• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengolahan Persampahan

Dalam dokumen Arahan untuk Pengaturan Kota (Halaman 53-60)

Pada tahap pewadahan setiap rumah/bangunan harus memiliki pewadahan sampahnya masing-masing. Pada tahap ini kepala lingkungan bertanggung jawab membantu, menghimbau dan mensosialisasikan penggunaan pewadahan sampah dan membuang sampah pada tempatnya.

2. Pemilahan

Pada tahap pemilihan, pada setiap warga masyarakat diwajibkan agar melakukan pemilihan sampahnya masing-masing. Dalam hal ini lurah bertanggungjawab memotivasi masyarakat untuk melakukan pemilihan sampahnya masing-masing untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA karena sebagian besar sampah masih bisa dimanfaatkan secara ekonomis dengan melibatkan unsur-unsur yang ada di kelurahan.

3. Pengumpulan

a. Pola langsung : proses pengumpulan sampah langsung (house to house collection) dengan truk sampah dan kemudian dibuang ke TPA.

b. Pola Tidak Langsung : proses pengumpulan sampah dengan menggunakan becak/gerobak sampah dan kemudian dipindahkan/ditempatkan ke tempat penampungan sementara (TPS).

Pada tahap ini lurah bertanggungjawab membantu melakukan sosialisasi jadwal waktu pembuangan/ pengumpulan sampah dari sumbernya dan memelihara kebersihan lingkungan TPS.

4. Pengangkutan

a. Pola Langsung : Proses pengangkutan sampah dengan menggunakan truk sampah secara langsung dari sumber sampah dan kemudian diangkat langsung ke TPA.

b. Pola Tidak Langsung : Proses pengangkutan sampah dengan cara mengangkut sampah yang telah terkumpul/bertumpuk di TPS dan kemudian diangkut ke TPA.

Pada tahap ini camat aktif melakukan koordinasi dengan Dinas Kebersihan tentang jadwal waktu pengangkutan sampah ke TPA.

5. Pembuangan Akhir

Pembuangan akhir merupakan kegiatan operasional pembuangan sampah tahap akhir dengan mengumpulkan sampah di suatu tempat agar tidak menimbulkan kualitas lingkungan sekitarnya. Tempat pembuangan akhir (TPA) adalah tempat pembuangan sampah di suatu lokasi yang telah ditentukan oleh pemerintah (Pasal 1 Perda Kota Medan No. 8/2002).

Adapun metode pengelolaan sampah yang diterapkan oleh Dinas Kebersihan di lokasi TPA adalah metode dumping yaitu sampah yang masuk ke TPA tanpa melalui proses tertentu langsung di buang/dipaparkan di lokasi TPA.

Sebelum dilakukan pembuangan dan pemaparan sampah terlebih dahulu lokasi TPA yang ada dibagi dalam beberapa zona agar pembuangan dan pemaparan sampah menjadi teratur, misalnya sampah yang masuk ke TPA dipaparkan/ditimbun di suatu zona tertentu, apabila zona tersebut telah penuh dengan timbunan sampah, maka pemaparan dialihkan kepada zona yang baru demikian seterusnya.

Sebagai dampak dari penerapan metode open dumping yang dilakukan saat ini adalah :

a. Dampak negatif, dikhawatirkan terjadi pencemaran lingkungan (tanah, air, udara)

b. Dampak positif, membuka lapangan kerja bagi pemulung di TPA, dan saat ini diperkirakan di TPA Namo Bintang para pemulung berjumlah ± 250 orang dan di TPA Terjun berjumlah ±200 orang.

Akantetapi, pada perencanaan pengelolaan persampahan di Kota Medan pada masa yang akan datang tidak menggunakan Metode Open Dumping melainkan dengan menggunakan Metode Sanitary Landfill.

Khusus untuk sampah medis (clinical waste) dikelola sendiri oleh masing- masing rumah sakit dan klinik, yang pemusnahannya mempergunakan incenarator dan Dinas Kebersihan tidak menangani sampah medis, melainkan hanya menangani sampah domestik (solid waste) selanjutnya kepada masing-masing Rumah Sakit telah disosialisasikan agar cermat memilah sampah domestik dengan sampah medis, antara lain dengan membedakan pewadahanya sehingga petugas Dinas Kebersihan tidak perlu keliru dalam melakukan pengangkutan sampah.

