BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Kajian Teori
3. Sikap
Sikap Spiritual yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Perilaku standart yang harus dimiliki oleh seseorang yang berhubungan dengan kejiwaan yang menyangkut rohani dan batin atau iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4. Sikap Sosial
Sikap Sosial yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang dalam menentukan sesuatu yang berhubungan dengan orang lain, lingkungan maupun masyarakat.
Berdasarkan beberapa definisi istilah di atas, maka yang dimaksud terkait judul penelitian penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap peserta didik di MI Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah kabupaten Jember ini adalah bagaimana penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik.
F. Sistematika Penulisan
Adapun Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Bab satu pendahuluan, bab ini terdiri dari konteks penelitian Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, definisi istilah, Sistematika Penulisan.
Bab dua kajian kepustakaan, bab ini berisi tentang kajian terdahulu dan kajian teori tentang pendidikan karakter, budaya madrasah, dan sikap.
Bab tiga metode penelitian, bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, subjek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan keabsahan data, serta tahapan-tahapan dalam penelitian.
Bab empat paparan data dan analisis, bab ini berisi tentang paparan data dan analisis, serta temuan penelitian dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi terkait fokus penelitian.
Bab lima pembahasan, bab ini berisi tentang hasil penelitian yang dikorelasikan dengan teori yang digunakan dengan menyesuaikan pada fokus penelitian.
Bab enam penutup, bab ini berisi tentang pokok hasil penelitian atau kesimpulan, tindak lanjut penelitian, dan saran-saran atau rekomendasi yang diajukan oleh peneliti.
Salah satu dari tujuan dari penyajian penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui letak perbedaan dan persamaan kajian penelitian yang lakukan dengan kajian penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Dari beberapa penelusuran yang telah dilakukan oleh peneliti, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya terkait penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini
1) Robby Baskara Mb. Rokhim, 2019. “Model Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Madrasah (Studi Kasus MI Negeri I Kota Malang)”. Tesis Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Konsep penguatan karakter adalah membentuk akhlak mulia dengan penanaman iman sebagai pondasi utama. Pembentukan akhlak dilakukan dengan pembiasaan yang dilakukan di lingkungan madrasah, nilai-nilai karakter tidak diajarkan dalam bentuk materi pelajaran, namun dikembangkan dengan pembiasaan-pembiasaan yang ada di lingkungan madrasah. (2) Implementasi penguatan pendidikan karakter dilakukan melalui pengembangan aturan, norma, dan tradisi madrasah dengan membentuk program khusus secara struktural yaitu PPKAM. (3) Implikasi implementasi penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah
16
adalah peserta didik terbiasa dengan perilaku yang mencerminkan budaya religius yang dilakukan dalam kebiasaan sehari-hari, menjadi pribadi yang berakhlak mulia.21
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dalam tehnik keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber, dan tehnik, kemudian pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Adapun perbedaannya ialah penelitian ini fokus memusatkan dalam (1) mengungkapkan konsep penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah. (2) Mendeskripsikan implementasi penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah. (3) Mendeskripsikan implikasi dari implementasi penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah. Sedangkan penelitain yang akan dilakukan oleh peneliti mengfokuskan pada penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah dalam membentuk sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik.
