BAB I PENDAHULUAN
F. Kerangka Teori
3. Strategi Guru PAI Dalam Pemanfaatan TIK
b. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut.
c. Ukuran gambar proposional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran sesungguhnya benda/obyek yang digambar.
d. Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e. Gambar harus jelas.39
3. Strategi Guru PAI Dalam Pemanfaatan TIK Sebagai Media
memenangkan suatu peperangan.41 Seorang komandan pasukan yang berperan sebagai pengatur strategi haruslah melakukan berbagai pertimbangan tentang pasukan yang dimilikinya sebelum mengambil suatu keputusan. Ia akan melihat bagaimana potensi pasukan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, seperti: jumlah pasukan, potensi amunisi dan persenjataan, serta bagaimana motivasi dari pasukan yang akan berperang.
Sehingga dengan pertimbangan yang matang diharapkan pasukan dapat memenangkan peperangan.
Strategi bukanlah sembarangan langkah atau tindakan, melainkan langkah dan tindakan yang telah dipikirkan dan dipertimbangkan baik buruknya, dampak positif dan negatifnya dengan matang, cermat, dan mendalam. Dengan langkah yang strategis akan menimbulkan dampak yang luas dan berkelanjutan. Karena itu, strategi dapat pula disebut sebagai langkah cerdas.42
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan umum serta rangkaian tindakan yang akan diambil dan digunakan guru untuk memilih beberapa metode pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran.43Dalam kajian teknologi pendidikan, strategi pembelajaran termasuk ke dalam ranah perancangan pembelajaran. Perkembangan strategi pembelajaran sebagai suatu ilmu mengalami perkembangan yang diawali dari dunia militer, dan selanjutnya dipergunakan dalam lapangan pendidikan dan
41 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 125.
42 Ibid .,hlm. 208.
43Haidir & Salim, Strategi Pembelajaran (Suatu Pendekatan Bagaimana Meningkatkan Kegiatan Belajar Siswa Secara Formatif), (Medan: Perdana Publishing, 2014), hlm. 102.
pembelajaran. Dalam peperangan sangat diperlukan strategi untuk memperoleh kemenangan. Untuk itu perlu identifikasi terhadap siapa (musuh) yang akan dihadapi. Berapa jumlah kekuatan yang mereka miliki, senjata jenis apa yang digunakan, persediaan (akomodasi) yang dibawa dan lain sebagainya menjadi hal yang paling penting dalam sebuah peperangan untuk memperoleh kemenangan. Tanpa identifikasi ini, mustahil kemenangan akan dicapai bahkan yang lebih tragis lagi adalah seluruh prajurit pilihan yang dipersiapkan akan mati dengan sia-sia, karena kelalaian seorang panglima perang yang mempersiapkan strateginya itu.
Demikian pula halnya dengan proses pembelajaran. Pendidik harus melakukan identifikasi kepada semua yang berhubungan dengan proses pembelajaran yang akan dilakukannya. Pendidik perlu mengetahui siapa yang menjadi peserta didiknya, bagaimana variasi tingkat intelegensi, dari latar belakang apa mereka berasal, apakah mereka berasal dari program yang sama atau berbeda, bagaimana motivasinya, dan lain sebagainya.44
Strategi pembelajaran ini haruslah dimiliki oleh para pendidik maupun calon pendidik. Hal tersebut sangat dibutuhkan dan sangat menentukan kualifikasi atau layak tidaknya menjadi seorang pendidik, karena proses pembelajaran itu memerlukan seni, keahlian dan ilmu guna menyampaikan materi kepada siswa sesuai tujuan, efesien, dan efektif.
Strategi pembelajaran sendiri terbagi ke dalam beberapa macam dan jenis. Menurut Sanjaya, ada beberapa macam strategi pembelajaran
44Haidir & Salim, Strategi Pembelajaran (Suatu Pendekatan Bagaimana Meningkatkan Kegiatan Belajar Siswa Secara Formatif), (Medan: Perdana Publishing, 2014), hlm. 97.
yang harus dilakukan oleh seorang guru, berikut ini jenis jenis strategi pembelajaran :
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan salah satu dari macam-macam pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru. Hal ini dikarenakan guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan dalam strategi ini. Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi sistematik dan lengkap, sehingga peserta didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur.
b. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan. Proses berpikir ini biasa dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan yang berorientasi pada siswa. SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan intelektual anak. Perkembangan
mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social experience dan equilibration.
c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Pada dasarnya, belajar bukan hanya merupakan proses menghafal sejumlah ilmu dan fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya.
