• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan untuk Pengaturan Kota

N/A
N/A
21@011 Erwin Saputra Giawa

Academic year: 2024

Membagikan " Arahan untuk Pengaturan Kota"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana struktur ruang wilayah kota merupakan kerangka sistem pusat- pusat pelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kota dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kota yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kota selain untuk melayani kegiatan skala kota, meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem sumber daya air dan sistem jaringan lainnya.

Rencana struktur ruang wilayah kota berfungsi :

a. Sebagai arahan pembentukan sistem pusat-pusat pelayanan wilayah kota yang memberikan layanan bagi wilayah kota;

b. Sebagai arahan perletakan jaringan prasarana kota sesuai dengan fungsi jaringannya yang menunjang keterkaitan antara pusat-pusat pelayanan kota;

dan

c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun.

Rencana Struktur Wilayah Kota Medan digambarkan dalam bentuk : 1. Arahan Pengembangan dan Distribusi Penduduk yang merupakan perkiraan

jumlah penduduk hingga akhir tahun perencanaan yang selanjutnya diuraikan dalam rencana pendistribusian untuk setiap kawasan/kecamatan sesuai dengan daya dukungnya.

2. Rencana Sistem Pusat-Pusat Pelayanan yang merupakan pengembangan sistem penyebaran pusat-pusat pelayanan kota yang disusun secara hirarkis dan terstruktur sesuai dengan arahan dan rencana fungsi masing-masing pusat. Pusat pelayanan kota adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial

(2)

dan/atau administrasi yang melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional, yang meliputi :

a. Pusat pelayanan kota, melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional;

b. Subpusat pelayanan kota, melayani sub-wilayah kota;

c. Pusat lingkungan, melayani skala lingkungan kota

3. Rencana Sistem Jaringan Transportasi merupakan pengembangan sistem jaringan yang menggambarkan pola pergerakkan dan penyebaran prasarana dan sarana penunjangnya, mencakup sistem transportasi darat, sistem jaringan kereta api, sistem jaringan angkutan sungai dan penyeberangan, sistem jaringan transportasi laut dan sistem jaringan transportasi udara.

4. Rencana Sistem Jaringan Utilitas adalah pengembangan sistem jaringan pelayanan yang memungkinkan kota dapat terlayani secara optimal dengan memperhatikan arahan pengembangan dan distribusi penduduk, sistem pusat-pusat pelayanan serta arah pengembangan kota dalam jangka panjang.

4.1 ARAHAN PENGEMBANGAN DAN DISTRIBUSI PENDUDUK

Penyebaran penduduk Kota Medan saat ini tidak merata, terkonsentrasi di kawasan pusat kota seperti di Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Perjuangan, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Tembung. Sejalan dengan kecenderungan perkembangan fisik kota, saat ini perkembangan permukiman mulai mengarah ke Selatan.

Perkembangan permukiman ke arah Selatan perlu dibatasi mengingat kawasan ini merupakan daerah konservasi. Untuk itu pada masa yang akan datang perkembangan permukiman diharapkan akan mengarah ke Utara, seperti Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Labuhan.

Beberapa pertimbangan dalam penetapan arahan distribusi penduduk adalah :

a) Pertumbuhan penduduk dilihat dari beberapa periode diperoleh kecenderungan pertumbuhan yang meningkat. Pada periode 1980 sampai tahun 1990 pertumbuhan penduduk rata-rata meningkat sebesar 1,5% per- tahun, dan pada tahun 1990 sampai dengan tahun 2000 pertumbuhan penduduk meningkat sebesar 1,8% per tahun, dan periode 2000 sampai dengan tahun 2007 pertumbuhan penduduk mencapai 2% per tahun.

(3)

b) Ketersediaan lahan untuk pengembangan pada setiap kecamatan.

Diperkirakan pertumbuhan penduduk masing-masing kecamatan akan bervariasi, pada kecamatan di kawasan pusat kota, diperkirakan penduduknya tidak akan bertambah, karena kepadatan kawasan ini sudah cukup tinggi dan tidak tersedia lahan untuk pengembangan dan bahkan kecenderungan kawasan perumahan beralih fungsi untuk penggunaan perdagangan dan jasa.

c) Keberadaan pusat–pusat pertumbuhan yang ada seperti pusat sekunder yang akan dikembangkan merupakan salah satu faktor penarik perkembangan perumahan ke kawasan tersebut. Kawasan kecamatan Medan Marelan dan Medan Amplas merupakan kecamatan yang paling tinggi tingkat perkembangan penduduknya. Di kawasan ini banyak tumbuh kompleks perumahan baru.

d) Rencana pengembangan pusat-pusat pegembangan baru untuk kegiatan perekonomian dan perdagangan akan menarik perkembangan kawasan perumahan kekawasan tersebut, seperti pusat primer utara.

e) Kebijaksanaan pemerintah yang telah ada, dalam menetapkan arah pengembangan kota.

Berdasarkan pertimbangan diatas dan kondisi masing-masing kecamatan, maka arahan pengembangan dan strategi distribusi penduduk Kota Medan adalah sebagai berikut :

a) Pengembangan penduduk diarahkan sesuai rencana struktur ruang dan pola ruang.

b) Pengendalian pertambahan penduduk di kawasan pusat kota, berupa pembatasan pembangunan perumahan baru pada kawasan tertentu atau meningkatkan pajak untuk lahan dan bangunan.

c) Mengarahkan perkembangan penduduk ke luar kawasan pusat kota, yaitu pada kawasan-kawasan yang relatif masih sangat rendah tingkat kepadatan dan penggunaan lahannya masih banyak berupa lahan kosong, diawali dengan menyiapkan prasarana/sarana dasar (jalan, jaringan utilitas serta fasilitas sosial dan fasilitas umum).

Secara umum arahan distribusi penduduk pada masing-masing kecamatan di Kota Medan, dapat diuraikan sebagai berikut :

(4)

1. Kecamatan Medan Tuntungan

Merupakan kecamatan yang berada di luar Pusat Kota. Kepadatan penduduk di kecamatan ini masih tergolong rendah dan lahan pengembangan masih tersedia cukup luas. Namun mengingat kecamatan ini berada pada kawasan Selatan yang fungsinya sebagai kawasan konservasi maka pertumbuhan penduduknya juga diharapkan tidak terlalu besar. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 81.256 jiwa dengan kepadatan sekitar 39 Jiwa/Ha.

2. Kecamatan Medan Johor

Merupakan kecamatan yang relatif dekat dengan pusat kota dan sudah cukup berkembang dimana terdapat banyak kompleks perumahan. Perkiraan pertumbuhan penduduk di kecamatan ini relatif akan cukup besar. Di kawasan ini masih cukup tersedia lahan pengembangan, namun perlu dibatasi perkembangannya mengingat kecamatan ini berada pada kawasan Selatan yang fungsinya sebagai kawasan konservasi. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 169.592 jiwa dengan kepadatan sekitar 116 Jiwa/Ha.

3. Kecamatan Medan Amplas

Merupakan kecamatan yang mempunyai pertumbuhan penduduk terbesar kedua setelah Medan Marelan dengan potensi lahan pengembangan yang masih luas. Perkembangan pada kawasan ini sangat pesat, dimana banyak terdapat industri yang berkembang. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 266.374 jiwa dengan kepadatan sekitar 238 Jiwa/Ha.

4. Kecamatan Medan Denai

Merupakan kecamatan yang relatif dekat dengan pusat kota dan sudah cukup berkembang dimana terdapat banyak kompleks perumahan. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 189.233 jiwa dengan kepadatan sekitar 209 Jiwa/Ha.

