• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1.1 Stewardship Theory

Podrug (2011:406) , stewardship theory has emerged in the field of corporate governance as an alternative to agency theory, so it is understandable that the basic assumptionsare define as opposite to the agency thory assumptions. In the agency relation the emphasis is on building institutional and contractual mechanismsso that managers cannot achieve their own goals at the expenseof the owner’s goal, while

35 the stewardship relations. If it is successfully achieved, there are no such problems: the goal are shared, so the managers activities are also in the organizations interest.

Stewardship theory memandang manajemen sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan public atau stakeholders. Referensi bagi penelitian ini adalah steward, dalam hal ini adalah manajemen perguruan tinggi akan bekerja sebaik- baiknya untuk kepentingan prinsipal, masyarakat dan pemerintah.

Beberapa pertimbangan penggunaan stewardship theory sehubungan dengan masalah penelitian.

Donaldson dan Davis ( 1991) dalam Hamilah (2018:79) teory stewardship merupakan suatu teori yang mendeskripsikan situasi dimana para manajer bukan termotivasi oleh tujuan-tujuan individu melainkan bertujuan pada hasil utama demi kepentingan organisasi. Dasar teori stewarship adalah psikologi dan sosiologi dimana para eksekutif sebagai stewrd termotivasi untuk bertindak sesuai dengan keinginan principal , yang berupaya menjaga dan menghasilkan keuntungan untuk principal, dengan prilaku steward yang tidak akan meninggalkan organisasinya Donalson and Davis (1991), letak perbedaan dengan teori keagenan adalah bahwa stewardship theory menekankan bukan pada perspektif individualisme, melainkan mengintegrasikan tujuan mereka sebagai bagian dari organisasi, yang mana para steward akan merasa puas dan termotivasi ketika organisasi yang dijalankannya berhasil memperoleh kesuksesan. Ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Chin (2000)

bahwa stewardship theory dibangun atas dasar asumsi filosofis bahwa pada dasarnya manusia itu dapat dipercaya, bertanggung jawab, berintegritas dan memiliki kejujuran terhadap pihak lain. Menurut teori ini struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting guna memberdayakan peran steward dan memberi mereka otonomi penuh berdasarkan kepercayaan Donaldson dan Davis (1991).

Principal dan steward saling bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan guna mencapai keinginan keduanya. Principal menerima karyawan berdasarkan kompetensi dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki organisasi guna memaksimalkan stake holder benefit. Saat manajer mampu mengelola organisasi dengan baik, akan terlihat upaya penciptaan nilai bagi organisasi, maka manajer telah memenuhi aspek psikologis. Tidak demikian hal nya dengan, ketika bekerja, pegawai memenuhi kebutuhan psikologis dan sosiologis diri mereka sendiri.

Davis et al (1997), sehingga dapat dikatakan bahwa kedua pihak tidak berusaha meningkatkan nilai bagi stakeholder yang lain. Pembayaran bunga kepada kreditur atau pembayaran pajak untuk pemerintah merupakan yang di luar keinginan keduanya, bahkan dianggap sebagai efek samping dalam upaya meningkatkan kedejahteraan principal dan keuntungan manajer.

https://ryobinhood.blogspot.com/2013/02/agency-vs-stewardship.html STEWARDSHIP THEORY

Teori stewardship adalah teori yang menjelaskan keadaan dimana para manajer tidaklah terinspirasi oleh tujuan-tujuan individu

37 tetapi lebih ditujukan pada hasil bersama, kepentingan organisasi, sehingga teori ini mempunyai dasar psikologi dan sosiologi yang telah dirancang dimana para eksekutif sebagai steward terinspirasi untuk bertindak sesuai keinginan prinsipal, selain itu perilaku steward tidak akan lari meninggalkan organisasinya sebab steward berusaha mencapai sasaran organisasinya. Teori ini didesain bagi para peneliti untuk menguji situasi dimana para pimpinan dalam perusahaan sebagai pelayan dapat terinspirasi untuk bertindak dengan cara terbaik pada principalnya (Donaldson dan Davis, 1989, 1991).

