BAB I PENDAHULUAN
G. Sistematika Pembahasan
berkaitan dengan topik penelitian, maka referensi tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi ini.
c. Triangulasi, yang digunakan yaitu tringulasi sumber dengan cara membandingkan data hasil wawancara yang satu dengan hasil wawancara yang lain; membandingkan hasil observasi yang satu dengan observasi yang lain, membandingkan hasil dokumentasi yang satu dengan dokumentasi yang lain. Sera tringulasi metode dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumentasi, membandingkan data hasil wawancara dengan data observasi, dan membandingkan data hasil dokumentasi dengan data observasi.43
pengangkatan anak yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Cakranegara Kota Mataram, dan pola pembagian waris yang akan dan telah dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Cakranegara Kota Mataram selaku orang tua angkat kepada anak angkatnya.
Bab III Pembahasan, sebuah bab dimana peneliti akan melakukan analisis hasil temuan, dimana hasil temuan pada Bab II dianalisis oleh peneliti dengan mendasarkan teori-teori sebagai pisau analisisnya.
Bab IV penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan suatu ringkasan dari seluruh kajian, sedangkan saran merupakan rekomendasi pemikiran peneliti terkait dengan permasalahan yang diteliti.
BAB II
PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DI
KECAMATAN CAKRANEGARA KOTA MATARAM A. Gambaran Umum Kecamatan Cakranegara
1. Sejarah Kecamatan Cakranegara44
Pada awalnya pulau Lombok diperintah oleh Raja – Raja Lombok atau Kerajaan Asli Lombok yaitu Kerajaan Selaparang dan Kerajaan Pejanggik yang terletak di Lombok Timur dan Lombok Tengah, kemudian Kerajaan – Kerajaan tersebut ditaklukkan oleh Kerajaan Karangasem dari Pulau Bali.
Pada masa pemerintahan Kerajaan Karangasem inilah kemudian Raja memindahkan ibukota Kerajaan ke Cakranegara, yaitu di wilayah Mayura dan membangun istana kerajaan dengan nama istana ’Ukir Kawi”
Cakranegara awal mulanya disebut ”Singasari” yang merupakan Kota Kerajaan di bawah kekuasaan Kerajaan Karangasem di Bali, , ”Cakra”
menurut bahasa Sanskerta berarti Agama dan ”Negara” berarti tempat / Kota, jadi Cakranegara berarti Kota atau tempat yang dibangun berdasarkan nilai-nilai agama.
Kota Cakranegara dibangun tahun 1691 oleh Raja I Gusti Agung Ngurah Ketut Karangasem, bersamaan dengan fasilitas-fasilitas Kota seperti Taman Mayura dan kampung-kampung kota sebagai benteng pertahanan.
44Profil kecamatan Cakranegara Tahun 2015
Setelah Belanda berkuasa di pulau Lombok, Pemerintah Belanda pada tahun 1894 mengatur struktur pemerintahan menurut tata ruang sesuai dengan kepentingan Belanda. Segera setelah itu, pulau Lombok ditempatkan sebagai Afdeling Van Lombok yang beribukota di Ampenan yang termasuk bagian dari Residen Van Bali en Lombok yang beribukota di Singaraja, dan berdasarkan Staatblaad No.185 Tahun 1895 ditetapkan bahwa Afdeling van Lombok dibagi menjadi dua Onder Afdeling yang salah satunya adalah Afdeling Lombok Barat yang beribukota di Mataram dimana terdapat beberapa Kepunggawaan diantaranya Kepunggawaan Cakranegara Barat, Kepunggawaan Cakranegara Timur, Kepunggawaan Cakranegara Selatan, Kepunggawaan Cakranegara Utara, Kepunggawaan Cakranegara Timur Laut, Kepunggawaan Cakranegara Tenggara dan Kepunggawaan Cakranegara Barat Daya.
Kemudian berdasarkan Staatsblaad No. 248 Tahun 1898 Afdeling van Lombok dimekarkan menjadi Tiga wilayah Onder Afdeling dengan tambahan Onder Afdeling Lombok Tengah, dan terjadi perubahan Kepunggawaan dalam Onder Afdeling Lombok Barat khususnya Kepunggawaan di Cakranegara menjadi Kepunggawaan Cakranegara Barat, Kepunggawaan Cakranegara Timur, Kepunggawaan Cakranegara Utara dan Kepunggawaan Cakranegara Selatan.
