CCoC
5.2 Spillway
5 - 20
5.2.2 Perencanaan beban pada pintu
Gambar 5.1 Struktur pintu dan rencana permukaan air
5.2.3 Kondisi perencanaan
Perhitungan besaran sudut berdasar pada gambar 2.1
Rad 0,4107
R . H Sin α1 -1 1
Rad 0,555
R . H Sin α2 -1
0,4 R α H Sin 1 1
0,53 R α H Sin 2
9165 , 0
α Sin 1 α
Cos 1 2 1
8479 , 0
α Sin 1 α
Cos 2 2 2
Dimana :
1 = sudut antara ujung permukaan air pada pintu dengan garis mendatar pada pusat pin trunnion.
2 = sudut antara garis menadatar pada pusat pin trunnion dengan lantai dasar pintu.
H = jarak tegak antara lantai dasar pintu dengan pusat trunnion (7,95 m).
H1 = jarak tegak antara rencana permukaan air dengan pusat pin trunnion.
Hd = Head rencana (EL. 260,55 – EL.246,05 = 14,50 m).
R = jari-jari pintu radial (15 m).
5.2.4 Bebanhydraulic
Beban mendatar akibat tekanan air P = ½ Wo. Hd2. B
= 1314,06 tf Dimana :
P = beban mendatar akibat tekanan air (tf) Wo = berat jenis air (1,0 tf/ m3)
B = bentang pintu (12,5 m) Hd = Head rencana (14,5 m)
Beban tegak
Beban kerja dan arah gaya
tf 1758,13
Pu P
Pc 2
2 1 2
Rad 0,7108
p tan Pu
β -1
m 3,288
R
α β αLc
2 1
tf 03 , 1168
α α Sin α α Cosα Cosα
Sinα Sinα
R . B . W 2.
Pu 1 o 2 2 1 1 2 2 1 2 1
5 - 22
Dimana :
Pc = total tekanan air = 1758,13 tf
= sudut beban dari permukaan dasar pintu Lc = jarak titik beban dari dasar pintu
Gambar 5.2 Vektor beban air
5.2.5 Struktur pintu
Gambar 5.3 Struktur pintu radial dari samping
Gambar 5.4 Struktur pintu radial dari atas
5.2.6 Distribusi beban
Beban tekanan air
5 - 24
Dimana :
Pc = total beban tekanan air = 1758,13 tf P1 = beban tekanan air pada lengan atas = 2359,9 tf P2 = beban tekanan air pada lengan bawah = 2359,9 tf
= sudut antara dua arah beban
Beban pada alat pengangkat tf
2 75 F Fu
tf 37,5 Cos
. F
F
H n tf 64,95 Sin
F
F
V n Dimana :
F = beban angkat di satu sisi (tf)
Fn = beban yang diangkat (diperkirakan 150 tf) FH = Beban arah lengan (tf)
FV = Beban arah tegak lurus lengan (tf)
n = sudut antara seling pengangkat dengan lengan
5.2.7 Struktur atas
Ukuran, beban dan gaya
Girder atas
Tebal plat web untuk bahan SM50 mm 12,21 130
54 bw
tw
Tebal flange
mm 24 20
56 bf
tf
Lengan atas
5 - 26
Tebal web
mm 130 5,75
24 bw
tw
Tebal flange
mm 24 16,6
26 tf
tf
Gaya yang timbul
Faktor kekakuan
12,38 a . Ix
S . k Ix
2 1 1
Gaya reaksi tegak pada titik A dan titik D
tf 1179,9
2 B . V1 W
Dimana :
V1 = gaya reaksi tegak W = P1/ B
= 188,79 tf/m.
Gaya reaksi mendatar pada titik A dan titik D
tf 82 , 164
h 2 k 4
6b a W h V C H
1
2 2 1
1
Gayaaxialpada lengan
tf 1095,39
S C . H h .
