• Tidak ada hasil yang ditemukan

aplikasi akad ijarah muntahiya bittamlik di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "aplikasi akad ijarah muntahiya bittamlik di"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Para pegawai dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memberikan pelayanan yang baik dalam hal administrasi. Landasan hukum yang mengatur ketentuan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik terdapat pada fatwa DSN-MUI, sedangkan fatwa yang mengatur akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik terdapat pada Fatwa DSN Nomor: 27/DSN-MUI/III/2002. Puji kehadiran Allah. atas segala karunia dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul : “Penerapan Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik Pada Bank Syariah”.

Para staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Islam Nasional (IAIN) Bengkulu yang telah memberikan pelayanan yang baik dalam hal administrasi. Kepada keluarga FEBI IAIN Bengkulu dan Almamater Institut Agama Islam Nasional (IAIN) Bengkulu yang telah membooking saya. Salah satu bentuk akad baru lembaga keuangan syariah yang sudah ada adalah Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT).

Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) adalah sewa yang berakhir dengan peralihan kepemilikan barang atau semacam gabungan antara akad jual beli dan sewa atau lebih tepatnya sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang1. Selain UU Bank Syariah, Dewan Syariah Nasional juga menetapkan Ijarah Muntahiya Bittamlik berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan mengenai Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) dalam Fatwa DSN-MUI sebagai bagian dari Ekonomi Islam.

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan dapat dijadikan bahan perbandingan dalam mengkaji dan menganalisis akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) dan pengaturan Fatwa DSN-MUI.

PENDAHULUAN

  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penulisan
  • Kegunaan Penulisan
  • Metode Penulisan
  • Sistematika penulisan

Pada bab ini disajikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran dari hasil penelitian yang nantinya berguna untuk penelitian selanjutnya.

IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK

  • Landasan Dan Hukum Syariah
  • Rukun Dan Syarat-Syarat Ijarah
  • Bentuk Ijarah Muntahiya Bittamlik
  • Aplikasi Ijarah Muntahiya Bittamlik
  • Hak Dan Kewajiban
  • Manfaat Dan Resiko Yang Harus Diantisipasi

Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) adalah sewa yang diakhiri dengan peralihan kepemilikan barang atau semacam gabungan antara akad jual beli dengan sewa atau lebih tepatnya sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang10. Al-Bai' wal Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) merupakan rangkaian dua akad, yaitu akad al-Bai' dan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik. Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah transaksi sewa dengan akad menjual atau menghibahkan barang sewaan pada akhir jangka waktu sehingga transaksi ini berakhir dengan kepemilikan barang sewaan tersebut.14.

Peralihan hak milik atas suatu barang yang dititipkan oleh pemiliknya kepada penyewa dalam Ijarah Muntiya bittamlik terjadi apabila seluruh pembayaran sewa telah dilakukan dan barang tersebut telah berpindah dari Ijarah kepada penyewa dengan cara: Donasi, penjualan sebelum akad. . Sementara itu, “Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) adalah suatu transaksi sewa guna usaha antara Bank sebagai pemberi sewa dengan Nasabah sebagai penyewa atas suatu benda yang disewakan dalam jangka waktu tertentu, dengan kesepakatan awal untuk menjual atau menyerahkan barang tersebut. keberatan dari perjanjian sewa-menyewa pada akhir jangka waktu, sehingga transaksi ini diakhiri dengan peralihan hak milik atas barang sewaan tersebut.” Ijarah Muntahiya Bittamlik disebut juga ijara wa iqtina adalah perjanjian sewa-menyewa antara pemilik suatu barang tetap. (lessor) dan lessee ( lessee), untuk barang sewaan dimana penyewa diberikan pilihan untuk membeli barang sewaan tersebut pada saat masa sewa berakhir.

Ijarah Muntahiya Bittamlik dikenal di dunia perbankan sebagai sewa pembiayaan yang merupakan gabungan dari transaksi sewa dan. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, perbankan syariah menawarkan produk pembiayaan yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah dengan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT), yaitu produk akad Ijarah (sewa) dengan opsi pengalihan kepemilikan. Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) merupakan perjanjian sewa menyewa antara Bank Syariah dengan nasabah dimana nasabah akan memperoleh manfaat fasilitas Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT) dan nasabah wajib membayar sewa atas manfaat tersebut setiap bulannya. angsuran dalam jangka waktu tertentu.

Penerapan Ijarah Muntahiya Bittamlik pada bank syariah berupa: Pertama, pembiayaan investasi; ..seperti untuk pembiayaan barang modal seperti mesin; Kedua, pembiayaan konsumen, seperti untuk pembelian mobil, rumah dan sebagainya.31. 29Restianika Prisna Subroto, Bank Syariah Sebagai Penerima Hak Tanggungan dalam Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT), Universitas Airlangga. 31Daffa Muhammad Dzubyan, “Analisis Kartu Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia”, Amwaulana: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah.