Setelah proklamasi kemerdekaan 17 AGUSTUS 1945, Perkembangan Cakranegara terus berjalan sesuai dengan perkembangan politik dan tata pemerintahan berlaku saat itu , selanjutnya berdsarkan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 Tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram, Cakranegara bersama Mataram dan Ampenan menjadi salah satu Kecamatan yang ada di dalamnya.
Gambar I
2. Visi dan Misi Kecamatan Cakranegara
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan suatu Kota, Kecamatan Cakranegara telah tumbuh menjadi suatu kawasan perdagangan danjasa.Sehingga menjadikan kecamatan Cakranegara mempunyai dinamika ekonomi dan Sosial budaya yang lebih maju dan pesat dibanding kecamatan- kecamatan lain yang ada di wilayah Pemerintah Kota Mataram, untuk itu diperlukan suatu penanganan dan kepemimpinan yang memahami sejarah dan
karakteristik sosial budaya Cakranegara dalam menghadapi hambatan dan kendala serta mencari alternatif pemecahannya.
Di latar belakangi oleh pemikiran di atas maka di cetuskanlah suatu Visi Kecamatan Cakranegara yaitu Cakranegara “BERSINAR” (Bersih, Sehat, Indah, Aman dan Relegius) dimana Visi tersebut adalah turunan dari Visi Pemerintah Kota Mataram.yaitu Kota Mataram yang Ibadah Maju, Religius dan Berbudaya.
Upaya pencapaian Visi tersebut di atas dilakukan melalui beberapa Misi berikut ini:
a. Mengembangkan kota yang aman dan layak huni 1). Lingkungan Kota yang nyaman:
- tingkat kepadatan penduduk yang optimal (efisiensi pelayanan, sesuai dengan daya dukung kota);
- ketersediaan prasarana dan sarana dasar dengan kualitas yang memadai;
- memiliki tingkat pelayanan dan jumlah fasilitas umum yang memadai;
- memiliki penataan kawasan dan bangunan yang serasian terpelihara;
- lingkungan sosial budaya yang mendukung keharmonisan kehidupan masyarakat.
2). Lingkungan kota yang aman:
- tingkat polusi udara yang rendah dan terkontrol;
- tingkat pencemaran air dan tanah yang rendah dan terkontrol;
- keamanan (tingkat kriminalitas rendah) dan ketertiban kota yang terjaga;
- tingkat pelayanan dan fasilitas kebakaran yang baik (berfungsi dan mencukupi);
- stabilitas sosial, ekonomi, dan politik.
b. Mengembangkan kota yang sejahtera
- tersedianya segala kebutuhan (sarana,prasarana,pelayanan dan permukiman) yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan kebutuhanmasing-masing (orang tua, anak-anak, diffable people/penyandang cacat, dst);
- tersedianya lapangan pekerjaan bagi seluruh lapisan masyarakat;
- tidak adanya disparitas/kesenjangan pendapatan yang besar antar seluruh lapisan masyarakat.
c. Mengembangkan lingkungan kota yang berkeadilan sosial dan berbudaya
- kesamaan dan keadilan dalam perlindungan hukum;
- setiap individu, kelompok masyarakat mempunyai akses yang sama terhadap kesempatan berperan serta dan mengaktualisasikan aspirasinya dalam kehidupan kota;
- setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki akses yang sama terhadap kesempatan berusaha dan mengembangkan usaha;
- kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam pemeliharaan dan pengembangan budaya dan kearifan lokal.
