• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS Oleh - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TESIS Oleh - etheses UIN Mataram"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

ANALISIS PERBANDINGAN PENERAPAN KEPATUHAN SYARIAH PADA PERJANJIAN IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK (IMBT) PADA KSPPS BMT GUMARANG AKBAR. Analisis perbandingan penerapan Sharia Compliance akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) pada KSPPS BMT Gumarang Akbar Syariah dan KSU BMT Al-Hidayah dapat diselesaikan.

Tabel 1 Perbedaan Koperasi Syariah dan Konvensional .................... 20 Tabel 2 Pembiayaan berkaitan dengan Akad IMBT ..........................
Tabel 1 Perbedaan Koperasi Syariah dan Konvensional .................... 20 Tabel 2 Pembiayaan berkaitan dengan Akad IMBT ..........................

Latar Belakang

Kehadiran lembaga keuangan seperti Koperasi Syariah sangat membantu pertumbuhan perekonomian masyarakat khususnya anggota dan calon anggota. Akad dalam suatu produk Koperasi Syariah menjadi objek pengawasan Dewan Pengawas Syariah (DPS), baik yang berkaitan dengan bentuk, klausul, maupun tata cara pembiayaan suatu akad.

Gambar 1 Data Jumlah Koperasi
Gambar 1 Data Jumlah Koperasi

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian dengan tema Analisis Perbandingan Kepatuhan Syariah Dalam Implementasi Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) Pada KSPPS BMT Gumarang Akbar Syariah dan KSU BMT Al-Hidayah. Demikian pula untuk meningkatkan pemahaman terhadap akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) guna tercapainya keamanan dan kenyamanan bagi anggota dan calon anggota dalam Muamalah.

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup

Setting Penelitian

Persamaan antara penelitian yang dilakukan Amin Nafis dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama membahas tentang pelaksanaan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT). Persamaan antara penelitian yang dilakukan Satria Darma dengan penelitian yang akan dilakukan adalah dari segi objek penelitiannya, dimana kedua penelitian tersebut sama-sama mengkaji tentang pelaksanaan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT).

Kerangka Teoritik 1. Kepatuhan Syariah

Produk Baitul Maal wa Tamwil (BMT)

Semakin besar jumlah tabungan maka semakin banyak pula dana yang dapat digunakan untuk anggota dan calon anggota.

Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT)

Sewa Operasi Ijarah, yaitu akad pengalihan hak pakai suatu barang/jasa melalui pembayaran biaya sewa, tanpa diikuti dengan pengalihan kepemilikan. Akad Murabahah : Pembiayaan suatu barang dengan menentukan harga pembeliannya kepada anggota dan pembeli membayar sejumlah yang disepakati. Koperasi syariah menyewakan barang pada saat masa sewa telah habis sehingga hak kepemilikan tetap berada pada anggota. 32.

Pada tahap ini Koperasi Syariah menjelaskan bahwa anggota wajib mengkonfirmasi secara tertulis niatnya untuk menggunakan atau tidak hak opsi yang diberikan berdasarkan Perjanjian ini untuk membeli barang dari Koperasi Syariah sebelum waktu memperoleh manfaat dari barang tersebut. Yang dimaksud dengan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) atau dalam dunia keuangan syariah sering disebut dengan sewa beli identik dengan gabungan antara akad jual beli dan sewa atau lebih tepatnya sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang berada di tangan penyewa 34 Sedangkan yang dimaksud dengan Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) berdasarkan aturan KSPPS USPPS dan produknya bagi koperasi adalah akad pemberian dana untuk mengalihkan hak pakai atau menikmati barang atau jasa berdasarkan sewa dengan opsi untuk mengalihkan kepemilikan. 1) Landasan Al-Qur'an. Dan jika anda ingin menyusui anak anda untuk orang lain, maka tidak ada salahnya memberikan bayaran dengan cara yang pantas.

