Strategi adalah rumusan umum untuk mencapai sasaran secara spesifik yang dijabarkan ke masing-masing kebijakan. Salah satu alat analisis dalam merumuskan strategi adalah Analisis SWOT (strengths, weaknessess, opportunities, threats) sebagai alat identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi sebuah institusi dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan pengembangan kekuatan (strengths) dan penjajakan peluang (opportunities) serta secara bersamaan melakukan upaya mengatasi kelemahan (weaknessess) dan menghadapi ancaman (threats). Dengan pemetaan tersebut, dapat teridentifikasi alternatif-alternatif strategi sehubungan dengan upaya pengembangan di Kota Mataram. Adapun skema analisis SWOT yang dilakukan sesuai dengan arahan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan lampirannya.
Analisis SWOT dilakukan menentukan alternatif strategi pencapaian dari setiap indikator sasaran Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram tahun 2016-2021 dan dikaitkan dengan permasalahan dan isu strategis untuk memahami kondisi riil daerah termasuk didalamnya Pemerintah Daerah, seperti yang tersaji sebagai berikut:
Sasaran Kota Mataram yang terkait dengan Tugas dan Pokok Fungsi Inspektorat yaitu : Tercapainya peningkatan kualitas pengelolaan pemerintah dan layanan publik.
STRENGTHS
1. Kualitas SDM memadai 2. Tipologi wilayah yang homogen 3. Jangkauan Pelayanan tidak terlalu luas
4. Kewenangan /otonomi daerah yang sudah kita miliki
Build on Strengths (pengembangan berdasarkan kekuatan) :
1. Penguatan kapasitas yang berkelanjutan 2. Pemerataan pembangunan di semua wilayah 3. Peningkatan konektifitas di semua aspek 4. Memperkuat regulasi yang diikuti dengan reward dan punishment yang tegas
WEAKNESSES
1. Kompetensi petugas pelayanan publik yang masih rendah
2. Integritas petugas pelayanan masih rendah 3. Implementasi aturan yang ada belum dilakukan dengan maksimal
4. Evaluasi kinerja pelayanan publik belum optimal 5. Tindak lanjut hasil evaluasi kinerja pelayanan publik belum dilaksanakan
6. Anggaran yang terbatas
7. Antar OPD masih menunjukkan ego sektoral
Overcome Weaknesses (mengatasi kelemahan) : 1. Peningkatan kapasitas Petugas Pelayanan Publik melalui diklat
2. Membuat pakta integritas dan memperkuat pengawasan internal
3. Peningkatan kualitas evaluasi melalui evaluasi secara berkala
4.Menyusun rencana tindak lanjut 5. Mencari sumber anggaran alternatif
6. Perlu dilakukan pemerataan penghasilan aparatur
ISU STRATEGIS :
1. Masih ada anak umur di bawah 5 tahun yang kelahirannya belum tercatat
2. Masih ada anak 0-17 tahun yang belum memiliki akta kelahiran
3. partisipasi masyarakat dalam pembangunan belumoptimal
4. profesionalitasdan prinsip 3S pelayanan publik belum memadai
5. kebersihan tempat pelayanan masih perlu ditingkatkan
6. pengelolaan pelayanan pengaduan pelayanan belum memadai
7. masih rendahnya kapasitas dan disiplin aparatur dalam menjalankan tugas
8. masih ada praktik KKN menggunakan kenalan atau orang dalam
9. belum optimalnya keterbukaan informasi publik terhadap masyarakat
10. belum meratanya akses dan pengetahuan masyarakat terhadap teknologi infomasi
11. infrastruktur dan sarana prasarana informasi publik yang disediakan pemerintah belum memadai
STRATEGIES :
1. Optimalisasi implementasi standar pelayanan2.
Optimalisasi SOP pelayanan pengadaan 3. Penguatan pengawasan internal 4. Edukasi, advokasi dan Sosialisasi keterbukaainformasi publik
5. Peningkatan kapasitas aparatur 6. Peyusunan Sistem IKI
7. Pemberian tunjangan berbasis kinerja
OPPORTUNITIES
1. Tingkat literasi masyarakat relatif tinggi 2. Jaringan antar wilayah terkoneksi
3. Menempatkan Kota Mataram dalam posisi sebagai metropolitas Mataram Raya
4. Heterogenitas Penduduk Kota Mataram
Explore Opportunities (menjajaki peluang) 1. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan inovasi pembangunan daerah berbasis IT menuju smart city
2. Mengintensifkan kerja sama antar daerah di wilayah perbatasan
3. Menarik pengusaha untuk berinvestasi dengan jalan mempermudah perizinan dan promosi daerah
THREATS
1. Rawan Bencana Alam
2. Penyalahgunaan arus informasi 3. Degradasi moral dan sosial 4. Migrasi penduduk dari daerah lain
Block Threats (menghadapi tantangan) 1. Mitigasi bencana
2. Memperkuat proteksi terhadap arus informasi 3. Memperkuat pendidikan moral di lembaga formal dan non formal
4. Memperketat pengawasan penduduk pendatang
Arah kebijakan pembangunan daerah juga merupakan pedoman untuk menentukan fokus tahapan pembangunan selama lima tahun periode kepala daerah guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap. Penekanan fokus atau tema setiap tahun selama periode RPJMD memiliki kesinambungan dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan. Hasil rumusan arah kebijakan tersebut kemudian dirumuskan secara spesifik terhadap horizon waktu untuk pencapaian arah kebijakan secara logis kapan suatu arah kebijakan dijalankan mendahului atau menjadi prasyarat bagi arah kebijakan lainnya.