5. Kecamatan Medan Area

Merupakan kecamatan yang relatif dekat dengan pusat kota dan sudah cukup berkembang dimana terdapat banyak kompleks perumahan. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 99.141 jiwa dengan kepadatan sekitar 180 Jiwa/Ha.

(5)

6. Kecamatan Medan Kota

Merupakan kecamatan di kawasan pusat kota, sebagian wilayahnya adalah kawasan perdagangan dan jasa. Ketersediaan lahan pengembangan sangat terbatas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 77.032 jiwa dengan kepadatan sekitar 146 Jiwa/Ha

7. Kecamatan Medan Maimun

Merupakan kawasan di pusat kota, sebagian kawasan ini merupakan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa. Ketersediaan lahan pengembangan sangat terbatas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 99.087 jiwa dengan kepadatan sekitar 333 Jiwa/Ha.

8. Kecamatan Medan Polonia

Merupakan kawasan di pusat kota, kawasan ini merupakan kawasan bandara polonia dan permukiman. Ketersediaan lahan pengembangan sangat terbatas. Namun dengan adanya rencana pemindahan bandara polonia ke Kuala Namo, maka kawasan polonia akan dikembangkan menjadi kawasan CBD. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 81.298 jiwa dengan kepadatan sekitar 90 Jiwa/Ha.

9. Kecamatan Medan Baru

Merupakan kecamatan di kawasan pusat kota, sebagian wilayahnya adalah kawasan perdagangan dan jasa. Ketersediaan lahan pengembangan sangat terbatas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 43.553 jiwa dengan kepadatan sekitar 75 Jiwa/Ha

10. Kecamatan Medan Selayang

Merupakan kecamatan yang berada di luar Pusat Kota. Lahan pengembangan masih tersedia cukup luas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 110.868 jiwa dengan kepadatan sekitar 87 Jiwa/Ha.

11. Kecamatan Medan Sunggal

Merupakan kecamatan yang berada di luar Pusat Kota dan memiliki luas kecamatan yang paling kecil, sehingga lahan pengembangan sangat terbatas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 127.717 jiwa dengan kepadatan sekitar 83 Jiwa/Ha.

(6)

12. Kecamatan Medan Helvetia

Merupakan kecamatan yang mempunyai pertumbuhan penduduk cukup besar. Potensi lahan pengembangan sangat terbatas. Perkembangan pada kawasan ini sangat pesat, dimana banyak terdapat kawasan perumahan.

Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 208.592 jiwa dengan kepadatan sekitar 159 Jiwa/Ha.

13. Kecamatan Medan Petisah

Merupakan kecamatan di kawasan pusat kota, sebagian wilayahnya adalah kawasan perdagangan dan jasa. Ketersediaan lahan pengembangan masih luas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 58.131 jiwa dengan kepadatan sekitar 85 Jiwa/Ha.

14. Kecamatan Medan Barat

Merupakan kecamatan di kawasan pusat kota, sebagian wilayahnya adalah kawasan perdagangan dan jasa. Ketersediaan lahan pengembangan sangat terbatas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 55.497 jiwa dengan kepadatan sekitar 104 Jiwa/Ha.

15. Kecamatan Medan Timur

Merupakan kecamatan di kawasan pusat kota, sebagian wilayahnya adalah kawasan perdagangan dan jasa. Ketersediaan lahan pengembangan sangat terbatas. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 108.581 jiwa dengan kepadatan sekitar 140 Jiwa/Ha.

16. Kecamatan Medan Perjuangan

Merupakan kecamatan yang relatif dekat dengan pusat kota dan sudah cukup berkembang dimana terdapat banyak kompleks perumahan. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 128.498 jiwa dengan kepadatan sekitar 314 Jiwa/Ha.

17. Kecamatan Medan Tembung

Merupakan kecamatan yang relatif dekat dengan pusat kota dan sudah cukup berkembang dimana terdapat banyak kompleks perumahan. Lahan pengembangan sangat terbatas karena luas wilayah sangat kecil.

Kecamatan ini merupakan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 159.097 jiwa dengan kepadatan sekitar 199 Jiwa/Ha.

(7)

18. Kecamatan Medan Deli

Merupakan salah satu kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk paling besar, dengan potensi lahan pengembangan yang masih luas.

Perkembangan pada kawasan ini sangat pesat, dimana banyak pembangunan kompleks perumahan baru. Pesatnya perkembangan ke kawasan ini disebabkan adanya kawasan industri dalam skala yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut laju pertumbuhan penduduk diperkirakan 2% per tahun. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 228.361 jiwa dengan kepadatan sekitar 110 Jiwa/Ha.

19. Kecamatan Medan Labuhan

Merupakan kecamatan yang mempunyai luas terbesar dengan potensi lahan pengembangan yang masih luas. Perkembangan pada kawasan ini sangat pesat, dimana banyak pembangunan kompleks perumahan baru. Pesatnya perkembangan ke kawasan ini disebabkan adanya kawasan industri dalam skala yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut laju pertumbuhan penduduk diperkirakan 2% per tahun. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 186.433 jiwa dengan kepadatan sekitar 51 Jiwa/Ha.

20. Kecamatan Medan Marelan

Merupakan kecamatan yang mempunyai pertumbuhan penduduk terbesar dengan potensi lahan pengembangan yang masih luas. Perkembangan pada kawasan ini sangat pesat, dimana banyak pembangunan kompleks perumahan baru. Berdasarkan hal tersebut laju pertumbuhan penduduk diperkirakan 2% per tahun. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 407.907 jiwa dengan kepadatan sekitar 171 Jiwa/Ha.

21. Kecamatan Medan Belawan

Merupakan kecamatan dengan ketersediaan lahan sangat terbatas.

Kegiatan perdagangan dan jasa yang berkembang di kawasan ini adalah pelabuhan, industri, pergudangan dan perikanan. Perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2030 berjumlah 106.680 jiwa dengan kepadatan sekitar 41 Jiwa/Ha.

Untuk lebih jelasnya, arahan pengembangan dan distribusi penduduk Kota Medan sampai akhir tahun 2030 yang dirinci perkecamatan, dapat dilihat pada Tabel IV.1 dan Tabel IV.2 serta Gambar 4.1.

(8)

TABEL IV.1

ARAHAN DISTRIBUSI PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2030

Sumber : Rencana

TABEL IV.2

ARAHAN KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2030

Sumber : Rencana

(9)
(10)

Gambar. 6.4.