2) Rinatul Khumaimah, 2018. “Manajemen Budaya Madrasah Ibtida‟iyah (Studi Multisitus Di Mi Nurul Ulum Unggulan Sukorejo Bojonegoro Dan Min Kepatihan Bojonegoro)”. Tesis Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
21Robby Baskara Mb. Rokhim, “Model Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Madrasah (Studi Kasus MI Negeri I Kota Malang)”, (Tesis, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2019), xvi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa budaya MI telah memberikan identisas tersendiri bagi madrasah dan berpengaruh pada pembentukan kepribadian peserta didik. MINU Unggulan Sukorejo memiliki identitas dengan label salaf di lingkungan masyarakat sekitar atas budayanya yang dibagun yaitu berakhlakul karimah berasaskan ASWAJA. Sedangkan MIN Kepatihan lebih dikenal dengan budaya peduli yang meliputi peduli lingkungan dan peduli sosial.22
Peramaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, kemudian datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam pengumpulan datanya. Sedangkan perbedaannya ialah pengujian keabsahan data yang diperoleh dilakukan melalui trianggulasi metode, sumber data, dan trianggulasi teori, kemudian penelitian Rinatul Khumaimah ini memusatkan pada pembahasan terkait manajemen budaya madrasah, dan apa saja problematika yang dihadapi dalam manajemen budaya madrasah ibtida„iyah MINU Unggulan (Madrasah Ibtida„iyah Nurul Ulum) Sukorejo Bojonegoro dan MIN Kepatihan Bojonegoro.
3) Ika Tulus Pratiwi, 2019. “Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul Di MAN 3 Sleman Dan MAN 1 Yogyakarta”. Tesis Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
22Rinatul Khumaimah, “Manajemen Budaya Madrasah Ibtida‟iyah (Studi Multisitus Di Mi Nurul Ulum Unggulan Sukorejo Bojonegoro Dan Min Kepatihan Bojonegoro)”. (Tesis, Tesis Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2018), vi.
Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa; (1) Kharakteristik Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul mencakup; pertama, Budaya Madrasah yang berkembang melalui sistem nilai inti madrasah, kebiasaan dan peraturan madrsah, ke- dua Kebijakan Kepala Madrsah dalam mendukung pembinaan sikap spiritual peserta didik, ke-tiga, Sistem pembelajaran yang terintegrasi dan menekankan nilai-nilai spiritualitas. (2) Implementasi Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul dilaksanakan sesuai dengan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantoro yakni adanya keseimbangan pembinaan sikap spiritualitas secara utuh dan menyeluruh melalui kerjasama antara keluarga, madrsah dan masyarakat. (3) Keunggulan Pendidikan Sikap Spiritual di MAN 3 Sleman dan MAN 1 Yogyakarta dalam praktik pedidikan sikap spiritual peserta didik yang terdapat banyak kesamaan dalam praktik kegiataan spiritual, program, nilai karakteristik, dan teknik kegiatan..23
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan pendekatan kualitatif, tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan analisis data menggunakan model melles & Hubermant trianggulasi data. Adapun perbedaannya ialah penelitian ini fokus pada pendidikan sikap spiritual dari sisi karakteristik, implementasi, dan keunggulannya.
23Ika Tulus Pratiwi, “Pendidikan Sikap Spiritual Siswa Berbasis Budaya Madrasah Unggul Di MAN 3 Sleman Dan MAN 1 Yogyakarta”, (Tesis, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019), ix.
4) Eni Indarwati, 2019. “Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah Di Sekolah Dasar Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari Gunungkidul”. Tesis Pascasarjana Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamanpeserta didik Yogyakarta.
Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa; 1) implementasi penguatan pendidikan karakter melalui budaya sekolah dilakukan melalui: pembiasaan, keteladanan, pelibatan pemangku kepentingan, kepatuhan terhadap tata tertib sekolah, branding sekolah, literasi, dan ekstrakurikuler. 2) Kendala implementasi penguatan pendidikan karakter:
kemampuan guru dalam memberi nasihat, mempengaruhi, dan memotivasi peserta didik, sulit mengukur keberhasilan penanaman nilai- nilai karakter, belum sinkron antara pembiasaan dan keteladanan karakter yang ditanamkan di sekolah dengan perlakuan, pembiasaan, dan keteladanan di rumah. 3) Hasil dari implementasi penguatan pendidikan karakter diantaranya adalah: peserta didik menjadi pribadi yang shaleh/shaleha, peserta didik memiliki integritas moral yang tinggi, peserta didik memiliki akhlakul karimah.24
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data menggunkan triangulasi data yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumen. Adapun perbedaannyaialah penelitian ini fokus pada bagaimana implementasi penguatan pendidikan karakter
24 Eni Indarwati, “Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah Di Sekolah Dasar Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari Gunungkidul”, (Tesis, Pascasarjana Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, 2019), iv.
melalui budaya sekolah, kendala dan pendukung, serta hasil dari implementasi penguatan pendidikan karakter.