Tabel 2 Pembiayaan berkaitan dengan Akad IMBT
Tabel 2 Pembiayaan berkaitan dengan Akad IMBT

Metode Penelitian

  • Pendekatan Penelitian
  • Kehadiran Peneliti
  • Sumber dan Jenis Data
  • Metode Pengumpulan Data
  • Tehnik Analisis data

39 Beni Ahmad Saebani Boedi Abdullah, Metode Penelitian Ekonomi Islam Muamalah (Jawa Barat: CV Pustaka Setia, 2014), hal. 20. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data yang berkaitan dengan teori kepatuhan syariah, teori akad sesuai Fatwana DSN MUI. Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam KERJASAMA SYARIAH sebagai objek yang dilakukan peneliti seperti: profil lembaga, struktur organisasi, sejarah berdirinya lembaga, sisi Baitul Maal dan sisi Baitul Tamwil, serta arsip dan brosur yang ada.

Analisis data adalah proses meneliti dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengkoordinasikan data ke dalam kategori-kategori, memecahnya menjadi unit-unit, mensintesiskannya, mengurutkannya ke dalam pola, memilih apa yang penting dan apa yang akan dipelajari sehingga agar mudah memahami diri sendiri dan orang lain.48. Berdasarkan penjelasan di atas, maka metode yang digunakan penulis dalam menganalisis data penelitian lebih mengarah pada metode deduktif, yaitu cara berpikir dengan menarik kesimpulan dari data tertentu. Hal ini menjadi bukti untuk menggali lebih dalam data dari lapangan jika data yang dibutuhkan masih belum ada.

Sistematika Pembahasan

Dalam hal ini penulis membandingkan hasil wawancara dengan hasil observasi dan juga membandingkan hasil wawancara dengan wawancara lainnya. Yang dimaksud dengan rekan sejawat adalah teman-teman yang mempunyai kompetensi di bidang penelitian, dengan tujuan memperoleh masukan yang meningkatkan keabsahan data dan kesempurnaan hasil peneliti. Teknik ini dilakukan dengan mengungkapkan hasil sementara berupa diskusi dengan rekan sejawat, seperti teman-teman yang bergerak di bidang ekonomi dan organisasi yang membuka forum diskusi sesuai dengan objek penelitian yaitu analisis komparatif kepatuhan syariah dalam pelaksanaan Ijarah Muntaiya Bittamlik ( IMBT) akad di KSPPS BMT Gumarang Akbar Syariah dan KSU BMT AL Hidayah.

Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT) 1. Definisi Akad, Unsur dan Syarat Akad

  • Subjek, Objek dan Rukun Akad a. Subjek akad
  • Jenis dan Bentuk Akad a. Jenis Akad
  • Macam dan Karakteristik Akad Ijarah a. Macam-macam ijarah
  • Rukun Akad Ijarah

Akad ijarah mempunyai ciri-ciri objek manfaat, tidak seperti akad jual beli dan hibah, yang objeknya adalah barang atau benda, karena akad ijarah juga mendapat pahala berupa ujrah (gaji). Faedah yang diterima daripada kontrak transaksi Ijarah di Koperasi Syariah dalam bentuk keuntungan atau sewa ditambah pembayaran balik prinsipal daripada transaksi tersebut. Dalam klausa kontrak, sekiranya kerosakan tanpa kecuaian di pihak ahli, beban kerosakan objek sewa menjadi tanggungjawab koperasi Syariah.

Dalam menyewakan harta/barang yang disewakan, koperasi syariah harus siap dengan syarat-syarat berakhirnya perjanjian dengan anggota. Hal ini dapat terjadi apabila anggota atau calon anggota meninggal dunia, berpindah tempat tinggal atau terdapat pemutusan kontrak secara sengaja. Implementasi Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) pada KSPPS BMT Gumarang Akbar Syariah dan KSU BMT Al-.

Implementasi Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) di KSPPS BMT Gumarang Akbar Syariah dan KSU BMT Al-

  • Prosedur implementasi pengajuan Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT)
  • Bentuk dan klausa Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) di KSPPS BMT Gumarang Akbar Syariah dan

Setelah memahami Akad Ijarah, kita akan mendalami lebih dalam mengenai pengertian dan tata cara pelaksanaan Akad Ijarah Muntahiya Bit Tamlik atau yang lebih sering disingkat IMBT. Bentuk dan klausul Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) pada KSPPS BMT Gumarang Akbar Syariah dan (IMBT) pada KSPPS BMT Gumarang Akbar Syariah dan KSU BMT Al-Hidayah. Dari redaksi akad Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT), terdapat akad yang berbentuk akad dengan akad KSPPS BMT Gumarang disebut juga Syariah, hanya saja berbeda pada tataran kalimat dengan makna yang sama.