TEORI-TEORI POLA PERKEMBANGAN /

IV III II I Loop

V

Central Business District (CBD) Zone in transition Zone of workmens homes Residential zone Commuters zone

The Concentric Zone Theory of M etropolitan Grow th

1. Central Business District (CBD) 2. Wholesale light manufacturing 3. Low-class residential 4. Medium-class residential 5. High-class residential 6. Heavy manufacturing 7. Outlying business district 8. Residential sub-urban 9. Industrial sub-urban

5

4 3 3

2 3

6

9 8

1

7

10 10

1. Central Business District (CBD) 2. Wholesale light manufacturing 3. Low-class residential 4. Medium-class residential 5. High-class residential

Sector Theory of Urban Grow th

`

3 3

III

2

2 3

3 1

4

4 3 5

GAMBAR 4.2

4.2 RENCANA SISTEM PUSAT PELAYANAN KOTA 4.2.1 Konsep Pusat-Pusat Pelayanan Kota

Setidaknya terdapat 3 (tiga) teori utama tentang gambaran pola perkembangan kota yang selama ini dijadikan bahan analisis dalam mengidentifikasi kecenderungan pola perkembangan suatu kota maupun dalam menentukan pola pengembangan kota dimasa mendatang, yaitu :

a) Teori Lingkaran Konsentrik (concentric zone theory) yang dikembangkan oleh Ernest Burgess (1923). Teori ini mengidentifikasi 5 zona penggunaan lahan, yaitu :

• Kawasan pusat kegiatan usaha/niaga (central business district-CBD) yang merupakan pusat kegiatan;

• Zona transisi yang mencampurkan penggunaan perdagangan dan jasa dan industri;

• Zona perumahan penduduk berpendapatan rendah;

• Zona perumahan penduduk berpendapatan sedang; dan

• Zona perumahan penduduk commuter.

b) Teori Sektor (sector theory) yang dikembangkan oleh Homer Hoyt (1939) menyatakan bahwa kota-kota tumbuh tidak dalam zona-zona konsentrik saja, tetapi dalam sektor-sektor dengan jenis-jenis perkembangan yang serupa.

c) Teori Banyak Pusat (multiple nuclei theory) dikembangkan oleh Chauncy Harris dan Edward Ullman (1945), yang mengemukakan bahwa pola-pola penggunaan tanah dipandang sebagai serangkaian pusat, yang masing- masing mempunyai fungsi yag berbeda. Setiap pusat berkembang dari interdependensi ruang dari fungi-fungsi tertentu. Lihat Gambar 4.2.

(11)

Mengacu kepada 3 (tiga) teori di atas, dan dikaitkan dengan perkembangan pola penggunaan lahan Kota Medan yang digambarkan dalam bentuk stadia perkembangan Kota Medan, terlihat bahwa pola perkembangan atau penggunaan lahan perkotaan Kota Medan lebih mendekati Teori Lingkaran Konsentrik (concentric zone theory) karena sejak periode tahun 1970-an terjadi perkembangan yang hanya memusat di pusat kota saja, kemudian berkembang secara merata ke luar pusat kota. Lihat Gambar. 4.3.

Gambar 4.3

Stadia Perkembangan Kota Medan

Sumber : RUTRK Kota Medan 2005

(12)

Aplikasi dari teori atau konsep tersebut dituangkan dalam bentuk identifikasi cluster-cluster (kelompok perkembangan yang saling terkait). Cluster- cluster yang diidentifikasikan dan diprioritaskan pengembangannya adalah : a). Cluster Pusat Kota dengan fungsi utama sebagai : pusat perdagangan dan

jasa;

b). Cluster Kawasan Utara dengan fungsi utamanya sebagai: kawasan industri, pelabuhan, pariwisata dan perikanan; dan

c). Cluster Kawasan Selatan dengan fungsi utamanya sebagai : Ruang Terbuka Hijau.

Dalam konteks rencana struktur ruang Kota Medan perlu disusun rencana sistem pusat-pusat pelayanan yang terdiri Pusat Pelayanan Kota dan Subpusat Pelayanan Kota. Subpusat Pelayanan Kota harus terintegrasi dengan Pusat Pelayanan Kota. Pengembangan struktur ruang Kota Medan dilakukan dengan beberapa pertimbangan antara lain :

1. Mengembangkan kawasan Utara Medan menjadi Kawasan Strategis Kota (KSK) dengan memperhatikan potensi dan peranan kawasan utara yang memiliki pelayanan regional dan internasional, antara lain :

 Dengan memperhatikan peran penting Pelabuhan Belawan dalam pergerakan arus barang dari dan ke wilayah Sumatera Utara yang melayani sekitar 84,5 % arus masuk dan 77 % arus keluar Sumatera Utara;

 Pelabuhan Belawan merupakan outlet-inlet point utama yang memegang peranan penting dalam sistem perhubungan laut antara Sumatera Utara dengan wilayah lainnya; dan

 Dalam rangka mengembangkan perdagangan dalam skala regional, nasional, dan internasional ditempuh dengan meningkatkan kemampuan Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan Hub Internasional.

2. Berdasarkan arahan kebijakan Kawasan Perkotaan Mebidangro, kawasan utara diarahkan sebagai pengembangan :

 Pelabuhan penumpang (TOD= transit oriented development), pelabuhan laut peti kemas internasional, kawasan industri, pergudangan dan ekspedisi, Export Processing Zone (EPZ) dan pusat permukiman; dan

(13)

 Pusat perdagangan (TOD), pusat pelayanan kawasan industri, kawasan industri high technology, pusat permukiman industri, perlindungan kawasan dan bangunan bersejarah, water front city, dan theme park.

3. Untuk mewujudkan fungsi dan peranan kawasan Utara sebagai kawasan yang memiliki pelayanan regional dan internasional, maka perlu adanya suatu pusat pelayanan di utara yang juga memiliki skala pelayanan regional (primer), yang disebut dengan istilah Pusat Pelayanan Kota;

4. Sedangkan pusat kota tetap dipertahankan fungsinya sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa skala regional.

5. Kawasan ex Polonia seluas 590 ha merupakan kawasan bernilai jual tinggi karena lokasinya yang berada dipusat kota. Mengingat tingginya harga lahan dan lokasinya yang strategis, daerah ini sesuai untuk dikembangkan sebagai pusat kegiatan komersial atau untuk perumahan kelas menengah atau menengah atas dengan kepadatan tinggi. Disamping bernilai jual tinggi, kawasan ini juga merupakan paru-paru kota Medan mengingat makin padatnya pembangunan di dalam Kota Medan sendiri dan kurangnya fasilitas taman dan rekreasi dalam kota.

Pada lokasi ini akan dibangun dan dikembangkan sebagai pusat keuangan bertaraf nasional dan regional. Untuk mencapai hal ini pusat keuangan ini dirancang dengan kombinasi pengembangan sarana perkantoran, perbelanjaan, konvensi, rekreasi dan hiburan sehingga menjadi pusat baru yang hidup dan menarik (CBD). Pada kawasan ini dapat juga dikembangkan kawasan perkantoran Pemerintahan Provinsi dan Pemerintah Kota untuk mengurangi arus pergerakkan menuju ke Kawasan Pusat Kota dan sekaligus mempermudah akses penduduk untuk memperoleh pelayanan di satu kawasan.

6. Pada wilayah pusat kota dan CBD Polonia yang juga memiliki pelayanan regional juga akan dilayani oleh satu pusat pelayanan regional yang wilayah pelayanannya lebih besar dari Pusat Primer Utara, yang disebut dengan Pusat Pelayanan Kota;

7. Dengan demikian maka di Kota Medan akan memilikin dua Pusat pelayanan kota, 1 (satu) Pusat pelayanan kota di utara dan 1 (satu) Pusat pelayanan kota di Pusat Kota.

(14)

8. Untuk menghubungkan wilayah Utara (Pusat pelayanan kota di Utara) dan wilayah Pusat Kota (Pusat pelayanan kota di Kota) akan dikembangkan transportasi Multimoda dengan tulang punggung transportasi massal Kereta Api.

4.2.2 Pusat Pelayanan Kota

Sistem pusat pelayanan Kota Medan direncanakan terdiri atas 2 (dua) Pusat pelayanan kota, yaitu satu Pusat pelayanan kota di Utara dan 1 (satu) Pusat pelayanan kota di Pusat Kota dan didukung oleh 8 (delapan) Subpusat pelayanan kota. Adanya dua pusat ini dimaksudkan untuk lebih mendorong perkembangan kota ke arah utara agar perkembangan kota antara bagian selatan dan utara dapat lebih merata. Pengembangan Pusat Pelayanan Kota juga merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Inti Pusat Kota Medan.

