• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

B. Kajian Pustaka

3. Sikap Sosial

a. Pengertian Sikap Sosial

Sikap dapat diartikan sebagai suatu hal yang menentukan sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang.33 Sikap adalah istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang atau perasaan biasa-biasa saja dari seseorang terhadap objek atau sesuatu.

Sesuatu itu bisa benda, kejadian, situasi, orang-orang atau kelompok.34 Secara sederhana dapatlah di uraikan bahwa sikap adalah pandangan atau kecendrungan yang relative menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. 35 Dengan demikian, sikap itu dapat di anggap suatu cara yang kita gunakan untuk dapat mengungkapkan rasa yang ada dibenak kita. Dalam hal ini, perwujudan perilaku belajar siswa di tandai dengan munculnya kecendrungan- kecendrungan baru yang telah berubah terhadap suatu objek. Jadi dapat di pahami bahwa sikap merupakan cara seseorang melihat sesuatu baik dalam diri maupun dari luar yang mengarah pada perilaku seseorang serta ide yang di tunjukkan seseorang agar dapat membedakan mana yang positif dan negatif.

Pendapat lain juga mendefinisikan sikap adalah “suatu perbuatan atau tingkah laku sebagai reaksi atau respons terhadap

33Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 148.

34Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), h. 201.

35Muhibbinsyah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011)h. 118.

rangsangan (stimulus) yang di sertai dengan pendirian dan perasaan orang itu”.36

W.A Gerungan, attitude lebih tepat diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal.37Sikap merupakan salah satu faktor yang menentukan perilaku manusia, karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi, individu dalam aktivitas sehari-hari, baik di lingkungan sosial maupun organisasi.

Sedangkan sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yag nyata, yang berulang-ulang terhadap obyek sosial. Hal ini terjadi bukan saja pada orang-orang lain dalam suatu masyarakat. Misalnya, sikap masyarakat terhadap bendera kebangsaan.

Mereka selalu menghormatinya dengan secara khidmat dan berulang- ulang pada hari-hari nasional di negara-negara tersebut.38

b. Pembentukan dan Perubahan Sikap

Sikap timbul karena adanya stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaann misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-putranya. Sebab keluargalah sebagai

36Akyas Azhari, Psikologi Umum & Perkembangan (Jakarta: Penerbt Teraju, 2004), h.162.

37W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h. 161

38Abu Ahmadi, Psikologi…, h. 149

kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan.

Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ia dapat berkembang manakala mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesan. Antara perbuatan dan sikap ada hubungan yang timbal balik.Tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan dan tingkah laku. Orang kadang-kadang menampakkan diri dalam keadaan “diam” saja.39

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap antara lain:

1) Faktor intern: yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini dapat berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

Pilihan terhadap pengaruh dari luar itu biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap di dalam diri manusia, terutama yang menjadi minat perhatiannya.

2) Faktor ekstern: yaitu faktor yang terdapat di luar pribadi manusia.

Faktor ini berupa interaksi sosial di luar kelompok. Misalnya, interaksi antara manusia dengan hasil kebudayaan manusia yang

39Abu Ahmadi,dkk, Psikologi…, h. 170

sampai padanya melalui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, majalah dan lain sebagainya.40

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya, namun dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar. Faktor inilah yang dapat menentukan sikap sosial dalam masyarakat sehingga membentuk suatu perilaku yang sifatnya positif maupun negatif.

c. Ciri-Ciri dan Fungsi Sikap

Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Dapatlah dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal, tetapi tidak semua faktor internal adalah sikap. Adapun ciri- ciri sikap adalah sebagai berikut:

1) Sikap itu dipelajari (learnability)

Sikap merupakan hasil belajar ini perlu dibedakan dari motif-motif psikologi lainnya.

Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian individu. Barangkali yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti bahwa hal itu akan membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri),

40Abu Ahmadi, Psikologi…, h.157-158

membantu tujuan kelompok, atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya perseorangan.

2) Memiliki kestabilan (stability)

Sikap bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil, melalui pengalaman. Misalnya, perasaan like dan dislike dan dislike terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulang-ulang atau memiliki frekuensi yang tinggi

3) Personal-sociated significance

Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi.

4) Berisi cognisi dan affeksi

Komponen kognisi dari sikap adalah berisi informasi yang fak tual.

Misalnya, obyek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.

5) Approach-avoidance directionality

Bila seseorang memiliki sikap yang favourable terhadap sesuatu obyek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila seseorang memiliki sikap yang unfavourable, mereka akan menghindarinya. 41

Sedangkan fungsi sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:

41Ibid., h. 178-179

1) Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable, artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Justru karena itu sesuatu golongan yang mendasarkan atas kepentingan bersama dan pengalaman bersama biasanya ditandai oleh sikap anggotanya yang sama terhadap suatu objek.

