• Tidak ada hasil yang ditemukan

penguatan pendidikan karakter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "penguatan pendidikan karakter"

Copied!
306
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS BUDAYA MADRASAH DALAM MEMBENTUK SIKAP PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

MIFTAHUL ULUM KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER

TESIS

Oleh :

DIDIK FERMANSAH NIM: 0849418005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH PASCASARJANA UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

JUNI 2022

(2)

i

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS BUDAYA MADRASAH DALAM MEMBENTUK SIKAP PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

MIFTAHUL ULUM KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (M.Pd)

Oleh:

DIDIK FERMANSAH NIM: 0849418005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH PASCASARJANA UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

JUNI 2022

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv ABSTRAK

Fermansah, Didik, 2022. “Tesis dengan judul Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Madrasah Dalam Membentuk Sikap Peserta Didik Di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember” Pembimbing I: Prof. Dr. Hj. Titiek Rohanah Hidayati, M.Pd.

Pembimbing II: Dr. Hj, St, Rodliyah, M.Pd.

Kata Kunci: Penguatan Pendidikan Karakter, budaya madrasah, sikap.

Pendidikan tidak hanya mendidik para peserta didiknya untuk menjadi manusia yang cerdas, tetapi juga membangun kepribadiannya agar berakhlak mulia. Oleh karena itu, pendidikan karakter dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.Penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah di madrasah ibtidaiyah Miftahul Ulum Desa Jatisari Kecamatan Jenggawah menunjukkan bahwa dalam pengembangannya, dilaksanakan dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam kegiatan kehidupan sehari-hari dengan mengacu pada visi-misi yang bertujuan untuk membentuk sikap spiritual dan sosial peserta didik.

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap spiritual peserta didik di madrasah ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah? 2) Bagaimana penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap sosial peserta didik di madrasah ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah? Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap spiritual peserta didik di madrasah ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah. 2) Mendeskripsikan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap sosial peserta didik di madrasah ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Objek material penelitiannya kasus-kasus, program atau peraturan serta aktivitas keseharian siswa. Untuk itu pada bagian pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, selanjutnya analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan model interaktif milles, huberman, dan saldana dengan langkah-langkah antara lain; kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Hasil analisis menujukkan bahwa penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap spiritual peserta didik di madrasah ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah, diterapkan dengan melalui beberapa kegiatan yang membudaya, antara lain; 1) Budaya shalat dhuha dan dhuhur berjamaah, 2) Budaya dirosatil qur‟an, 3) Budaya pembacaan Yasin dan istighosah, 3) Budaya Perayaan hari besar Islam, 4) Budaya berdo‟a sebelum dan sesudah pembelajaran, 5) Budaya breffing pagi, 6) Budaya pembinaan aqidah.

Adapun terkait penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap sosial siswa dilaksanakan melalui penanaman nilai-nilai dalam kegiatan perwujudan fisik, pembiasaan rutin, dan spontanitas yang terwujud dalam prilaku disiplin, jujur, sopan santun, jiwa persatuan, dan tanggung jawab.

(6)

v ABSTRAK

Fermansah, Didik, 2022. "Thesis with the title Strengthening Character Education Based on Madrasah Culture in Shaping Student Attitudes at Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum, Jenggawah District, Jember Regency"

Supervisor I: Prof. Dr. Hj. Titiek Rohanah Hidayati, M.Pd. Advisor II: Dr.

Hj, St, Rodliyah, M.Pd.

Keywords: Strengthening Character Education, madrasa culture, attitude.

Education not only educates its students to become intelligent human beings, but also builds their personality so that they have noble character.

Therefore, character education is seen as an urgent need. Strengthening character education based on madrasa culture at Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Jatisari Village, Jenggawah District shows that in its development, it is carried out by internalizing character values in daily life activities with reference to the vision-mission which aims to shape students' spiritual and social attitudes.

The focus of the research in this study are: 1) How is the strengthening of madrasa culture-based character education in shaping the spiritual attitude of students at Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum, Jenggawah District? 2) How is the strengthening of madrasa culture-based character education in shaping the social attitudes of students at the Miftahul Ulum Madrasah Ibtidaiyah, Jenggawah District? The aims of this study are: 1) To describe the strengthening of madrasah culture-based character education in shaping the spiritual attitude of students at Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum, Jenggawah District. 2) Describe the strengthening of madrasa culture-based character education in shaping the social attitudes of students at the Miftahul Ulum Madrasah Ibtidaiyah, Jenggawah District.

This study uses a qualitative method with the type of case study research.

The object of the research material is cases, programs or regulations as well as students' daily activities. For this reason, the data collection section uses observations, interviews and documentation, then data analysis uses descriptive qualitative analysis with the interactive model of Milles, Huberman and Saldana with the following steps; data condensation, data presentation, and conclusion drawing. The validity of the data by using source triangulation and technical triangulation.

The results of the analysis show that strengthening character education based on madrasah culture in shaping students' spiritual attitudes at Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum, Jenggawah District, is implemented through several cultural activities, including; 1) The culture of dhuha and dhuhur prayers in congregation, 2) the culture of dirosatil qur'an, 3) the culture of reading Yasin and istighosah, 3) the culture of celebrating Islamic holidays, 4) the culture of praying before and after learning, 5) the culture briefing morning, 6) Culture of aqidah development. As for strengthening character education based on madrasa culture in shaping students' social attitudes, it is carried out through inculcating values in physical embodiment activities, routine habits, and spontaneity which are manifested in disciplined behavior, honesty, courtesy, a spirit of unity, and responsibility.

(7)

vi

صخللما

، كيديد ، هاسنامرف 2222

فقاوم ليكشت في ةسردلدا ةفاقث ساسأ ىلع ةيصخشلا ميلعت زيزعت ناونعب ةلاسر" . نيملعتملا

ةيئادتبا ةسردم في

ةواكنج ةقطنم ،مولعلا حاتفم يسنيجر

برجم ى .روتكد .روسيفوبرلا :لولأا فرشلدا "

ا نااىور كيتيت .ةج

،تيياادى :نياثلا راشتسلدا

ى روتكد ا ةج تيس .ةيضار

وجوتلا ، ةسردلدا ةفاقث ، ةيصخشلا ةيبترلا ةيوقت :ةيحاتفلدا تاملكلا .

، كلذل .ةليبن ةيصخشب نوعتمتي ثيبح مهتيصخش نيبي اًضيأ ونكلو ، ءايكذأ اًرشب اوحبصيل طقف وبلاط ميلعتلا فقثي لا

ونأ ىلع ةيصخشلا ميلعت لىإ رظنُي ةحلم ةجاح

حاتفم ةيئادتبا ةسردم في ةسردلدا ةفاقث ساسأ ىلع ةيصخشلا ميلعت زيزعت رهظُي.

عم ةيمويلا ةايلحا ةطشنأ في ةيصخشلا ميق باعيتسا للاخ نم هروطت في هذيفنت متي ونأ هواكنج ةقطنم ، يراسيتاج ةيرق مولعلا ليكشت لىإ فدته تيلا ةيؤرلا ةمهم لىإ ةراشلإا نٌملعتلدا

لدا عم .ةيعامتجلااو ةيحورلا فقاو ةيراجتلا تاملاعلا

"

ةينيد ةسردم

".