Model Stewardship Theory, didasarkan pada pelayan yang berperilaku dimana dia dapat dibentuk agar selalu dapat bekerjasama dalam organisasi, memiliki perilaku kolektif atau berkelompok dengan utilitas tinggi disbanding individunya dan selalu bersedia untuk melayani. Pada teori stewardship dihadapkan pada suatu pilihan antara perilaku self serving dan pro-organisational, perilaku pelayan inherent dengan kepentingan organisasi sedangkan perilaku eksekutif disejajarkan dengan kepentingan principal dimana para steward berada. Steward akan menggantikan atau mengalihkan self serving untuk berperilaku kooperatif.

Sehingga meskipun kepentingan antara steward dan principal berbeda, steward tetap akan menjunjung tinggi nilai kebersamaan, karena berpedoman bahwa terdapat utilitas yang lebih besar pada perilaku kooperatif, dan perilaku tersebut dianggap rasional sebagai prilaku yang dapat diterima.

Perilaku steward adalah kolektif, karena steward berpedoman dengan perilaku tersebut tujuan organisasi dapat dicapai. Misalnya peningkatan penjualan atau profitabilitas. Perilaku ini akan menguntungkan principal termasuk outside owner (melalui efek positif yang ditimbulkan oleh laba dalam bentuk deviden dan shareprices), hal ini juga memberikan manfaat pada status manajerial, sebab tujuan mereka ditindak lanjuti dengan baik olehsteward. Para ahli teori stewardship mengasumsikan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara kesuksesan organisasi dengan kepuasan principal. Steward melindungi dan memaksimumkan shareholder melalui kinerja perusahaan, oleh karena itu fungsi utilitas steward dimaksimalkan.

Steward yang dengan sukses dapat meningkatkan kinerja perusahaan akan mampu memuaskan sebagian besar organisasi yang lain, sebab sebagian besar shareholder memiliki kepentingan yang telah dilayani dengan baik lewat peningkatan kemakmuran yang diraih organisasi. Oleh karena itu, steward yang pro organisasi termotivasi untuk memaksimumkan kinerja perusahaan, disamping dapat memberikan kepuasan kepada kepentingan shareholder.

Dalam riset stewardship sebelumnya dengan menguji suatu model yang mendasarkan pada pilihan manajer —principal yang lebih baik daripada suatu paham determinasi. Berdasarkan model yang ada tersebut, manajer memilih berperilaku sebagai steward/ pelayan atau agent. Pilihan mereka beragam sesuai motivasi psikologisnya dan persepsi mereka tentang situasi yang ada. Principal

39 juga memilih menciptakan suatu hubungan agency atau stewardship, tergantung pada persepsi tentang situasi dan manajernya.

Apabila baik manajer atau principal merasa bahwa pihak yang lain akan berperilaku secara aktivitas (bertahan), maka keuntungan terbaik darinya berperilaku sebagai agency, dan organisasi menerima kembalian yang Fokus Ekonomi Vol. 2 No. 1 Juni 2007 : 37 46 46 cukup optimal atas investasinya. Namun jika kedua pihak memilih mengembangkan hubungan stewardship, organisasi merealisasikan imbalan maksimum.

Teori Stewardship mempunyai akar psikologi dan sosiologi yang didesain untuk menjelaskan situasi dimana manajer sebagai steward dan bertindak sesuai kepentingan pemilik (Donaldson &

Davis, 1989, 1991), dalam eko Raharjo (2007), Dalam teori stewardship manajer akan berperilaku sesuai kepentingan bersama.

Ketika kepentingan steward dan pemilik tidak sama, steward akan berusaha bekerja sama daripada Fokus Ekonomi Vol. 2 No. 1 Juni 2007 : 37 46 40 menentangnya, karena steward merasa kepentingan bersama dan berperilaku sesuai dengan perilaku pemilik merupakan pertimbangan yang rasional karena steward lebih melihat pada usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Teori stewardship mengasumsikan hubungan yang kiat antara kesuksesan organisasi dengan kepuasan pemilik. Steward akan melindungi dan memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja perusahaan, sehingga dengan demikian fungsi utilitas akan maksimal.

Asumsi penting dari stewardship adalah manajer meluruskan tujuan sesuai dengan tujuan pemilik. Namun demikian tidak berarti steward tidak mempunyai kebutuhan hidup.

Dokumen terkait