Sehingga dengan demikian sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompoknya yang lain.

2) Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita tahu bahwa tingkah laku anak kecil dan binatang pada umumnya merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya. Antara perangsang dan reaksi tak ada pertimbangan, tetapi pada anak dewasa dan yang sudah lanjut usianya perangsang itu pada umumnya tidak diberi reaksi secara spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu. Jadi antara perangsang dan reaksi terdapat suatu yang di sisipkannya yaitu sesuatu yang berwujud pertimbangan- pertimbangan/penilaian-penilaian terhadap perangsang itu sebenarnya bukan hal yang berdiri sendiri, tetapi merupakan sesuatu yang erat hubungannya dengan cita-cita orang, tujuan hidup orang, keinginan-keinginan pada orang itu dan lain sebagainya.

3) Sikap berfungsi sebagai sebagai alat pengatur pengalaman- pengalaman. Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua pengalaman berasal dari dunia luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian, lalu dipilih.

4) Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian

Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang.Ini sebabnya karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya.Oleh karena itu, dengan melihat sikap-sikap pada obyek-obyek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap sebagai pernyataan pribadi. 42

Pernyataan tentang fungsi sikap sosial dikemukakan oleh Baron dan Byrne yaitu sebagai berikut:

1) Sikap berfungsi sebagai skema yang dapat membantu manusia untuk memproses dan menyerap berbagi informasi sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan pemikiran terhadap isu, objek, atau kelompok yang kuat

42Abu Ahmadi, Psikologi..., h. 164-167.

2) Sikap berfungsi sebagi pengetahuan dalam mengelola dan menginterpretasi informasi sosial dalam masyarakat

3) Sikap sebagai ekspresi diri dan identitas diri yang memungkinkan seseorang mengekspresikan keyakinannya

4) Sikap sebagai self-esteem yaitu dapat membantu mempertahankan dan meningkatkan perasaan harga diri

5) Sikap berfungsi sebagai pertahanan ego yang dapat melindungi diri dari informasi yang tidak diinginkan tentang dirinya

6) Sikap sebagai motivasi yang dapat mengarahkan orang lain untuk memberikan kesan yang baik atau positif untuk diri kita43

Berdasarkan pemaparan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan orang tua memiliki pengaruh terhadap perubahan sikap sosial anak. Dampak yang ditimbulkan bisa bersifat positif maupun negatif terhadap pola perkembangan anak dan interaksinya dengan lingkungan sekitar. Pendidikan orang tua pula dapat menjadi salah satu faktor perubahan dan pembentukan sikap sosial anak.

Karena dalam masa pertumbuhan, anak-anak akan lebih aktif dalam mencermat apa yang dilakukan oleh para orang tua mereka. Karena orang tua yang berpendidikan akan lebih cermat dalam mengatur anak dan sebaliknya orang tua yang tidak berpendidikan tidak akan bisa

43 Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 86-87

mengontrol anak dengan baik karena tidak tau tanggung jawab yang sebenarnya pada anak.

d. Bentuk-Bentuk Sikap Sosial

Sikap sosial memiliki beberapa bentuk, ada yang positif dan ada yang negatif. Adapun bentuk sikap sosial yang positif diantaranya:

1) Kerjasama

Kerjasama merupakan suatu hubungan saling bantu membantu dari orang-orang atau kelompok orang dalam mencapai suatu tujuan.

2) Solidaritas

Solidaritas merupakan salah satu sikap sosial yang dapat dilakukan seseorang dalam melihat ataupun memperhatikan orang lain terutama seseorang yang mengalami suatu masalah.

3) Tenggang rasa

Sikap tenggang rasa adalah perwujudan sikap dan prilaku seseorang dalam menjaga, menghargai dan menghormati orang lain. 44

Sedangkan bentuk sikap sosial yang bersifat negatif di antaranya:

44 Bambang Syamsul Arifin, Psikologi…., h. 132.

1) Egoisme yaitu suatu bentuk sikap dimana seseorang merasa dirinya adalah yang paling unggul atas segalanya dan tidak ada orang atau benda apapun yang mampu menjadi pesaingnya.

2) Prasangka sosial yaitu suatu sikap negatif yang diperlihatkan oleh individu atau kelompok terhadap individu lain atau kelompok lain.

3) Rasisme, yaitu sikap yang didasarkan pada kepercayaan bahwa suatu ciri yang dapat diamati dan dianggap diwarisi seperti warna kulit merupakan suatu tanda perihal inferioritas yang membenarkan perlakuan diskriminasi terhadap orang-orang yang mempunyai ciri-ciri tersebut.