3. Pengelolaan Sampah

Pengolahan sampah di TPA Namo Bintang dan Terjun adalah pengolahan kompos skala kecil yang bahan bakunya diperoleh dari sampah yang telah bertumpuk lama di TPA dan saat tumpukan sampah telah mencapai ketinggian 5 M.

Solusi permasalahan persampahan Kota Medan adalah : 1). Peningkatan sarana dan prasarana kebersihan

a. Perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kebersihan b. Pembelian suku cadang kendaraan operasional.

c. Pengadaan sarana operasional kebersihan

d. Pembangunan TPA baru sesuai dengan tuntutan Kota Metropolitan dengan metode ramah lingkungan.

Tabel IV.13

PERKIRAAN JUMLAH TIMBULAN SAMPAH DAN KEBUTUHAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2030

No. Kecamatan

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Jumlah Penduduk Commuters

(Jiwa)

TIMBULAN SAMPAH DAN JUMLAH SARANA SAMPAH TAHUN 2030 Kriteria Desain

Sampah Penduduk

Menetap (m³/hari)

Sampah Penduduk Commuters

(m³/hari)

Total Sampah

Kota (m³/hari)

Total Sampah Terlayani

(m³/hari)

Becak Sampah

(unit)

TPS (Unit)

Arm Roll Truk (6 m³)

Arm Roll Truk (10 m³)

Tipper Truk (unit)

Compactor Truk (unit)

1 Medan Tuntungan 81.256,00 22.751,68 195,01 27,30 222,32 200,08 49 37 6 4 19 7

2 Medan Johor 169.592,00 47.485,76 407,02 56,98 464,00 417,60 103 77 13 8 39 15

3 Medan Amplas 266.374,00 74.584,72 639,30 89,50 728,80 655,92 162 121 20 12 61 23

4 Medan Denai 189.233,00 52.985,24 454,16 63,58 517,74 465,97 115 86 14 9 43 16

5 Medan Area 99.141,00 27.759,48 237,94 33,31 271,25 244,12 60 45 8 5 23 8

6 Medan Kota 77.032,00 21.568,96 184,88 25,88 210,76 189,68 47 35 6 4 18 7

7 Medan Maimun 99.087,00 27.744,36 237,81 33,29 271,10 243,99 60 45 8 5 23 8

8 Medan Polonia 81.298,00 22.763,44 195,12 27,32 222,43 200,19 49 37 6 4 19 7

9 Medan Baru 43.553,00 12.194,84 104,53 14,63 119,16 107,24 26 20 3 2 10 4

10 Medan Selayang 110.868,00 31.043,04 266,08 37,25 303,33 273,00 67 51 8 5 25 9

11 Medan Sunggal 127.717,00 35.760,76 306,52 42,91 349,43 314,49 78 58 10 6 29 11

12 Medan Helvetia 208.592,00 58.405,76 500,62 70,09 570,71 513,64 127 95 16 10 48 18

13 Medan Petisah 58.131,00 16.276,68 139,51 19,53 159,05 143,14 35 27 4 3 13 5

14 Medan Barat 55.497,00 15.539,16 133,19 18,65 151,84 136,66 34 25 4 3 13 5

15 Medan Timur 108.581,00 30.402,68 260,59 36,48 297,08 267,37 66 50 8 5 25 9

16 Medan Perjuangan 128.498,00 35.979,44 308,40 43,18 351,57 316,41 78 59 10 6 29 11

17 Medan Tembung 159.097,00 44.547,16 381,83 53,46 435,29 391,76 97 73 12 7 36 14

18 Medan Deli 228.361,00 63.941,08 548,07 76,73 624,80 562,32 139 104 17 10 52 20

19 Medan Labuhan 186.433,00 52.201,24 447,44 62,64 510,08 459,07 113 85 14 9 43 16

20 Medan Marelan 407.907,00 114.213,96 978,98 137,06 1.116,03 1.004,43 248 186 31 19 93 35

21 Medan Belawan 106.680,00 29.870,40 256,03 35,84 291,88 262,69 65 49 8 5 24 9

Jumlah 2.992.928,00 838.019,84 7.183,03 1.005,62 8.188,65 7.369,79 1.820 1.365 227 136 682 256 Sumber : Rencana

