• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Hakikat Akhlak

2. Sumber dan Macam-macam Akhlak

Persoalan "akhlak" didalam Islam banyak dibicarakan dan dimuat dalam al-Hadits sumber tersebut merupakan batasan-batasan dalam tindakan sehari-hari bagi manusia ada yang menjelaskan arti baik dan buruk.

Memberi informasi kepada umat, apa yang mestinya harus diperbuat dan bagaimana harus bertindak. Sehingga dengan mudah dapat diketahui, apakah perbuatan itu terpuji atau tercela, benar atau salah.

Kita telah mengetahui bahwa akhlak Islam adalah merupakan sistem moral atau akhlak yang berdasarkan Islam, yakni bertititk tolak dari aqidah yang diwahyukan Allah kepada Nabi atau Rasul-Nya yang kemudian agar disampaikan kepada umatnya.

Akhlak Islam, karena merupakan sistem akhlak yang berdasarkan kepada kepercayaan kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan dasar dari pada agama itu sendiri. Dengan demikian, dasar atau sumber pokok daripada akhlak adalah al-Qur'an dan al-Hadits yang merupakan sumber utama dari agama itu sendiri.(H. A. Mustofa, 1997: 149).

Pribadi Nabi Muhammad adalah contoh yang paling tepat untuk dijadikan teladan dalam membentuk kepribadian.Begitu juga sahabat-

sahabat Beliau yang selalu berpedoman kepada al-Qur'an dan as-Sunah dalam kesehariannya.

Sebagaimana dalam Q. S Al-Ahzab(33) ayat 21 Allah swt berfirman:





































Terjemahnya:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

Ayat tersebut di atas bermaksud bahwa segala bentuk perbuatan yang dilakukah sehari-hari pada dasarnya harus mengikuti tuntunan Rasulullah saw karena beliau adalah sebaik-baik teladan dalam berbagai bentuk bidang kehidupan.

Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa segala perbuatan atau tindakanmanusia apapun bentuknya pada hakekatnya adalah bermaksud mencapai kebahagiaan, sedangkan untuk mencapai kebahagiaan menurut sistem moral atau akhlak yang agamis (Islam) dapat dicapai dengan jalan menuruti perintah Allah yakni dengan menjauhi segala larangan-Nya dan mengerjakan segala perintah-Nya, sebagaimana yang tertera dalam pedoman dasar hidup bagi setiap muslim yakni al-Qur'an dan al-Hadits.

b. Macam-macam Akhlak 1) Akhlak Al-Karimah

Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya, namundilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a) Akhlak Terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau hakekatnya.

b) Akhlak terhadap Diri Sendiri

Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebgai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya.Contohnya: Menghindari minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur dan hindarkan perbuatan yang tercela.

c) Akhlak terhadap sesama manusia

Manusia adalah makhluk social yang kelanjutan eksistensinya secara fungsionaldan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu, ia perlu bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, Karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasaan kita, dan merupakan orang yang paling dekat

dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya.(H. Moh. Ardani, 2005: 49)

Jadi, manusia menyaksikan dan menyadari bahwa Allah telah mengaruniakankepadanya keutamaan yang tidak dapat terbilang dan karunia kenikmatan yang tidak bisa dihitung banyaknya, semua itu perlu disyukurinya dengan berupa berzikir dengan hatinya.Sebaiknya dalm kehidupannya senantiasa berlaku hidup sopan dan santun menjaga jiwanya agar selalu bersih, dapt tyerhindar dari perbuatan dosa, maksiat, sebab jiwa adalah yang terpenting dan pertama yang harus dijaga dandipelihara dari hal-hal yang dapat mengotori dan merusaknya. Karena manusia adalahmakhluk sosial maka ia perlu menciptakan suasana yang baik, satu dengan yang lainnya saling berakhlak yang baik.

2) Akhlak Al-Mazmumah

Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik seagaimana tersebut di atas.Dalam ajaran Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya.

Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang tercela, di antaranya:

1. BerbohongIalah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

2. Takabur (sombong) Ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain.Pendek kata merasa dirinya lebih hebat.

3. Dengki Ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain.

4. Bakhil atau kikir ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk orang lain.(H. Moh. Ardani, 2005: 57)

Sebagaimana diuraikan di atas maka akhlak dalam wujud pengamalannya dibedakan menjadi dua: akhlak terpuji dan akhlak yang tercela. Jika sesuai dengan perintah Allah dan rasul-Nya yang kemudian melahirkan perbuatan yang baik, makaitulah yang dinamakan akhlak yang terpuji, sedangkan jika ia sesuai dengan apa yangdilarang oleh Allah dan rasul-Nya dan melahirkan perbuatan-perbuatan yang buruk, maka itulah yang dinamakan akhlak yang tercela.

3) Pengertian Akhlak Religius

Ada beberapa istilah mengenai religious, antara lain religi, religion (Inggris), religie (Belanda), religio/relegare (Latin), dan dien (Arab). Kata religion (bahasa Inggis) dan religie (bahasa Belanda) adalah berasal dari bahasa induk dari kedua bahasa tersebut, yaitu bahasa Latin "religio" dari akar kata "relegare" yang berarti mengikat. (Dadang Kahmad, 2002: 13).

Menurut Cicero dalam Faisal Ismail (1997: 28) "relegare berarti melakukan sesuatu perbuatan dengan penuh penderitaan, yakni jenis laku

peribadatan yang dikerjakan berulang-ulang dan tetap".Lantancius dalam Faisal Ismail (1997: 29) mengartikan kata kata "relegare sebagai mengikat menjadi satu dalam persatuan bersama".

Dalam bahasa Arab, dikenal dengan kata al-din dan al-milah.Kata al-din sendiri mengandung berbagai arti. Ia bias menjadi al-mulk (Kearajaan), al-khidmat (pelayanan), al-izz (kejayaan), al-dzull (kehinaan), al-ikrah (pemaksaan), al-ihsan (kebajikan), al-adat (kebiasaan), al-ibadat (pengabdian), al-qahr wa al-sulthan (kekuasaan dan pemerintahan), al- tadzallul wa al-khudu (tunduk dan patuh), al-tha'at( taat), al-islam al-tauhid (penyerahan dan mengesakan Tuhan). (Dadang Kahmad, 2002: 13).

Dari istilah inilah kemudian muncul apa yang dinamakan religiusitas.

Glock dan Stark dari sumber Http//Religiusitas. All 'Bout Psikologi, Bisnis Online, Aku, and Cinta. Htm. Diakses Tanggal 20 September 2013.Religiusitas seringkali diidentikkan dengan keberagamaan.Religiusitas diartikan sebagai seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan kaidah dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. Bagi seorang muslim, religiusitas dapat diketahui dari seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas agama islam. (Fuat Nashori dan Rachmy Diana Mucharam, 2002: 71).

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey (lapangan) dengan pendekatan kualitatif dengan mengeksploitasi data dilapangan dengan metode analisis deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran tentang Nilai-nilai Siri' na Pacce Dalam Meningkatkan Akhlak Religius Siswa Madrasah Aliyah 1 Bontokassi Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

Sugiyono(2012: 15) mendefinisikan bahwa :

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini adalah diMadrasah Aliyah 1 Bontokassi Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Dengan dasar dan pertimbangan bahwa di lokasi tersebut representative dengan judul yang

25 25

akan diteliti. Adapun objek penelitian ini adalah siswa Madrasah Aliyah 1 Bontokassi Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

C. Variabel Penelitian

Dengan melihat judul diatas Nilai-nilai Siri' na Pacce Dalam Meningkatkan Akhlak Religius Siswa Madrasah Aliyah 1 Bontokassi Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (x) adalah Nilai-nilai Siri' na Pacce sedangkan variabel terikat (y) adalah Akhlak Religius Siswa.

D. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk menyamakan presepsi, maka terlebih dahulu penulis mengemukakan defenisi variable penelitian agar tidak terjadi penafsiran yang keliru.

1. Siri' na Paccea dalah perasaan malu yang dimiliki oleh seseorang jika ia berada dalam kondisi yang tidak ideal menurut pandangan komunitas mereka dengan adanya pedih yang bermakna kemampuan dan kemauan seseorang untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain, terutama yang terkait dengan sebuah penderitaan atau kesedihan

2. Akhlak Religius merupakan perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebernya berdasarkan pada ajaran Islam

E. Populasi dan Sampel

Agar pembahasan hasil terarah dan sistematis sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti berupaya semaksimal mungkin untuk menguraikan hal-hal yang terkait dengan metode penelitian ini adalah populasi dan sample, intrumen pengumpulan data, prosedur pengumpulan data dan teknik analisi data.