4) Rasialisme, yaitu suatu penerapan sikap diskriminasi terhadap kelompok ras lain. Misalnya diskriminasi ras yang pernah terjadi di Afrika Selatan

5) Stereotip, yaitu citra kaku mengenai suatu rasa atau budaya yang dianut tanpa memerhatikan kebenaran citra tersebut.45

C. Kerangka Berfikir

Melihat dan mengetahui perjuangan hebat dan luar biasa para pemuda terdahulu seharusnya menjadikan cambuk untuk membangkitkan semangat perjuangan para pemuda saat ini untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik.

45 Ibid., h. 133.

Akan tetapi apa yang terjadi akhir-akhir ini membuat generasi yang saat ini sudah tidak muda lagi menjadi khawatir. Terjadinya berbagai tindakan kekerasan, tawuran, pelecehan seksual dan konsumsi narkoba di kalangan pemuda dan pelajar sudah berada pada keadaan yang memperihatinkan. Kalau tidak segera mendapat penanganan serius. Bisa-bisa bangsa ini akan kehilangan satu generasi.

Kondisi ini harus mendapat perhatian oleh semua pihak, yaitu pemerintah, sekolah dan masyarakat.

Untuk mencegah agar kejadian-kejadian serupa tidak terjadi lagi dimasa yang akan datang, perlu dikembangkan sedini mungkin pemahaman dan sikap- sikap positif dalam benak anak. Pemikiran dan sikap positif anak harus dibentuk dan dikembangkan sejak dini. Salah satu yang perlu dilakukan adalah pembentukan sikap sosial dalam diri anak. Pembentukan sikap dan karakter anak menjadi tanggung jawab orang tua dan sekolah.

Menyadari akan kondisi ini orang tua harus lebih mengoptimalkan usahanya dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Hubungan latar belakang pendidikan orang tua sangat berpengaruh sekali terhadap sikap sosial anak. Karena jika pendidikan terakhir orang tua baik maka akan lebih mudah untuk mengarahkan pada kebiasaan baik, hal ini akan mengakibatkan sikap sosial anak ke arah positif, sebaliknya jika pendidikan terakhir orang tua cenderung kurang, maka orang tua tidak akan tau tanggung jawab yang sebenarnya pada anak.

Tanggung jawab orang tua terhadap anak. Bagi seorang anak, keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan keluarga tempat di mana ia menjadi diri pribadi atau diri sendiri. Keluarga juga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya, di samping itu keluarga merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti kepada Tuhan sebagai perwujudan nilai hidup yang tertinggi.46

Atas dasar pemikiran tersebut maka pendidikan orang tua akan dapat berpengaruh terhadap sikap sosial siswa kelas VII MTs Assulamy Langko, Lingsar, Lombok Barat tahun 2019.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.47

46 Hasbullah, dasar-dasar…,h.109-110.

47 Sugiyono, Penelitian Kuantitatif Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2011), h. 64.

Hipotesis yang diuji dinamakan hipotesis kerja. Sebagai lawannya adalah hipotesis nol (nol).Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal, sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan keandalanya. Adapun hipotesis yang diajukkan peneliti dalam penelitian ini yaitu :

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan orang tua terhadap sikap sosial siswa pada kelas VII di Mts Assulamy Langko Lingsar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2018/2019.

Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan orang tua terhadap sikap sosial siswa pada kelas VII di Mts Assulamy Langko Lingsar Lombok Barat Tahun Pelajaran 2018/2019

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penddekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif sering di namakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis.48

Adapun jenis dalam penelitian ini adalah ex-postfacto. Metode ex- postfacto adalah penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel teriket dalam suatu penelitian.49Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan orang tua siswa terhadap sikap sosial siswa terhadap siswa kelas VII MTs Assulamy langko tahun ajaran 2018/2019

B. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek atau obyek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Populasi bisa berupa

48Sugiyono, Penelitian…, h. 64.

49Etta Mamang Sangadji & Sopiah, Metodelogi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam Penelitian, (Yogyakarta: Andy, 2010), hlm. 26.

38

manusia, tumbuhan, hewan, produk, bahkan dokumen.50Berdasarkan penjelasan di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs. Assulamy Langko Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 64 orang siswa.

b. Sampel

Arikunto menyatakan bahwa apabila subjeknya < 100 lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian sensus. Jadi responden dalam penelitian ini adalah 64 orang siswa.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian sejak Februari 2019, demi mendapatkan data yang akurat, obyektif dan sebaik mungkin.Dalam penelitian ini, penelitian bertindak sebagai perencana, pengumpulan data, penganalisa data dan langsung sebagai pelapor data.