رومح ثحبلا في هذى ةساردلا وى : 1 ) فيك متي زيزعت ةيبترلا ةيصخشلا ةمئاقلا ىلع ةفاقث ةسردلدا في ليكشت فقولدا

يحورلا نٌملعتملل في ةسردم ةيئادتبا حاتفم مولعلا ، ةقطنم

؟ةواكنج 2 ) فيك متي زيزعت ةيبترلا ةيصخشلا ةمئاقلا ىلع ةفاقثلا في

ةسردلدا في ليكشت فقاولدا ةيعامتجلاا نٌملعتملل

في ةسردم حاتفم مولعلا ةيديتبلااو ، ةقطنم

؟ةواكنج فادىأ هذى ةساردلا يى :

1 ) فصو زيزعت ةيبترلا ةيصخشلا ةمئاقلا ىلع ةفاقث ةسردلدا في ليكشت فقولدا يحورلا نٌملعتملل في ةسردم ةيئادتبا فم حات مولعلا ،

ةقطنم ةواكنج . 2 ) فصو زيزعت ةيبترلا ةيصخشلا ةمئاقلا ىلع ةفاقث ةسردلدا في ليكشت فقاولدا ةيعامتجلاا نٌملعتملل

في ةسردم

حاتفم مولعلا ةيئادتبا ، ةقطنم ةواكنج .

ا وى ةيثحبلا ةدالدا نم فدلذا .ةيثحبلا ةلالحا ةسارد عون عم ةيعون ةقيرط ةساردلا هذى مدختست وأ جمابرلا وأ تلاالح

مدختسي ثم ، قيثوتلاو تلاباقلداو تاظحلالدا تناايبلا عجم مسق مدختسي ، ببسلا اذلذ .بلاطلل ةيمويلا ةطشنلأا كلذكو حئاوللا تناايبلا فيثكت ؛ ةيلاتلا تاوطلخا عم ناادلاسو نامربوىو زيليلد يلعافتلا جذومنلا عم يفصولا يعونلا ليلحتلا تناايبلا ليلتح ضرعو

نيفلا ثيلثتلاو ردصلدا ثيلثت مادختسبا تناايبلا ةحص .جاتنتسلاا مسرو تناايبلا .

متي ذيفنت زيزعت ميلعت ةيصخشلا ىلع ساسأ ةفاقث ةسردلدا في ليكشت فقاولدا ةيحورلا نٌملعتملل في ةسردم ةيئادتبا حاتفم

مولعلا ، ةقطنم ةواكنج ، نم للاخ ديدعلا نم ةطشنلأا ةيفاقثلا ، بم ا في كلذ ؛ 1 ) ةفاقث ةلاص ىحضلا رهظلاو في ةعاملجا ، 2 )

ةفاقث ليتاسوريد نآرقلا

، 3 ) ةفاقث ةءارق نٌسيا اسوغيتساو ، 3 ) ةفاقث لافتحلاا دايعلأبا ةيملاسلإا ، 4 ) ةفاقث ةلاصلا لبق دعبو

ملعتلا ، 5 ) ةفاقث ةطاحلإا ةيحابصلا ، 6 ) ةيمنت ةفاقث ةديقعلا امأ ةبسنلبا ةيوقتل ةيبترلا ةيصخشلا ةمئاقلا ىلع ةفاقث ةسردلدا في

ليكشت فقاولدا ةيعامتجلاا

،نٌملعتملل متي

اىذيفنت نم للاخ سرغ ميقلا في ةطشنأ ديسجتلا يدسلجا تاداعلاو ةينيتورلا ةيوفعلاو

تيلا ىلجتت في كولسلا طبضنلدا قدصلاو ةقابللاو حورو ةدحولا ةيلوؤسلداو

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan limpahan nikmat-Nya, sehingga tesis dengan judul “Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Madrasah Dalam Membentuk Sikap Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember”, ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah menuntun ummatnya menuju agama Allah sehingga tercerahkan kehidupan saat ini.

Penyusunan tesis ini, banyak pihak yang telibat dalam membantu penyelesainya. Oleh karena itu patut diucapkan terima kasih kepada mereka yang telah banyak membantu, membimbing dan memberikan dukungan demi terselesaikannya penulisan karya ilmiah berupa tesis ini.

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE. MM. selaku rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember yang telah memberikan ijin dan bimbingan yang bermanfaat.

2. Prof. Dr. Moh. Dahlan, M.Ag., selaku direktur pascasarjana Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq UIN KHAS) Jember yang selalu memberikan dorongan dan motivasi.

3. Dr. H. Abd. Muhith, S.Ag, M.Pd.I, selaku kaprodi pascasarjana Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq UIN KHAS) Jember yang selalu memberikan dorongan dan motivasi.

(9)

viii

4. Prof. Dr. Hj. Titiek Rohanah Hidayati, M.Pd., sebagai pembimbing I yang telah memberikan arahan, motivasi dalam menulis dan memberikan banyak ilmu serta bimbingan dengan penuh kesabaran, ketelitian dalam menyusun tesis 5. Dr. Hj. St. Rodliyah, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan

kontribusi, arahan serta motivasi dalam waktu bimbingan dan kesabaran sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar hingga sampai selesai.

6. Dr. H. Sofyan Hadi, M.Pd., selaku penguji utama yang telah memberikan kontribusi, arahan serta motivasi dalam ujian sidang dan kesabaran sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar hingga sampai selesai.

7. Dr. Lailatul Usriyah, M.Pd., selaku ketua sidang yang telah memberikan kontribusi, arahan serta motivasi dalam ujian sidang dan kesabaran sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar hingga sampai selesai.

8. Bapak Aminuddin Latif, S.Pd, selaku Kepala madrasah MI Miftahul Ulum Jenggawah yang telah berkenan memberikan izin penelitian, bekerjasama dan memberikan data beserta informasi penelitian dalam penyusunan tesis ini.

9. Seluruh dosen pascasarjana Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember yang telah banyak memberikan ilmu dan membimbing selama penulis menempuh pendidikan pascasarjana.

Semoga penyusunan tesis ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah keilmuan bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jember, Juni 2022

Didik Fermansah

(10)

ix

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Definisi Istilah ... 13

F. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Kajian Teori ... 38

1. Penguatan Pendidikan Karakter ... 38

a. Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter ... 38

(11)

x

b. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Implementasi

Penguatan Pendidikan Karakter ... 48

c. Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter ... 56

d. Nilai-nilai Utama Penguatan Pendidikan Karakter ... 58

2. Budaya Madrasah ... 65

a. Definisi Budaya Madrasah ... 65

b. Prinsin dan Fungsi Budaya Madrasah ... 69

c. Unsur-unsur Budaya Madrasah ... 71

d. Jenis-jenis Budaya Islami di Madrasah ... 73

3. Sikap ... 76

a. Definisi Sikap ... 76

b. Macam-macam Sikap ... 77

4. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Madrasah ... 85

C. Kerangka Konseptual... 98

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 99

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 99

B. Lokasi Penelitian ... 100

C. Kehadiran Peneliti ... 100

D. Subjek Penelitian ... 101

E. Sumber Data ... 103

F. Teknik Pengumpulan Data ... 104

G. Analisis Data ... 108

H. Keabsahan Data ... 111

(12)

xi

I. Tahapan-Tahapan Penelitian ... 111 BAB IV PAPARAN DATA, ANALISIS DAN TEMUAN PENELITIAN ... 115 A. Paparan Data dan Analisis ... 115

1. Penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap spiritual peserta didik di MI Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah ... 115 2. Penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah

dalam membentuk sikap sosial peserta didik di MI Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah ... 144 B. Temuan Penelitian ... 187

1. Penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap spiritual peserta didik di MI Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah ... 187 2. Penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah

dalam membentuk sikap sosial peserta didik ... 192 BAB V PEMBAHASAN ... 210

A. Penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap spiritual peserta didik di MI Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah ... 210 B. Penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam

membentuk sikap spiritual peserta didik di MI Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah ... 223

(13)

xii

BAB VI PENUTUP ... 242

A. Kesimpulan ... 242

B. Saran-Saran ... 243

DAFTAR PUSTAKA ... 245

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 253

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

No Tentang Hlm

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 28 Tabel 2.2 Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di Sekolah... 60 Tabel 4.1 Temuan penelitian... 206

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Tentang Hlm

Gambar 3.1 Analisis data model Miles, Huberman, dan Saldana... 108

Gambar 4.1 Visi dan misi MI Mifathul Ulum Jenggawah... 118

Gambar 4.2 Musholla MI Miftahul Ulum Jenggawah... 125

Gambar 4.3 Budaya shalat dhuha dan shalat dhuhur berjamaah... 127

Gambar 4.4 Kegiatan Pembinaan Aqidah... 131

Gambar 4.5 Breafing Senin pagi dalam upacara bendera... 134

Gambar 4.6 breafing rutin pagi hari... 135

Gambar 4.7 Kegiatan dirosatil qur’an... 136

Gambar 4.8 Kegiatan membaca surat Yasin dan istighosah... 139

Gambar 4.9 Kegiatan PHBI Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad Saw... 142

Gambar 4.10 Kegiatan Pondok Ramadhan... 142

Gambar 4.11 Kondisi fisik lembaga MI Miftahul Ulum... 146

Gambar 4.12 Sanksi piket halaman madarasah... 149

Gambar 4.13 Budaya kedisiplinan guru datang di madrasah... 151

Gambar 4.14 Kedisiplinan seragam dalam kegiatan upacara bendera... 153

Gambar 4.15 Kegiatan rutin piket kelas dan halaman madrasah... 155

Gambar 4.16 Pembentukan sikap disiplin duduk di dalam kelas... 156

Gambar 4.17 Poster kata bijak kedisiplinan... 157

Gambar 4.18 Poster kata bijak sikap jujur... 161

Gambar 4.19 Kegiatan rutinitas makan bersama... 165

Gambar 4.20 Kesolidan antar dewan guru... 166

Gambar 4.21 Kesolidan antar dewan guru di dalam kelas... 166

Gambar 4.22 Interaksi siswa dalam pembelajaran... 168

Gambar 4.23 5S (Senyum, Sapa, Salam Sopan dan Santun)... 171

Gambar 4.24 Sanksi mengerjakan tugas (PR) di jam istirahat... 175

Gambar 4.25 Jadwal tugas piket kelas... 178

Gambar 4.26 Kegiatan latihan upacara bendera... 180

Gambar 4.27 Sanksi piket kelas sebelum pulang... 181

(16)

xv

Gambar 4.28 Kegiatan pembelajaran dengan metode pemberian tugas... 184 Gambar 4.29 Jadwal daftar kelompok belajar bersama... 185 Gambar 4.40 Kegiatan tugas kelompok di kelas 5... 186

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Tentang Hlm

1 Daftar riwayat hidup... 253

2 Surat ijin penelitian... 254

3 Surat keterangan selesai penelitian... 255

4 Pernyataan keaslian tulisan... 256

5 Surat keterangan bebas tanggungan plagiasi... 257

6 Jurnal kegiatan penelitian... 258

7 Pedoman interview... 261

8 Pedoman observasi... 276

9 Dokumentasi wawancara... 283

(18)

xvii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

1. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:

No Arab Indonesia Keterangan Arab Indonesia Keterangan

1. ا „ Koma diatas ط t. Te dengan

titik dibawah

2. ب B Be ظ Z Zed

3. ت T Te ع „ Koma diatas

terbalik

4. ث Th Te ha غ Gh Ge ha

5. ج J Je ف F Ef

6. ح h. Ha dengan

titik dibawah

ق Q Qi

7. خ Kh Ka ha ك K Ka

8. د D De ل L El

9. ذ Dh De ha م M Em

10. ر R Er ن N En

11. ز Z Zed و W We

12. س S Es ه H Ha

13. ش Sh Es ha ء „ Koma diatas

(19)

xviii

14. ص s. Es dengan

titik dibawah

ي Y. Es dengan

titik dibawah

15. ض d. De dengan

titik dibawah

- - -

2. Vokal rangkap atau diftong Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dengan huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan gabungan huruf sebagai berikut:

i. Vokal rangkap ( وَأ) dilambangankan dengan gabungan huruf aw, misalnya:

al-yawm.

ii. Vokal rangkap ( يَأ) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya: al- bayt

3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat atau huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf dan tanda macron (coretan horisontal) di atasnya, misalnya ( ةَحِجاَفل ا=al-fatihah), (م ىُلُعل ا=al-ulum) dan ( ةَم يِق=qiyamah).

4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( دَح=haddun), ( دَس=saddun), (بِّيَط = tayyib).

5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah

(20)

xix

dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya (ث يَبل ا=al-bayt), (ءاَمَّسل =ا al-sama‟).

6. Ta‟ marbutah mati atau yang dibaaca sepertu ber-harakat sukun, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan ta‟marbutah yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya ( ِلَ َلَِهل ا ةَي ؤ ُر=ru‟yah al-hilal atau ru‟yatul hilal).

7. Tanda apostrof („) sebagai transliterasinya huruf hamzah hanya berlaku untuk yang terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya ( ةَي ؤ ُر=ru‟yah), (ءاَهَقُف=fuqaha‟).

(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Pendidikan tidak hanya mendidik para peserta didiknya untuk menjadi manusia yang cerdas, tetapi juga membangun kepribadiannya agar berakhlak mulia. Saat ini, pendidikan di Indonesia dinilai oleh banyak kalangan tidak bermasalah dengan peran pendidikan dalam mencerdaskan para peserta didiknya, namun dinilai kurang berhasil dalam membangun kepribadian peserta didiknya agar berakhlak mulia. Oleh karena itu, pendidikan karakter dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.1

Pendidikan sudah sejak zaman dahulu bertujuan untuk membentuk manusia utuh dan lengkap meliputi berbagai aspek. Pendidikan tidak hanya berorientasi pada aspek akademis semata dalam rangka penguasaan ilmu dan teknologi, sebagaimana dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Pasal 4 yang dirumuskan bahwa;

Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.2

1Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia: Revitalisasi Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan belajar dan Kemajuan Bangsa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 15.

2Undang-Undang Tentang Pendidikan Nasional (UURI No. 20 Tahun 2003) dan peraturan pelaksanaannya (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), 4.