Kriteria lokasi dari masing-masing pusat dan subpusat pelayanan kota ditetapkan sebagai berikut:

1. Memiliki kegiatan ekonomi yang ditandai dengan adanya kegiatan jasa dan perdagangan;

2. Memiliki aksesibilitas yang cukup tinggi, seperti berada pada jalur jalan arteri dan kolektor; jalan lingkar, jalan tol, dan stasiun kereta api;

3. Kawasan yang memiliki nilai-nilai historis, seperti: kota/permukiman lama, bekas wilayah kesultanan Deli, perkebunan tembakau Belanda, situs bersejarah pertemuan Sungai Deli dengan Sungai Babura, permukiman pribumi di zaman Belanda dan lain sebagainya;

4. Penggunaan lahan eksisting yang mendukung fungsi kegiatan;

5. Potensi pengembangan kawasan dan memiliki ketersediaan lahan pengembangan; dan

6. Komitmen Pemerintah derah, berupa kebijakan yang ada terhadap kawasan.

Berdasarkan kriteria diatas maka lokasi-lokasi subpusat pelayanan akan ditetapkan pada bagian selanjutnya, sedangkan lokasi Pusat Pelayanan Kota Medan dapat diarahkan sebagai berikut :

1. Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota Medan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis, pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan

(15)

provinsi dan kota, dan pusat pelayanan ekonomi, meliputi 7 (tujuh Kecamatan) di Pusat Kota Medan antara lain:

 Kecamatan Medan Polonia;

 Kecamatan Medan Maimun;

 Kecamatan Medan Baru (Kelurahan Darat dan Petisah Hulu);

 Kecamatan Medan Petisah (Kelurahan Petisah Tengah dan Sekip);

 Kecamatan Medan Barat (Kelurahan Kesawan dan Silalas);

 Kecamatan Medan Timur (Kelurahan Persiapan Perintis dan Gang Buntu); dan

 Kecamatan Medan Kota (Kelurahan Pusat Pasar, Pasar Baru dan Kelurahan Mesjid).

2. Pusat Pelayanan Kota di Bagian Utara, terletak di antara Kecamatan Medan Labuhan dan Medan Marelan, tepatnya disekitar Mesjid Raya Labuhan, Kelurahan Pekan Labuhan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa regional, pusat pelayanan transportasi; pusat kegiatan sosial – budaya, dan pusat kegiatan industri serta pusat pertahanan keamanan.

4.2.3 Subpusat Pelayanan Kota

Pengembangan Subpusat Pelayanan Kota berfungsi sebagai penyangga dua Pusat Pelayanan Kota dan meratakan pelayanan pada skala subpusat pelayanan kota. Penyebaran Subpusat Pelayanan Kota juga dimaksudkan untuk mendukung keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar subpusat wilayah kota. Lokasi Subpusat Pelayanan Kota Medan dapat diarahkan sebagai berikut:

a. subpusat pelayanan kota Medan Belawan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan transportasi laut, pusat kegiatan bongkar muat dan impor – ekspor, pusat pelayanan pertahanan keamanan, pusat kegiatan industri dan pusat kegiatan perikanan, ditetapkan di Kecamatan Medan Belawan, tepatnya di stasiun kereta api Pelabuhan Belawan Lama;

b. subpusat pelayanan kota Medan Labuhan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan jasa dan perdagangan, pusat pelayanan transportasi, dan pusat pelayanan kesehatan, ditetapkan di Kecamatan Medan Labuhan, tepatnya di persimpangan jalan Marelan Raya dan Jalan Yos

(16)

Sudarso, diantara Kelurahan Pekan Labuhan dengan Kelurahan Martubung;

c. subpusat pelayanan kota Medan Marelan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa kebutuhan pokok (pasar induk) dan pusat kegiatan rekreasi serta wisata, ditetapkan di Kecamatan Medan Marelan, tepatnya dipersimpangan Jalan Marelan Raya dan Jalan Rahmad Budin (Kelurahan Terjun);

d. subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis dan pusat pelayanan olahraga, ditetapkan di Kecamatan Medan Tembung tepatnya di sekitar aksara, meliputi Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Tembung;

e. subpusat pelayanan kota Medan Area yang berfungsi sebagai pusat pelayanan ekonomi dan pusat pelayanan transportasi, ditetapkan di Kecamatan Medan Amplas tepatnya di sekitar persimpangan terminal Amplas, Kelurahan Timbang Deli, meliputi Kecamatan Medan Area, Medan Kota (kecuali Kelurahan Pusat Pasar, Pasar Baru dan Kelurahan Mesjid);

f. subpusat pelayanan kota Medan Helvetia yang berfungsi sebagai pusat pelayanan ekonomi, pusat pelayanan transportasi wilayah bagian Barat, dan pusat kegiatan sosial-budaya, ditetapkan di Kecamatan Medan Helvetia tepatnya di Jalan Asrama, antara rel Kereta Api dan Jalan Gaperta, meliputi Kecamatan Medan Petisah (kecuali Kelurahan Petisah Tengah dan Sekip) serta pusat pelayanan pertahanan keamanan;

g. subpusat pelayanan kota Medan Selayang yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis dan pusat pendidikan, ditetapkan di Kecamatan Medan Selayang tepatnya di sekitar simpang Pemda, meliputi Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Baru (kecuali Kelurahan Darat dan Petisah Hulu), Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor; dan

h. subpusat pelayanan kota Medan Timur yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis, pusat pelayanan transportasi (TOD), dan pusat kegiatan sosial-budaya, ditetapkan di Kecamatan Medan Timur tepatnya disekitar jembatan layang Pulo Brayan, meliputi Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Timur (kecuali Kelurahan Persiapan

(17)

Perintis dan Gang Buntu), Kecamatan Medan Barat (kecuali Kelurahan Kesawan dan Silalas) serta pusat pelayanan pertahanan keamanan.

Untuk lebih jelasnya mengenai struktur ruang Kota Medan dapat dilihat pada Tabel IV.3 dan Gambar 4.4 berikut :

TABEL IV.3

RENCANA STRUKTUR PUSAT PELAYANAN KOTA MEDAN TAHUN 2030

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

A

Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis;

 Pusat kegiatan jasa dan

kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;

 Pusat pelayanan ekonomi

 Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec.

Medan Kota;

 Provinsi Sumatera Utara

 Internasional

B

Pusat Pelayanan Kota dibagian Utara

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional

 Pusat pelayanan transportasi;

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Pusat kegiatan industri

 Kota Medan Bagian Utara;

 Provinsi Sumatera Utara

 Regional

1

Subpusat pelayanan kota Medan Belawan

 pusat pelayanan transportasi laut,

 pusat kegiatan bongkar muat dan impor – ekspor,

 pusat kegiatan industri, dan

 pusat kegiatan perikanan

 Kec. Medan Belawan

2

Subpusat pelayanan kota Medan Labuhan

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan

 Pusat pelayanan transportasi

 Pusat pelayanan kesehatan

 Kec. Medan Labuhan

3 Subpusat pelayanan kota Medan Marelan

 Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk);

 Pusat kegiatan rekreasi dan wisata

 Kec, Medan Marelan;

 Kabupaten Deli Serdang

4 Subpusat pelayanan kota Medan Perjuangan

 Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis

 Pusat pelayanan olahraga

 Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan

Tembung

5

Subpusat pelayanan kota Medan Area

 Pusat pelayanan ekonomi

 Pusat pelayanan transportasi

 Kec. Medan Area, Kec.

Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas

(18)

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

6 Subpusat pelayanan kota Medan Helvetia

 Pusat pelayanan ekonomi

 Pusat pelayanan transportasi wilayah bagian Barat

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal

8

Subpusat pelayanan kota Medan Selayang

 Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis

 Pusat Pendidikan

 Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec.

Medan Selayang, kec.

Medan Johor

9

Subpusat pelayanan kota Medan Timur

 Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis

 Pusat pelayanan transportasi (TOD);

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Kec. Medan Deli, Kec.

Medan Timur, Kec.

Medan Barat

Sumber : Rencana

(19)
(20)

4.2.4 Rencana Pusat Lingkungan

Rencana pusat pelayanan yang lebih rendah skala pelayanan dari Pusat Pelayanan Kota dan Subpusat Pelayanan Kota di Kota Medan menjadi Pusat Pelayanan Lingkungan, yaitu pusat pelayanan yang melayani kebutuhan pelayanan tiap unit lingkungan atau kelurahan.

Pusat Pelayanan Lingkungan memiliki ketentuan : a. Tersebar di tiap Kelurahan;

b. Lokasi pusat diprioritaskan di dekat Kantor Kelurahan atau Pusat aktivitas tingkat kelurahan baik fungsi perdagangan, fasilitas umum, transportasi, rekreasi maupun campuran dari dua atau beberapa fungsi tersebut;

c. Satu Kelurahan boleh memiliki lebih dari satu pusat pelayanan lingkungan sepanjang memiliki dasar perhitungan ilmiah dan pertimbangan kemudahan pencapaian tiap unit lingkungan atau blok peruntukan;

d. Pada kelurahan yang memiliki pusat pelayanan primer, sekunder dan tersier maka lokasi pusat pelayanan lingkungan dapat menyatu ataupun terpisah dengan pusat pelayanan yang lebih tinggi; dan

e. Pusat pelayanan lingkungan harus terhubung dan memiliki akses langsung dengan jalan dengan hirarki minimal Kolektor Sekunder.

Atas kriteria tersebut maka lokasi pelayanan tersier maupun pusat pelayanan lingkungan akan ditentukan lebih lanjut berdasarkan analisis dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota. Demikian pula mengenai distribusi penduduk dan sebaran fasilitas pelayanan tiap unit permukiman atau lingkungan akan diperinci dengan alokasi ruang dalam rencana detail tata ruang mengingat kesesuaian dengan tingkat kedalaman peta dan kedalaman data.

4.3 RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA 4.3.1 Konsep Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi

Pengembangan sistem jaringan transportasi bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas penduduk, pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi terhadap pusat-pusat kegiatan produksi atau pusat-pusat pelayanan dan pemasaran, baik yang berada di dalam maupun di luar wilayah Kota Medan yang dilakukan dengan cara meningkatkan dan mengembangkan prasarana dan sarana transportasi darat, laut, dan udara. Sistem jaringan transportasi Kota Medan yang direncanakan mencakup Sistem Jaringan Transportasi Darat,

(21)

Sistem Jaringan Transportasi Udara dan Sistem Jaringan Transportasi Laut.

Ketiga sistem jaringan tersebut akan sangat menentukan struktur dan pola ruang Kota Medan sampai dengan tahun 2030, karena faktor yang paling menentukan dalam pembentukan struktur kota adalah jaringan transportasi, khususnya jaringan transportasi berupa jaringan jalan raya dan jaringan jalan kereta api.

Sedangkan sistem jaringan transportasi udara dan laut lebih terkait kepada sistem perpindahan antar moda transportasi.

Tujuan pengembangan sistem jaringan transportasi Kota Medan, adalah untuk : a. Meningkatkan aksessibilitas dan mobilitas orang, barang dan jasa dari

dan ke pusat primer, pusat sekunder dan pusat-pusat lingkungan.

b. Memperkuat interaksi antar pusat-pusat perkembangan/pelayanan di wilayah Kota Medan dan ke wilayah-wilayah sekitarnya (Mebidangro) agar dapat tercipta sinergi perkembangan wilayah.

c. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan mewujudkan pemerataan pembangunan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan pergerakan orang dan barang dan jasa serta memfungsikannya sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

Agar tujuan pengembangan di atas dapat tercapai, maka perlu adanya pengembangan sistem jaringan transportasi secara terpadu dan terintegrasi antara sistem transportasi lokal dan transportasi regional. Terminologi terminal terpadu perlu dikembangkan secara lebih luas, yaitu terpadu dengan beberapa penggunaan lainnya, seperti pasar dan sebagainya. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi di wilayah Kota Medan, meliputi :

4.3.2 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat 1) Rencana Sistem Jaringan Jalan

Pengembangan sistem jaringan jalan di wilayah Kota Medan didasari oleh kebijaksanaan RTRW Nasional, RTR Pulau Sumatera, RTRW Provinsi Sumatera Utara, RTR Kawasan Perkotaan Mebidangro, sistem jaringan jalan eksisting, pola pemanfaatan ruang dan sebaran pusat-pusat pelayanan kegiatan kota.

Pengembangan sistem jaringan jalan Kota Medan ini akan lebih difokuskan pada sistem primer dan sekunder, baik untuk fungsi Jalan Arteri, Kolektor, maupun Lokal. Jaringan jalan yang direncanakan pengembangannya adalah :

(22)

a). Jalan Arteri Primer

Fungsi Jalan Arteri Primer terhadap transportasi Kota Medan adalah jalan- jalan yang menghubungkan kota tersebut dengan kota-kota besar lainnya (ibukota provinsi), atau ruas-ruas jalan yang menghubungkan antara satu kawasan andalan dengan kawasan andalan lainnya dalam satu provinsi, atau ruas-ruas jalan yang menghubungkan antara Pusat Primer dan Pusat Primer lainnya dalam wilayah Kota Medan. Ruas jalan yang akan ditetapkan sebagai jalan Arteri Primer antara lain seperti pada Tabel IV.14 berikut :

Tabel IV.4

RENCANA DAN FUNGSI JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER KOTA MEDAN No Rencana dan Fungsi Jaringan

Jalan

Lebar

Jalan GSB Keterangan

A Jalan Arteri Primer

1 Jln. Sisingamangaraja 40 11,5 Jln. Tritura – Batas Kota

2 Jln. Tritura 40 11,5 Jln. Sisingamangaraja – Jln. Brigj. Zein Hamid

3 Jln. A. H Nasution 40 8,5 Jln. Brigjen Zein Hamid – Jln. Karya Jaya 4 Jln. A. H Nasution 40 11,5 Jln. Karya Jaya – Sungai Babura 5 Jln. A. H Nasution 40 4,5 Sungai Babura – Jln. Jamin Ginting 6 Jln. Ngumban Surbakti 40 11,5 Jln. Jamin Ginting – Batas Fly over 7 Jln. Ngumban Surbakti 33 15 Batas Fly over – Jln. Setiabudi 8 Jln. Gagak Hitam/Industri 33 10 Jln. Setiabudi – Jln. Gatot Subroto

9 Jln. Asrama 33 10 Jln. Gatot Subroto – Jln. Flamboyan

10 Jln. Helvetia 33 15 Jln. Flamboyan – Batas Kab. Deli Serdang

11 Jln. Pertahanan/Jln. Cemara 33 2 Jembatan Sungai Deli – Jln. Komodor Laut Yos Sudarso

12 Jln. Kol. Bejo/Jln. Cemara 33 15 Jln. Komodor Laut Yos Sudarso – Jln.

Williem Iskandar

13 Jln. Jend. Gatot Subroto 33 15 Batas Kota – Jln. Asrama 14 Jln. Komodor Laut Yos Sudarso 26 12,5 Jln. Kol. Bejo - Jln. Sumatera