2). Peningkatan Pelaksanaan Operasional Pelayanan Kebersihan

a. Penyediaan SDM untuk pelaksanaan operasional kebersihan sebanyak 1.800 orang Tenaga Harian Lepas (THL).

b. Terlaksananya pengawasan dan monitoring kebersihan kota.

c. Tersedianya BBM dan alat kebersihan

d. Menampung dan menindaklanjuti keluhan masyarakat tentang pelayanan kebersihan.

e. Mendukung pelaksanaan gotong royong yang dilaksanakan oleh kelurahan dan kecamatan.

3). Peningkatan Kerjasama dengan mitra swasta untuk pengadaan sarana dan prasarana kebersihan.

a. Penyewaan angkutan sampahdan penyewaan alat berat untuk TPA.

b. Penyewaan instalasi pembuangan limbah tinja (IPAL).

c. Penyewaan bus pengangkut Bestari dan Melati dari Tanjung Morawa.

4). Peningkatan mekanisme pengelolaan kebersihan/persampahan.

a. Penugasan camat sebagai koordinator pengangkutan sampah dari TPS ke TPA.

b. Penugasan lurah sebagai koordinator pelaksana penyapuan dan pengumpulan sampah dari sumbernya ke TPS.

c. Penugasan kepala lingkungan sebagai koordinator pelaksanaan kebersihan di tingkat lingkungan dan menghimbau masyarakat agar menempatkan sampah dalam wadah sampah masing-masing.

5). Peningkatan kesadaran dan komitmen masyarakat berbudaya bersih a. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kebersihan lingkungan

kepada masyarakat dan sekolah percontohan mulai dari tingkat pra sekolah sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Umum.

b. Melaksanakan sosialisasi kebersihan sungai kepada masyarakat yang berdomisili di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kota Medan.

c. Pembuatan papan himbauan kebersihan, leaflet/brosur, stiker, dan spanduk kebersihan.

d. Melakukan pendekatan pada masyarakat agar tergugah berpartisipasi memberikan bentuan berupa sarana persampahan.

6). Peningkatan penerimaan retribusi pelayanan kebersihan

a. Melaksanakan sosialisasi Perda No. 8 Tahun 2002 tentang retribusi pelayanan kebersihan kepada masyarakat.

b. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan retribusi pelayanan kebersihan.

c. Melaksanakan penyempurnaan mekanisme penerimaan retribusi pelayanan kebersihan.

d. Penagihan retribusi persampahan dilakukan langsung kepada masing-masing wajib retribusi sampah.

7). Pembangunan TPA baru dengan penerapan sistem pemrosesan akhir sampah dengan sistem sanitary landfill sesuai dengan maksud Undang- Undang No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. TPA eksisting yang terletak di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan marelan akan ditetapkan menjadi RTH berupa taman kota setelah tidak dioperasionalkan menjadi TPA.

8). Direncanakan akan dikembangkan TPA regional di wilayah Tadukan Raya di Kecamatan STM Hilir Kabupaten dan wilayah sekitrarnya di Kabupaten Deli Serdang.

Sistem pengolahan persampahan terdiri dari ketentuan sebagai berikut :

a. Tempat Penampungan Sementara ditetapkan pada setiap unit lingkungan perumahan dan pusat-pusat kegiatan;

b. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu berupa tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah, ditetapkan di setiap unit RW atau kawasan seluas 500- 1.000 m²; dan

c. Tempat Pemprosesan Akhir ditetapkan di TPA Terjun dan TPA Namo Bintang dengan menggunakan metode sanitary landfill.

Dalam dokumen Arahan untuk Pengaturan Kota (Halaman 53-60)

Dokumen terkait