• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setting Penelitian

Dalam dokumen TESIS Oleh - etheses UIN Mataram (Halaman 38-43)

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup

2. Setting Penelitian

Sehubungan dengan target atau tujuan dari penelitian yang sudah diuraikan, maka peneliti lebih memfocuskan pada Analisis Komparasi Kepatuhan Syariah implementasi pada akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) di KSPPS BMT Gumarang Akbar Syariah dan KSU BMT Al-Hidayah.

11 E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Setelah penulis melakukan penelusuran pustaka terhadap tesis dan penelitian-penelitian lain, penulis tidak menemukan satu pun karya ilmiah yang membahas tentang Analisis Komparasi Kepatuhan Syariah implementasi pada akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) di KSPPS BMT Gumarang Akbar Syariah dan KSU BMT Al-Hidayah, dimana penelitian yang akan dilakukan ini merupakan kasus baru dan tidak pernah di teliti sebelumnya.

Berdasarkan hasil telaah pustaka ditemukan beberapa tesis yang mirip dengan penelitian penulis seperti:

1. Mujhid Budi Luhur menulis tesis dengan judul “Analisis Hukum Wa’ad IMBT (Ijarah muntahiya Bittamlik) dalam Fatwa DSN MUI (Dewan Syari’ah – Majelis Ulama Indonesia berdasarkan Kaidah Fiqhiyah Irtikaabu Akhaffi al- Dhararain” di dalam tulisan ilmiah itu, penulis membahas tentang bagaimana keabsahan akad IMBT yang dilakasanakan apakah sudah sesuai dengan Fatwa DSN MUI Nomor 27/DSN-MUI/III/2002 tentang Ijarah Muntahiya Bittamli (IMBT dan menyesuaikan dengan Wa’ad (janji) untuk menjual atau menghibahkan objek sewa tersebut.

Perjanjian (wa’ad) yang dilakukan diawal apakah menggunakan pendekatan Jual beli atau pendekatan hibah yang tertera pada akad IMBT tersebut.

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Mujhid Budi Luhur pertama dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah sama-sama membahas tentang penerapan pembiayaan akad Ijarah Mun tahiya Bittamlik (IMBT) tetapi tesis di atas lebih memperhatikan aspek yang berkaitan dengan hukum janji (Wa’ad) untuk memindahkan kepemilikan dari obyek sewa, baik dengan akad jual beli atau dengan akad hibah, apakah sesuai ketentuan dari ketentuan dalam fatwa-fatwa DSN-MUI. Kesimpuan dari tesis di atas adalah berdasarkan landasan hukum pembiayaan Ijarah

12

Muntahiya Bittamlik (IMBT) walaupun tergolong dalam akad tidak bernama (ghoiru musamma) maka berdasarkan pendekatan qowaid fiqhiyah (Kaidah Fiqih) akad IMBT diperbolehkan dengan ketentuan akad tidak dilakukan secara bersamaan, tetapi akad dilaksanakan pada akhir waktu pelunasan obyek sewa tersebut10.

2. Umi Khoiriyah & Khairul Umam menulis artikel jurnal dengan judul “Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bit- Tamlik (Leasing) di BMT Sidogiri Cabang Situbondo:

Perspektif Maqashid Syari’ah,” di dalam artikel ini membahas tentang kesesuaian pelaksanaan pembiayaan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik dengan Maqasid Syariah.11

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Umi Khoiriyah & Khairul Umam pertama dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah sama-sama membahas tentang penerapan pembiayaan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik dengan Maqasid Syariah, selain itu dari sisi metode penelitiannya sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif, dan teknik pengumpulan data dalam penelitian Umi Khoiriyah & Khairul Umam dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama menggunakan teknik wawancara.

Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Umi Khoiriyah & Khairul Umam dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah di mana dalam penelitian tersebut

10 Mujhid Budi Luhur, Analisis Hukum Wa ’ Ad IMBT ( Ijarah Muntahiyah Bittamlik ) Dalam Fatwa DSN MUI ( Dewan Syari ’ Ah Nasional Majelis Ulama ’ Indonesia ) Berdasarkan Kaidah Fiqhiyyah Irtikaabu Akhaffi Al-Dhararain Analisis Hukum Wa ’ Ad IMBT ( Ijarah Muntahiyah Bittamlik, n.d.