1

(22)

Dengan menelaah tujuan tersebut, maka pendidikan bukanlah hanya tempat untuk mencerdaskan peserta didik dalam ranah kognitif saja, melainkan juga perlu adanya usaha-usaha dalam membetuk sikap atau karakter peserta didik. Secara teologis seruan tentang pembentukan sikap atau karakter dalam Islam juga adalah suatu hal yang fundamental, sebagaimana dalam hadis yang menjelaskan tugas Nabi Muhammad Saw diutus di muka bumi ini. Beliau bersabda dalam hadisnya yang berbunyi;

عاقعقلا نع نلاجع نب محمد نع محمد نب زيزعلا دبع نىثدح لاق سيوأ بىأ نب ليعاسمإ انثدح الله لوسر نأ ةريرى بىأ نع نامسلا لحاص بىأ نع ميكح نب لاق ملس و ويلع الله ىلص

ِإ َّنَ : ا

ُب ِع ْث ُت ُِلأ َِّت َم َحِلاَص ْا ْخ َلأ َلا ِق ىراخبلا هاور

3

“Menceritakan kepada kami Ismail bin Abi Uwais berkata menceritakan kepadaku „Abdul „Aziz bin Muhammad dari Muhammad bin „Ujlan dari Qo‟qo‟ bin Hakim dari Abi Sholih As-Saman dari Abi Hurairah sesungguhnya Rasulullah SAW bersakata: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik” HR. al- Bukhari.

Dari hadis di atas, dapat dipahami bahwa agama Islam sangat memperhatikan terkait karakter. Jika kita pahami secara lebih mendalam dari hadis di atas, maka dapat dipahami bahwa karakter itu pada dasarnya sudah ada dan melekat pada manusia, sehingga butuh suatu wadah yang berupa pendidikan karakter guna untuk mengembangkan dan mengarahkan karakter manusia itu sendiri ke arah karakter yang mulia.

Mulyasa dalam Neneng Setiawati berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak

3Abu Abdillah Muhammad bin Isma‟il al-Bukhari, Adabul Mufrod (al-Mithba‟atu as-Salafiyah, 1370), 78.

(23)

baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik.4 Sedangkan menurut Thomas Lickona sebagaimana yang dikutip oleh Neneng Setiawati, dkk dalam jurnalnya, pendidikan karakter adalah upaya membentuk/mengukir kepribadian manusia melalui proses knowing the good (mengetahui kebaikan), loving the good (mencintai kebaikan), dan acting the good (melakukan kebaikan), yaitu proses pendidikan yang melibatkan tiga ranah: pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling/moral loving), dan tindakan moral (moral acting/moral doing), sehingga perbuatan mulia bisa terukir menjadi habitof mind, heart, dan hands.5

Secara filosofis, pendidikan karakter di Indonesia yang berlandaskan falsafah Pancasila memiliki makna bahwa setiap aspek karakter harus dijiwai oleh kelima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif, yaitu bangsa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, menjunjung kemanusiaan yang adil dan beradab, mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa, demokratis, dan menjunjung tinggi hukum, dan hak asasi manusia, serta mengedepankan keadilan, dan kesejahteraan.6 Terkait hal ini, pemerintah terus menerus merumuskan program pendidikan karakter pada kurikulum pendidikan, bahkan pada kurikulum 2013 revisi pada saat ini.

4Neneng Setiawati, Mahmud Alpusari, Syahrilfuddin, “Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kelas pada Pembelajaran IPA oleh Guru Kelas III A SD Negeri 036 Karya Indah Kabupaten Kampar”, Jurnal Universitas Riau, Volume 1, Nomor 1, (2017), 3.

5Neneng Setiawati, Mahmud Alpusari, Syahrilfuddin, “Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Kelas pada Pembelajaran IPA oleh Guru Kelas III A SD Negeri 036 Karya Indah Kabupaten Kampar”...,13.

6Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), 22.

(24)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia telah meluncurkan program penguatan pendidikan karakter, sebagaimana Muhajir Effendy, menyatakan bahwa “Penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir nawacita yang dicanangkan presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Komitmen ini ditindaklanjuti dengan arahan Presiden kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan. Atas dasar ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara bertahap mulai tahun 2016”7.

Untuk mendukung pelaksanaannya, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Dalam peraturan presiden tersebut dijelaskan bahwa penguatan pendidikan karakter bertujuan mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia.8

Struktur kegiatan PPK merupakan pilihan berbagai macam kegiatan bagi pembentukan karakter peserta didik yang menyeimbangkan keempat dimensi pengolahan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, yaitu olah

7Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter (Cet. 2. Jakarta: Kemendikbud, 2017), iii.

8Peraturan Presiden No.87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) (Jakarta, 2017), 4.

(25)

raga, olah pikir, olah rasa dan olah hati. Sekolah bisa memilih struktur kegiatan yang akan mendorong terbentuknya keunikan, kekhasan, dan keunggulan sekolah (school branding). Pilihan prioritas kegiatan PPK diharapkan dapat mendorong sekolah menemukan branding yang menggambarkan kekhasan dan keragaman budaya masing-masing.9 Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah/madrasah, dan masyarakat/komunitas.10

Berdasarkan bahasan di atas, maka pendidikan karakter apabila dilakukan dengan prinsip-prinsip tertentu, komitmen yang kuat dari guru, dan lingkungan masyarakat yang mendukung tercipta lingkungan yang baik akan dapat mempengaruhi akhlak mulia peserta didik. Oleh karena pendidikan karakter harus dilakukan secara seksama maka adanya keterlibatan orang tua, guru, kepala sekolah, masyarakat dan lingkungan yang mendukung akan tercipta karakter peserta didik.

Dari penjelasan di atas, pendidikan karakter bisa diimplementaskan melalui basis kultur/budaya sekolah. Dalam desain ini mencoba membangun kultur/budaya sekolah yang mampu membentuk karakter anak didik dengan bantuan pranata sosial sekolah agar nilai tertentu terbentuk dan terbatinkan dalam diri peserta didik. Untuk menanamkan nilai kejujuran tidak cukup dengan memberikan pesan-pesan moral kepada anak didik melainkan juga moral ini mesti diperkuat dengan penciptaan kultur kejujuran melalui

9 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan, 14.

10 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan..., 15.

(26)

pembuatan tata peraturan sekolah yang tegas dan konsisten terhadap setiap perilaku ketidakjujuran.11

Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan bahkan kebudayaan merupakan alas atau dasar pendidikan. Pendidikan bukan hanya dialaskan kepada suatu aspek kebudayaan yaitu aspek intelektual tetapi kebudayaan secara keseluruhan, yaitu menyangkut nilai, norma, dan tingkah laku.12 Dalam perkembangannya, madrasah melahirkan budaya madrasah yang merupakan identitas lembaga pendidikan madrasah dengan tetap mempertahankan basis madrasah yaitu sebagai pendidikan yang berbasiskan masyarakat (community based education) dengan kebutuhan masyarakat Indonesia baru yang demokratis.13

MI sebagai suatu lembaga pendidikan dasar Islam yang lebih modern, yang memadukan antara pendidikan pesantren dan sekolah, yang materinya mengintegrasikan agama dan pengetahuan umum. Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam berfungsi menghubungkan sistem lama dan sistem baru dengan jalan mempertahankan nilai-nilai lama yang masih baik dan dapat dipertahankan dan mengambil sesuatu yang baru dalam ilmu, teknologi, dan ekonomi yang bermanfaat bagi kehidupan umat Islam, sedangkan isi

11 Sabar Budi Raharjo, “Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 3, (Mei, 2010), 237.

12 Aprilyah Nuradhayani, Muh. Ardiansyah, “Implementasi Budaya Pendidikan Karakter (Studi Kasus Di Madrasah Aliyah Negeri)”, Jurnal Administrasi, Kebijakan, dan Kepemimpinan Pendidikan, Volume 1, No. 1, (Juni, 2020), 169.

