemampuannya dalam bidang seni .

d. Berkarakter :

1) Menyelenggarakan pendidikan dengan menyeimbangkam empat prinsip dasar pendidikan karakter (olah hati, olah pikir, olah raga, dan olah karsa).

2) Menanamkan sikap disiplin, tanggung jawab, jujur, mandiri, berani, sabar, percaya diri, optimis dan pantang menyerah

49

agar peseta didik tumbuh menjadi generasi yang berahklaqul karimah.

3) Memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berbasis karakter dengan terpenuhinya sarana/prasarana yang memadai.

4) Menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai instansi/lembaga terkait untuk mencapai visi misi dan tujuan sekolah dasar yang optimal.

2. Data Guru SDN 1 Ombe Baru

Guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Guru berkewajiban untuk mendidik, mengajar materi pelajaran serta mengarahkan siswa kearah pencapaian tujuan pengajaran yang telah dicanangkan. Berikut ini merupakan data guru SDN 1 Ombe Baru :

Tabel 4.1

Data Guru SDN 1 Ombe Baru27

No Nama P/L Jabatan

1 Muhammad Ramli, S,Pd L Kepala Sekolah

2 Ahmad Turmuzi, S,Pd L Guru Kelas

3 Firda Damayanti, S,Pd P Guru Kelas

4 Hj. Fitriaty S,Pd P Guru Kelas

5 Juaeriah S,Pd P Guru Kelas

6 Khairi Gunawan S,Pd P Guru Mapel

7 Ki Agus Fathul Arifin, S.Ag L Guru Mapel

8 Meisa Nurmayani S,Pd P Guru Kelas

9 Misnawati S,Pd P Guru Kelas

10 Murnah S,Pd P Guru Kelas

11 Nurdin S,Pd L Guru Kelas

27 Profil Sekolah SDN 1 Ombe Baru 13 oktober 2022

50

12 Nining Haryani S,Pd P Guru Kelas

13 Nurlaila S,Pd P Guru Kelas

14 Nurul AhyaniS,Pd P Guru Kelas

15 Nurul Fitriyah S,Pd P Guru Mapel

3. Data Siswa SDN 1 Ombe Baru

Dalam proses belajar mengajar siswa menduduki peranan yang sangat penting karena siswa merupakan salah satu tolak ukur atau tegaknya proses belajar mengajar. Mengenai keadaan siswa SDN 1 Ombe Baru sebagai berikut :

Tabel 4.2

Data Siswa SDN 1 Ombe Baru Tahun Pelajaran 202228

Kelas Jenis Kelamin

Jumlah siswa Laki-laki Perempuan

1 28 35 63

2 24 21 45

3 23 34 47

4 20 18 54

5 27 23 50

6 22 29 51

Total 269

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas IV adalah 38 orang yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 18 perempuan. Adapun data-data diperoleh dari hasil evaluasi dan hasil observasi pada setiap siklus yang telah direncanakan. Penelitian ini

28 Profil SDN 1 Ombe Baru 13 Oktober 2022

51

dilaksanakan dengan menggunakan model Paired Storyteling. Penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu perncanaan, tindakan pelaksaan,observasi dan evalusi refleksi.

1. Data Siklus I

Pada siklus 1 meliputi langkah-langkah, yaitu perncanaan, pelaksaan, evaluasi dan refleksi

a. Perencanaan

Perencanaan dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 Oktober penelti melaksanakan perencanaan tersebut adapun hal yang direncanakan tersebut sebagai berikut:

1) Renacana Pelaksaan Pembelajaran RRP siklus 1

2) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa.

3) Pedoman observasi aktivitas siswa siklus 1 4) Pedoman observasi aktivitas guru siklus 1 5) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) 6) Menyiapkan form penilaian.

7) Hasil evaluasi siklus 1 b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam porses pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 Oktoober 2022 adapuan kegiatan yang dilkukan setiap pertemuan adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama

52

Guru memulai pembukaan pelajaran dengan salam.dan Kemudian guru menanyakan kesiapan belajar siswa, dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa, guru menyuruh siswa menyebutkan temannya yang tidak hadir. Dan setelah itu guru menyampaikan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari.

Selanjutnya dikegiatan inti, guru meminta siswa untuk mengamati cerita rakyat secara seksama, guru meminta siswa untuk menyebutkan apa saja informasi yang terkandung di dalam cerita rakyat tersebut, guru langsung menanyakan mengenai makna yang terkandung pada cerita rakyat tersebut.

Pada saat proses pembelajaran terlihat masih banyak siswa yang suka mengganggu teman sebangkunya, selain itu ada beberapa siswa yang masih suka mengobrol ketika pembelajaran berlangsung. Setelah itu, guru membagi siswa menjadi beberapa tim atau kelompok. Diantaranya beranggotakan 2 orang dan jumlah siswa terdapat 38 siswa. Di dalam tim ini terdiri dari jenis kelamin yang berbeda dan tingkat pengetahuan yang berbeda- beda. Setelah dibagi menjadi beberapa tim, guru membagikan kepada masing-masing tim lembar kerja siswa (LKS) yang akan dikerjakan bersama tiap-tiap tim. Setelah itu guru membacakan buku cerita rakyat, setelah itu siswa dimnta untuk menulis kembali isi cerita rakyat. Ketika mengerjakan lembar kerja siswa

53

(LKS) pun terdapat beberapa siswa yang tidak ikut bekerja sama mengerjakan LKS, masih sibuk mengganggu teman dan mengobrol dengan teman yang lain.

Setelah mengerjakan LKS, guru meminta setiap perwakilan untuk menyampaikan kembali cerita rakyat dan menerangkan makna, karakter tokoh yang ada di dalam cerita tersebut. Guru menulis skor dipapan tulis bagi tim yang bisa menjawab secara benar kemudian di jumlahkan dan diumumkan tim yang memperoleh skor terbanyak.

Setelah itu siswa diarahkan untuk menyimpulkan pembelajaran yang sudah di pelajari. Kemudian guru mengajak

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis , tanggal 6 Oktober 2022. Pada kegiatan awal, guru membuka pelajaran dengan salam. Kemudian guru menanyakan kesiapan belajar siswa, dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa, guru menyuruh siswa menyebutkan temannya yang tidak hadir. Pada hari Rabu terdapat beberapa siswa kelas IVA yang tidak hadir.

Dan setelah itu guru menyampaikan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari.

Selanjutnya dikegiatan inti, guru meminta siswa untuk mengamati cerita rakyat secara seksama, guru meminta siswa

Dalam dokumen penggunaan model paired storytelling untuk (Halaman 41-58)

Dokumen terkait