Dan penelitian ini bertempat di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assulamy Langko, yang terletak di Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat dengan ulasan sebagai betikut :

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Assulamy Langko merupakan sekolah atau madrasah yang cukup banyak diminati oleh peserta didik yang telah lulus dari Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) kemudian melanjutkan ke MTs. Assulamy Langko ini. Letak MTs. ini sangat strategis karena berada di tengah-tengah desa dan di belakang sekolah ini terdapat kebun milik warga yang

50Ibid., hlm. 185.

sudah pasti terdapat banyak pohon-pohon yang sangat rindang yang menjadikan sekolah ini sangat teduh sehingga suasana seperti ini menjadikan daya tarik tersendiri bagi peserta didik.

Sekolah ini mempunyai kualitas yang cukup bagus walaupun sekolah ini berada di desa.Akreditasi dari sekolah ini juga mendapatkan nilai B dari Badan Akreditasi Nasional (BAN).Sekolah ini juga sering mengirim siswa-siswinya untuk mengikuti berbagai kompetisi atau lomba.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai

“variasi” antar satu orang dangan orang lain atau satu objek dengan obyek yang lain. 51

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel adalah suatu atribut obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti oleh peneliti, yang terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.52Adapun yang

51Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), h. 60.

52Ibid.., h.61.

menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah pendidikan orang tua (X).

Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.53Adapun yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah sikap sosial anak didik (Y).

E. Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian merupakan “keseluruhan proses-proses pemikiran dan penentuan matang tentang hal-hal yang akan di lakukan”.54 Jadi desain penelitian adalah rencana peneliti tentang pemikiran untuk menentukan perencanaan secara matang tentang hal-hal yang akan di lakukan pada saat penelitian.

Sesuai dengan masalah yang di uji dalam penelitian ini serta memperhatikan tujuan dan manfaatnya, maka penelitian ini di lakukan dengan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif. Pendekatan kuantitatif adalah

“suatu proses pengetahuan yang digunakan untuk menemukan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang di teliti atau yang ingin di ketahui”.55Sedangkan deskriptif adalah “mendeskripsikan atau gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

53Ibid.., h.61.

54Margono, metodologi penelitian pendidikan,(Jakarta: pt rineka cipta, 2004)h, 100.

55Ibid,h,109.

hubungan antara fenomena-fenomena yang di teliti”.56Kemudian di analisisi secara sistematis dan tepat sesuai dengan data yang di peroleh di lokasi penelitian.

Dengan demikian penelitian kuantitatif yang bersifat deskriftif adalah penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang diteliti atau yang ingin diketahui.

F. Instrument/ Alat dan Bahan Penelitian

Instrument adalah alat bantu pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Menurut Sugiyono, Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua penomena ini disebut variabel penelitian.57Jadi instrumen dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa Angket (Kuesioner). Angket digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan pengaruh pendidikan orang tua siswa terhadap sikap sosial siswa pada kelas VII MTs Assulamy Langko.

Adapun kisi-kisi instrument adalah sebagai berikut.

56Moh Nasir, metode penelitian,(Bogor: ghalia Indonesia, 2005)h, 54.

57Sugiyono, Metode Penelitian …, hlm. 102.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Angket Pengaruh Pendidikan Orang Tua Siswa dan Sikap Sosial Siswa Pada Kelas VII MTs Assulamy Langko

No Variabel Sub Variabel Indikator No soal 1 Sikap Sosial

Siswa

Faktor intern Pengaruh-pengaruh yang datang dari luar

1,2,3

Faktor ekstern Interaksi antara manusia dengan hasil kebudayaan manusia Faktor ekstern

4,5,6

Sikap itu di pelajari Mempelajari sikap dengan sengaja

7,8,9 Memiliki

kestabilan

Bermula dari dipelajari kemudian menjadi lebih kuat

10

Personal-sociated significance

Sikap melibatkan hubungan

11,12,13 Bentuk-bentuk

sikap sosial

Bentuk sikap sosial yang positif

14,15,16,17 Bentuk sikap sosial

yang negatif

18,19,20

2 Pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan Pendidikan terakhir 1,2 Pembentukan

sikap sosial ke arah yang positif dari orang tua terhadap anak

Faktor intern Pengaruh-pengaruh yang datang dari luar

3, 4

Faktor ekstern Interaksi antara manusia dengan hasil kebudayaan manusia Faktor ekstern

5, 6, 7

Sikap itu di pelajari Mempelajari sikap dengan sengaja

8, 9, 10 Memiliki

kestabilan

Bermula dari dipelajari kemudian

11

menjadi lebih kuat Personal-sociated

significance

Sikap melibatkan hubungan

12, 13, 14 Bentuk-bentuk

sikap sosial

Bentuk sikap sosial yang positif

15, 16, 17, 18

Bentuk sikap sosial yang negatif

19, 20, 21

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen

Validitas instrumen sangat dibutuhkan untuk mendapatkan data yang baik. “valid berarti intrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Untuk menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat dapat menggunakan korelasi product moment sebagai berikut:

√ Keterangan:

Dokumen terkait