13 Muzofar Akhwan, “Pengembangan Madrasah sebagai Pendidikan untuk Semua”, El Tarbawi Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, No.1, (2008), 44.

(27)

kurikulum madrasah pada umumnya sama dengan pendidikan di pesantren ditambah dengan ilmu-ilmu umum.14

Dalam suatu madrasah, pasti memiliki budaya yang harus dilestarikan, dikembangkan, dan dipertahankan oleh semua warga madrasah, baik itu kepala madrasah, staf madrasah, guru, dan peserta didik. Budaya madrasah menjadi salah satu faktor dalam kesuksesan sebuah madrasah. Budaya madrasah merupakan karakteristik khas madrasah yang dapat diidentifikasi melalui suatu nilai yang dianut, kebiasaan yang ditampilkan, dan tindakan yang ditunjukkan oleh seluruh warga.

Zamroni mengatakan bahwa kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma, ritual, mitos yang dibentuk dalam perjalanan panjang madrasah disebut budaya madrasah. Budaya madrasah dipegang bersama oleh Kepala Madrasah, guru, staf aministrasi, dan peserta didik sebagai dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di madrasah. Madrasah menjadi wadah utama dalam transmisi kultural antar generasi.15

Menurut Robbins, budaya madrasah merupakan sistem makna bersama terhadap nilai-nilai primer yang dianut bersama dan dihargai madrasah, yang berfungsi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu madrasah dengan madrasah lainnya, menciptakan rasa identitas bagi para anggota madrasah, mempermudah timbulnya komitmen kolektif terhadap madrasah, meningkatkan kemantapan sistem sosial, serta menciptakan

14 Akhmad Riadi Ittihad, “Pendidikan Karakter Di Madrasah/Sekolah”, Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, Volume 14, No.26, (Oktober, 2016), 7

15 http://blog.umy.ac.id/wiwinsundari/2011/11/09/budaya-madrasah-school-culture/

(28)

mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu membentuk sikap dan perilaku para anggota madrasah. Oleh sebab itu, pengembangan pendidikan karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari- hari. Deal dan Kennedy sebagaimana dikutip Robbins menjelaskan budaya madrasah sebagai nilai-nilai dominan yang didukung madrasah.16

Dengan adanya pendidikan karakter yang sudah terintegrasikan kedalam budaya madrasah maka diharapkan para peserta didik dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam lingkungan madrasah ataupun di luar lingkungan madrasah dapat mempertanggungjawabkan setiap tindakan dan perbuatannya baik kepada dirinya sendiri maupun kepada masyarakat atau orang lain. Sehingga karakter yang baik dapat tumbuh dan berkembang dalam dirinya, yang pada akhirnya akan menjadi cerminan hidup bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, kepala madrasah memiliki peranan yang besar dalam pengembangan pendidikan karakter di lingkungan madrasah. Hal ini dikarenakan madrasah sebagai pusat pembudayaan melalui pendekatan pengembangan budaya madrasah (school culture) yang baik.

Dari hasil studi pendahuluan ditemukan lembaga pendidikan melalui kepemimpinan kepala madrasah yang telah melakukan pengembangan pendidikan karakter melalui budaya madrasah. Adapun lembaga pendidikan dimaksud ialah MI Miftahul Ulum Desa Jatisari Kecamatan Jenggawah.

16 Muhammad Husni, Muhammad Hasyim, “Konsep Kepala Madrasah Dalam Mengembangkan Budaya Mutu Akademik Religius”, Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan, Volume 5, Nomor 1, (Mei, 2017), 88.

(29)

Madrasah tersebut telah berupaya melakukan pengembangan pendidikan karakter yang dintegrasikan ke dalam budaya madrasah.

Data awal tentang penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah di MI Miftahul Ulum Desa Jatisari Kecamatan Jenggawah menunjukkan bahwa dalam pengembangan dilaksanakan melalui tradisi- tradisi yang membudaya dalam kehidupan sehari-hari di MI Miftahul Ulum Desa Jatisari Kecamatan Jenggawah.17 Dengan branding “Madrasah Religi”

beberapa pembiasaan baik dalam ranah membentuk sikap spiritual maupun sosial peserta didik yang membudaya telah dilaksanakan di MI Miftahul Ulum Desa Jatisari Kecamatan Jenggawah.

Banyak sekali budaya-budaya baik yang terus menerus dilestariakan di MI Miftahul Ulum Desa Jatisari Kecamatan Jenggawah di dalam penerapan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam ranah membentuk sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik, budaya- budaya tesebut salah satunya ialah budaya makan siang bersama antar guru dan peserta didik. Budaya makan siang bersama antar guru dan peserta didik terjadi pada saat jam istirahat, yang mana guru dan peserta didik makan bersama di area depan kelas. Budaya ini dikembangkan guna untuk membentuk sikap jiwa persatuan dalam diri peserta didik, begitu pula budaya kerjasama sahabat.

Budaya shalat dhuha dan dhuhur berjaamah juga menjadi salah satu budaya yang dikembangkan di MI Miftahul Ulum Desa Jatisari Kecamatan

17 Observasi, MI Miftahul Ulum, Jember, 8 Juni 2020.

(30)

Jenggawah dalam rangka membentuk sikap spiritual peserta didik di dalam menjalankan ibadah kepada Allah Swt tepat pada waktunya.18

Budaya berdoa sebelum memulai dan mengakhiri pembelajaran di lakukan bersama-sama antara guru dan peserta didik juga menjadi budaya madrasah yang dikembangkan di MI Miftahul Ulum Jenggawah.19 Budaya ini untuk memberikan pengajaran serta penguatan sikap spiritual terhadap peserta didik bahwa dalam usaha apapun harus juga disertai do‟a kepada Allah Swt, agar apapun yang diusahakan bisa tercapai.

Hasil dari pembentukan sikap spiritual yaitu berdo‟a sebelum kegiatan belajar dimulai dapat dianalisis sebagai bentuk untuk implementasi beriman kepada Tuhan yang Maha Esa. Kegiatan do‟a sangatlah berpengaruh terhadap psikologi peserta didik, dengan berdo‟a peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengadu kepada Allah untuk dimudahkan dalam menuntut ilmu yang bermanfaat seperti yang tertulis dalam do‟a tersebut, berdo‟a juga akan mendapatkan pahala, karena do‟a adalah sebagian dari ibadah dan do‟a merupakan cerminan dari seorang hamba lemah yang memerlukan kekuatan dari Allah swt.

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara awal peneliti dengan Kepala Madrasah yakni bapak Aminudin Latif, yang mana beliau menyatakan bahwa,

Guru-guru MI Miftahul Ulum Desa Jatisari Kecamatan Jenggawah ini mas, sangat mendukung penuh program pendidikan karakter di madrasah ini. Hal ini terwujud dalam partisipasi penuh guru dalam kegiatan-kegiatan penguatan pendidikan karakter serta kesadaaran

18 Observasi, MI Miftahul Ulum, Jember, 8 Juni 2020.

19 Observasi, MI Miftahul Ulum, Jember, 8 Juni 2020.

(31)

tentang tugas-tugas yang bersifat administratif terkait pelaksanaan penguatan pendidikan karakter di madrasah ini mas.20

Berdasarkan beberapa uraian teori dan hasil observasi dan wawancara awal peneliti di lembaga terkait sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh dan menganalisis tentang bagaimana proses penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap peserta didik yang melibatkan semua unsur madrasah. Oleh karena itu, peneliti menetapkan penelitian ini dengan judul “Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Madrasah Dalam Membentuk Sikap Peserta Didik di MI Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember”.