5) Syaipul Bakri, 2021. “Penguatan Program Pendidikan Karakter Religius Peserta didik Melalui Implementasikurikulum Bina Pribadi Islam (BPI) Di Sdit Iqra‟ 2 Kota Bengkulu”. Tesis Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri (Iain) Bengkulu.
Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa hasil penguatan pendidikan karakter religius di SDIT Iqra‟ 2 Kota Bengkulu ditemukan bahwa terdapat sejumlah karakter yang sudah dilakukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan sekolah.
Sejumlah karakter tersebut diukur dengan kriteria karakter sebagai berikut: 1) Akidah yang bersih, 2) Ibadah yang benar, 3) Kepribadian yang matang dan berakhlak mulia, 4) Pribadi yang sungguh-sungguh, disiplin dan mampu menahan nafsunya, 5) Mampu membaca, menghafal, dan memahami Al Qur‟an, 6) Mutsaqoful fikri (berwawasan luas), dan 7) Memiliki ketrampilan hidup (Kesehatan dan kebugaran, lifeskill dan berwirausaha, pengembangan diri).25
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan jenis penelitian lapangan (field research), dengan pendekatan kualitatif, dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun perbedaannya ialah penelitian ini fokus pada penguatan pendidikan
25Syaipul Bakri, “Penguatan Program Pendidikan Karakter Religius Siswa Melalui Implementasikurikulum Bina Pribadi Islam (BPI) Di Sdit Iqra‟ 2 Kota Bengkulu”,(Tesis, Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri (Iain) Bengkulu, 2021), x.
karakter religius melalui implementasi kurikulum Bina Pribadi Islami SDIT IQRA‟.
6) Miftahudin, 2018. “Penanaman Sikap Spiritual Dan Sosial Peserta Didik Pada Kurikulum 2013 Sma Negeri 2 Kebumen”. Tesis Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.
Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa arah sikap spiritual dan sosial peserta didik; mengembangkan nilai-nilai karakter, pondasi bertingkah laku, membentuk jiwa islami, berinteraksi dengan lingkungan sekolah dan menciptakan rasa aman, nyaman dan damai; penanaman sikap spiritual dan sosial melalui dua kegiatan, intrakurikuler yaitu pembiasaan membaca asmul husna, membaca Al-Qur‟an pada hari kamis, pembelajaran pendidikan agama islam, bimbingan konseling, shalat dhuhur berjama‟ah dan smanda iqra club. Kedua ekstrakurikuler yaitu rohis, PMR dan Pramuka; hasil penanaman sikap spiritual dan sosial yaitu: berdo‟a sebelum dan sesudah kegiatan, shalat diawal waktu, mengucapkan salam, datang tepat waktu, patuh terhadap aturan sekolah, aktif bekerja kelompok, toleransi pendapat, berkata baik, dan proaktif dan responsif.26
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan penelitian kualitatif, dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara terstuktur, observasi partisispasi, dokumentasi. Teknik analisis data yang
26Miftahudin, “Penanaman Sikap Spiritual Dan Sosial Peserta Didik Pada Kurikulum 2013 Sma Negeri 2 Kebumen”, (Tesis Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (Iain) Purwokerto, 2018), vi.
digunakan yaitu meliputi tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, serta pengujian keabsahan datanya dengan triangulasi sumber dan teknik. Adapun perbedaannya ialah penelitian ini fokus pada penanaman sikap spiritual dan sosial peserta didik dengan mengembangkan nilai-nilai karakter melalui dua kegiatan, yakni kegiatan intrakurikuler danekstrakurikuler.
