• Tidak ada hasil yang ditemukan

Subjek dan Lokasi Penelitian

Dalam dokumen skripsi - Universitas Muhammadiyah Makassar (Halaman 48-55)

BAB III METODE PENELITIAN

B. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah murid kelas IV SD Negeri Panciro Kec.Bajeng Kab.Gowa yang berjumlah 37 orang, terdiri atas 14 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 (dua) siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang dicapai. Untuk mengukur keberasilan dan penguasaan materi murid, maka diberikan tes pada setiap siklus, sedangkan observasi awal dilakukan untuk mengetahui hasil belajar.

Panelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) siklus kegiatan, yaitu siklus I (pertama) dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dan siklus II (kedua) dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 (Model) PTK Menurut Suharsimi, 2008:16)

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan SIKLUS N

1. Siklus I a. Perencanaan

1) Menelaah kurikulum kelas IV semester genap untuk mengetahui kesesuaian waktu antara materi pelajaran dengan rencana penelitian.

2) Merancang rencana program pembelajaran. Untuk memulai pembelajarannya, guru harus menjelaskan tujuan dan sikap serta keterampilan sosial yang ingin dicapai dan diperlihatkan oleh murid selama pembelajaran.

3) Merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi murid dalam belajar secara bersama dalam kelompok-kelompok kecil.

b. Pelaksanaan tindakan

Bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:

1) Pengajaran IPS dengan model pembelajaran cooperative script.

2) Mengarahkan dan membimbing murid, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi maupun mengenai sikap dan prilaku siswa selama kegiatan belajar berlangsung.

3) Mengamati aktivitas-aktivitas murid dalam proses pembelajaran untuk mengetahui keaktifan murid selama pemberian tindakan.

4) Pemberian tugas untuk mengetahui pencapaian indikator hasil belajar setelah proses pembelajaran.

5) Memberikan kesempatan kepada murid dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi

pengertian dan pemahaman murid terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkannya.

6) Pemberian PR untuk melatih murid mengerjakan tugas.

7) Perbaikan jawaban murid terhadap indikator yang belum dicapai di atas suatu tugas yang diberikan sampai indikator tersebut tercapai dan menuliskan komentar tentang kekurangan dan kelebihan murid terhadap tugas yang diberikan.

8) Tiap pertemuan guru mencatat semua kejadian yang dianggap penting seperti kehadiran dan keaaktifan murid mengikuti pelajaran.

c. Observasi

Proses observasi yang dilakukan dalam hal ini adalah mendokumentasikan pengaruh tindakan yang diberikan selama proses pembelajaran pelaksanaan tindakan berlangsung.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisa.

Dari analisa tersebut peneliti dapat melihat dan merefleksikan apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran cooperative script. Hal-hal yang dianggap kurang akan diperbaiki dan yang sudah baik akan dipertahankan untuk selanjutnya.

2. Siklus II

Langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus II ini merupakan hasil refleksi dari siklus I. Oleh karena itu, langkah-langkah yang dilakukan relatif

sama dengan siklus I dengan mengadakan beberapa perbaikan dan penyempurnaan sesuai dengan kenyataan yang telah ditemukan di lapangan.

a. Perencanaan

1) Merancang tindakan sesuai hasil refleksi siklus I;

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajan (RPP);

3) Membuat lembar observasi untuk mengamati kodisi pembelajaran di kelas ketika pelaksanaan tindakan sedang berlangsung;

4) Perbaikan pengajaran, sehingga indikator hasil belajar yang akan dicapai pada setiap pertemuan dapat tuntas pada pertemuan itu.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah mengulangi kembali pada tahap-tahap pada siklus I sambil mengadakan perbaikan dan penyempurnaan sesuai hasil yang diperoleh pada siklus I.

c. Observasi

Proses observasi yang dilaksanakan pada putaran kedua mengikuti teknik observasi pada putaran pertama.

d. Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil yang diperoleh dikumpulkan, dianalisis dan ditafsirkan. Dari hasil tersebut peneliti merefleksi diri dengan melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Dari hasil analisis dan penafsiran dapat membuat kesimpulan pendekatan pembelajaran yang dilakukan selama dua siklus.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah Observasi, dan tes.

1. Teknik Observasi

Teknik observasi dalam penelitian ini dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung yaitu dari awal pembelajaran hingga pembelajaran berakhir. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan siswa selama pebelajaran baik berupa kognitif, afektif dan psikomotorik yang dilakukan terhadap aktivitas sebagai guru, murid dan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk memperoleh data atau informasi berupa pelaksanaan tindakan dan guru dalam mengarahkan dan mengontrol murid dan tindakan murid dalam proses pembelajaran.

2. Teknik Tes

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes yang dilakukan dua kali atau lebih yaitu masing-masing tiap akhir siklus. Tes yang dibuat untuk siswa digunakan untuk mengukur keberhasilan murid dalam meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) melalui model pembelajaran Cooperative Script.

Pada akhir tes siklus I dianalisis hal-hal yang menjadi kelemahan tes tersebut berdasarkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang akan menjadi acuan dalam melaksanakan tes pada siklus berikutnya hingga diketahui keberhasilan siswa yang diharapkan adanya model pembelajaran .

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisa dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis kuantitatif diguanakan statistik deskriptif, yaitu rata-rata dan persentase, standar deviasi, tabel frekuensi, persentase nilai terendah, sedang, dan tertinggi, sedangkan analisis kualitatif yang digunakan adalah kategorisasi.

F. Kategorisasi yang digunakan untuk menentukan kategori skor

Tabel 3.2 Format Distribusi Nilai Meningkatan Hasil Belajar IPS Murid Kelas IV Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Script SD Negeri Panciro Kec.Bajeng Kab.Gowa Pada Siklus I dan II

Indikator Nilai Kategori

0–34 35–54 55–64 65–84 85–100

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Sumber : Arikunto (2006)

G. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apa bila murid telah mencapai nilai 65 ke atas .Secara individu dan mencapai 85% -100% secara klasikal.Sesuai standar KKM yang di tentukan di sekolah yaitu nilai minimal 65.

40 A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Siklus I a. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran ini mengambil pokok bahasan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. Pokok pembahasan tersebut diambil dari KTSP 2006 kelas IV dengan alokasi waktu dua kali tiga puluh menit dengan frekuensi tiga kali pertemuan pada siklus I dan tiga kali pertemuan pada siklus II.

Perencanaan ini disusun dan dikembangkan peneliti bersama guru, yaitu berupa:

(1) menghubungi Kepala Sekolah dan guru kelas IV, (2) menelaah kurikulum KTSP 2006, (3) peneliti membuat Pogram Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (4) memilih dan membuat media/alat peraga pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan, (5) membuat instrumen penilaian, menyusun soal tes tertulis dan tes lisan akhir siklus. Adapun tujuan yang akan dicapai pada tindakan pembelajaran ini adalah setelah proses pembelajaran selesai diharapkan hasil belajar IPS murid dapat meningkat. Dalam pencapaian tujuan pembelajaran, perencanaan pembelajaran dibagi tiga tahap kegiatan yaitu: (1) tahap awal, (2) tahap inti, dan (3) tahap akhir. Meskipun perencanaan ini dibagi menjadi tiga tahap kegiatan, namun setiap kegiatan tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya.

b. Pelaksanaan

Siklus I dan Siklus II dilaksanakan dalam empat kali pertemuan dengan materi dan evaluasi . Berdasarkan pada rencana pembelajaran yang telah disusun, maka pembelajaran dalam penelitian ini melalui tiga tahap kegiatan yaitu: (1) tahap awal, (2) tahap inti, dan (3) tahap akhir.

Adapun kegiatan awal guru, yaitu: Memberi salam dan menanyakan kesiapan murid untuk menerima pelajaran, berdoa, melakukan absensi, memotivasi murid. Setelah itu, guru melakukan apersepsi utuk menggali pengetahuan murid tentang materi yang telah dipelajari. Kegiatan ini berlangsung selama 10 menit.

Adapun kegiatan inti dilaksanakan selama 50 menit. Kegiatan Eksplorasi dengan melibatkan murid mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari. Kemudian guru menjelaskan materi pelajaran, kegiatan ini berlangsung selama 10 menit, kemudian guru membentuk pasangan-pasangan yang terdiri dari dua orang murid dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian materi yang dipelajari, kegiatan ini berlangsung selama 5 menit. Setelah pasangan-pasangan dibentuk, selanjutnya guru membagikan wacana/materi tiap murid untuk dibaca dan membuat ringkasan.

Kemudian guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. Kegiatan ini berlangsung selama 30 menit.

Pembelajaran akan semakin menyenangkan ketika murid diberikan kebebasan dan mendorong murid untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk membuat ringkasan materi. Pada kegiatan akhir selama 10 menit, yaitu menugasi murid untuk mengumpulkan hasil ringkasannya dan menutup pelajaran dengan membaca doa serta member salam penutup.

Kegiatan murid pada siklus I dan Siklus II ini, semangat dan perhatian murid dalam proses pembelajaran masih kurang. Hal ini tampak dari kurangnya perhatian serius dari murid sehingga dalam menanggapi materi sikap murid pada umumnya masih kurang memberikan tanggapan atau respons positif terhadap model yang disajikan.

Pada saat guru memantau murid dalam mempelajari materi pada umumnya hanya sebagian murid yang benar-benar aktif. Selain itu, ditemukan adanya murid yang bemain-main dan keluar masuk.

Berdasarkan hasil observasi perlu diperhatikan agar perhatian dan semangat belajar murid meningkat, yaitu:

1) Penguatan dan motivasi yang diberikan kepada murid perlu ditingkatkan.

2) Model yang diterapkan yaitu tugas secara individu agar dapat diubah menjadi tugas secara berpasangan dan memasukkan salah satu tutor yang bisa membimbing teman pasangannya agar setiap murid (individu) dapat berprestasi.

3) Media yang ditampilka harus lebih menarik sesuai dengan konteks.

4) Mengubah setting tempat duduk dan jarak bangku antar tiap pasangan agar kejadian-kejadian yang kurang positif dapat diminimalisir.

5) Guru harus merencanakan tugas secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.

6) Guru arus menginformasikan tugas yang diberikan tentang waktu pelaksanaan.

7) Guru harus menginformasikan tugas yang diberikan tentang cara mengerjakan.

8) Guru harus menginformasikan tugas yang diberikan tentang lama tugas harus dikerjakan.

9) Guru harus menginformasikan tugas yang diberikan tentang jenis tugas (individu atau kelompok).

10) Guru harus mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh murid.

11) Guru arus memberikan penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan murid.

12) Pemberian penguatan harus ditingkatkan.

Tabel 4.1 Kategorisasi Siklus I

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase %

1.

2.

3.

4.

5.

0 - 34 35 - 54 55 - 64 65 - 84 85 - 100

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0 1 5 27

4

0 % 2,7 % 13,5 %

73 % 10,8 %

Jumlah 37 100 %

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 37 siswa kelas IV SD Negeri Panciro Kec.Bajeng Kab.Gowa persentase skor hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Cooperative Script, ada 0% siswa yang berada pada kategori sangat rendah, 2,7% siswa berada pada kategori rendah, 13,5% siswa berada pada kategori sedang, 73% siswa berada pada kategori tinggi dan 10,8% siswa berada pada kategori sangat tinggi.

Apabila hasil belajar siswa pada siklus I dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar siswa setelah digunakan model pembelajaran Cooperative Script pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2. Deskripsi ketuntasan belajar Ilmu pengetahuan sosial pada siklus I

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase %

1.

2.

0 - 64 65 - 100

Tidak Tuntas

Tuntas 6

31

16,2 % 83,8 %

Jumlah 37 100 %

Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 37 siswa terdapat 16,2% siswa yang belum tuntas belajar dan 83,8% siswa yang tuntas belajar. Ini berarti ketuntasan belajar pada siklus I sudah tercapai secara klasikal karena jumlah siswa yang tuntas sudah lebih dari 85%. Disamping itu nilai rata-rata pada siklus I sudah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata diatas 65%.

2. Deskripsi Siklu II a. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran siklu II hampir sama dengan siklus I dengan mengambil pokok teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. Pokok bahasan tersebut diambil dari KTSP 2006 kelas IV dengan alokasi waktu tiga kali pertemuan. Pertemuan disusun dan dikembangkan oleh peneliti besama guru, yaitu berupa: (1) menghubungi kepala sekolah dan guru kelas, (2) menelaah kurikulum, (3) membuat Program Perencaan Pembelajaran, (4) memilih dan membuat media atau alat peraga pembelajaran, dan (5) menyusun soal teks akhir siklus.

Adapu tujuan yang akan dicapai pada tindakan pembelajaran ini adalah setelah proses pembelajaran selesai diharapkan hasil pemebelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial murid dapat meningkat. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, perencanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap kegiatan yaitu:

(1) tahap awal, (2) tahap inti, dan (3) tahap akhir. Meskipun perencanaan ini dibagi menjadi tiga tahap kegiatan, namun setiap kegiatan tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya.

b. Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan materi tekhnologi produksi, komunikasi dan transportasi. Berdasarkan pada rencana pembelajaran yang telah disusun, maka pembelajaran dalam kegiatan ini melalui tiga tahap kegiatan yaitu: (1) tahap awal, (2) tahap inti, dan (3) tahap akhir.

Adapun kegiatan awal guru, yaitu: Memberi salam dan menanyakan kesiapan murid untuk menerima pelajaran, berdoa, melakukan absensi, memotivasi murid. Setelah itu, guru melakukan apersepsi utuk menggali pengetahuan murid tentang materi yang telah dipelajari. Untuk lebih Memotivasi murid: memberikan pertanyaan; apakah kamu pernah menggunakan telepon?, Melakukan apersepsi: Menghubungkan pengetahuan dasar murid dengan materi, Menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit.

Pada kegiatan inti kegiatan guru di awali dengan kegiatan eksplorasi dengan melibatkan murid. Memberikan informasi, teknologi komunikasi masa lalu dan masa sekarang, menugaskan menyebutkan contoh teknologi komunikasi masa lalu dan masa sekarang, guru membagi murid untuk berpasangan, guru membagikan wacana atau materi tentang teknologi komunikasi kepada tiap murid untuk dibaca dan membuat ringkasan, Guru dan murid menetapkan murid berperan menjadi pembaca dan siapa yang berperan sebagai pendengar, membagikan LKS 2 tentang perbandingan teknologi komunikasi masa lalu dan masa sekarang. Dalam keadaan seperti ini, semua murid tampak aktif mengamati media tersebut.

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan Elaborasi. pada kegiatan ini guru Menugaskan murid berfikir untuk menyatukan bersama pasangannya, membimbing pasangan yang mengalami kesulitan, meminta murid mempresentasikan hasil diskusinya. Agar hasil belajar murid tercapai dengan efektif, guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi murid.

Pembelajaran semakin menyenangkan ketika murid diberikan kebebasan dan mendorong murid untuk menemukan caranya sendiri dalam memecahkan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya. Terakhir, setiap pasangan ditugasi untuk membacakan hasilnya. Guru memberikan bimbingan serta pujian bagi setiap pasangan dengan kategori pasangan hebat dan pujian lain yang berwujud motivasi.

Tabel 4.3 Kategorisasi Siklus II

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase %

1.

2.

3.

4.

5.

0 - 34 35 - 54 55 - 64 65 - 84 85 - 100

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0 1 3 28

5

0 % 2,7 % 8,1 % 75,7 % 13,5 %

Jumlah 37 100 %

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 37 siswa kelas IV SD Negeri Panciro Kec.Bajeng Kab. Gowa persentase skor hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Cooperative Script, ada 0% siswa yang berada pada kategori sangat rendah, 2,7% siswa berada pada kategori rendah, 81% siswa berada pada kategori sedang, 75,7% siswa berada pada kategori tinggi dan 13,5% siswa berada pada kategori sangat tinggi.

Apabila hasil belajar siswa pada siklus II dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar siswa setelah digunakan model pembelajaran Cooperative Script pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Deskripsi ketuntasan belajar Ilmu pengetahuan sosial pada siklus II

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase %

1.

2.

0 - 64 65 - 100

Tidak Tuntas Tuntas

4 33

10,8 % 89.2 %

Jumlah 37 100 %

Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari 37 siswa terdapat 10,8% siswa yang belum tuntas belajar dan 89,2% siswa yang tuntas belajar. Ini berarti ketuntasan belajar pada siklus I sudah tercapai secara klasikal karena jumlah siswa yang tuntas sudah lebih dari 85%. Disamping itu nilai rata-rata pada siklus I sudah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata diatas 65%.

B. Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II

Sehingga dapat disimpulkan data hasil aktivitas siswa kelas IV pada siklus I dan siklus II terhadap model pembelajaran Cooperative Script diperoleh melalui lembar pengamatan dapat dilihat pada tabel Distribusi dan persentase aktivitas siswa pada Siklus I dan Siklus II sebagai berikut.

Tabel 4.5 Distribusi dan Persentase Aktivitas Murid Selama Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

No Aktivitas

Siklus I Siklus II

Pertemuan Pertemuan

I 2 3 4 Rata-

Rata (%) I 2 3 4 Rata- Rata (%) 1 Memperhatikan

penjelasan guru 15 17 17 20 17,2 1

8 2 0

2

2 22 20.5

2 Mengajukan

pertanyaan 5 7 8 8 7 4 6 7 7 6

3 Menjawab

Pertanyaan 6 8 10 6 7.5 8 1

1 1

2 9 10

4 Mengajukan

tanggapan 2 3 4 6 3.8 4 5 5 6 5

5 Mencatat

tugas/penjelasan yang diberikan guru

18 16 17 15 16.5 1

9 2 2

2

1 21 27.8

6 Kerjasama dalam

kelompok 10 8 11 13 10.5 1

7 1 9

2

1 22 19.8 7 Meminta

bimbingan guru saat kerja LKS

5 4 7 5 5.3 9 1

0 9 15 10.8

8 Pasif (diam terus) 19 20 17 20 19 5 4 3 3 3.8

9

Berbicara hal lain

12 9 11 10 10.5 3 4 3 5 3.8

10 Aktifitas menganggu (keluar masuk kelas)

10 8 6 4 7 6 4 2 2 3.5

C. Pembahasan

Data hasil belajar murid kelas IV pada siklus I dan Siklus II yang berbentuk ulangan harian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran dan dikalkulasikan pada setiap akhir siklus yang dapat dilihat pada tabel 4.6 distribusi,

frekuensi dan persentase kategori hasil belajar Ilmu pengetahuan sosial siswa pada pembelajaran dari siklus I dan Siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi, frekuensi, dan persentase kategori hasil belajar Ilmu pengetahuan sosisal (IPS) siswa pada siklus I dan Siklus II

Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

0 - 34 Sangat Rendah 0 0 0 0

35 - 54 Rendah 1 1 2,7 2,7

55 - 64 Sedang 5 3 13,5 8,1

65 - 84 Tinggi 27 28 73 75,7

85 - 100 Sangat Tinggi 4 4 10,8 10,8

Jumlah 37 37 100 100

Tabe 4.6 ini menunjukkan bahwa 37siswa kelas IV SD Negeri Panciro Kec.Bajeng Kab.Gowa telah mengalami peningkatan hasil belajar dengan perincian sebagai berikut.

1. Pada kategori sangat tinggi pada siklus I yakni 4 siswa dengan persentase 10,8

% kemudian pada siklus II sudah 5 orang yang yang berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 13,5% sehingga Pada kategori sangat tinggi telah mengalami peningkatan sebesar 2,7%.

2. Pada kategori tinggi siklus I yakni 27 siswa dengan persentase 73% kemudian pada siklus II yakni 28 siswa dengan persentase 75,5%. Sehingga pada kategori siswa mengalami peningkatan sebesar 2,5 %.

3. Pada kategori sedang dari siklus I yakni 5 siswa Dengan persentase 13,5% dan pada siklus II terdapat 3 orang siswa dengan persentase yaitu 8,1%. Ini berarti siswa pada kategori sedang mengalami peningkatan sebesar 29,2%.

4. Pada kategori rendah dari siklus I yakni 1 siswa Dengan persentase 2,7% dan pada siklus II terdapat 1 orang siswa dengan persentase yaitu 2,7%. Ini berarti siswa pada kategori rendah tidak mengalami perubahan

Grafik perbandingan skor rata-rata hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD Negeri Panciro Kec. Bajeng Kab. Gowa pada Siklus I dan II

Dengan diterapkannya model pembelajaran Cooperative Script pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial pada kelas IV yang terdiri dari dua siklus, penelitian ini mengalami perubahan hasil belajar yang dapat dilihat pada diagram di atas

D. Hasil Belajar

Meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial melalui model pembelajaran cooperative script. Hasil tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus I.

Pada akhir siklus I dan siklus II dilaksanakan tes membuat rigkasan melalui pemberian tugas .

66.8

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus I

4. Pada kategori rendah dari siklus I yakni 1 siswa Dengan persentase 2,7% dan pada siklus II terdapat 1 orang siswa dengan persentase yaitu 2,7%. Ini berarti siswa pada kategori rendah tidak mengalami perubahan

Grafik perbandingan skor rata-rata hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD Negeri Panciro Kec. Bajeng Kab. Gowa pada Siklus I dan II

Dengan diterapkannya model pembelajaran Cooperative Script pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial pada kelas IV yang terdiri dari dua siklus, penelitian ini mengalami perubahan hasil belajar yang dapat dilihat pada diagram di atas

D. Hasil Belajar

Meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial melalui model pembelajaran cooperative script. Hasil tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus I.

Pada akhir siklus I dan siklus II dilaksanakan tes membuat rigkasan melalui pemberian tugas .

66.8

76.2

Siklus I Siklus II

Nilai rata-rata Kelas IV

4. Pada kategori rendah dari siklus I yakni 1 siswa Dengan persentase 2,7% dan pada siklus II terdapat 1 orang siswa dengan persentase yaitu 2,7%. Ini berarti siswa pada kategori rendah tidak mengalami perubahan

Grafik perbandingan skor rata-rata hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD Negeri Panciro Kec. Bajeng Kab. Gowa pada Siklus I dan II

Dengan diterapkannya model pembelajaran Cooperative Script pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial pada kelas IV yang terdiri dari dua siklus, penelitian ini mengalami perubahan hasil belajar yang dapat dilihat pada diagram di atas

D. Hasil Belajar

Meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial melalui model pembelajaran cooperative script. Hasil tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus I.

Pada akhir siklus I dan siklus II dilaksanakan tes membuat rigkasan melalui pemberian tugas .

52

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan aktivitas proses belajar mengajar. pada mata Ilmu pengetahuan sosisal (IPS) di kelas IV SD Negeri Panciro Kec. Bajeng Kab.Gowa.

2. Dari hasil evaluasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman belajar pada siklus I rata-rata 66,8 % menjadi 76,2% pada siklus kedua.

3. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script telah memberikan perubahan sikap pada diri murid ke arah yang lebih baik. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, mulai dari kehadiran murid, sikap murid dalam belajar, keaktifan murid, motivasi belajar murid, serta pandangan murid tentang pelajaran Ilmu penetahuan sosial (IPS).

4. Model pembelajaran Cooperative Script relevan dengan pembelajaran kontekstual.

5. Model pembelajaran Cooperative Script murid membangun sendiri pengetahuan, meemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai oleh murid secara individu.

Dalam dokumen skripsi - Universitas Muhammadiyah Makassar (Halaman 48-55)

Dokumen terkait