11 Umi Khoiriyah and Khairul Umam Al-Basit, “Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bit-Tamlik (Leasing) Di BMT Sidogiri Cabang Situbondo:

Perspektif Maqashid Syari’ah,” Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam 1, no. 2 (October 2, 2017): 142–154, accessed June 11, 2021, https://ojs.pps- ibrahimy.ac.id/index.php/istidlal/article/view/104.

13

adalah mengkomparasikan dua lembaga non bank yaitu KSPPS BMT Gumarang Akbar Syariah dengan KSU BMT Al Hidayah dari kepatuhan syariah yang sudah ada.

3. Amin Nafis menulis artikel jurnal tentang “Analisis Penerapan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 27/DSN- MUI/III/2002 (Studi Kasus di BMT Amanah Kudus), dalam artikel jurnal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang ditimbulkan ketika sebuah lembaga keuangan non bank tidak menerapkan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) sesuai dengan Fatwa DSN Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 27/DSN-MUI/III/2002.12

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Amin Nafis dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah sama- sama membahas pelaksanaan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT).

Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Amin Nafis dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah penelitian ini lebih fokus melakukan perbandingan dalam penerapan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) dua Koperasi, apakah sudah sesuai dengan 10 item pertanyaan dalam hal kepatuhan syariah.

4. Satria Darma menulis Tesis dengan judul: “Pelaksanaan Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Mataram” di dalam tesis ini bertujuan untuk membahas pelaksanaan Ijarah Muntahiya

12 Amin Nafis, “Analisis Penerapan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 27/Dsn- Mui/Iii/2002 (Studi Kasus di BMT Amanah Kudus)” (2017).

14

Bittamlik dan mengetahui bentuk akad Ijarah Muntahiya Bittamlik pada perbankkan syariah.13

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Satria Darma dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah dari sisi objek penelitian dimana kedua penelitian ini sama-sama mengkaji tentang penerpan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT). Persamaan yang lain adalah peneliti mengkaji penerapan akad Ijarah Muntahiya Bitamlik (IMBT), baik dalam bentuk, klausa dan prosedur pengajuan pembiayaan.

Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan Satria Darma dengan penelitian ini adalah dimana pada objek penelitian tersebut pada perbankan syariah sedangkan peneliti mengambil objek penelitian pada lembaga non bank yaitu Koperasi Syariah atau Baitul Maal wa Tamwil (BMT).

Dengan melakukan perbandingan penerapan kepatuhan syariah pada akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) 5. Angga Abdul Rokhim & Rizky Maulana Pribadi menulis

Jurnal dengan judul: “Penerapan PSAK 107 Atas Pembiayaan Ijarah Multijasa Pada Bmt Al-Fath Ikmi Cabang Legoso, Kota Tangerang Selatan” di dalam jurnal ini dibahas tetang metode pencatatan dan pelaporan akad Ijarah Multi jasa sesuai dengan PSAK No 107.14

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Angga Abdul Rokhim & Rizky Maulana Pribadi dengan penelitian ini adalah dimana dalam penelitian tesebut lebih difokuskan pada metode pencatatan akuntansi Akad Ijarah Multijasa pada BMT Al-Fath sehingga menjadi langkah untuk meningkatkan

13 Satria Darma, “Pelaksanaan Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Mataram” (Universitas Diponegoro, 2010).

14 Angga Abdul Rokhim and Rizky Maulana Pribadi, “Penerapan PSAK 107 Atas Pembiayaan IJARAH Multijasa Pada BMT AL-Fath IKMI Cabang Legoso, Kota Tanggerang Selatan,” LIQUIDITY 9, no. 1 (August 24, 2020): 76–85, accessed June 11, 2021, http://www.ojs.itb- ad.ac.id/index.php/LQ/article/view/574.

15

kepercayaan anggota dan calon anggota sebagai bagian dari BMT Al-Fath. Selain itu, akad yang digunakan berbeda, yaitu Akad Ijarah Multi Jasa, sedangkan peneliti mengunakan akad Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT).

Sedangkan persamaannya adalah kedua peneliti masih mengunakan pendekatan dasar dari transakasi sewa (Ijarah) yang sarat dan rukunnya sama, perbedaannya adalah pada akhir transaski akan terjadi peralihan kepemeilikan baik dengan cara jual beli atau hibah.

F. Kerangka Teoritik

Dalam dokumen TESIS Oleh - etheses UIN Mataram (Halaman 38-43)