7) Nurrohmah, Subiyantoro, M. Agung Rokhimawan, 2015. “Studi Proses Indirect Teaching Dalam Pembentukan Karakter Diri Keimanan Dan Sikap Sosial (Kajian Komparatif-Implementatif Pembelajaran Kurikulum 2013 Perspektif Sosiologi Pendidikan Di SMA Muhammadiyah I dan SMA BOPKRI I Yogyakarta)” Jurnal Pendidikan Agama Islam Progres Volume 3 Nomor 3 Oktober.
Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa pembentukan karakter diri keimanan dalam Indirect Teaching pada kedua sekolah ini, sama-sama belum tampak muncul dalam konteks pembelajaran di kelas.
Strategi penguatan implementasi kurikulum 2013 dalam membangun karakter Iman dan Sosial pada ke dua sekolah ini, dapat terlihat melalui kegiatan di sekolah yang bersifat kultural dengan titik tekan dan karakteristik yang berbeda. Karakter Iman terbangun melalui kegiatan yang terkait dengan kegiatan keagamaan, sedangkan karakter sosial
seperti kedisiplinan, patriotisme, kekeluargaan, dan keramahan juga terbangun dalam kegiatan kultural di sekolah.27
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan pendekatan kualitatif, sampel sumber data diperoleh secara pusposive sampling, dan uji keabsahan data dengan triangulasi.Adapun perbedaannyaialah penelitian ini fokus pada mengungkap mengenai bagaimana peluang yang ada dalam kurikulum 2013 dalam membentuk konsep diri religius peserta didik, sebagai kontribusi pendidikan di sekolah dalam pembentukan karakter peserta didik melalui studi proses indirect teaching.
8) Ika Tulus Pratiwi, 2019. “Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul Di MAN 3 Sleman Dan MAN 1 Yogyakarta”. Tesis Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa; 1) Kharakteristik Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul mencakup; pertama, Budaya Madrasah yang berkembang melalui sistem nilai inti madrasah, kebiasaan dan peraturan madrsah, ke-dua Kebijakan Kepala Madrsah dalam mendukung pembinaan sikap spiritual peserta didik, ke-tiga, Sistem pembelajaran yang terintegrasi dan menekankan nilai-nilai spiritualitas. 2) Implementasi Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul dilaksanakan
27Nurrohmah, Subiyantoro, M. Agung Rokhimawan, “Studi Proses Indirect Teaching Dalam Pembentukan Karakter Diri Keimanan Dan Sikap Sosial (Kajian Komparatif-Implementatif Pembelajaran Kurikulum 2013 Perspektif Sosiologi Pendidikan Di SMA Muhammadiyah I dan SMA BOPKRI I Yogyakarta)” Jurnal Pendidikan Agama Islam Progres Volume 3 Nomor 3 Oktober 2015, 107
sesuai dengan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantoro yakni adanya keseimbangan pembinaan sikap spiritualitas secara utuh dan menyeluruh melalui kerjasama antara keluarga, madrsah dan masyarakat. 3) Keunggulan Pendidikan Sikap Spiritual di MAN 3 Sleman dan MAN 1 Yogyakarta dalam praktik pedidikan sikap spiritual peserta didik yang terdapat banyak kesamaan dalam praktik kegiataan spiritual, program, nilai karakteristik, dan teknik kegiatan.28
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan penelitian kualitatif, tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi wawancara, dan dokumentasi, dan analisis data menggunakan model melles &
Hubermant. Adapun perbedaannya ialah penelitian ini fokus pada mengungkap mengenai bagaimana kharakteristik, implementasi, dan keunggulan Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul.
9) Ngadiyono, 2017. “Implementasi Pendidikan Karakter Di MI Negeri 2 Sleman Yogyakarta”. Tesis Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa; 1) Kepala madrasah telah melakukan perencanaan pendidikan karakter secara terprogram dalam visi dan misi MIN 2 Sleman. Guru telah melakukan perencanaan pendidikan karakter dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. 2) Kepala madrasah memiliki peran sebagai leader dengan
28Ika Tulus Pratiwi, “Pendidikan Sikap Spiritual Siswa Berbasis Budaya Madrasah Unggul Di MAN 3 Sleman Dan MAN 1 Yogyakarta”, (Tesis, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019), ix.