Setelah melakukan penelaahan terhadap unsur-unsur akad dalam akad Ijarah Mumtahiya Bitamlik (IMBT), perlu dilakukan penyempurnaan kembali terhadap beberapa catatan penting sesuai dengan Pedoman Akad Syariah (PAS) Asosiasi BMT Indonesia dan Fatwa DSN MUI tentang Ijarah Mumahiyaa Bitamlik (IMBT) , antara lain: menentukan hari, tanggal dan tahun dibuatnya kontrak. a) Memastikan nama, alamat dan nomor identitas pihak I. b) Memastikan permohonan pembiayaan dilengkapi oleh pihak I. Penetapan peralihan kepemilikan barang sewaan pada KSPPS BMT Gumarang Akbar Syariah dilakukan dengan mengajukan hibah pada akhir akad ijarah. Sedangkan pada KSU BMT Al-Hidayah terdapat dua pilihan pengalihan kepemilikan, yaitu dengan pengalihan dan jual beli di akhir masa akad ijarah.

Gambar 8 Alur Pengajuan Pembiayaan
Gambar 8 Alur Pengajuan Pembiayaan

Gambaran Umum Koperasi Syariah

  • Gambaran Umum BMT Gumarang Akbar Syariah Pendirian KSPPS Gumarang Akbar Syariah di gagas dan
  • Gambaran Umum BMT Al-Hidayah

Sejarah berdirinya BMT Al-Hidayah bermula dari keinginan untuk membangun perekonomian desa yang sesuai dengan syariat Islam. dua puluh juta rupiah) dan modal yang besar ditambah dengan niat yang tulus untuk membantu pedagang kecil dan lemah, didirikanlah BMT Al-Hidayah. Secara umum prosedur pembiayaan di BMT Al-Hidayah meliputi wawancara antara staf BMT dengan mitra;

Konsep dasar operasional BMT Al-Hidayah mempunyai tiga prinsip yang terdiri dari: pertama, sistem bagi hasil, kedua, sistem jual beli, dan ketiga, sistem keutamaan (Al-Qardh). Ada dua jenis akad yang dilaksanakan oleh BMT Al-Hidayah, yaitu akad pengerahan dana (funding) dan akad penyaluran dana atau pembiayaan (Financing). Sedangkan akad pembiayaan atau penyaluran dana BMT Al-Hidayah terdiri dari empat jenis pembiayaan, yaitu: (1).

Gambar 9 Struktur BMT Gumarang Akbar Syariah
Gambar 9 Struktur BMT Gumarang Akbar Syariah

Komparasi Kepatuhan Syariah implementasi pada akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT)

  • Akad dilaksanakan sesuai tata cara syariah
  • Penempatan dana pada Perbankkan Syariah
  • Adanya Dewan Pengawas Syariah
  • Komposisi modal penyertaan dan pembiayaan berasal dari lembaga keuangan syariah
  • Pertemuan kelompok yang dihadiri pengurus, pengawas, Dewan Pengawas Syariah, Anggota Pendiri
  • Manajemen Koperasi Syariah memiliki sertifikat pendidikan pengelolaan lembaga lembaga keuangan
  • Frekuensi rapat Dewan Pengawas Syariah untuk membicarakan ketepatan pola pembiayaan yang
  • Dalam mengatasi pembiayaan bermasalah digunakan pendekatan syariah
  • Meningkatnya titipan ZIS dari anggota
  • Meningkatnya pemahaman anggota terhadap keunggulan system syariah dari waktu ke waktu

6 Pengurus Koperasi Syariah mempunyai sertifikat pendidikan pengurus lembaga keuangan syariah yang diterbitkan oleh pihak yang bersangkutan. Khusus KSPPS Gumarang Akbar Syariah terisi dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM, sedangkan KSU BMT Al-Hidayah hanya terisi, namun masih terdapat beberapa jabatan di DPS dengan struktur Koperasi Syariah di departemen Operasi. Dari data hasil wawancara dengan pimpinan koperasi syariah baik BMT Gumarang Akbar Syariah maupun BMT Al-Hidayah mengakses sumber permodalan dari lembaga perbankan syariah.