d. Mengembangkan pembangunan kota yang berkelanjutan Pengembangan kota yang berkelanjutan secara umum terwujud apabila ekonomi kota berkembang, berdaya saing global, pendapatan masyarakat dan pemerintah bertambah dan tetap dapat mempertahankan kualitas sumber daya alam dan lingkungan. Hal ini antara lain mencakup:
1). Aspek ekonomi
- Daya saing Kota: faktor-faktor penentu daya saing adalah keunggulan sumber daya dan kemampuan pengelolaan kota. Dalam hal ini pengefektipan keterkaitan kota dan desa menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan daya saing kota dan mencegah menurunnya ekonomi perdesaan;
- Pengembangan ekonomi kota;
Pengembangan produk unggulan kota melalui pengembangan
iklim usaha yang kondusif;
Menggali potensi kota melalui pelibatan seluruh stakeholders
dalam pembangunan;
Mengembsngkan inovasi untuk mempertahankan kualitas
produksi dan jasa;
Pengelolaan sektor informal agar mandiri dan sinergis dengan
sector formal;
Pemecahan masalah pengangguran dan semi pengangguran;
Kemampuan kota untuk siaga dan siap mengatasi bencana dan bangkit dari bencana, baik bencana alam,bencana factor kelalaian manusia, dan bencana sosial
2). Aspek Sosial budaya
Pemanfaatan dan pengembangan sumber daya sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan kesetaraan dan keadilan social, dan juga mengurangi gangguan-gangguan social. Upaya mencapai masyarakat madani dilaksanakan melalui:
pemeliharaan keanekaragaman budaya;
kesaman hak bagi setiap individu ataupun kelompok masyarakat
untuk memenuhi aspirasi budayanya.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam dinamika kehidupan
perkotan;
Penyelesaian masalah “dislokasi” penduduk perkotaan berkaitan
dengan masalah lahan.
3). Aspek lingkungan:
- pengelolaan sumberdaya secara efisien dn berkelanjutan;
- pembangunan kota dilakukan dengan tetap menjaga kualitas lingkungan;
- pengendalian dampak lingkungan akibat pembangunan;
- peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.
e. Mengembangkan pola pengelolaan kota berdasarkan tata pemerintahan yang baik, antara lain :
1). Pengembangan serta peningkatan mekanisme pelibatan masyarakat dan dunia usaha: antara lain melalui forum diskusi dan koordinasi, pengembangan polapola kemitraan, dan sebagainya.
2). Pengembangan struktur kelembagaan pengelolaan kota: penyesuaian stuktur dan kewenangan kelembagaan dalam rangka paradigma pembangunan perkotaan yang baru yaitu transparan, partisipatif , terdesentralisir serta efisien dan efektif.
3). Pengembangan sistem informasi : untuk mendukung pola pengelolaan perkotaan dengan penerapan tata pemerintahan yang baik maka diperlukan system informasi yang interaktif dari pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang mudah diakses dan dimengerti semua pihak terkait;
4). Pengembangan potensi pendanaan: upaya-upaya peningkatan kemampuan kota untuk memperoleh dana bagi pengelolaan dan pembangunannya antara lain melalui peningkatan daya tarik bagi investor, pengelolaan atau manajemen perusahaan daerah serta
penigkatan penerapan konsep kewirausahaan dalam pengelolaan pembangunan kota.
f. Mengembangkan keseimbangan dan keterkaitan antar kota dan antar kota-desa.
1). keterkaitan kota-desa
- pengembangan perkotaan seiring dengan peningkatan efektifitas keterkaitan social ekonomi antara kota dan desa (wilayah hinterlandnya) agar saling menguntungkan dan memperkuat dalam kerangka pengembangan kawasan;
- pembangunan kota hendaknya dipadukan dengan perkembangan daerah perdesaan di pinggiranya, karena daerah pinggiran tersebut juga terkena dampak pembangunan dan urbanisasi.
- Peningkatan kemampuan perdesaan dalam pembangunan.
2). Keterkaitan antar kota
- pengembangan system perkotaan dengan memperhatikan pemantapan fungsi, peran dan hirarki kota sesuai dengan potensi dan kedudukanya dalam pengembangan wilayah;
- pengembangan kebijakan perkotaan sebagai upaya mencegah terjadinya ketimpangan antar wilayah dan antar kota , terutama antara kota-kota besar yang sangat potensial terintegrasi dalam sistem perekonomian global, dengan kotakota menengah dan kecil lainnya.