B. Fokus Penelitian

Dari uraian yang dipaparkan pada konteks penilitian sebagaimana di atas, maka fokus penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Madrasah Dalam Membentuk Sikap Spiritual Peserta Didik di MI Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember?

2. Bagaimana Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Madrasah Dalam Membentuk Sikap Sosial Peserta Didik di MI Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember?

20 Aminudin Latif, wawancara, MI Miftahul Ulum, Jember, 8 Juni 2020.

(32)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini tidak terlepas dari konteks penelitian diatas, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mendiskripsikan Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Madrasah Dalam Membentuk Sikap Spiritual Peserta Didik di MI Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember.

2. Untuk mendiskripsikan Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Madrasah Dalam Membentuk Sikap Sosial Peserta Didik di MI Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka hasil penelitian diharapkan memberi manfaat bagi semua pihak . karena itu, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebuah acuan dalam mengembangkan pendidikan serta sebagai refrensi bagi mahapeserta didik dan para ilmuan untuk meneliti dan mrngkaji lebih serius tentang konsep atau paradigma apa yang relevan dalam pendidikan karakter.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan mampu menambah penegetahuan dan wawasan serta mampu memberikan sumbangsih pemikiran tentang pendidikan karakter

(33)

dalam mencetak anak bangsa yang kompetitif, profesional, dan berahklakul karimah yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

b. Bagi perguruan tinggi Universitas Islam Negeri (UIN) KHAS Jember, Khususnya Pascasarjana UIN KHAS Jember program studi Pendidikan Guru MI. Penelitian ini diharapkan dijadikan suatu karya yang dapat dijadikan pengetahuan dan perhatian terhadap pendidik akan pentignya pendidikan karakter di dalam membangun bangsa ini.

c. Bagi lembaga MI Miftahul Ulum secara umum, diharapkan penelitian ini dapat memberi kontribusi pemikiran untuk dijadikan refrensi atau acuan di dalam mendidik peserta didik sehingga terbentuk peserta didik yang berkarakter baik.

d. Bagi masyarkat secara umum, diharapkan penelitian ini memberi suatu kontribusi masyarakan bahwasanya bahwa dalam membangun bangsa ini diperlukannya suatu pendidikan karakter sehingga penerus bangsa selanjutnya dapat meneruskan pembangunan bangsa ini secara baik dan benar.

E. Definisi Istilah

1. Penguatan Pendidikan Karakter

Penguatan Pendidikan karakter yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah merupakan proses pemberian tuntunan terhadap peserta atau anak didik agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga serta rasa dan karsa.

(34)

2. Budaya Madrasah

Budaya madrasah yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah suasana kehidupan atau pandangan hidup anggota madrasah dengan memadukan antara nilai-nilai, aturan pendidikan pesantren dan sekolah, serta mengintegrasikan pengetahuan agama dan pengetahuan umum dengan mempertahankan nilai-nilai lama yang masih baik, dan dapat dipertahankan serta mengambil sesuatu yang baru dalam ilmu, teknologi, dan ekonomi yang bermanfaat bagi kehidupan umat Islam.

3. Sikap Spiritual

Sikap Spiritual yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Perilaku standart yang harus dimiliki oleh seseorang yang berhubungan dengan kejiwaan yang menyangkut rohani dan batin atau iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. Sikap Sosial

Sikap Sosial yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang dalam menentukan sesuatu yang berhubungan dengan orang lain, lingkungan maupun masyarakat.

Berdasarkan beberapa definisi istilah di atas, maka yang dimaksud terkait judul penelitian penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap peserta didik di MI Miftahul Ulum Kecamatan Jenggawah kabupaten Jember ini adalah bagaimana penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah dalam membentuk sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik.

(35)

F. Sistematika Penulisan

Adapun Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bab satu pendahuluan, bab ini terdiri dari konteks penelitian Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, definisi istilah, Sistematika Penulisan.

Bab dua kajian kepustakaan, bab ini berisi tentang kajian terdahulu dan kajian teori tentang pendidikan karakter, budaya madrasah, dan sikap.

Bab tiga metode penelitian, bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, subjek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan keabsahan data, serta tahapan-tahapan dalam penelitian.

Bab empat paparan data dan analisis, bab ini berisi tentang paparan data dan analisis, serta temuan penelitian dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi terkait fokus penelitian.

Bab lima pembahasan, bab ini berisi tentang hasil penelitian yang dikorelasikan dengan teori yang digunakan dengan menyesuaikan pada fokus penelitian.

Bab enam penutup, bab ini berisi tentang pokok hasil penelitian atau kesimpulan, tindak lanjut penelitian, dan saran-saran atau rekomendasi yang diajukan oleh peneliti.

(36)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Salah satu dari tujuan dari penyajian penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui letak perbedaan dan persamaan kajian penelitian yang lakukan dengan kajian penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Dari beberapa penelusuran yang telah dilakukan oleh peneliti, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya terkait penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini

1) Robby Baskara Mb. Rokhim, 2019. “Model Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Madrasah (Studi Kasus MI Negeri I Kota Malang)”. Tesis Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Konsep penguatan karakter adalah membentuk akhlak mulia dengan penanaman iman sebagai pondasi utama. Pembentukan akhlak dilakukan dengan pembiasaan yang dilakukan di lingkungan madrasah, nilai-nilai karakter tidak diajarkan dalam bentuk materi pelajaran, namun dikembangkan dengan pembiasaan-pembiasaan yang ada di lingkungan madrasah. (2) Implementasi penguatan pendidikan karakter dilakukan melalui pengembangan aturan, norma, dan tradisi madrasah dengan membentuk program khusus secara struktural yaitu PPKAM. (3) Implikasi implementasi penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah

16

(37)

adalah peserta didik terbiasa dengan perilaku yang mencerminkan budaya religius yang dilakukan dalam kebiasaan sehari-hari, menjadi pribadi yang berakhlak mulia.21

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dalam tehnik keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber, dan tehnik, kemudian pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Adapun perbedaannya ialah penelitian ini fokus memusatkan dalam (1) mengungkapkan konsep penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah. (2) Mendeskripsikan implementasi penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah. (3) Mendeskripsikan implikasi dari implementasi penguatan pendidikan karakter berbasis budaya madrasah. Sedangkan penelitain yang akan dilakukan oleh peneliti mengfokuskan pada penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah dalam membentuk sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik.

2) Rinatul Khumaimah, 2018. “Manajemen Budaya Madrasah Ibtida‟iyah (Studi Multisitus Di Mi Nurul Ulum Unggulan Sukorejo Bojonegoro Dan Min Kepatihan Bojonegoro)”. Tesis Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

21Robby Baskara Mb. Rokhim, “Model Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Madrasah (Studi Kasus MI Negeri I Kota Malang)”, (Tesis, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2019), xvi.