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan dan mengawasi program implementasi pendidikan karakter. 3) Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan di MIN 2 Sleman adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. 4) Implementasi pendidikan karakter di MIN 2 Sleman dilaksanakan secara terintegrasi pada setiap mata pelajaran dan setiap kegiatan ekstrakurikuler. 5) Faktor pendukung implementasi pendidikan karakter di MIN 2 Sleman meliputi visi dan misi madrasah, komitmen kepala madrasah, SDM guru, karyawan, dan orang tua peserta didik serta lingkungan masyarakat yang Islami.29
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan penelitian kualitatif, dan data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun perbedaannya ialah penelitian ini fokus pada mengungkap mengenai bagaimana perencanaan serta peran kepala sekolah, guru dan karyawan MIN 2 Sleman dalam implementasi pendidikan karakter, dan mengidentifikasi nilai-nilai yang diimplementasikan dalam pendidikan karakter, serta menemukan faktor- faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pendidikan karakter di MIN 2 Sleman.
29Ngadiyono, “Implementasi Pendidikan Karakter Di MI Negeri 2 Sleman Yogyakarta”, (Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, 2017), ii.
10) Indriya Rukmawati, 2017. “Implementasi Penguatan Pendidikan karakter (PPK) melalui kegiatan pembiasaan berbasis budaya sekolah dalam peningkatan mutu sekolah multisitus di UPT SMPN 3 Srengat dan UPT SMPN 1 Nglegok kabupaten Blitar”. Tesis Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa implementasi penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan pembiasaan berbasis budaya sekolah dalam peningkatan mutu sekolah di UPT SMPN 3 Srengat dan UPT SMPN 1 Nglegok kabupaten Blitar adalah adanya; a) perencanaan sebelum penerapan penguatan pendidikan karakter, b) mendesain kurikulum, c) menyusun jadwal harian/mingguan, d) Evaluasi peraturan sekolah, e) pengembangan budaya/tradisi sekolah, f) pengembangan kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus komitmen menjadi teladan bagi guru, karyawan, peserta didik, dan bahkan orang tua peserta didik. Semangat yang dimiliki kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap terwujudnya budaya dan iklim yang akan tercipta di lingkungan sekolah.30
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif, dan juga membahas tentang pengauatan pendidikan karakter. Adapun
30Indriya Rukmawati, “Implementasi Penguatan Pendidikan karakter (PPK) melalui kegiatan pembiasaan berbasis budaya sekolah dalam peningkatan mutu sekolah multisitus di UPT SMPN 3 Srengat dan UPT SMPN 1 Nglegok kabupaten Blitar”, (Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, 2017), xv.
perbedaannya ialah penelitian ini menggunakan rancangan multi-situs, dan berbasis budaya sekolah.
Tabel 2.1
Persamaan dan perbedan penelitian No Nama, judul
Penelitian, dan tahun
Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Robby Baskara Mb.
Rokhim, 2019. Model Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Madrasah (Studi Kasus MI Negeri I Kota Malang).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Konsep penguatan karakter adalah membentuk akhlak mulia dengan penanaman iman sebagai pondasi utama. (2) Implementasi penguatan
pendidikan karakter dilakukan melalui pengembangan aturan, norma, dan tradisi madrasah dengan membentuk program khusus secara struktural yaitu PPKAM. (3) Implikasi
implementasi penguatan
pendidikan karakter berbasis budaya madrasah adalah peserta didik terbiasa dengan perilaku yang mencerminkan budaya religius yang dilakukan dalam kebiasaan sehari- hari, menjadi pribadi yang berakhlak mulia
a. Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, b. Tehnik
keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber, dan tehnik.
c. Pengumpulan datanya menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Dalam penelitian ini a. Mengungkapkan
konsep penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah.
b. Mendeskripsikan implementasi penguatan
pendidikan karakter berbasis budaya madrasah.
c. Mendeskripsikan implikasi dari implementasi
penguatan
pendidikan karakter berbasis budaya madrasah
2 Rinatul Khumaimah, 2018. Manajemen Budaya Madrasah Ibtida‟iyah (Studi Multisitus Di Mi Nurul Ulum Unggulan Sukorejo Bojonegoro Dan Min Kepatihan Bojonegoro)”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya MI telah memberikan identisas tersendiri bagi madrasah dan berpengaruh pada pembentukan kepribadian peserta didik. MINU Unggulan Sukorejo memiliki identitas dengan label salaf di lingkungan
masyarakat sekitar atas budayanya yang dibagun yaitu
berakhlakul karimah berasaskan
ASWAJA.