3. Kondisi Geografis a. Luas Wilayah
Secara geografis Kecamatan Cakranegara terletak di sebelah timur Kota Mataram, yang sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah atau daerah bukan pantai dengan luas wilayah 9,67 Km2, yang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor: 3 Tahun 2007 Tentang Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Kota Mataram terbagi menjadi 10 (sepuluh) wilayah Kelurahan dengan masing-masing luas wilayah sebagai berikut:
Tabel 1
No Kelurahan Luas (Ha) Presentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cakranegara barat Cilinaya
Saptamarga Mayura
Cakranegara timur Cakraegara selatan Cakranegara selatan baru Karang taliwang
Cakranegara utara Sayang-sayang
51.337 128.941
85.722 101.947
67.026 73.243 55.757 61.566 129.434 212.000
5,31 13,33
8,86 10,55
6,93 7,57 5,77 6,37 13,38 21,93
JUMLAH 967.000 100,00
Sumber : Kecamatan Cakranegara Dalam Data 2018
b. Batas Wilayah
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Cakranegara adalah:
- Sebelah Barat berbatasan dengan kec. Mataram dan Kec. Selaparang - Sebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan Kec. Sandubaya
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Gunungsari Kab. Lombok Barat - Sebelah Selatan berbatasan denagn Kab. Lombok Barat.
4. Pemerintahan
Untuk menjalankan roda pemerintahan guna melayani kepentingan masyarakat, Kecamatan Cakranegara terbagi menjadi 10 wilayah Kelurahan, 72 Lingkungan dan 302 RT. Jumlah Aparat Kecamatan 22 orang yang terdiri dari PNS 12 orang, Tenaga Kontrak 7 dan Honorer / PTT 3 orang.
Sedangkan Jumlah Perangkat Kelurahan 59 orang, Penghulu 7 orang dan Pekasih 2 orang. Disamping itu menurut Klasifikasinya seluruh Kelurahan di Kecamatan Cakranegara termasuk dalam Kelurahan Swakarya, karena seluruh Kelurahan di Kota Mataram adalah Perangkat Daerah yang membantu tugas-tugas Pemerintah daerah.
Tabel 2
No Kelurahan Lingkungan RW RT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cakranegara barat Cilinaya
Saptamarga Mayura
Cakranegara timur Cakraegara selatan Cakranegara selatan baru Karang taliwang
Cakranegara utara Sayang-sayang
9 10
7 7 8 10
6 3 4 8
- - - - - - - - - -
32 35 33 28 25 34 32 26 21 36
JUMLAH 72 - 302
Sumber : Kecamatan Cakranegara Dalam Data 2018
5. Penduduk
Berdasarkan data dari hasil survei-survei Badan Pusat Statistik selama kurun waktu 2017, jumlah penduduk Kecamatan Cakranegara tercatat 67.791 jiwa. Sama dengan tahun sebelumnya, di tahun ini jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit daripada penduduk perempuan, dengan angka sex ratio 0,97, artinya setiap 100 perempuan di cakranegara terdapat 97 laki-laki.
Penduduk Cakranegara hampir merata di tiap kelurahan, dengan penduduk terbanyak di Kelurahan Cakranegara Selatan Baru, kemudian
disusul Kelurahan Sayang sayang, sedangkan kelurahan Cakranegara Timur memiliki penduduk paling sedikit. Wilayah yang paling padat penduduknya adalah Kelurahan Cakranegara Selatan Baru, dengan kepadatan penduduk sebesar 14.348 jiwa/km2.45
Tabel 3
No Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cakranegara barat Cilinaya
Saptamarga Mayura
Cakranegara timur Cakraegara selatan Cakranegara selatan baru Karang taliwang
Cakranegara utara Sayang-sayang
3 629 3 516 3 536 2 067 2 859 3 682 4 018 2 968 3 245 3 934
3 726 3 727 3 729 2 157 2 905 3 738 4 065 2 988 3 433 3 872
7 352 7 243 7 265 4 224 5 764 7 420 8 083 5 956 6 678 7 806
JUMLAH 33 451 34 340 67 791
Sumber : Kecamatan Cakranegara Dalam Data 2018
B. Praktik Pengangkatan Anak Yang Dilakukan Oleh Masyarakat Di