N1 V1 1
Momen lentur Pada titik A
m tf 3,96
2 k 12
6b a M W
1 2 2 AB
Pada titik B
m tf 7,93 2M
MBA AB
m tf 21 , 722
2 k 6
a b 3k M W
1
2 2 1 BC
m tf 714,27
2 b . M W
2 BE
Dimana :
MBA = momen lentur AB pada titik B (tf-m) MBC = momen lentur BC pada titik B (tf-m) MBE = momen lentur BE pada titik B (tf-m)
Pada titik G
m tf 434,8
8 M a .
M W BC
2 G
Dimana :
MG = momen lentur pada girder utama di titik G (tf-m)
Gaya geser Pada titik B QBE = W . b
= 519,47 tf Dimana :
QBE = gaya geser pada BE di titik B (tf)
tf 661,15
2 a . QBG W
Dimana :
QBG= gaya geser pada BG di titik B (tf)
5 - 28
Antara titik A dan titik B
tf 0,75
S M QAB MAB BA
Gambar momen lentur dan gaya geser
Gambar 5.5 Gambar momen dan gaya geser
Momen lentur (tf-m) - Gaya geser dan reaksi (tf)
Tegangan
Tegangan pada girder utama bagian atas di titik B
Tegangan lentur
2 X1
BC
Bb
1328,3 kgf/ cm Z
σ
M
Dimana :
Bb = tegangan lentur di titik B (Kgf/ cm2)
Tegangan tekanaxial
2 1
1
BC
116,27 kgf/ cm A
Q
H
Dimana :
BC = tegangan tekan pada titik B
Total tegangan lentur
2 C b
B
cm kgf/
1444,57
σB σBσ
Dimana :
B = total tegangan di titik B (kgf/ cm2)
a = tegangan lentur yang diijinkan untuk SM 50 (1460,78 kgf/
cm2)
Tegangan lentur yang diijinkan
8
bf K lo 16 1600 σa
53 , Ac 1 Aw1
94 , 1
2Ac 3 Aw K
30 bf 8,79
4,12 lo K
8
a = 1460,78 kgf/ cm2
Tegangan geser
Dipilih gaya geser maksimum QBG= 661,15 tf
2 a
2 1
BG BG
cm kgf/
900
τcm kgf/
771 Aw Q Q
5 - 30
Tegangan pada gider utama bagian atas di titik G
Tegangan lentur
2 1
G Gb
cm kgf/
958,32 Zx Q M
Dimana :
Gb = tegangan lentur di titik G
Tegangan tekanaxial
2 1
1 Gc
cm kgf/
116,27 A
σH
Total tegangan lentur
G
=
Gb+
Gc= 1074,59 kgf/ cm
2<
a= 1200,32 kgf/ cm2 Dimana :G = total tegangan lentur di titik G (kgf/ cm2)
a = tegangan lentur yang diijinkan dari SM 50 (kgf/ cm2)
Tegangan lentur yang diijinkan
8
bf K lo 16 1600 σa
53 , Ac 1 Aw1
94 , 1
2Ac 3 Aw
K
1
30 bf 17
4,12 lo K
8
a = 1200,32 kgf/ cm2
Tegangan pada lengan
Ukuran lengan
Besar sudut sesungguhnya antara lengan atas dan lengan bawah.
= 55,36°
Tegangan
Perhitungan tegangan dihitung berdasarkan rumus-rumus di bawah ini dan terlihat pada tabel.
2
ax 2
5 x x
2 3 1 N
cm 1600 kgf/
σ
Zx
10 x
σM
cm2 Zx kgf/
10 x
σN
Dimana :
N = teganganaxial pada bidang datar (kgf/ cm2)
x = tegangan lentur pada bidang datar (kgf/ cm2)
Dimana :
T < ax
5 - 32
Tegangan yang diijinkan Pada bidang mendatar
80 54 , R 40
15 S
x2
2 x2
cm kgf/
95 , 1313
R 15 11,2 S 1600 σax
Pembengkokan pada girder utama mendatar
Gambar 5.6 Kondisi beban pada girder utama bagian atas
Pada pusat girder atas
800 1 1250
0001 , 0 B
mm 0,001 cm
0,0001
24b Ix 5a
. E 384
a . W .
δ 5 2 2
1 2
Pada ujung girder
800 0001 1 , 0
b a 6b Ix 3b
. E . 24
b .
δ
W
3 2 31
5.2.9 Bagian bawah
Ukuran-ukuran pokok, beban dan reaksi
Dimana :
W = beban tekanan air = w = 188,9 tf/ m Ix3 = momen inersia girder utama (cm4) Iy3 = momen inersia lengan (cm4) B = bentang pintu (12,5 m)
h = jarak pusat girder dengan pusat pin (m) s = panjang lengan (m)
a = jarak lengan pada girder (m) b = jarak lengan ke ujung bentang H2 = reaksi mendatar (tf)
V2 = reaksi tegak (tf)