32 Daffa Muhammad Dzubyan, “Analisis Piagam Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia”, Amwaulana: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah. Objek yang disewakan dalam akad Ijarah Muntaiya Bittamlik akan berpindah kepemilikan dari bank syariah kepada nasabah (lessee) pada akhir masa sewa karena terdapat pilihan dari penyewa untuk membeli objek yang disewakan pada saat masa sewa berakhir. Pada Lembaga Keuangan Syariah lebih spesifiknya hak dan kewajiban penyewa (Muajjir) dan penyewa (Musta'jir) dalam akad Ijarah Muntahiya Bittamlik dijelaskan dalam Fatwa DSN dan Peraturan Ketua Pasar Modal dan Keuangan. Badan Pengawas Lembaga (BAPEPAMLK) terkait dengan kontrak-kontrak yang digunakan dalam kegiatan perusahaan.

Dalam pelaksanaan Ijarah Muntahiya Bittamlik, pihak yang menyewakan (Muajjir) wajib membuat waad, yaitu janji untuk mengalihkan kepemilikan atas objek Ijarah Muntahiya Bittamlik pada akhir masa sewa. Ekonomi: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam memperoleh hak penguasaan barang apabila menggunakan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik.

FATWA DSN-MUI TENTANG IJARAH

38 Fatroyah Asr Himsyah, Eksistensi dan Partisipasi Majelis Ulama Indonesia Dalam Perkembangan Hukum Islam, Jurnal Hukum dan Syariah, Vol. 40Firman Sadri, Skripsi, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang Hukum Merokok, (Riau: UIN SSK, 2012), hal. 42Bambang Iwanto, Peran Bank Indonesia, Dewan Syariah Nasional, Badan Wakaf Indonesia, dan Baznas dalam Pengembangan Produk Hukum Ekonomi Islam di Indonesia, Iqtishadia, Vol.

Sebab, kesimpulan lokakarya ini menunjukkan adanya kecenderungan menyamakan bunga bank dengan riba.43 Maka pada tanggal 14 Oktober 1997, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan rapat kelompok pembentukan Dewan Syariah Nasional (DSN). 44 Kemudian lahirlah Dewan Syariah Nasional (DSN) pada tahun 1999 sebagai bagian dari Majelis Ulama Indonesia (MUI),45 kemudian usulan ini dilanjutkan sehingga DSN secara resmi disusun pada tahun 199846 dan didirikan pada tanggal 10 Februari 1999 menurut MUI. . Surat Keputusan (SK) No. 47 Bambang Iwanto, Peran Bank Indonesia, Dewan Syariah Nasional, Badan Wakaf Indonesia dan Baznas dalam Pengembangan Produk Hukum Dagang Islam di Indonesia, Iqtishadia, Vol. Dewan Syariah Nasional adalah dewan yang dibentuk oleh MUI dan bertugas menangani permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan lembaga keuangan syariah.

52Bambang Iwanto, Peran Bank Indonesia, Dewan Syariah Nasional, Badan Wakaf Indonesia, dan Baznas dalam Pengembangan Produk Hukum Ekonomi Islam di Indonesia, Iqtishadia, Vol. 60 Fatroyah Asr Himsyah, Eksistensi dan Partisipasi Majelis Ulama Indonesia Dalam Perkembangan Hukum Islam, Jurnal Hukum dan Syariah, Vol. 1, tidak. 1 Tahun 2010, hal. e) Sebagai penegak kebajikan dan keburukan. Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) sebagai lembaga yang mempunyai kewenangan membuat fatwa di bidang ekonomi syariah, mempunyai berbagai tugas dan wewenang 61 Dalam hal ini Pedoman Dasar DSN-MUI terdapat pada Bab IV Keputusan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia Nomor 1 Tahun 2000, tugas dan wewenang DSN-MUI yang memuat : 62.

62Eka Dahlan Uar, “Legalisasi Dewan Syariah Nasional dan Komite Perbankan Syariah dalam Pandangan Yurisprudensi Ekonomi Perbankan”, Tahkim, Vol. Mengeluarkan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk menghentikan penyimpangan terhadap fatwa yang dikeluarkan Dewan Syariah Nasional. 64Muhamad Ibnu Afrelian dan Imahda Khoiri, Legalitas dan Wewenang Dewan Syariah Nasional Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam Penyelenggaraan Lembaga Keuangan Syariah, Jurnal Ilmiah Mizani: Hukum, Ekonomi dan Agama hal.

67 Panji Adam, Fatwa Ekonomi Syariah: Konsep Metodologi dan Implementasinya pada Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: AMZAH, 2018), hal. 173. 68Nasrullah, Majelis Ulama Indonesia (MUI): Kajian Penggunaan Metodologi Qiyas Sebagai Upaya Penetapan Hukum Islam di Indonesia, Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Islam hal. 75Nasrullah, Majelis Ulama Indonesia (MUI): Kajian Penggunaan Metodologi Qiyas Sebagai Upaya Penetapan Hukum Islam di Indonesia, Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Islam hal.344.

Fatwa Dewan Syari'ah Nasional - Majelis Ulama Indonesia Tentang Al-Ijarah Al-Muntahiya Bi At-Tamlik. 83 Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafis, 2010), hal. MUI) Nomor: 27/DSN-MUI/III/2002 tentang Al-Ijarah Al-Muntahiya Bi At-Tamlik tentang Fatwa (terlampir) ).

Referensi

Dokumen terkait

60 BAB III PANDANGAN ULAMA KONTEMPORER DI INDONESIA TENTANG AKAD DANA TALANGAN HAJI DALAM PERBANKAN SYARIAH Akad Produk Dana Talangan Haji Sesuai dengan Fatwa DSN MUI nomor