15 Jln. Pelabuhan I 48 15 Jln. Komodor Laut Yos Sudarso - Tol titik 0,0

16 Jln. Pelabuhan II 48 15 Jln. Tol titik 0,0 – Pelabuhan Peti Kemas 17 Jln. Letjen. Jamin Ginting 33 15 Jln. A. H Nasution – Batas Kota

18 Jln. Letda Sujono 26 12 Intersection tol – Batas kota 19 Jln. Layang/tol CBD Polonia-Tol

Belmera (rencana)

40 5 Ujung exrunway – Tol Belmera 20 Jalan Susur Pantai Trans Sumatera

(rencana)

48 15 Batas Kota Sisi Barat – Batas Kota Sisi Timur

21 Jln. Tol titik 0,0 – Pelabuhan Peti Kemas (rencana)

48 15 Tol Belmera – Jalan Pelabuhan II 22 Jln. Tol Medan – Belawan 80 10 Jln. Tol titik 0,0 – Batas kota

23 Jalan Tol Medan – Binjai 70 15 Pintu Tol Tanjung Mulia – Batas kota 24 Jalan exrunway 100 15 Jalan Adi Sucipto – Jalan Jamin Ginting 25 Jalan Ters. Exrunway/Jalan Jamin

Ginting

40 5,5 Jalan Pasar V – Jalan A. H Nasution Sumber : Rencana

(23)

b). Jalan Arteri Sekunder

Fungsi Jalan Arteri Sekunder terhadap transportasi Kota Medan adalah jalan-jalan yang dapat berfungsi sebagai jalur pengalih arus lalu lintas angkutan utama yang menuju ke dan dari Kota Medan untuk mengurangi beban jalan Arteri Primer dan kepadatan lalu-lintas di dalam kota. Selain itu berfungsi juga melayani pergerakan dari Pusat Primer ke Pusat Sekunder.

Jalan ini terkoneksi ke sistem pelayanan jalan arteri primer dan jalan kolektor sekunder sebagai bagian dari kerangka jalan utama wilayah kota.

Ruas jalan yang akan ditetapkan sebagai jalan Arteri Sekunder, seperti pada Tabel IV.5 berikut :

Tabel IV.5

RENCANA DAN FUNGSI JARINGAN JALAN ARTERI SEKUNDER KOTA MEDAN

No Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan

Lebar

Jalan GSB Keterangan

B Jalan Arteri Sekunder

1 Jln. Sicanang 26 10 Jln. Komodor Yos Sudarso – Jalan Lingkar

Marelan Sisi Barat (rencana) 2 Jalan Lingkar Marelan Sisi Barat

(rencana)

26 15 Jln. Sicanang – Jln. Rahmad Budin

3 Jln. Marelan Raya 26 10 Jln. Rahmad Budin – Batas Kota

4 Jln. Komodor Laut Yos Sudarso 26 12,5 Jln. Kol Bejo – Jln. Bambu II

5 Jln. Adam Malik 26 15 Jln. KL Yos Sudarso – Jln. Tengku Amir Hamzah 6 Jln. T. Amir Hamzah 26 12,5 Jln. Adam Malik – Jln. Gaperta

7 Jln. Kapten Muslim 26 10 Jln. Gaperta- Jln. Gatot Subroto

8 Jln. Sunggal 26 15 Jln. Gatot Subroto – Jln. Setia Budi

9 Jln. Setia Budi 26 9,5 Jln. Sunggal – Jln Dr. Mansyur

10 Jln. Dr. Mansyur 26 12 Jln. Setiabudi – Jln. Jamin Ginting

11 Jln. Terusan Dr. Mansyur 26 12 Jln. Jamin Ginting – Pusat Kota (CBD Polonia)

12 Jln. Armada 40 4 Jln. Brigjen Katamso – Jln. Sisingamangaraja

13 Jln. H. M Joni 40 5 Jln. Sisingamangaraja – Jln. Bakti

14 Jln. Bakti 26 6 Jln. H. M Joni - Jln. Halat/Megawati

15 Jln. A. R Hakim 26 9,5 Jln. Halat/Megawati – Jln. H. M Yamin 16 Jln. Willem Iskandar 26 10 Jln. H. M Yamin – Jln. Cemara 17 Jln. Perdamaian/Pelita III/Bambu II 18 5 Jln. Willem Iskandar – Jln. Gaharu 18 Jln. Putri Hijau 26 12,5 Jln. Adam Malik – Jln. H. M Yamin 19 Jln. Balai Kota 26 12,5 Jln. H. M Yamin – Jln. Pulau Pinang

20 Jln. A. Yani 20 6 Jln. Pulau Pinang – Jln. Palang Merah

21 Jln. Pemuda 26 6 Jln. Palang Merah – Jln. Suprapto

22 Jln. Brigjen Katamso 22 6 Jln. Suprapto – Jln. Alfalah 23 Jln. Brigjen Zein Hamid 22 10 Jln. Alfalah – Jln. A. H Nasution

24 Jln. Gaharu 20 9 Jln. Bambu II – Jln. H. M Yamin

25 Jln. Jawa 20 6 Jln. H. M Yamin – Jln. Veteran

26 Jln. Irian Barat 18 1,25 Jln. Veteran – Jln. M. T Haryono

27 Jln. Cirebon 22 1,25 Jln. M. T Haryono – Jln. Pandu

(24)

No Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan

Lebar

Jalan GSB Keterangan

28 Jln. Sisingamangaraja 30 10 Jln. Pandu – Jln. Tritura/A. H. Nasution 29 Jln. Jend. Gatot Subroto 33 15 Jln. Asrama – Jln. Adam Malik

30 Jln. Guru Patimpus 26 12,5 Jln. Adam Malik – Jln.Putri Hijau 31 Jln. Perintis Kemerdekaan 26 12,5 Jln. Putri Hijau – Jln. H. M Yamin

32 Jln. H. M Yamin 26 4 Jln. Perintis Kemerdekaan – Jln. A. R Hakim 33 Jln. Letda Sujono 26 12 Jln. A. R Hakim – intersection Tol Bandar

Selamat

34. Jln. Pinang Baris 26 12 Jln. Gatot Subroto – Jln. Flamboyan Raya 35 Jln. Layang Letda Sujono – H. M

Yamin – Gatot Subroto

26 Sumber : Rencana

c). Jalan Kolektor Primer

Fungsi Jalan Kolektor Primer terhadap transportasi Kota Medan adalah ruas- ruas jalan yang melayani pergerakan dari Pusat Primer ke Pusat Sekunder maupun. Jalan ini terkoneksi ke sistem pelayanan jalan kolektor primer dan arteri sekunder. Ruas jalan yang akan ditetapkan sebagai jalan Kolektor Primer seperti pada tabel IV.6 berikut :

Tabel IV.6

RENCANA DAN FUNGSI JARINGAN JALAN KOTA MEDAN

No Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan

Lebar

Jalan GSB Keterangan

C Jalan Kolektor Primer

1 Jln. Rahmad Budin 26 15 Jalan Marelan – Batas Kota

2 Jln. Marelan Raya/Pahlawan 26 10 Jalan Rahmad Budin – Jln. Komodor Laut Yos Sudarso

3 Jln. Baru Sicanang 20 12 Batas Kota Sungai Percut – Batas Kota Sungai Belawan

4 Jln. Lingkar Labuhan 26 15 Jln. Lingkar Marelan – Simp. Seruway – hingga ke Batang Kuis (Batas Kota)

5 Jln. Brigjen Zein Hamid 26 8 Titi Kuning – Deli Tua

6 Jln. Bajak II 20 12 Jalan A. H Nasution – Batas Kota

7 Jln. Flamboyan Raya 26 15 Jln.Ngumban Surbakti – Batas Kota 8 Jln. Sejajar Medan Binjai 33 15 Jln. Pinang Baris – Batas Kota 9 Jln. Lingkar Luar Timur 26 15 Jalan Trans Sumatera – Batas Kota