5 - 34
Girder bawah dan lengan
Girder bawah
Tebal minimum plat web (tw) dengan bahan SM 50 mm
60 28 56 bw
t
Tebal flange minimum (tf) dengan bahan SM 50 mm
24 37,5 58 bf
tf
Lengan bawah
Tebal minimum web (tw) mm 21,94 34
26 bw
tw
Tebal minimum flange mm 16,75 24
28 bf
tf
Gaya
Faktor kekakuan
76 , a 35 . Ix
S . K Ix
4 3
2
Reaksi tegak di titik A dan D
tf 12 , 1203
2 F B .
V2 W H
Gaya reaksi mendatar pada titik A dan D
tf
20 , 168
h 2 k 4
d . F 12 6b
a W h V c H
2
H 2
2 2
2
Dimana :
H2 = gaya reaksi mendatar pada bagian bawah
Gayaaxialpada lengan
tf 1116,96
S .c H2 h . N2 V2
Dimana :
N2 = gayaaxialpada lengan bawah
Momen lentur Pada titik A
m . tf 5,17
2 k 12
d . FH . 12 6b
a M W
2 2 2 AB
Dimana :
MAB = momen lentur AB di titik A (tf . m)
Pada titik B
MBA = - 2 MAB = 10,34 tf . m
5 - 36
m tf 769,50
2 k 6
d . F . 6k a
b . 3k M W
2
H 2 2
2 2 BC
m tf 659,15
d . 2 F
b .
M w H
2 BE
Dimana :
MBA = momen lentur BA di titik B (tf-m) MBC = momen lentur BC di titik B (tf-m) MBE = momen lentur BE di titik B (tf-m)
Pada titik G
m . tf 1926,51
8 M a .
M w BC
2 G
Dimana :
MG = momen bending girder utama di titik G
Momen lentur arah y – y dengan beban angkat MB1= M1G= Fv. d
= 159,12 tf – m Dimana :
Fv = beban arah tegak untuk mengangkat = 64,95 tf
MB1, M1G= momen lentur pada titik B dan G untuk mengangkat (tf-m)
Gaya geser
Diantara titik A dan titik B
tf 0,98
S M QAB MAB BA
Dimana :
QAB = gaya geser AB pada titik A (tf)
Pada titik B
tf 661,15 2
a QBG W
Gaya geser dan momen putar titik B dan E pada girder bawah dan beban angkat pada girder bawah dan beban angkat.
F = beban angkat pada satu sisi = 75 tf FH = bebanaxialpada lengan = 37,5 tf
FV = beban tegak untuk mengangkat beban = 64,95 tf Gaya geser pada bidang datar di titik B
QBE =Qw+ QH
= W + FH, dimana W = w x b
= 519,47 tf Dimana :
QBE = gaya geser BE di titik B (tf)
Qw = gaya geser pada plat web karena tekanan air (tf) QH = gaya geser plat web karena beban angkat (tf) QBE = 556,97 tf
*) Beban tegak QV= FV= 64,95 tf Dimana :
QV= gaya geser pada girder flange
5 - 38
Momen lentur pada pin trunnion karena gaya geser MAL= - 98,55 tf-m
M4L= 81,29 tf-m
Gambar momen lentur dan gaya geser
Gambar 5.7 momen lentur dan gaya geser
Tegangan
Tegangan girder bawah pada titik B
Tegangan lentur
2 x3
BE BH
cm kgf/
566,62 Z
σM
Dimana :
BH = tegangan lentur bidang datar di titik B (kgf/ cm2)
V = tegangan lentur bidang tegak di titik B (kgf/ cm2)
Tegangan tekanaxial
2 3
2 BC
cm kgf/
,87 1 8 A
σH
Dimana :
BC = tegangan tekan antara titik B dan C (kgf/ cm2)
Total tegangan tekan
B =BH+V+BC
= 1254,69 kgf/ cm2 < B= 1600 kgf/ cm2 Dimana :
B = total tegangan tekan di titik B (kgf/ cm2)
a = tegangan lentur yang diijinkan SM 50 (kgf/ cm2)
Tegangan geser antara B dan G
2 2
w3 BG
BG
678,52 kgf/ cm
τa900 kgf/ cm A
τ
Q
Dimana :
BG = gaya geser pada titik B antara titik B dan G (kgf/ cm2) Aw3 = luas penampang flange girder utama (cm2)
Tegangan geser antara titik B dan E
Beban tekanan air dan beban angkat
2 a
2 w3
BE
w
556,2 kgf/ cm
τ900 kgf/ cm A
τ
Q
Dimana :
BE = tegangan geser di titik B antar titik B dan G (kgf/ cm2) Aw3 = luas penampang flange girder utama = 974,4 cm2
Beban angkat
2 F
V
V
3 6 , 01 kgf/ cm
A
τ Q
Dimana :
V = tegangan geser dari girder utama (kgf/ cm2) AF = luas penampang flange girder utama
= 2 x 6 x 90 = 1080 cm2
5 - 40
Tegangan yang diijinkan Pada bidang datar
80 40,54 R
15 S
x4
2 x4 ax
cm kgf/
1313,95
R 15 11,2 S 1600
σ
Pembengkokan pada girder utama datar
Gambar 5.8 Beban pada girder bawah
800 10 1
B 1,5
δcm 0000195 ,
0
I . E . 8
a . d 24b F
Ix3 5a . E . 384
a . w
δ5
8
x3 2 H
2 2
2
Dimana :
= pembengkokan (cm)
E = modulus elastisitas baja 2,1 x 106(kgf/ cm2) B = bentang pintu (1250 cm)
cm 0,000035
b a . 6b I 3b
E . 24
b .