Melalui proses ini sedikit demi sedikit siswa akan berkembang secara utuh. Hal ini berarti perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek efektif dan psikomotor melalui penghayatan secara internal akan masalah yang akan dihadapi.
Dilihat dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah sebagai arena atau wadah untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di mayarakat, maka SPBM merupakan strategi yang memungkinkan dan sangat penting untuk dikembangkan.
Hal ini disebabkan pada kenyataan setiap manusia agar selalu dihadapkan kepada masalah baik masalah yang sederhana sampai masalah yang kompleks. Proses pembelajaran SPBM ini diharapkan
dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran.
d. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan
e. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
f. Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Strategi pembelajaran kontekstual/Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
g. Strategi Pembelajaran Afektif (SPA)
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral.
Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.45
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses penambahan informasi dan kemampuan baru ketika berpikir informasi dan kemampuan baru. Ketika berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk dipahami bahwa strategi merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran. Sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi, perlulah melakukan perencanaan terlebih dahulu.46
Sebagai suatu disiplin ilmu, pendidikan Islam merupakan hasil sekumpulan ide-ide dan konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan. Jadi, mengalami dan mengetahui merupakan pengokoh awal dari konseptualisasi manusia yang berlanjut kepada terbentuknya ilmu pengetahuan itu. Untuk itu Nabi Adam as. diajarkan nama-nama benda terlebih dahulu sebagai dasar konseptual bagi pembentukan ilmu pengetahuannya. Dengan kata lain, ilmu
45 Mokhammad, “Macam-macam Staregi Pembelajaran dan Penjelasannya”, dalam https://www.haruspintar.com/macam-macam-strategi-pembelajaran/, diakses tanggal 21 Agustus 2020.
46 Ahmad Farid Efendi, “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Gaya Belajar Siswa di SMP Islam Sabilurrosyad Malang, (Skripsi, FTK UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2016), hlm. 15.
pendidikan Islam harus bertumpu pada gagasan-gagasan yang dialogis dengan pengalaman empiris yang trdiri atas fakta atau informasi yang diolah menjadi teori yang valid yang menjadi tempat berpijaknya suatu ilmu pengetahuan ilmiah.47
Aktivitas pembelajaran agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah/madrasah yang syarat denan muatan nilai kehidupan Islami, perlu diupayakan melalui perencanaan pembelajaran yang baik, agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan murid. Upaya membelajarkan murid dapat dirancang tidak hanya dalam berinteraksi dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, melainkan berinteraksi dengan menggunakan sumber belajar yang mungkin dapat dipakai untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Sebagai menurut AECT (Association Education Center and Technology) dalam Muhaimin, sumber belajar dapat berupa pesan, orang, bahan, alat, tehnik, dan latar atau lingkungan.48
Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi.
Guru menyediakan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka
47 Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam Edisi Revisi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 17.
48 Taufiq Nur Aziz, “Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Cikal Harapan Bumi Serpong Damai Tangerang Selatan, (Skripsi, FTK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015), hlm. 14-15.
mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi kompetensi yang ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih.
Pengalaman belajar tersebut semakin lama semakin menjadi kebiasaan belajar mandiri dan sebagai salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat. Pada kurikulum 2013 dikembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan pross pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan kemampuan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran PAI, agar bahan pelajaran yang diberikan lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan media yang membantu proses penyampaian tersebut. Melalui media (alat bantu), diharapkan akan terjadi persepsi yang sama antara guru dan siswa. Apalagi pendidikan agama Islam yakni pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama dalam mencapai ketentraman batin dan kesehatan mental pada umumnya.
Agama Islam merupakan bimbingan hidup yang, pencegah perbuatan salah dan mungkar yang paling ampuh, pengendali moral yang tiada taranya. Untuk itu diperlukan guru dalam menyampaikan materi/ajaran-ajaran agama Islam agar mudah diterima dan tidak
menimbulkan persepsi bagi siswa dalam mengamalkan ajaran agama Islam.49