Pengurus Koperasi Syariah mempunyai sertifikat pendidikan pengelolaan lembaga keuangan, pendidikan pengelolaan lembaga keuangan syariah yang diterbitkan oleh pihak yang berwenang. Koperasi syariah dalam pengelolaannya memerlukan sumber daya manusia yang tidak hanya dibekali semangat, namun juga harus dibekali keterampilan (Skiil). Yang perlu diwaspadai adalah kemampuan koperasi syariah dalam memberikan insentif bagi DPS masih sangat kurang.

Tabel 1.4 Penilaian Kepatuhan Syariah
Tabel 1.4 Penilaian Kepatuhan Syariah

Implikasi Teoritis dan Praktis

  • Implikasi Teoritis
  • Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Dewan Pengawas Syariah (DPS), pengurus dan pengelola. Bagi DPS, meningkatkan intensitas pengawasan terhadap penerapan kepatuhan syariah pada lembaga keuangan, dan bagi pengurus dan pengelola agar lebih maksimal dalam penerapan standar operasional manajemen kepatuhan syariah.

Saran

  • Saran untuk Implemntasi Akad Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT)
  • Saran untuk kepatuhan Syariah Akad Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT)
  • Panduan Wawancara a. Untuk Anggota

Kepada KSU BMT Al-Hidayah agar memperhatikan agar tidak terjadi rangkap jabatan dalam Dewan Pengawas Syariah dengan pimpinan cabang, yang pada saat penelitian ini tidak menimbulkan benturan kepentingan. Peraturan Deputi Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 07/Per/Dep.6/IV. “Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bit-Tamlik (Leasing) Pada BMT Sidogiri Cabang Situbondo: Perspektif Maqashid Syari'ah.” Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam 1, no.

Analisis Implementasi Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 27/Dsn-Mui/Iii/2002 (Studi Kasus pada Bmt Amanah Kudus)” (2017). “Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 16/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Oleh Koperasi." Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Indonesia (2015): 37. Penerapan PSAK 107 untuk IJARAH Multiservice Financing pada BMT AL-Fath IKMI Cabang Legoso Kota Tangerang Selatan.” LIKUIDITAS 9, tidak.

Identitas Diri

Temu Ilmiah dan Seminar yang pernah diikuti

Jika PIHAK II secara sepihak menamatkan ijaroh pada barang sebelum berakhirnya jangka waktu yang dinyatakan dalam Pasal 1 ayat 1, PIHAK II wajib mengembalikan barang yang menjadi subjek ijaroh. Memastikan keseriusan PIHAK II dalam permohonan pembiayaan dengan perjanjian Ijaroh Mumtahia bi at-Tamlik ini. Sekiranya PIHAK II membatalkan Perjanjian Ijaroh Mumtahiya bi at Tamlik ini, PIHAK II mesti berbuat demikian.

Apabila nilai titipan lebih kecil dari nilai kerugian, PIHAK II setuju untuk membayar kekurangannya. Untuk menjamin keamanan dan pelaksanaan akad sebagaimana dimaksud dalam Akad Ijarah Multijasa ini, Pihak II menyerahkan jaminan. Pihak I dengan ini berhak atas barang tersebut tanpa ada pengecualian untuk menarik jaminannya dan/atau menjualnya kepada pihak manapun untuk melunasi kewajiban Pihak II.

Gambar

Tabel 1 Perbedaan Koperasi Syariah dan Konvensional .................... 20 Tabel 2 Pembiayaan berkaitan dengan Akad IMBT ..........................
Gambar 1 Data Jumlah Koperasi ........................................................
Gambar 1 Data Jumlah Koperasi
Gambar 2 Bagaian Kepatuhan Syariah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “ANALISIS AUDIT SYARIAH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (STUDI KASUS PADA KSPPS BMT NUSA UMMAT SEJAHTERA ARJAWINANGUN)” telah diajukan dalam