δ w 3 2 3
x3 1
cm 000029 ,
0
d 2 b d 3a I . E . 6
d .
δF
x3 3 H 2
800 10 1
B 5,1 δ
0,000064 δ
δ δ
8 2 1
Dimana :
= pembengkokan total girder utama bawah
1 = pembengkokan girder utama bawah karena tekanan air (cm)
2 = pembengkokan girder utama bawah karena beban diangkat (cm).
Pin trunion
Gabungan gaya reaksi tegak (beban pada pin trunion)
tf 2110
θ
Cos V 2V V
V
P
V 12 22 1 2
Dimana :
PV = gabungan gaya reaksi tegak (tf)
V1 = reaksi gaya tegak pada lengan atas = 1179,9 tf V2 = reaksi gaya tegak pada girder bawah = 1203,12 tf
= sudut antara girder bawah dengan atas = 55,36°
Total gaya reaksi mendatar H = H1+ H2= 333,02 tf Dimana :
H = gabungan gaya reaksi tegak (tf)
H1 = gaya reaksi vertikal pada lengan atas = 164,82 tf H2 = gaya reaksi vertikal pada girder bawah
Momen
Momen akibat gaya tegak Mv = - Pv . r1.
= - 168,8 tf Dimana :
Mv = momen akibat gaya tegak (tf-m) r1 = jari-jari pin trunion = 0,4 m
= koefisien antara pin dan metal berlapis oli = 0,2
5 - 42
Momen akibat gaya mendatar MH= - H . r2.
= - 28,30 tf-m Dimana :
MH= momen akibat gaya mendatar
r2 = jari-jari luar metal berlaqpis oli = 0,425 m
Momen total MT = MV+ MH
= - 197,10 tf-m Dimana :
MT = momen total (tf-m)
5.2.10 Hubungan antara lengan atas dengan lengan bawah
Sudut antara lengan atas dengan lengan bawah = 55,36° P1, P2, P3 dan P4 = beban pada masing-masing titik MAU, M4U = momen pada titik di lengan atas (tf-m) MAL, M4L = momen pada titik di lengan bawah (tf-m) MT = momen total pada pin trunion
= - 197,10 tf-m)
1,2dan 3 = jarak antara masing-masing penyilang
Momen pada setiap titik
2 3 3
AL 4L
3 2
3 An
4n
L L T AL
u u T An
M 2 M
M 2 M
I I M I M
I I M I M
Dimana :
Iu = momen inersia lengan atas (cm4) IL = momen inersia lengan bawah (cm4)
Pada posisi sama di lengan atas dan lengan bawah, lu= IL
m tf 81,29
M - M M
m tf 98,55 2 M
M 1 M
2 1
2 An 4L
4U
T AL
AU
5.2.11 Beam tegak
Pengaturan beam tegak
5 - 44
Beban tekanan air
- Pembebanan air pada beam tegak sebagai berikut :
Dimana :
H = beban tekanan air pada titik D = 0 tf/ m2 w1 = beban tekanan air pada titik A = 4,26 tf/ m2 w2 = beban tekanan air pada titik B = 13,64 tf/ m2 H = beban tekanan air pada dasar = 14,5 tf/ m2
1 = panjang lengkungan dari D ke A = 5215 mm
2 = panjang lengkungan dari A ke B = 11480 mm
3 = panjang lengkungan dari B ke C = 1050 mm
Beban karena berat pintu
Dimana :
L1 = jarak mendatar antara dasar dengan pin trunnion (12,72) W = berat beban pada dasar pintu (tf/ m)
Wg = berat pintu = 150 tf (diperkirakan)