(38)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa budaya MI telah memberikan identisas tersendiri bagi madrasah dan berpengaruh pada pembentukan kepribadian peserta didik. MINU Unggulan Sukorejo memiliki identitas dengan label salaf di lingkungan masyarakat sekitar atas budayanya yang dibagun yaitu berakhlakul karimah berasaskan ASWAJA. Sedangkan MIN Kepatihan lebih dikenal dengan budaya peduli yang meliputi peduli lingkungan dan peduli sosial.22

Peramaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, kemudian datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam pengumpulan datanya. Sedangkan perbedaannya ialah pengujian keabsahan data yang diperoleh dilakukan melalui trianggulasi metode, sumber data, dan trianggulasi teori, kemudian penelitian Rinatul Khumaimah ini memusatkan pada pembahasan terkait manajemen budaya madrasah, dan apa saja problematika yang dihadapi dalam manajemen budaya madrasah ibtida„iyah MINU Unggulan (Madrasah Ibtida„iyah Nurul Ulum) Sukorejo Bojonegoro dan MIN Kepatihan Bojonegoro.

3) Ika Tulus Pratiwi, 2019. “Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul Di MAN 3 Sleman Dan MAN 1 Yogyakarta”. Tesis Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

22Rinatul Khumaimah, “Manajemen Budaya Madrasah Ibtida‟iyah (Studi Multisitus Di Mi Nurul Ulum Unggulan Sukorejo Bojonegoro Dan Min Kepatihan Bojonegoro)”. (Tesis, Tesis Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2018), vi.

(39)

Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa; (1) Kharakteristik Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul mencakup; pertama, Budaya Madrasah yang berkembang melalui sistem nilai inti madrasah, kebiasaan dan peraturan madrsah, ke- dua Kebijakan Kepala Madrsah dalam mendukung pembinaan sikap spiritual peserta didik, ke-tiga, Sistem pembelajaran yang terintegrasi dan menekankan nilai-nilai spiritualitas. (2) Implementasi Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul dilaksanakan sesuai dengan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantoro yakni adanya keseimbangan pembinaan sikap spiritualitas secara utuh dan menyeluruh melalui kerjasama antara keluarga, madrsah dan masyarakat. (3) Keunggulan Pendidikan Sikap Spiritual di MAN 3 Sleman dan MAN 1 Yogyakarta dalam praktik pedidikan sikap spiritual peserta didik yang terdapat banyak kesamaan dalam praktik kegiataan spiritual, program, nilai karakteristik, dan teknik kegiatan..23

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan pendekatan kualitatif, tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan analisis data menggunakan model melles & Hubermant trianggulasi data. Adapun perbedaannya ialah penelitian ini fokus pada pendidikan sikap spiritual dari sisi karakteristik, implementasi, dan keunggulannya.

23Ika Tulus Pratiwi, “Pendidikan Sikap Spiritual Siswa Berbasis Budaya Madrasah Unggul Di MAN 3 Sleman Dan MAN 1 Yogyakarta”, (Tesis, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019), ix.

(40)

4) Eni Indarwati, 2019. “Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah Di Sekolah Dasar Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari Gunungkidul”. Tesis Pascasarjana Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamanpeserta didik Yogyakarta.

Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa; 1) implementasi penguatan pendidikan karakter melalui budaya sekolah dilakukan melalui: pembiasaan, keteladanan, pelibatan pemangku kepentingan, kepatuhan terhadap tata tertib sekolah, branding sekolah, literasi, dan ekstrakurikuler. 2) Kendala implementasi penguatan pendidikan karakter:

kemampuan guru dalam memberi nasihat, mempengaruhi, dan memotivasi peserta didik, sulit mengukur keberhasilan penanaman nilai- nilai karakter, belum sinkron antara pembiasaan dan keteladanan karakter yang ditanamkan di sekolah dengan perlakuan, pembiasaan, dan keteladanan di rumah. 3) Hasil dari implementasi penguatan pendidikan karakter diantaranya adalah: peserta didik menjadi pribadi yang shaleh/shaleha, peserta didik memiliki integritas moral yang tinggi, peserta didik memiliki akhlakul karimah.24

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data menggunkan triangulasi data yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumen. Adapun perbedaannyaialah penelitian ini fokus pada bagaimana implementasi penguatan pendidikan karakter

24 Eni Indarwati, “Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah Di Sekolah Dasar Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari Gunungkidul”, (Tesis, Pascasarjana Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, 2019), iv.

(41)

melalui budaya sekolah, kendala dan pendukung, serta hasil dari implementasi penguatan pendidikan karakter.

5) Syaipul Bakri, 2021. “Penguatan Program Pendidikan Karakter Religius Peserta didik Melalui Implementasikurikulum Bina Pribadi Islam (BPI) Di Sdit Iqra‟ 2 Kota Bengkulu”. Tesis Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri (Iain) Bengkulu.

Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa hasil penguatan pendidikan karakter religius di SDIT Iqra‟ 2 Kota Bengkulu ditemukan bahwa terdapat sejumlah karakter yang sudah dilakukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan sekolah.

Sejumlah karakter tersebut diukur dengan kriteria karakter sebagai berikut: 1) Akidah yang bersih, 2) Ibadah yang benar, 3) Kepribadian yang matang dan berakhlak mulia, 4) Pribadi yang sungguh-sungguh, disiplin dan mampu menahan nafsunya, 5) Mampu membaca, menghafal, dan memahami Al Qur‟an, 6) Mutsaqoful fikri (berwawasan luas), dan 7) Memiliki ketrampilan hidup (Kesehatan dan kebugaran, lifeskill dan berwirausaha, pengembangan diri).25

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan jenis penelitian lapangan (field research), dengan pendekatan kualitatif, dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun perbedaannya ialah penelitian ini fokus pada penguatan pendidikan

25Syaipul Bakri, “Penguatan Program Pendidikan Karakter Religius Siswa Melalui Implementasikurikulum Bina Pribadi Islam (BPI) Di Sdit Iqra‟ 2 Kota Bengkulu”,(Tesis, Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri (Iain) Bengkulu, 2021), x.

(42)

karakter religius melalui implementasi kurikulum Bina Pribadi Islami SDIT IQRA‟.

6) Miftahudin, 2018. “Penanaman Sikap Spiritual Dan Sosial Peserta Didik Pada Kurikulum 2013 Sma Negeri 2 Kebumen”. Tesis Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.

Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa arah sikap spiritual dan sosial peserta didik; mengembangkan nilai-nilai karakter, pondasi bertingkah laku, membentuk jiwa islami, berinteraksi dengan lingkungan sekolah dan menciptakan rasa aman, nyaman dan damai; penanaman sikap spiritual dan sosial melalui dua kegiatan, intrakurikuler yaitu pembiasaan membaca asmul husna, membaca Al-Qur‟an pada hari kamis, pembelajaran pendidikan agama islam, bimbingan konseling, shalat dhuhur berjama‟ah dan smanda iqra club. Kedua ekstrakurikuler yaitu rohis, PMR dan Pramuka; hasil penanaman sikap spiritual dan sosial yaitu: berdo‟a sebelum dan sesudah kegiatan, shalat diawal waktu, mengucapkan salam, datang tepat waktu, patuh terhadap aturan sekolah, aktif bekerja kelompok, toleransi pendapat, berkata baik, dan proaktif dan responsif.26

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan penelitian kualitatif, dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara terstuktur, observasi partisispasi, dokumentasi. Teknik analisis data yang

26Miftahudin, “Penanaman Sikap Spiritual Dan Sosial Peserta Didik Pada Kurikulum 2013 Sma Negeri 2 Kebumen”, (Tesis Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (Iain) Purwokerto, 2018), vi.

(43)

digunakan yaitu meliputi tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, serta pengujian keabsahan datanya dengan triangulasi sumber dan teknik. Adapun perbedaannya ialah penelitian ini fokus pada penanaman sikap spiritual dan sosial peserta didik dengan mengembangkan nilai-nilai karakter melalui dua kegiatan, yakni kegiatan intrakurikuler danekstrakurikuler.

7) Nurrohmah, Subiyantoro, M. Agung Rokhimawan, 2015. “Studi Proses Indirect Teaching Dalam Pembentukan Karakter Diri Keimanan Dan Sikap Sosial (Kajian Komparatif-Implementatif Pembelajaran Kurikulum 2013 Perspektif Sosiologi Pendidikan Di SMA Muhammadiyah I dan SMA BOPKRI I Yogyakarta)” Jurnal Pendidikan Agama Islam Progres Volume 3 Nomor 3 Oktober.

Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa pembentukan karakter diri keimanan dalam Indirect Teaching pada kedua sekolah ini, sama-sama belum tampak muncul dalam konteks pembelajaran di kelas.

Strategi penguatan implementasi kurikulum 2013 dalam membangun karakter Iman dan Sosial pada ke dua sekolah ini, dapat terlihat melalui kegiatan di sekolah yang bersifat kultural dengan titik tekan dan karakteristik yang berbeda. Karakter Iman terbangun melalui kegiatan yang terkait dengan kegiatan keagamaan, sedangkan karakter sosial

(44)

seperti kedisiplinan, patriotisme, kekeluargaan, dan keramahan juga terbangun dalam kegiatan kultural di sekolah.27

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan pendekatan kualitatif, sampel sumber data diperoleh secara pusposive sampling, dan uji keabsahan data dengan triangulasi.Adapun perbedaannyaialah penelitian ini fokus pada mengungkap mengenai bagaimana peluang yang ada dalam kurikulum 2013 dalam membentuk konsep diri religius peserta didik, sebagai kontribusi pendidikan di sekolah dalam pembentukan karakter peserta didik melalui studi proses indirect teaching.

8) Ika Tulus Pratiwi, 2019. “Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul Di MAN 3 Sleman Dan MAN 1 Yogyakarta”. Tesis Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa; 1) Kharakteristik Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul mencakup; pertama, Budaya Madrasah yang berkembang melalui sistem nilai inti madrasah, kebiasaan dan peraturan madrsah, ke-dua Kebijakan Kepala Madrsah dalam mendukung pembinaan sikap spiritual peserta didik, ke-tiga, Sistem pembelajaran yang terintegrasi dan menekankan nilai-nilai spiritualitas. 2) Implementasi Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul dilaksanakan

27Nurrohmah, Subiyantoro, M. Agung Rokhimawan, “Studi Proses Indirect Teaching Dalam Pembentukan Karakter Diri Keimanan Dan Sikap Sosial (Kajian Komparatif-Implementatif Pembelajaran Kurikulum 2013 Perspektif Sosiologi Pendidikan Di SMA Muhammadiyah I dan SMA BOPKRI I Yogyakarta)” Jurnal Pendidikan Agama Islam Progres Volume 3 Nomor 3 Oktober 2015, 107

(45)

sesuai dengan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantoro yakni adanya keseimbangan pembinaan sikap spiritualitas secara utuh dan menyeluruh melalui kerjasama antara keluarga, madrsah dan masyarakat. 3) Keunggulan Pendidikan Sikap Spiritual di MAN 3 Sleman dan MAN 1 Yogyakarta dalam praktik pedidikan sikap spiritual peserta didik yang terdapat banyak kesamaan dalam praktik kegiataan spiritual, program, nilai karakteristik, dan teknik kegiatan.28

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan penelitian kualitatif, tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi wawancara, dan dokumentasi, dan analisis data menggunakan model melles &

Hubermant. Adapun perbedaannya ialah penelitian ini fokus pada mengungkap mengenai bagaimana kharakteristik, implementasi, dan keunggulan Pendidikan Sikap Spiritual Peserta didik Berbasis Budaya Madrasah Unggul.

9) Ngadiyono, 2017. “Implementasi Pendidikan Karakter Di MI Negeri 2 Sleman Yogyakarta”. Tesis Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa; 1) Kepala madrasah telah melakukan perencanaan pendidikan karakter secara terprogram dalam visi dan misi MIN 2 Sleman. Guru telah melakukan perencanaan pendidikan karakter dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. 2) Kepala madrasah memiliki peran sebagai leader dengan

28Ika Tulus Pratiwi, “Pendidikan Sikap Spiritual Siswa Berbasis Budaya Madrasah Unggul Di MAN 3 Sleman Dan MAN 1 Yogyakarta”, (Tesis, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019), ix.

(46)

merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan dan mengawasi program implementasi pendidikan karakter. 3) Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan di MIN 2 Sleman adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. 4) Implementasi pendidikan karakter di MIN 2 Sleman dilaksanakan secara terintegrasi pada setiap mata pelajaran dan setiap kegiatan ekstrakurikuler. 5) Faktor pendukung implementasi pendidikan karakter di MIN 2 Sleman meliputi visi dan misi madrasah, komitmen kepala madrasah, SDM guru, karyawan, dan orang tua peserta didik serta lingkungan masyarakat yang Islami.29

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama menggunakan penelitian kualitatif, dan data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun perbedaannya ialah penelitian ini fokus pada mengungkap mengenai bagaimana perencanaan serta peran kepala sekolah, guru dan karyawan MIN 2 Sleman dalam implementasi pendidikan karakter, dan mengidentifikasi nilai-nilai yang diimplementasikan dalam pendidikan karakter, serta menemukan faktor- faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pendidikan karakter di MIN 2 Sleman.

29Ngadiyono, “Implementasi Pendidikan Karakter Di MI Negeri 2 Sleman Yogyakarta”, (Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, 2017), ii.

Gambar

Tabel  2.1  Penelitian Terdahulu..........................................................
Gambar 4.28  Kegiatan pembelajaran dengan metode pemberian tugas...  184  Gambar 4.29  Jadwal daftar kelompok belajar bersama...........................
Gambar 1.1  Kerangka Konseptual
Gambar 4.6  breafing rutin pagi hari 161
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu

Dengan demikian, tujuan tertinggi dari pendidikan adalah pengembangan kepribadian peserta didik secara menyeluruh dengan mengubah perilaku dan sikap peserta didik

“Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai- nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan

didampingi guru Peserta didik diberi kesempatan berdiskusi tentang sikap tangung jawab kepada tuhan, diri sendiri, orang tua, orang lain dan ingkungan yang terjadi dirumah

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui Pengaruh Program Penguatan Pendidikan Karakter Terhadap Jiwa Nasionalisme Peserta

1) Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja.. Tangung jawab juga berarti berbuat

Peserta membaca buku Konsep dan Pedoman PPK halaman 7-8 yang membahas tentang sikap yang dapat dikembangkan melalui 5 nilai karakter utama. Secara berpasangan peserta membuat dua