Adapun tahapan fokus arah pembangunan Kota Mataram tahun 2016- 2021 dapat sebagai berikut:
Fokus Kebijakan Tahunan Kota Mataram 2016-2021 Arah Kebijakan
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Memacu Pembangun an SDM, Ekonomi Rakyat dan Infrastruktur Perkotaan untuk Mengurangi Kemiskinan Guna Terwujudny a
Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya
Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Kreatif melaui Pemberdayaan Ekonomi Rakyat,Peningkat an SDM dan Sarana Prasarana Perkotaan dalamrangka Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif melalui Investasi dan
PemantapanInfrastru ktur
Strategis untuk Penanggulangan Kemiskinan
Mempercepat PembangunanS DM dan Infrastruktur untuk Peningkatan Daya Saing Berbasis Kreatifitas dalamrangka Penurunan AngKemiskinan daKesenjangan Sosial
Mempercepa t
pemulihan kondisi sosial dan ekonomi pasca bencana melalui pemberdaya an
ekonomi lokal dan pemulihan infrastruktur layanan publik
Menuntaskan pencapaian target kinerja pembangunanK ota
MataramTahun 2021yang Akuntabdemi Terwujudnya Kota Mataramyang Maju, Religius dan Berbudaya
Sudah dilaksanakan Akan dilaksanakan
Dengan terpilihnya strategi dan arah kebijakan, maka kemudian pemerintah Kota Mataram menentukan program prioritas berupa program- program pembangunan yang menggambarkan keterpaduan antara sasaran pembangunan dengan strategi yang dipilih. Perumusan program pembangunan daerah bertujuan untuk menetapkan tema bagi urusan dan program pembangunan yang bersifat strategis dan memiliki pengaruh yang sangat luas dan urgent untuK diselenggarakannya sangat tinggi.
Berdasarkan rumusan permasalahan pembangunan daerah maka dibuatlah prioritas pembangunan dengan mempertimbangkan faktor-faktor penentu keberhasilan sebagaimana dibawah ini :
Prioritas Pembangunan Kota Mataram 2016-2021 yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kota Mataram
Prioritas Pembangunan
Daerah (Strategik)
Isu Strategis embangunan Daerah
(Operasional)
Faktor Penentu
Keberhasilan Indikator Kinerja(outcome)
Peningkatan Akuntabilitas Tata Kelola Pemerintahan dan
Pelayanan Publik
masih rendahnya kapasitas dan disiplin aparatur dalam menjalankan
Pengembangan Sistem Evaluasi
Kinerja Individu berbasis aplikasi
Nilai AKIP
Program prioritas pembangunan daerah menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan. Prioritas pembangunan daerah merupakan sekumpulan program prioritas jangka menengah yang bersifat operasional yang secara khusus berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan daerah. Arsitektur kinerja RPJMD antar sasaran pembangunan daerah dengan program operasional (Inspektorat) dapat terlihat dari skema berikut :
Misi/Tujuan/Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Program Pembangunan Daerah
Indikator Kinerja (impact/
Outcome)
Satuan
Capaian Kinerja
Urusan Urusan
KOndisi
awal Kondisi akhir
MISI V :
MENINGKATKAN KEANDALAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)
Indeks Reformasi Birokrasi (Tujuan)
Katagori
C BB
Tujuan I:
Mewujudkan Tata Kelola
Pemerintahan dan layanan publik yang professional, berintegritas dan akuntabel Sasaran : Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Pembangunan
NIlai AKIP
OPini BPK Nilai
Predikat 58,72 WTP
80 WTP
Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Pembangunan
Penguatan Pengawasan Internal
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Persentase OPD yang Hasil Review Keuangannya telah sesuai dengan SAP
% 17 20 Penunjang
Urusan Pengawasan
Persentase Obrik yang mempunyai hasil pemeriksaan internal
% 100 100
Persentase OPD yang hasil evaluasi SAKIPnya mendapat nilai minal B
% 64 83
Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
Persentase Elemen Kapabilitas APIP yang harus dipenuhi
% 100 100
Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
Penyusunan Regulasi yang berkaitan dengan tugas Pengawasan pada Inspektorat Kota Mataram
kegiatan 4 4
Dari strategi dan kebijakan kota Mataram yang tertuang dalam RPJMD maka berbagai kebijakan di tiap-tiap strategi diterjemahkan ke dalam program dan kegiatan, adapun strategi dan kebijakan Inspektorat Kota Mataram yang ditempuh selama lima tahun, meliputi:
1. Penataan Kebijakan dan sistem pengawasan berbasis resiko 2. Peningkatan pemahaman mengenai SAKIP
3. Peningkatan Kualitas Laporan dari entitas pelaporan yang sesuai dengan SAP.
4. Peningkatan level kapabilitas APIP.
Adapun kebijakan yang ditempuh untuk menjalankan strategi tersebut adalah:
a. Penyusunan dan penyempurnaan norma, standar, dan prosedur pemeriksaan;
b. Penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan teknis pemeriksaan;
c. Penerapan dan pengembangan SPIP oleh Perangkat Daerah;
d. Peningkatan kualitas SPIP dalam penyusunan Laporan KeuanganPemerintah Kota;
e. Peningkatan kualitas AKIP dalam evaluasi internal SAKIP Pemerintah Kota;
f. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah;
g. Pengevaluasian terhadap SAKIP yang telah dilaksanakan oleh Perangkat Daerah;
h. Pengawasan atas kinerja Perangkat Daerah;
i. Peningkatan sistem pengendalian intern Pemerintah;
j. Peningkatan pemeriksaan operasional Perangkat Daerah berdasarkan urutan Perangkat Daerah yang risikonya paling besar;
k. Pembagian tim pengawas berdasarkan risiko;
l. Pengembangan sistem informasi manajemen hasil pemeriksaanberbasis komputer;
m. Pembuatan laporan dari entitas pelaporan yang sesuai denganStandar Akuntansi Pemerintah (SAP);
n. Pemeriksaan terhadap kualitas pelayanan publik yang strategis;
o. Pemberian fasilitas bagi pelaksanaan pengawasan operasionalterhadap kegiatan Perangkat Daerah dan
p. Peningkatan kompetensi SDM (Auditor & P2UPD) melalui bimbingan teknis, pelatihan kantor sendiri, dan diklat penjenjangan serta diklat teknis substantif.
q. Pembentukan satgas peningkatan level kapabilitas APIP dan koordinasi dengan BPKP dalam peningkatan level kapabilitas APIP.
Tabel 5.1
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
No Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
1 Meningkatkan peran
pengawasan internal dalam tata kelola pemerintahan
1. Meningkatnya penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan Intern
Penataan Kebijakan dan sistem
pengawasan berbasis resiko
1. Penyusunan dan penyempurnaan norma, standar, dan prosedur pemeriksaan;
2. Penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan teknis pemeriksaan;
3. Pengawasan atas kinerja Perangkat Daerah;
4. Peningkatan sistem pengendalian intern Pemerintah;
5. Peningkatan pemeriksaan operasional Perangkat Daerah berdasarkan urutan Perangkat Daerah yang risikonya paling besar;
6. Pembagian tim pengawas berdasarkan risiko;
7. Pengembangan sistem informasi manajemen hasil pemeriksaan berbasis komputer;
8. Peningkatan kualitas SPIP dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota;
9. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah;
10. Pembuatan laporan dari entitas pelaporan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP);
11. Membentuk Tim Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kota Mataram 2. Meningkatnya
penyelesaian pengembalian kerugian negara/daerah pada Hasil Pemeriksaan Intern
Penataan Kebijakan dan sistem
pengawasan berbasis resiko
3. Meningkatnya penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan Ekstern
Penataan Kebijakan dan sistem
pengawasan berbasis resiko
1. Meningkatkan koordinasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan
2. Membentuk Tim Khusus Pemantauan Tindak Lanjut BPK
4. Meningkatnya penyelesaian pengembalian kerugian negara/daerah pada Hasil Pemeriksaan Ekstern
Penataan Kebijakan dan sistem
pengawasan berbasis resiko
No Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan 5. Meningkatnya
Pencegahan Korupsi lingkup pemerintah Kota Mataram
Penataan Kebijakan dan sistem
pengawasan berbasis resiko
1. Membentuk Tim Pelaksana Pencegahan Rencana Aksi dan Stranas PK lingkup Pemerintah Kota Mataram
2. Meningkatkan sosialisasi anti korupsi melalui berbagai media
3. Meningkatkan koordinasi dengan KPK 6. Meningkatnya
Penerapan RB di unit kerja
Penataan Kebijakan dan sistem
pengawasan berbasis resiko
1. Membentuk tim penilai internal pelaksanaan refomasi birokrasi lingkup Pemerintah Kota Mataram
2. Meningkatkan koordinasi dengan KEMENPAN- RB
3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka penguatan pengawasan sebagai bentuk pemenuhan pelaksanaan reformasi birokrasi 4. Meningkatnya
Akuntabilitas Kinerja lingkup Pemerintah Kota Mataram
Penataan Kebijakan dan sistem
pengawasan berbasis resiko
1. Peningkatan kualitas SAKIP dalam evaluasi internal SAKIP Pemerintah Kota;
2. Meningkatkan koordinasi dengan KEMENPAN- RB
3. Pemantauan Progres SAKIP Perangkat Daerah 5. Meningkatnya
kapabilitas APIP Inspektorat Kota Mataram
Peningkatan Level Kapabilitas APIP
1. Peningkatan kapasitas SDM (Auditor &
P2UPD).
2. Pembentukan Satgas level kapabilitas APIP Pendampingan oleh BPKP