10 Jln. Datuk Kabu 20 12 Jalan Panglima Denai – Batas Kota

Sumber : Rencana

d). Jalan Kolektor Sekunder

Fungsi Jalan Kolektor Sekunder terhadap transportasi Kota Medan adalah ruas-ruas jalan yang melayani pergerakan dari pusat sekunder dengan

(25)

pusat sekunder lainnya. Ruas jalan yang akan ditetapkan sebagai jalan Kolektor Sekunder seperti pada Tabel IV.7 berikut :

Tabel IV.7

RENCANA DAN FUNGSI JARINGAN JALAN KOTA MEDAN No Rencana dan Fungsi Jaringan

Jalan

Lebar

Jalan GSB Keterangan

D Jalan Kolektor Sekunder

1. Jln. Pancing (Kec. M. Labuhan) 20 12 Jln. Rawe – Jln. K.L.Yos Sudarso 2. Jln. Krakatau Ujung 26 15 Jln. Alumunium Raya - Jln. Kolonel

Bejo/Cemara

3 Jln. Krakatau 26 6 Jln. Kolonel Bejo/Cemara – Jln. Karantina

4 Jln. Sutomo Ujung 26 2 Jln. Karantina – Jln. Perintis Kemerdekaan 5 Jln. Halat/Gg. Kolam 25 6 Jln. Sisingamangaraja – Jln. Panglima Denai 6 Jln. Baru (Simp. Dr. Mansyur – CBD

Polonia – HM Joni)

26 15 Jln. Lingkar Dalam

7 Jln. Juanda 26 15 Jln. S. M Raja – Jln. Mongonsidi

8 Jln. Mongonsidi 26 15 Jln. Juanda – Jln. Pattimura

9 Jln. Jamin Ginting 24 12,5 Jln. Pasar V/Sembada – Jln. Abdul Hakim 10 Jln. Jamin Ginting 26 6 Jln. Abdul Hakim- Jln. Mongonsidi 11 Jln. Pattimura 20 15 Jln. Jamin Ginting – Jln. Sudirman

12 Jln. S. Parman 20 6 Jln. Sudirman – Jln. Gatot Subroto

13 Jln. Sudirman 26 15 Jln. Pattimura – Jln. Imam Bonjol

14 Jln. Suprapto 26 15 Jln. Imam Bonjol – Jln. Pemuda

15 Jln. Pandu 26 15 Jln. Pemuda – Jln. Sutomo

16 Jln. Sutomo 20 1,25 Jln. Rahmadsyah – Jln. Merbabu

17 Jln. Sutomo 20 1,25 Jln. Merbabu – Jln. P. Kemerdekaan

18 Jln. Rahmadsyah 14 4 Jln. S. M Raja – Jln. Sutomo

19 Jln. Sutrisno 20 1,25 Jln. Sutomo – Jln. A. R Hakim

20 Jln. Denai 20 1,25 Jln. A. R Hakim – Jln. Panglima Denai

21 Jln. Panglima Denai 16 10 Jln. Datuk Kabu – Jln. S. M Raja 22 Jln. Gatot Subroto 26 8 Jln. Glugur – Jembatan Sungai Babura

23 Jln. Glugur 20 6 Jln. S. Parman – Jln. Gatot Subroto

24 Jln. Kapt. Maulana Lubis 25 10 Jembatan Sungai Babura – Jembatan Sungai Deli

25 Jln. Raden Saleh 20 9 Jembatan Sungai Deli – Jln. Balai Kota 26 Jln. Imam Bonjol 20 15 Jln. Kapt. Maulana Lubis – Jln. Palang Merah 27 Jln. Imam Bonjol 20 15 Jln. Palang Merah – Jln. Adi Sucipto

28 Jln. SMA 2 14 8 CBD Polonia – Jln. A. H Nasution

29 Jln. Palang Merah 20 10 Jln. Pemuda – Jln. Imam Bonjol 30 Jln. Zainul Arifin 20 15 Jln. Imam Bonjol – Jln. Diponegoro

31 Jln. Zainul Arifin 20 1,25 Jln. Diponegoro – Jembatan Sungai Babura 32 Jln. Gajah Mada 18 10 Jembatan Sungai Babura – Jln. Darussalam 33 Jln. Sei Batang Hari 18 10 Jln. Darussalam – Jln. Sunggal

34 Jln. Iskandar Muda 20 10 Jln. Gatot Subroto – Jln. Jamin Ginting 35 Gg. Warga (rencana terusan Jln.

Iskandar Muda)

20 10 Jln. Gatot Subroto – Jln. Pabrik Tenun 36 Jln. Pabrik Tenun 20 10 Jln. Sekip – Jln. Ayahanda

37 Jln. Sampul 20 10 Jln. Ayahanda – Sei Sikambing

(26)

No Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan

Lebar

Jalan GSB Keterangan

38 Terusan Jln. Sampul (rencana) 6 4 Sei Sikambing – Jln. Kapt. Muslim

39 Jln. Sekip 20 5 Jln. Gatot Subroto – Jln. Gereja/Danau

Singkarak

40 Jln. Gereja/Danau Singkarak 16 10 Jln. Karya – Jln. Kapt. Muslim

41 Jln. Karya 20 12 Jln. Gereja – Batas kota

42 Jln. Ayahanda 16 10 Jln. Gatot Subroto - Jln. Gereja/Danau Singkarak

43 Jln. Darussalam 16 10 Jln. Gatot Subroto – Jln. Sei Brutu 44 Jln. Sei Brutu 16 10 Jln. Darussalam – Jln. Setiabudi

45 Jln. H. M Yamin 20 10 Jln. Putri Hijau – Jln. Perintis Kemerdekaan 46 Jln. M. H. Thamrin 20 1,25 Jln. Sutrisno – Jln. Perintis Kemerdekaan 47 Jln. M. T Haryono 20 1,25 Jln. Pemuda – Jln. Sumatera

48 Jln. Wahidin 20 1,25 Jln. M. H Thamrin – Jln. A. R Hakim

49 Jln. Pukat VIII 15 8 Jln. A.R Hakim – Jln. Mandala by pass

50 Jln. Setiabudi 20 12 Jln. Dr. Mansyur – Jln. Jamin Ginting

51 Jln. Gaperta 16 10 Jln. Kapt. Muslim – Jln. Kelambir V

52 Jln. Kasuari 16 6 Jln. Sunggal – Jln. Industri

53 Jln. Amal 16 10 Jln. Industri – Jln. Pinang Baris

54 Jln. Sunggal 16 10 Jln. Setiabudi – Jln. Pinang Baris

55 Jln. Tri Dharma 30 15 Jln. Dr. Mansyur – Jln. Harmonika

56 Jln. Organ 26 15 Jln. Harmonika – Jln. Bunga Cempaka

57 Jln. Pasar Baru 20 12 Jln. Jamin Ginting – Jln. Organ

58 Jln. Bunga Cempaka 14 8 Jln. Organ – Jln. Setiabudi

59 Jln. Melintang/Jln. Bunga Kenanga 16 10 Jln. Bunga Cempaka – Jln. Ngumban Surbakti

60 Jln. Harmonika/Pasar II 16 6 Jln. Jamin Ginting – Jln. Setiabudi

61 Jln. Karya Wisata 20 10 Jln. A.H. Nasution – Batas Kota

62 Jln. Karya Bakti 16 10 Jln. Karya Jaya – Jln. Karya Wisata 63 Jln. Karya Budi 14 4 Jln. A. H Nasution – Jln. Karya Kasih 64 Jln. Karya Kasih 14 8 Jln. Karya Jaya – Jln. Karya Wisata 65 Jln. Karya Sejati 12 4 Jln. Eka Warni – Jln. Karya Kasih 66 Jln. Danau Singkarak 12 8 Jln. D. Jampang – Jln. Kapt. Muslim

