• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siapa yang Paling Bertanggung Jawab

Dalam dokumen DIKTAT PENCEMARAN LINGKUNGAN (Halaman 50-60)

CH 4 Metan)

5. Siapa yang Paling Bertanggung Jawab

Manusia adalah “oknum” yang paling tepat untuk “kasus” ini. Semua terjadi karena ulah manusia baik itu secara sadar maupun tidak sadar. Semua dilakukan dalam rangka menopang kehidupan manusia.

Tidak tahukah anda bahwa sebuah komputer yang menyala selama 24 jam sehari menyumbangkan 1 ton (1000 kg) gas CO2 ke atmosfer setiap tahunnya, sementara kendaraan bermotor yang menempuh jarak 16.000 km dan menghabiskan bahan bakar 1200 liter dan menyumbangkan 3 juta ton (3.000.000.000 kg) CO2 ke udara. Dan lebih parah lagi, pembakaran hutan yang sekarang banyak terjadi di Indonesia ternyata menyumbang CO2 lima kali lebih banyak dari sumber-sumber yang lain. Padahal, hilangnya hutan berarti juga hilangnya pepohonan yang dapat menyerap CO2 di udara. Belum lagi penggunaan AC, proses industri, penggunaan pupuk, bahkan pembusukan sampah pun menghasilkan gas rumah kaca.

Dampak Pemanasan Global

Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.

Cuaca

Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut.

Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih

panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.

Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya Matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.

(Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

Tinggi muka laut

Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 - 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.

Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai,

dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.

Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.

Pertanian

Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung- gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

Hewan dan tumbuhan

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

Kesehatan manusia

Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria; persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti demam dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.

Sumber Energi Listrik Terancam

Kurangnya air akibat musim kemarau yang panjang bisa berdampak terhadap ketersediaan sumber energi. Turbin-turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA) tentu tidak akan berfungsi optimal jika ketinggian air di waduk-waduk atau danau tidak mencukupi. Kurangnya daya listrik, tentanu akan berdampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari di tingkat rumah tangga dan sektor industri.

Ekosistem Laut Terancam

Global warming juga mengancam kekayaan ekosistem laut. Seorang ilmuwan bernama Rod Fujita mengatakan bahwa terumbu karang bisa ikut menjadi korban pemanasan global. Penambahan suhu akan menyebabkan pemutihan (bleaching) terumbu karang, yaitu lepasnya algae zooxanthellae, sumber makanan dan pemberi warna, yang biasanya hidup di dalam terumbu karang. Jika sumber makanannya hilang, lama kelamaan terumbu karang pasti akan mati. Padahal, terumbu karang adalah rumah untuk beragam kehidupan di dalam laut.

Suhu Panas Tingkatkan Angka Kematian

Suhu yang semakin tinggi akan meningkatkan angka kematian, khususnya penderita gangguan jantung, karena sistem kardiovaskuler mereka harus bekerja ekstra keras untuk menjaga suhu tubuh sepanjang waktu. Serangan gelombang panas (heat wave) yang terjadi di Eropa pada tahun 2003 dan Chicago USA pada tahun 1995 adalah satu fenomena alam yang paling mengancam. Gelombang panas ini membuat ratusan orang tewas, tanaman mati kekeringan dan menimbulkan kebakaran hebat di berbagai tempat.

Suhu yang panas juga akan meningkatkan konsentrasi ozon di bagian bawah yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Lapisan ini dikenal sebagai smog, yang relatif tidak bergerak bercampur dengan nitrogen oksida dan berbagai zat berbahaya lainnya. Smog dapat menyebabkan asma pada anak-anak, merusak jaringan paru- paru, menimbulkan penyakit saluran pernapasan dan jantung dan pada akhirnya mengakibatkan kematian.

Dampak-dampak ini memang sering dikatakan sebagai ”diperkirakan”, tetapi perubahan pola cuaca, intensitas hujan dan musim kering, serta peningkatan bencana sudah mulai kita rasakan sekarang, tidak perlu menunggu 2030 atau 2050. Kalau peningkatan suhu rata-rata bumi tidak dibatasi pada 2 derajat Celcius maka dampaknya akan sulit dikelola manusia maupun alam!

Apa yang Harus Kita Lakukan ?

Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per- tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.

Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies

dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery).

Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.

Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.

Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas

melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara.

Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbondioksida sama sekali.

Hal-hal di atas memang pemecahan yang terlalu mengglobal dan mungkin kita bertanya apa yang harus kita lakukan? Jawabannya kita harus memulainya dari diri kita sendiri. If you want to change the world, you must change your self before.

Menurut para ahli dan ilmuwan dari Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) yang kita bisa lakukan adalah :

Di rumah

- Mengganti lampu bohlam biasa dengan lampu fluorescent yang hemat energi - Membeli dan menggunakan produk-produk daur ulang

- Membuat kompos dari sampah rumah tangga

- Menanam banyak pohon (bunga, tanaman hias lainnya dan pohon). Selain berfungsi mencegah global warming, juga memperindah rumah, halaman dan lingkungan.

- Membangun rumah dengan banyak jendela agar AC idak diperlukan.

- Mencabut semua kabel elektronik (TV, DVD player, charger telepon, dsb) ketika tidak digunakan.

- Mematikan lampu ketika meninggalkan ruangan

- Mengerinhkan pakaian tanpa alat pengering, cukup dengan panas matahari.

- Menggunakan sobekan kertas bekas untuk packing, daripada menggunakan Styrofoam.

Saat Berkendara

- Mengajak orang yang tujuannya searah naik bersama-sama

- Menggunakan transportasi umum seperti bus atau kereta, daripada mengendarai mobil atau motor sendirian ke kantor.

- Mematikan mesin mobil jika berhenti lebih dari satu menit.

- Hindari jalan macet. Selain mengurangi penggunaan bahan bakar, anda juga terhindar dari stres

- Mempertimbangkan saat yang tepat untuk menggunakan AC mobil

- Menurunkan barang yang tidak diperlukan dari bagasi, untuk efisiensi penggunaan bahan bakar.

- Mengendarai sepeda atau jalan kaki untuk menuju jarak yang dekat.

Di Kantor

- Mematikan monitor komputer ketika tidak digunakan lebih dari 20 menit.

- Mencetak tulisan pada kedua sisi kertas. Di perkuliahan dalam memasukkan tugas makalah lebih baik melalui internet atau menggunakan CD.

- Menggunakan tangga, bukan eskalator atau lift paling tidak sampai pada lantai ketiga. Selain mengurangi karbon, tubuh anda menjadi sehat.

Saat Berbelanja

- Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.

- Memilih produk yang dapat diisi ulang

- Berbelanja di tempat yang paling dekat rumah dan sekaligus dalam jumlah yang banyak untuk menghemat bahan bakar, tenaga dan waktu.

Selain itu, perlu adanya dukungan pemerintah dalam menjalankan hal ini. Tindakan- tindakan yang bisa dilakukan adalah :

1. Mengeluarkan kebijakan yang berwawasan lingkungan seperti kajian AMDAL yang benar untuk setiap pembangunan kawasan industri dan bisnis.

Selain itu, adanya tata ruang yang tepat yang merepresentatifkan daerah hutan dan penyerapan air yang lebih luas.

2. Law enforcement yang lebih kuat. Seperti pembebasan daerah aliran sungai dari pemukiman, perbaikan daerah aliran sungai, hukuman terhadap pelaku illegal logging (penebangan hutan) dan sebagainya.

3. Penetapan standar emisi buangan dan tindakan pengawasannya. Tidak mengijinkan kendaraan yang emisinya lebih dari standar yang ada.

4. Pembuatan perumahan yang secara vertikal atau rumah susun. Hal ini mengurangi pembebasan lahan dan mengurangi pembabatan daerah hutan atau pepohonan.

5. Mengalokasikan dana ke sektor pelestarian lingkungan seperti penghijauan, pembuatan taman atau hutan di tengah kota, penanaman bakau di daerah pantai dan sebagainya.

Akhirnya, ”kepak-kepak kecil jutaan kupu-kupu mampu menghasilkan badai gurun”.

Karena itu, jika Anda sudah berhasil mendorong diri Anda untuk peduli, ajaklah orang-orang di sekitar anda, agar pemulihan bumi ini bisa berjalan lebih cepat. Mari kita mulai saat ini juga.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2007. Pemanasan Global. Diakses dari

http://www.wikipedia.indonesia/pemanasan_global

Anonimous. 2003a. Sekilas Tentang Pemanasan Global dan Perubahan Iklim (bagian pertama). Diakses dari http://www.beritabumi.com/artikel

Anonimous. 2003b. Sekilas Tentang Pemanasan Global dan Perubahan Iklim (bagian kedua). Diakses dari http://www.beritabumi.com/artikel

Ardiansyah A.A. 2007. Pemanasan Global. Diakses dari http://www.kotakediri.go.id Utami V.S. 2007. Global Warming : Bumi Kita dalam Bahaya!. Majalah Nirmala

Edisi September 2007.

BAB IV

PENCEMARAN TANAH

A. Pendahuluan

Pencemaran tanah merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya bahan kimia yang dibuat oleh manusia atau terjadinya perubahan lingkungan secara alami pada tanah. Pencemaran dengan tipe seperti ini khususnya terjadi karena rusaknya tangki- tangki penyimpanan di bawah tanah, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah yang terpencemaran ke dalam lapisan air bagian bawah, perembesan dari limbah-limbah pembuangan atau pembuangan secara langsung limbah industri ke tanah. Bahan kimia yang paling umum yang menyebabkan pencemaran tanah meliputi hidrokarbon dari minyak bumi, bahan pelarut, pestisida, timbal, dan logam berat lainnya. Kejadian ini merupakan fenomena yang berhubungan dengan proses industrialisasi dan intensitas penggunaan bahan kimia.

Perlunya perhatian terhadap pencemaran tanah karena adanya resiko kesehatan, baik kontak langsung, maupun secara tidak langsung yang terjadi karena adanya pencemaran pada persediaan air. Pemetaan lokasi-lokasi tanah yang tercemar dan hasil-hasil pembersihannya menghabiskan waktu yang banyak dan merupakan tugas yang mahal, membutuhkan ilmu geologi, hidrologi, ilmu kimia, dan keahlian dalam penggunaan modeling komputer.

Di Amerika Utara dan Eropa Barat luasnya tanah yang telah tercemar telah diketahui secara umum dengan banyaknya negara di daerah tersebut yang mempunyai kerangka legal dalam mengidentifikasi dan ikut serta dalam masalah lingkungan ini, tetapi hal ini hanya merupakan puncak gunung es di laut dimana negara-negara berkembang akan menghadapi kasus yang sama untuk generasi yang akan datang dengan pencemaran tanahnya.

Besarnya dan pertumbuhan yang terjadi secara terus-menerus dari masyarakat Republik Cina sejak 1970an harus dibayar mahal dengan terjadinya peningkatan polusi tanah. Peraturan tentang perlindungan terhadap lingkungan di Amerika Serikat telah dibuat dalam rangka memperoleh pangan yang aman dan untuk pertumbuhan secara terus menerus dari pertaniannya. Menurut data yang diperoleh, 150 juta mil (100.000 km2) dari tanah yang ditanami di Cina telah tercemar, dimana air yang telah tercemar digunakan untuk irigasi sebesar 32,5 juta mil dan 2 juta mil (1300 km2) ditutupi atau dirusak oleh sampah padat. Secara keseluruhan dapat dihitung 1/10 untuk tanah-tanah yang ditanami di Cina dan pada umumnya merupakan daerah yang secara ekonomi sangat berkembang telah tercemar.

Diperkirakan sebanyak 12 juta ton biji-bijian telah tercemar dengan logam berat setiap tahun dan menyebabkan kerugian langsung sebesar 20 milyar yuan (2,57 milyar US$).

Amerika Serikat, meskipun ditemukan adanya pencemaran tanah yang tersebar luas, telah benar-benar menjadi pemimpin dalam mendefinisikan dan melaksanakan standar untuk pembersihan tanah tersebut. Negara-negara industri lainnya mempunyai sejumlah lokasi yang telah tercemar tetapi tidak seperti di Amerika Serikat dalam upaya mengusahakan pembersihan tanah. Negara-negara berkembang juga menjadi prioritas utama dari generasi yang akan datang untuk kasus-kasus pencemaran tanah yang baru.

Setiap tahun di Amerika Serikat, terdapat ribuan lokasi tanah yang tercemar dibersihkan, kebanyakan menggunakan mikroba yang memakan bahan kimia beracun yang terdapat pada tanah. Banyak cara lainnya seperti dengan melakukan penggalian sederhana dan dengan teknologi tinggi yang lebih mahal yaitu tanah diekstraksi dengan uap atau dengan teknologi menara stripper. Pada waktu yang sama di seluruh dunia telah diusahakan menciptakan dan mengidentifikasi daerah- daerah baru yang tanahnya telah tercemar terutama di negara-negara industri selain Amerika Serikat, dan di negara-negara berkembang yang kekurangan biaya dan teknologi untuk melindungi tanah secara baik.

Dalam dokumen DIKTAT PENCEMARAN LINGKUNGAN (Halaman 50-60)

Dokumen terkait