L. ANGGARAN BIAYA
2. STRES
Dengan hanya melakukan kegiatan pasif diam duduk didepan komputer berjam-jam berhari-hari dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan. Mulai dari gangguan mata(efek radiasi monitor), kepala pusing(kurang tidur), bau badan menyengat(jarang mandi), perut(pola makan jadi gak teratur), dsb
Faktor Penyebab Anak Kecanduan Game Online dan Cara Mengatasinya 1. BOSAN
Salah satu pemicu yang menyebabkan anak bermain game online adalah rasa bosan yang dimiliki anak, dengan rasa bosan yang ia rasakan akan menjadi pendorong untuk menghabiskan waktunya dengan bermain game. Hal ini terjadi karena rutinitas yang menjemukan, tidak ada kesempatan bagi anak-anak untuk relaks dari padatnya jadwal sekolah, belajar, dan les. Belum lagi pengaruh suasana di rumah yang jauh dari kenyamanan.
Maka game online adalah bentuk pelampiasan anak untuk menghilangkan rasa bosan yang ia rasakan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan orangtua adalah sebagai berikut :
Berdiskusi kepada anak mengenai aktivitas hariannya. Hal ini penting karena sebagai bentuk perhatian orang tua kepada anak, dan juga supaya orangtua mampu mengkontrol, mengatahui, dan memahami aktivitas apa saja yang dilakukan anak dalam kesehariannya.
Membuat kejutan sela rutinitas anak bisa berupa hadiah atau hiburan. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memberikan motivasi anak dalam melakukan aktivitasnya.
Merencanakan program liburan bersama anak. Liburan bersama anak juga merupakan suatu hal yang sangat penting, agar anak tidak bosan dengan aktivatasnya sehari-sehari yang sangat padat.
Meletakkan komputer dan perangkat permainan dalam ruang terbuka yang mudah diawasi.
Memberikan pemahaman kepada anak mengenai dampak dari game online melalui diskusi hangat. Membuat kesepakatan dengan anak berapa lama bermain game Bertindak tegas jika anak melanggar waktu yang disepakati dengan memberikan konsekuensi berupa pembatasan kesenangan dalam aktivitas lain. Konsekuensi harus sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan Memberitahukan kepada orangtua juka ingin bermain game di luar rumah. Dengan tetap menyepakati berapa lama waktu yang diberikan untuk bermain game, dan mencari informasi lingkungan dan teman anak bergaul.
Namun apabila kita sudah terlambat mengantisipasi, sehingga anak kita terlanjur kecanduan game online. Jika hal ini terjadi beberapa tindakan yang dapat kita lakukan adalah :
Segera melakukan diskusi bersama anak mengenai dampak negatif yang dirasakan akibat kecanduan game online.
Merencanakan bersama alternatif kegiatan bagi anak dalam mengisi waktu luangnya.
Melakukan evaluasi berkala untuk melihat kemajuan anak dalam mengatasi rasa candunya, dan jangan lupa memberikan apresiasi jika anak berhasil mengurangi kecanduannya.
Jika usaha untuk melepaskan diri dari kecanduan game online ini progresnya berjalan lambat, jangan menyerah. Kita harus lebih sabar, dan tetap terus berusaha. Di rumah, orangtua juga memberikan contoh yang patut diteladani, dengan tidak berlama-lama didepan perangkat komputer, apalagi jika bukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Jika dalam perjalanannya ternyata orangtua mengalami kesulitan, dan anak sudah berada dalam kecanduan yang sangat parah, maka memintalah bantuan kepada ahli terapis.
C..Sumber/Referensi
http://www.mandalamaya.com/pengertian-game-menurut-para-ahli/
http://dampakpositifnegatif.blogspot.com/2011/09/dampak-positif-dan-negatif-game- online.html
http://trisnauli.blogspot.com/2013/12/faktor-penyebab-anak-kecanduan-game.htm D. Rambu Rambu
E.Analisis
Dalam proses melakukan kegiatan layanan klasikal yang penulis lakukan dengan teman sekelas sebagai audien/partisipan sebagai peserta didik yang akan diberikan layanan klasikal terlihat partisipan memberikan respon yang baik,antusias serta aktif.ketika saya membagikan kertas solusi yang sebelumnya saya perintahkan kepada seluruh partisipan untuk memegang terlebih dahulu terlihat partisipan penasaran guna kertas tersebut dibagikan kepada partisipan tidak hanya itu terlihat ketika saya menjelaskan materi-materi yang bersangkutan tentang pencegahan media game online untuk meningkatkan prestasi belajar.saya memberikan kesempatan kepada partisipan untuk berpendapat mengenai materi yang telah saya sampaikan dan hasilnya partisipan antusias untuk memberikan pendapatnya mengenai materi tersebut,secara bergantian partisipan memberikan pendapatnya di lain hal partisipan lainnya memperhatikan dengan seksama.partisipan mengisi kertas solusi dengan tertib selama 5 menit.dan menempelkan kertas tersebut di poster yang sudah disediakan.partisipan aktif dalam memberikan kesimpualan setelah layanan klasikal mengenai materi tersebut serta berkomitmen untuk menghindari akan terjadinya kecaduan terhadap game online.
Dalam hasil setelah dilakukan layanan klasikal,tidak ada dilakukan follow up sehingga saya tidak mengetahui seberapa tingkat keberhasilan layanan klasikal yang saya berikan kepada partisipan.tidak hanya itu karena layanan klasikal ini dilakukan hanya 1 x45 menit,sehingga keterbatasan waktu pertemuan serta dilakukan hanya sekali saja sehingga saya tidak menjamin 100 % berhasil.namun layanan klasikal tersebut dalam bentuk pemahaman dan pencegahan diharapkan dapat menstimulus partisipan untuk paham serta dapat menghindari hal hal yang berkaitan dengan terjadinya kecaduan terhadap game online.
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN ASAHAN UPTD SMP NEGERI 1 AEK KUASAN
AEK LOBA KODE POS – 21275 NPSN : 10257992
Email : [email protected]
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TOPIK TUGAS
Satuan : UPTD SMPN 1 AEK KUASAN Kelas/Semester : IX
Alokasi Waktu : 45 Menit
Tugas Perkembangan : 1.menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya
2.menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri
A Topik permasalahan/ Bahasan Pengetahuan diri tentang fisik, moral etik, pribadi, keluarga, sosial, agama B Kompetensi Dasar Membantu konseli dalam menerima
kondisi fisik,moral etik, pribadi, keluarga, social dan agama seutuhnya C Bidang bimbingan Pribadi dan sosial
D Jenis layanan Konseling kelompok
E Format layanan Kelompok
F Fungsi layanan Pemahaman dan Pengentasan
G Tujuan layanan Meminimalisir serta dapat
mengentaskan masalah yang dialami oleh siswa atau konseli
H Hasil yang ingin dicapai 1. Menemukan alternatif penyelesaian masalah yang terjadi pada konseli 2. Masalah terentaskan atau berkurang
I Sasaran layanan Siswa kelas VIII
J Karakter yang dikembangkan Percaya diri dan konsisten K Uraian kegiatan
1. Strategi penyajian / metode
Diskusi 2. Materi
Solusi/alternative yang dapat menyelesaikan masalah pengetahuan diri tentang fisik,moral etik, pribadi,
keluarga, sosial, agama L Langkah –langkah pelayanan
1. Tahap pembentukan a. Ucapkan selamat datang
b. Menerima anggota kelompok dengan keramahan dan terbuka serta mengucapkan terimah kasih
c. Berdoa
d. Menjelaskan pengertian konseling kelompok
e. Menjelaskan tujuan konseling kelompok
f. Menjelaskan latar belakang perlunya konseling kelompok
g. Menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok.
h. Menjelaskan azas-azas
(kerahasian, kekinian, kesukarelaan, keterbukaan, kenormatifan
i. Ice breaking untuk pengenalan/
pengakrabaan. (Games)
2. Tahap peralihan a. Menjelaskan kembali kegiatan konseling kelompok
b. Tanya jawab mengenai kesiapan anggota kelompok untuk melakukan kegiatan lebih lanjut.
c. Mengenali suasana hati dan pikiran secara keseluruhan anggota kelompok agar mengetahui kesiapan mereka.
d. Mengulangi azas-azas Konseling kelompok dan diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan konseling kelompok.
e. Mengucapkan “Janji”
3. Tahap kegiata n
a. Pemimpin kelompok meminta
anggota kelompok untuk
menyampaikan masalah pribadi tentang pengetahuan diri fisik, moral etik, pribadi, keluarga, sosial, agama.
b. Pemimpin kelompok menerapkan tahapan Rasional Emotif Therapy diantaranya adalah:
Proses untuk menunjukkan kepada klien bahwa dirinya
tidak logis, membantu
mereka memahami
bagaimana dan mengapa menjadi demikian, dan menunjukkan hubungan gangguan yang irasional itu dengan ketidakbahagiaan dan gangguan emosional yang dialami.
Membantu klien meyakini bahwa berpikir dapat ditantang dan diubah.
Kesediaan klien untuk dieksplorasi secara logis terhadap gagasan yang di alami klien dan konselor mengarahkan pada klien untuk melakukan disputing terhadap keyakinan klien yang irasional.
Membantu klien lebih
“mendebatkan” (disputing) gangguan yang tidak tepat atau irrasional yang dipertahankan selama ini menuju cara berpikir yang lebih rasional dengan cara reinduktrinasi yang rasional termasuk bersikap secara rasional.
c. Evaluasi dan tindak lanjut
4. Tahap pengakhiran a. PK menyampaikan bahwa kegiatan konseling kelompok akan diakhiri
b. PK menanyakan kepada anggota kelompok apa kemajuan yang didapatkan.
c. Anggota kelompok
mengemukakan kesan, dan pesan
d. Memberikan tanggapan melalaui BMB3
e. Mengucapkan terima kasih f. Berdoa
g. Perpisahan (bernyanyi dan
bersalaman)
M Tempat pelaksanaan Kelas
N Waktu Kondisional
O Pelaksana layanan Niara Meilani Situmorang
P Pihak yang dilibatkan Siswa kelas VIII-2 yang berjumlah 6 orang
Q Media dan bahan yang digunakan
Lagu, games dan Hp/kamera
R Penilaian Mengisi BMB3
Laiseng (penilaian segera) S Keterkaitan layanan dengan
kegiatan pendukung
Materi topik “PENGETAHUAN”
a. Pengertian
Pengetahuan apa yang individu ketahui tentang dirinya, secara fisik, moral etik,pribadi,keluarga,sosial, agama dan lain sebagainya.
1. Diri fisik
Diri fisik menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara fisik.
Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai kesehatan dirinya, penampilan dirinya (cantik, jelek, menarik, tidak menarik) dan keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk, kurus)
2. Diri-etik moral
Diri etik-moral merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungan dengan Tuhan, kepuasan seseorang akan kehidupan keagamaannya dan nilai – nilai moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan baik dan buruknya.
3. Diri pribadi
Diri pribadi merupakan perasaan atau persepsi seseorang tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau hubungan dengan orang lain,
tetapi dipengaruhi oleh sejauh mana individu merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana ia merasa dirinya sebagai pribadi yang tepat.
4. Diri keluarga
Diri keluarga menunjukan perasaan dan harga diri seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga. Bagian ini menunjukan seberapa jauh seseorang merasa kuat terhadap dirinya sebagai anggota keluarga, serta terhadap peran maupun fungsi yang dijalankannya sebagai anggota dari suatu keluarga.
5. Diri sosial
Diri sosial ini merupakan penilaian individu terhadap interaksi dirinya dengan orang lain maupun lingkungan disekitarnya.