67 Jln. Karya 14 10 Jln. Amir Hamzah – Batas kota

68 Jln. Harmonika/Pasar II 12 8 Jln. Organ – Jln. Jamin Ginting 69 Jln. Bunga Rampe 3 20 12 Jln. Pintu Air – Jln. Jamin Ginting 70 Jln. Stasiun (Kedai Durian) 20 12 Jln. Karya Jaya – Jalan Bajak II 71 Jln. Sumber Utama 2 20 12 Jln. Bajak II – Batas Kota

72 Jln. Sakura Raya 26 12 Jln. Flamboyan Raya – Jln. Jamin Ginting 73 Jln. Eka Surya 26 12 Jln. Karya Jasa – Jln. Pintu Air

74 Jln. M. Nawi Harahap 20 12 Jln. S. M Raja – Jln. Panglima Denai 75 Jln. Bahagia by pass 26 6 Jln. A.R Hakim – Jln. Nawi Harahap 76 Jln. Ex-lingkar Luar Timur (rencana) 16 10 Jln. Panglima Denai – Batas kota 77 Jln. Mandala By. Pass 20 6 Jln. Denai – Jln. Leta Sujono 78 Jln. Slamet Ketaren 20 6 Jln. Letda Sujono – Batas Kota

79 Jln. Bilal 20 8 Jln. Kom. Yos Sudarso – Jln. Sei Kera

80 Jln. Bilal 20 12 Jln. Sei Kera – Jln. Willem Iskandar

81 Jln. Pasar III 16 10 Jln. Krakatau – Jln. Willem Iskandar

(27)

No Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan

Lebar

Jalan GSB Keterangan

82 Jln. Rakyat 14 8 Jln. Bilal – Jln. Gurilla

83 Jln. Purwo 12,5 2,5 Jln. Gurilla – Jln. Perintis Kemerdekaan

84 Jln. Haidir 12 8 Jln. Kom. Yos Sudarso – Kampung Nelayan

85 Jln. Jermal 12 8 Jln. Panglima Denai – Batas Kota

86 Jln. Platina Raya 12 8 Jln. Marelan Raya – Jln. K. L Yos Sudarso

87 Jln. AMD 12 8 Jln. Platina Raya – Jln. Titi Pahlawan

88 Jln. Abdulsani Muntahalib 16 10 Jln. Marelan IX – Jln. Rahmad Budin 89 Jln. Pasar I Marelan 16 10 Jln. Marelan Raya – Batas Kota

90 Jln. RPH 20 12 Jln. K.L.Yos Sudarso – Batas kota

91 Jln. Mabar 16 10 Jln. K.L.Yos Sudarso - KIM

92 Jln. Kayu Putih 16 10 Jln. K.L.Yos Sudarso – Batas kota

93 Terusan Jln. Abdulsani Muntahalib (rencana)

16 10 Jln. Rahmad Budin – Jln. Titi Pahlawan

94 Jln. M. Basir 12 8 Jln. Marelan Raya – Jln. K. L Yos Sudarso

Sumber : Rencana

e). Jalan Lingkungan

Fungsi Jalan lingkungan terhadap transportasi Kota Medan adalah ruas-ruas jalan yang melayani pergerakan dari pusat tersier dengan pusat tersier lainnya. Ruas jalan yang akan ditetapkan sebagai jalan Lingkungan seperti pada Tabel IV.8 berikut :

Tabel IV.8

RENCANA DAN FUNGSI JARINGAN JALAN LOKAL PRIMER KOTA MEDAN

No Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan

Lebar

Jalan GSB Keterangan

E Jalan Lokal Primer

1 Jln. Kelambir 5 16 10 Jln. Gatot Subroto – Batas Kota

2 Jln. Pintu Air/Bunga Rante V/

Bunga Rampai

26 15 Jln.Jamin Ginting – Batas Kota

3 Jln. Karya Jaya 26 10 Jln. A. H Nasution – Batas Kota

4 Jln. Rawe 26 15 Intersection tol Mabar – Jln. Lingkar Timur

(rencana)

5 Jln. Rawe VII 20 10 Jln. Rawe – Batas kota

6 Jln. Mangaan III/Platina I 20 8 Jln. K. L Yos Sudarso – Jln. Bouksit V

7 Jln. KIM 40 12 Jln. Bouksit V – Batas kota

8 Jln. Menteng Raya 22 12 Jln. Panglima Denai – Batas kota Sumber : Rencana

Untuk lebih jelasnya mengenai rencana dan fungsi jaringan jalan di Kota Medan dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 berikut:

(28)

# Y

# Y

# Y

Y#

#Y

Y#

#Y

#Y

#Y

# Y

Y#

#Y

#Y

# Y

# Y

# Y

#Y

# Y

# Y

#Y

%[

&

\ Kec.Medan Belawan

Kec.Medan Labuhan

Kec.Medan Marelan

Kec. Medan Deli

Kec. Medan Helvetia

Kec.Medan Sunggal

Kec.Medan Selayang

Kec.Medan Tuntungan

Kec.Medan Johor

Kec.Medan Amplas Kec.Medan Denai

Kec. Medan Tembung Kec. Medan Timur

Kec.Medan Barat

Kec.Medan Petisah

Kec.Medan Baru

Kec.Medan Polonia Kec.Medan Maimun

Kec.Medan Kota Kec.Medan Area Kec. Medan Perjuangan

KABUPATEN DELISERDANG

KABUPATEN DELISERDANG KABUPATEN

DELISERDANG

KABUPATEN DELISERDANG

Kec.

Labuhan Deli

Kec.

Percut Sei Tuan

Kec.

Tj. Morawa

Kec.

Patumbak

Kec.

Namurambe Kec.

Kutalimbaru Kec.

Hamparan Perak

SELAT MALAKA RENCANA JARINGAN JALANPETA 4.5 KOTA MEDAN TAHUN 2028

BADAN PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH

1 0 1 2 3 Kilome te rs

U

Skala 1:50000

PEMERINTAH KOTA MEDAN KETERANGAN:

Rel K.A Jalan TOL Sungai dan Badan Air Batas Kecamatan Batas Kota

Jalan Lingkar Utara Jalan Lingkar Tengah Jalan Lingkar Luar Jalan Lingkar Paling Luar

Rencana Jalan Trans Sumatra Jalan Lokal

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA MEDAN

Jembatan Layang Under Pass Jalan Penghubung

   

 

 

 

 

 

 

 

 

KOTA MEDAN

PROPINSI SUMATERA UTARA

Walikota Medan Ketua DPRD Kota Medan

Gambar

TABEL IV.1
TABEL IV.2
TABEL IV.3
Tabel IV.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten adalah Rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya

PKW merupakan kawasan perkotaan yang difungsikan untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota yang didukung dan dilengkapi dengan jaringan prasarana

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten adalah Rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah