PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu cara guru dapat melaksanakan proses belajar mengajar adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif menulis, khususnya dalam pembelajaran IPS. Peningkatan kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh keterampilan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif menulis merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata, sehingga belajar bersama antar anggota kelompok meningkatkan motivasi, produktivitas, dan manfaat belajar.
Model pembelajaran kooperatif menulis meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan berbagai masalah yang ditemui selama pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran menulis kooperatif mendorong tumbuhnya sikap solidaritas dan keterbukaan di kalangan siswa serta tercapainya tujuan dan nilai-nilai sosial dalam pendidikan sosial siswa. Dalam penelitian ini penulis mencoba menggunakan model Collaborative Writing yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Panciro Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Penggunaan model kooperatif scripting ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pemahaman pelajaran khususnya pembelajaran IPS. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Cooperative script sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa IV. kelas SDN Panciro Kec.
Permasalahan dan Pemecahannya
- Identifikasi Masalah
- Rumusan Masalah
- Cara Pemecahan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
- Pengertian Belajar
- Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
- Pengertian Belajar IPS
- Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Script
Faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan keadaan mental seseorang. Pendidikan Ilmu Sosial adalah pilihan dari. disiplin ilmu sosial dan humaniora, serta aktivitas dasar manusia, yang disusun dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. a) Pengertian IPS menurut para ahli. Edgar B Wesley (1950:23) menyatakan bahwa ilmu-ilmu sosial adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pedagogi di sekolah.
IPS merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial karena materinya mengambil materi dari ilmu-ilmu sosial. Hal ini terjadi karena konten IPS yang diambil harus disesuaikan dengan tujuan belajar dan perkembangan siswa. Sebelum penulis menjelaskan lebih jauh mengenai pengertian model pembelajaran kooperatif script, terlebih dahulu kita akan mengkaji pengertian model, pembelajaran dan kooperatif script.
Model pembelajaran Cooperative Script mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkannya dengan ide temannya. Model pembelajaran Cooperative Script membantu siswa belajar menghargai siswa yang pandai dan kurang pandai serta menerima perbedaan yang ada. 5. Model pembelajaran Cooperative Script memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan menilai keakuratan jawabannya.
Setiap model pembelajaran tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan, sama seperti model pembelajaran Cooperative Script ini.
Kerangka Pikir
Membantu mengingat dan mengingat gagasan pokok dengan menghubungkannya dengan materi sebelumnya atau dengan materi lain. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran mempunyai tempat tersendiri dalam menciptakan dorongan belajar yang lebih kuat untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Hipotesis
Dari analisis tersebut peneliti dapat melihat dan merenungkan apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif menulis. yang dirasa kurang akan diperbaiki dan yang sudah baik akan dipertahankan untuk selanjutnya. langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus II, hasilnya merupakan refleksi dari siklus I. Oleh karena itu, langkah-langkah yang dilakukan relatif.. sama dengan siklus I dengan melakukan berbagai perbaikan dan penyempurnaan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. A. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah mengulangi tahapan pada siklus I, sedangkan perbaikan dan penyempurnaan dilakukan sesuai dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Pada akhir tes siklus I dianalisis titik-titik lemah tes berdasarkan Pembelajaran IPS yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaan tes pada siklus berikutnya hingga diketahui keberhasilan siswa yang mana. model pembelajaran yang diharapkan.
Pokok-pokok pembahasan diambil dari KTSP 2006 kelas IV dengan alokasi waktu dua tiga puluh menit dengan frekuensi tiga pertemuan pada siklus I dan tiga pertemuan pada siklus II. Aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II, semangat dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. Artinya ketuntasan pembelajaran pada siklus I telah tercapai secara klasikal karena jumlah siswa yang tuntas lebih dari 85%.
Selain itu nilai rata-rata pada siklus I mencapai KKM yang ditentukan yaitu nilai rata-rata diatas 65%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data hasil aktivitas siswa kelas IV pada siklus I dan siklus II mengenai model pembelajaran Cooperative Script diperoleh melalui lembar observasi yang dapat dilihat pada tabel distribusi dan persentase aktivitas siswa pada siklus I. menjadi dan siklus II sebagai berikut. Data hasil belajar siswa kelas IV pada siklus I dan siklus II berupa ulangan harian yang dilakukan setelah proses pembelajaran dan dihitung pada setiap akhir siklus, yang dapat dilihat pada tabel 4.6 sebarannya.
Pada kategori atas pada siklus I berjumlah 27 siswa dengan persentase 73%, kemudian pada siklus II berjumlah 28 siswa dengan persentase 75,5%. Pada kategori sedang pada siklus I berjumlah 5 siswa dengan persentase 13,5% dan pada siklus II berjumlah 3 siswa dengan persentase 8,1%. Pada siklus I kategori rendah berjumlah 1 siswa dengan persentase 2,7% dan pada siklus II berjumlah 1 siswa dengan persentase 2,7%.
Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pemahaman pembelajaran pada siklus I rata-rata 66,8% menjadi 76,2% pada siklus II. Tanpa membuka buku, siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis teknologi produksi yang digunakan masyarakat pada masa lalu dan masa kini. Tanpa membuka buku, siswa sudah dapat menyebutkan jenis-jenis teknologi manufaktur dahulu dan sekarang.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kelas (Room Action Classroom) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran menulis kolaboratif untuk siswa kelas IV SD Negeri Panciro Kec. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk kegiatan siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Oleh karena itu, untuk memahami pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK), kita perlu mendalami pengertian penelitian tindakan.
Elliot menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah studi tentang situasi sosial dengan tujuan meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan mempelajari dampak yang ditimbulkannya. Dari penjelasan di atas, Penelitian Tindakan Kelas (ACR) dapat diartikan sebagai kajian terhadap permasalahan pembelajaran di kelas melalui refleksi diri dalam upaya memecahkan permasalahan tersebut dengan melakukan berbagai tindakan terencana dalam situasi nyata dan menganalisis dampak pengobatannya.
Subjek dan Lokasi Penelitian
Carilah informasi mengenai alat produksi dulu dan sekarang yang memiliki kegunaan yang sama. Tanpa membuka buku, siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis teknologi transportasi yang digunakan masyarakat pada masa lalu dan masa kini.
Prosedur Peneitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik observasi dalam penelitian ini berlangsung pada saat pembelajaran, yaitu dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran berupa aktivitas kognitif, afektif dan psikomotorik yang mereka lakukan selama proses pembelajaran sebagai guru, siswa dan peneliti. Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk memperoleh data atau informasi berupa tindakan dan guru dalam mengarahkan dan mengendalikan siswa serta tindakan siswa dalam proses pembelajaran.
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes yang dilakukan dua kali atau lebih, yaitu pada setiap akhir siklus. Tes yang dibuat untuk siswa digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui model pembelajaran Cooperative Script.
Teknik Analisis Data
Memberikan informasi : teknologi transportasi masa lalu dan masa kini - Disebutkan : 3 jenis teknologi transportasi masa lalu dan masa kini.
Kategorisasi yang Digunakan untuk Menentukan Katogori Skor
Indikator Keberhasilan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Deskripsi Siklus I
Tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran ini adalah setelah proses pembelajaran selesai diharapkan hasil belajar IPS siswa dapat meningkat. Kegiatan awal guru adalah: Menyapa dan menanyakan kesiapan siswa menerima pengajaran, berdoa, berpartisipasi, memotivasi siswa. Setelah berpasangan terbentuk, guru kemudian membagikan wacana/materi kepada setiap siswa untuk dibaca dan diringkas.
Pembelajaran akan lebih menyenangkan bila siswa diberi kebebasan dan siswa didorong untuk mencari cara sendiri dalam memecahkan suatu masalah, hingga membuat gambaran umum tentang materi. Pada kegiatan 10 menit terakhir, siswa ditugaskan untuk mengumpulkan hasil sumatifnya dan menutup pembelajaran dengan membacakan doa dan memberikan salam penutup. Tujuan yang ingin dicapai dalam tindakan pendidikan ini adalah setelah berakhirnya proses pembelajaran diharapkan hasil belajar peserta didik Ilmu Pengetahuan Sosial semakin meningkat.
Berdasarkan kurikulum yang telah disusun, pembelajaran pada kegiatan ini melalui tiga tahap kegiatan, yaitu: (1) tahap awal, (2) tahap inti, dan (3) tahap akhir. Kegiatan guru yang pertama adalah: menyapa dan menanyakan kesediaan siswa untuk diajar, mendoakan, hadir, dan memberikan motivasi kepada siswa. Untuk mencapai hasil belajar siswa secara efektif, guru menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa.
Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan ketika siswa diberi kebebasan dan siswa didorong untuk mencari cara sendiri dalam memecahkan suatu masalah, mengungkapkan gagasannya. Persentase skor hasil belajar siswa Gowa setelah menggunakan model pembelajaran Cooperative Script, terdapat 0% siswa dalam kategori sangat rendah, 2,7% siswa dalam kategori rendah, 81% siswa dalam kategori sedang, 75,7% siswa dalam kategori rendah, 81% siswa dalam kategori sedang, 75,7 % siswa berada pada kategori tinggi dan 13,5% siswa berada pada kategori sangat tinggi. Dengan diterapkannya Model Pembelajaran Cooperative Scripture pada mata pelajaran IPS di kelas IV yang terdiri dari dua siklus, penelitian ini mengalami perubahan hasil belajar yang dapat dilihat pada diagram di atas.
Hasil Belajar
Contoh teknologi produksi adalah mesin traktor, mesin pemintal benang, mesin penggiling padi, mesin pemotong kayu dan lain sebagainya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
- Kategorisasi Pada siklus I
- Deskripsi ketuntasan belajar Ilmu pengetahuan sosial pada siklus I
- Kategorisasi Pada siklus II
- Deskripsi ketuntasan belajar Ilmu pengetahuan sosial pada siklus II
- Distribusi dan Persentase Aktivitas Murid Selama Proses Pembelajaran Siklus I
- Distribusi, frekuensi, dan persentase kategori hasil belajar Ilmu pengetahuan