Sedangkan MIN Kepatihan lebih dikenal dengan budaya peduli yang meliputi peduli lingkungan dan peduli sosial.
a. Pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi b. Analisis datanya
terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi.
c. Menggunakan pendekatan kualitatif
a. Pengujian
keabsahan data yang diperoleh dilakukan melalui trianggulasi metode, sumber
data, dan
trianggulasi teori.
b. Penelitian ini memusatkan pada pembahasan terkait manajemen budaya madrasah, dan apa saja problematika yang dihadapi dalam manajemen budaya madrasah
ibtida„iyah MINU Unggulan
(Madrasah
Ibtida„iyah Nurul Ulum) Sukorejo Bojonegoro dan MIN Kepatihan Bojonegoro.
3 Ika Tulus Pratiwi,
“Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul Di MAN 3 Sleman Dan MAN 1 Yogyakarta”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a. Budaya
Madrasah yang berkembang melalui sistem nilai inti madrasah,
kebiasaan dan peraturan
madrsah.
b. Kebijakan Kepala Madrsah dalam mendukung pembinaan sikap spiritual peserta didik.
c. Sistem
a. Menggunakan pendekatan kualitatif, b. Tehnik
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi, c. Analisis data
menggunakan model melles &
Hubermant trianggulasi data
Penelitian ini fokus pada pendidikan sikap spiritual dari sisi karakteristik, implementasi, dan keunggulannya.
pembelajaran yang terintegrasi dan menekankan nilai-nilai
spiritualitas.
d. Implementasinya dilaksanakan sesuai dengan konsep
pendidikan Ki Hajar Dewantoro yakni adanya keseimbangan pembinaan sikap spiritualitas secara utuh dan menyeluruh melalui
kerjasama antara keluarga,
madrsah dan masyarakat.
e. Keunggulan Pendidikan Sikap Spiritual di MAN 3 Sleman dan MAN 1 Yogyakarta dalam praktik pedidikan sikap spiritual peserta didik yang terdapat banyak kesamaan dalam praktik kegiataan spiritual,
program, nilai karakteristik, dan teknik kegiatan.
4 Eni Indarwati,
“Implementasi
Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah Di Sekolah Dasar Muhammadiyah Al
1. implementasi penguatan pendidikan karakter melalui budaya sekolah dilakukan melalui:
a) Menggunakan pendekatan kualitatif.
b) Teknik pengumpulan data menggunkan triangulasi data
Penelitian inifokus pada:
a) Bagaimana implementasi penguatan
pendidikan karakter melalui budaya
Mujahidin Wonosari Gunungkidul”.
pembiasaan, keteladanan, pelibatan pemangku kepentingan, kepatuhan terhadap tata tertib sekolah, branding sekolah, literasi, dan ekstrakurikuler.
2. Kendala implementasi penguatan pendidikan karakter:
kemampuan guru dalam memberi nasihat,
mempengaruhi, dan memotivasi peserta didik, sulit mengukur keberhasilan penanaman nilai- nilai karakter, belum sinkron antara
pembiasaan dan keteladanan karakter yang ditanamkan di sekolah dengan perlakuan, pembiasaan, dan keteladanan di rumah.
3. Hasil dari implementasi penguatan pendidikan karakter diantaranya adalah: peserta didik menjadi pribadi yang
yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumen.
sekolah.
b) Kendala dan pendukung, serta hasil dari
implementasi penguatan
pendidikan karakter.