L2 = jarak antara titik berat pintu dengan pintu trumnion
= 11,85 m
B = bentang pintu = 12,5 m
d = jarak antara lengan bawah dan dasar pintu = 1m
Beban yang diterima dasar pintu
m tf/
17 , B 11 . L
L . W W
1 2
g
Gaya
Momen lentur dan gaya geser akibat beban tekanan air
2h w
19,30 tf mM 6 1
2 1
A
2H w
7,835tf mM 6 2
2 3
B
Momentum lentur maksimal antara A dan B
2 B A B
2 2 1 2 2
2 B
x
M x M 6 M
w x 2 w
x x W
R'
M
Titik maksimal momen lentur dari titik B
M 0 R' M
x . w 2 x
w w
2 B A B
2 2 2
1
2
Dimana :
MA, MB, Mx = momen lentur pada setiap titik (tf-m/ m) x = momen lentur maksimal dari titik B
R’B = gaya pada titik B akibat beban tekanan air antara titik A dan B
2w w
60,34 tf/m R'B 62 2 1 Maka :
M M 0
R' x . w 2 x
w w
2 B A B
2 2 2
1
2
5 - 46
X1 = 5,145
m tf 104,186 M
2 M x M 6 M
w x 2 w
x x w
. R' M
x
B A B
2 3 1 2 2
2 B
x
Pada titik B
tf 14,773 2
x W
QBC H 2 3
2w w
59,34 tf M 61 M
Q 2 1
2 2 B A 2
BA
Pada titik A
tf 43,4 2 Q
w
QAB w2 1 2 BA
tf 11,10 2
h QAD w1 1
Momen lentur dan gaya geser akibat tekanan air dan berat pintu M’A = MA = - 19,30 tf-m
M’B = MB– W . d = - 10,50 tf-m/ m
2 1 B A
B 2
13 1 2 12
1 2 B x
M' X M'
6 M' w X
2 w X . X W
. R'
M'
Pada titik momen lentur maksimal dari titik B
M' 0 R' M'
X . W 2 X
W W
2 B A
B 1
2 12
2 1
2
X11 = 5,17
m tf 134,02 M
M' X M'
6 M' w X 2 w
X . X W
. R' M
1 x
2 1 B A
B 2
13 1 2 12
2 1 B 1 x
Dimana :
MA1, MB1, M1x = momen lentur pada setiap titik (tf-m/ m) X1 = maksimal momen lentur dari titik B (m)
R’B = gaya reaksi pada titik B akibat beban tekanan air pada titik A dan titik B (tf-m)
Pada titik B
tf 21,15 d
. Q W
Q
3 BC BC
1
2w w
59,57 tf M 61 M
Q 2 1
2 B 2 1 A 1 2 BA
1
Pada titik A
tf 43,17 2 Q
w
Q w2 1 2 1BA
AB
1
Q1AD = QAD= 11,10 tf
Tabel 5.1
Gaya Akibat Beban Tekanan Air
Tabel 5.2
Gaya Akibat Beratnya Sendiri
MA MX MB QBC QBA QAB QAD
5,145 60,34 - 19,30 + 104,186 - 7,835 + 14,773 + 59,34 + 43,4 + 11,10 X (m) R'B (tf/
m)
Momen Lentur (tf-m/ m) Gaya Geser (tf-m)
M1A M1X M1B Q1BC Q1BA Q1AB Q1AD 5,17 60,34 - 19,30 + 134,02 - 10,50 + 21,15 + 59,57 + 43,17 + 11,10 X (m) R'B (tf/
m)
Momen Lentur (tf-m/ m) Gaya Geser (tf-m)
5 - 48
Momen lentur dan tegangan
MA max = MA . b = (- 19,30) x 0,680 = - 13,124 tf-m MB max = M1B . b = (- 10,50) x 0,680 = - 7,14 tf-m MX max = M1X . b = (134,02) x 0,680 = 91,13 tf-m Q max = Q1BC . b = (17,31) x 0,680 = 11,77 tf-m Dimana :
b = jarak antara beam tegak = 0,680 m
Bahan yang digunakan H 900 x 300 x 16/28
Momen inersia
Ix = 399,633 cm4 Zx = 8880,72 cm3 Aw = 135,04 cm2 Ac = 84 cm2 A = 303,04 cm2
2 A
x A
A