1. Populasi

Kegiatan penelitian pada dasarnya bertujuan untuk mengolah data yang otentik di lapangan. Penelitian populasi maupun penelitian sampel sama-sama tujuannya untuk memperoleh sejumlah data.

Penentuan jumlah populasi dalam suatu penelitian merupakan salah satu langkah penting karena dalam populasi diharapkan diperoleh data yang diperlukan. Untuk mengetahui secara jelas populasi yang akan dijadikan objek penelitian,terlebih dahulu penulis mengemukakan pengertian populasi berdasarkan rumusan oleh beberapa ahli antara lain:

Suharsimi Arikuntodalam Sugiyono (2002: 115) berpendapat bahwa populasi yaitu keseluruhan objek penelitian. Pendapat ini senada dengan apa

yang dikemukakan oleh sugiyono(2002: 55), bahwa populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.

Berdasarkan beberapa pandangan diatas, maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh anggota atau objek yang akan diteliti di dalam suatu penelitian, dalam hal ini Siswa Madrasah Aliyah 1 Bontokassi Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

Tabel 1 Keadaan Populasi

No Objek Jenis Kelamin Populasi

L P

1 Kelas X 7 12 19

2 Kelas XI 10 6 16

3 Kelas XII 7 8 15

Jumlah 24 26 50

Sumber data: Kantor Tata Usaha Madrasah Aliyah 1 Bontokassi 2. Sampel

Dalam penelitian diperlukan adanya yang dinamakan sampel penelitian atau miniatur dari populasi yang dijadikan sebagai contoh. Dalam hal ini Nana Sujana(2009: 72) mengemukakan sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.

Pendapat lain tentang sampel dapat dilihat dari apa yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadidalam Amirul Hadi dan Haryono(1998: 194) bahwa sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian.

Dengan melihat beberapa pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa sampel penelitian merupakan sampel populasi karena kurang dari 100.

Tabel 2 Keadaan Sampel

No Objek Populasi Sampel

1 Kelas X 19 19

2 Kelas XI 16 16

3 Kelas XII 15 15

Jumlah 50 50

Sumber data: Kantor Tata Usaha Madrasah Aliyah 1 Bontokassi.

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang penulis akan pergunakan dalam penelitian untuk mengetahuiNilai-nilai Siri' na Pacce Dalam Meningkatkan Akhlak Religius Siswa Madrasah Aliyah 1 Bontokassi Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar tersebut terdiri atas pedoman yaitu: observasi,

wawancara, angket/quisioner. Ketiga bentuk instrumen penelitian tersebut digunakan karena pertimbangan praktis sebab kemungkinan hasilnya lebih valid.

Untuk memberikan gambaran ketiga bentuk instrumen di atas, maka penulis akan menguraikan secara sederhana sebagai berikut:

1. Catatan Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena atau gejala-gejala pada objek penelitian. Atau cara pengumpulan data dengan mengamati langsung kelapangan.

Sutrisno Hadidalam Sugiyono (2012: 203) mengemukakan bahwa:

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis.dua diantar yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

2. Pedoman Wawancara

penelitian yang tujuannya untuk memperoleh data atau keterangan secara langsung dari instrumen. Wawancara sering pula disebut interview, yaitu pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Suharsimi Arikunto dalam sugiyono(2012: 194) berpendapat, ditinjau dari pelaksanaannya, maka interview atau wawancara dapat dibedakan atas beberapa macam yaitu:

1. Wawancara terstruktur, yaitu teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informan apa yang akan diperoleh.

2. Wawancara semiterstruktur, yaitu teknik pengumpulam data dengan bebas peneliti mewawancarai informan.

3. Wawancara tak berstruktur, yaitu teknik pengumpulan data tanpa menggunakan pedoman hanya garis-garis besarnya saja.

Dalam hal ini peneliti mengadakan wawancara dengan membuat sejumlah daftar pertanyaan untuk dijawab oleh informan yaitu:

1. Kepala sekolah Madrasah Aliyah 1 Bontokassi.

2. Guru-guru Madrasah Aliyah 1 Bontokassi.

3. Catatan Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen yang ada pada Madrasah Aliyah 1 Bontokassi yang dianggap penting atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dengan tujuan agar dokumen-dokumen tersebut dapat membantu memecahkan masalah yang ada hubungannya dengan pembahasan dalam penelitian ini.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan metode pengumpulan data. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena atau gejala-gejala pada objek penelitian.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

3. Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen- dokumen atau sumber-sumber yang berkaitan dengan objek penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul baik dari hasil penelaahan dokumen, wawancara, dan observasiakan dianalisisa dengan menggunakan teknik induktif Model Miles dan Huberman.Mula-mula peneliti akan melakukan reduksi data dimana data-data yang diperoleh secara melimpah dipilah-pilah berdasarkan kategori dan konsep tertentu. Dari hasil reduksi data tersebut, kemudian dipaparkan dalam bentuk naratif untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan mudah dipahami tentang persoalan penelitian yang diteliti .Setelah itu peneliti akan menarik kesimpulan sebagai hasil penelitian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah 1 galesong selatan kabupaten takalar

Madrasah aliyah 1 gaelsong selatan kabupaten takalar berdiri pada tahun 2007 berdiri dibawah naungan kementrian agama kabupaten takalar berstatus disamakan. Sejak bedirinya madrasah aliyah 1 galesong selatan sampai sekarang masih tetap mampu bertahan, berkembang dalam bidang pendidikan demi tercapainya kualitas sumber daya manusia(sdm) yang berilmu pengetahuan dengan dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Adapun Visi, Misi dan Tujuan madrasah aliyah 1 galesong selatan kabupaten takalar adalah sebagai berikut:

a. Visi

“Unggul dalam prestasi, berkepribadian dan berpijak pada Iman dan Taqwa”

b. Misi

1) Meningkatkan keterampilan akademik dan non akademik.

2) Meningkatkan mutu tamatan tanpa membedakan jenis kelamin.

34

3) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4) Meningkatkan disiplin.

5) Meningkatkan budi pekerti.

6) Meningkatkan mutu pelayanan.

7) Meningkatkan sarana dan prasarana.

8) Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolahdan lingkungan terkait.

c. Tujuan

1) Tercapainya tingkat kelulusan 100 % dengan rata-rata nilai 7,0.

2) Meningkatnya persentase kelulusan yang diterima Sekolah Negeri (SMA/SMK/MA) sekurang-kurangnya 75 % dari lulusan.

3) Menjuarai berbagai kompetisi

4) Terlaksananya program tadarrus Al Qur’an oleh siswasiswi.

5) Terlaksananya program 9 K (Kejujuran, Keimanan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan, Kebersihan, Kenyamanan, Kerindangan dan Kekeluargaan).

6) Terlaksananya pelayanan yang optimal kepada semua pihak yang memerlukan berdasarkan SAS (Sistem Administrasi Sekolah).

7) Tersedianya media pembelajaran standar yang diperlukan.

8) Terjalinnya kerjasama antar warga sekolah dan lingkungan sekitar.

2. Sarana dan Prasarana Sekolah a. Kondisi gedung/Bangunan Sekolah

Tabel 3

Kondisi gedung/bangunan sekolah No Jenis Ruangan, Gedung

Sekolah

Jumlah keterangan

1 Ruangan Kepala sekolah dan wakil

2 baik

2 Ruangan untuk guru-guru 1 baik

3 Ruangan kelas untuk belajar 3 Baik

4 Ruangan tata usaha 1 baik

5 Wc/kamar kecil 2 baik

6 Aula dan ruangan pertemuan 1 baik

7 Perpustakaan 1 baik

8 Ruangan BP 1 baik

9 Laboratorium 1 baik

10 Ruangan ibadah 1 Baik

Sumber data: Kantor madrasah aliyah 1 galesong selatan 3. Keadaan Guru dan Peserta Didik

a. Keadaan Guru

Tabel 4

Daftar guru madrasah aliyah 1 galesong selatan Tahun 2014

NO NAMA/NIP JABATAN

1 Hj. Syarifah arfah M.Pd Nip. 19610815 198703 2 008

KepalaSekolah

2 Hj. Rostina S.Pd

Nip. 19601231 198403 2 194

Wakil Kepala Sekolah

3 Muh ilham S.Pd

Nip. 19581103 198503 1 002

Guru

4 hasniati, S.Pd.i

Nip. 19571231 198103 2 031

Guru

5 Muh Nawir, S.Pd

Nip. 19630718 198412 2 007

Kesiswaan

6 Junaedi , S.pd.i

Nip. 19641219 198512 2 002

Guru

7 Hj. St. Ramlah

Nip. 19601231 198703 2 040

Guru

8 Husai R maro, S.Ag

Nip. 19520907 198710 2 001

Guru

9 Hj Nuraeni, S.Pd

Nip. 19620808 198403 2 016

Guru

10 Abd Rahman, S.Pd.i

Nip. 19681129 199501 2 002

Guru

11 Abd Gappar, S.Pd.,

Nip. 19580303 197903 1 003

Kurikulum

12 Nur Jannah, S.Pd.i

Nip.19640408 198903 1 014

Laboratorium

13 Muh said, S.Pd

Nip. 19630101 198411 1 006

Guru

14 Hj Nur hayati S.Pd.i

Nip. 1950222 200604 2 021

Perpustakaan

15 SittiSyamsiah,S.Pd

Nip. 19740908 200701 2 013

Guru

16 Baharuddin, S.Pd

Nip. 19800305 200801 2 033

Guru

17 Drs. Abd. Rajab Karim Nip.

Guru

18 Hamdana, S.Pd Nip.

Guru

19 IbnuHajar, S.Pd Nip.

Guru

20 FitrianiSirajuddin, S.Pd Nip.

Guru

21 Sri wahyuni, S.Pd Nip.

Guru

22 Kamaruddin, S.H.i Nip.

Guru

23 Hasnah.

Nip.

Tata Usaha

24 Kamaluddin Nip.

Tata Usaha

25 RiswanMajid, S.Pd.I Nip.

Guru

26 St hajrah S.Pd.i Nip.

Guru

27 . Rosmawati Nip.

Pegawai

28 Hj. Aminah. M, Dg.Ngona Nip.

Komite

29 St. Aisyah Nip.

Pegawai

30 Baharuddin Dg.Sila Nip.

Sekuriti

31 Dg. Nyonri Nip.

Bujang

Sumber data: Kantor madrasah aliyah 1 galesong selatan b. Keadaan Peserta Didik

Tabel 5

Jumlah Peserta didik MA 1 galesong selatan

No Peserta Didik Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. Kelas I 7 12 19

2. Kelas II 10 6 16

3. Kelas III 7 8 15

Jumlah 24 26 50

Sumber data: Kantor madrasah aliyah 1 galesong selatan

B. Penerapan Nilai-nilai Siri' na Pacce Pada Siswa Madrasah Aliyah 1 Bontokassi Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar

Perkembangan zaman dan arus informasi yang begitu cepat yang menyebabkan masuknya berbagai budaya dari luar sehingga budaya siri’ na

pacce ini terabaikan. Sikap egois dan mau menang sendiri dalam berbagai aspek kehidupan akan menimbulkan gejolak sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Dan di lain pihak, pergeseran – pergeseran ini akan menipiskan akhlak, moral dan kepribadian bangsa.

Generasi muda khususnya kaum remaja yang masih duduk dibangku sekolah, belum memahami dan belum efektif menerapkan budaya siri’na pace ini dalam kehidupan maupun dalam pergaulan. Oleh sebab itu, bagaimana budaya siri’na pecce dapat merubah perilaku mereka untuk selalu menghargai dan menghormati harkat dan martabat orang lain baik dalam pergaulan di lingkungan sekolah, keluarga maupun dalam masyarakat yang majemuk.

Budaya siri’na pacce dikalangan remaja dewasa ini sering terabaikan. Rambu – rambu ini dengan mudah dilanggar hanya untuk memenuhi keinginan dan kepentingan pribadi atau kelompok. Rasa kemanusian terkadang terabaikan hanya untuk memenuhi keegoan seseorang atau sekelompok orang, dengan menghargai dan menghormati harkat dan martabat orang lain sebagai manusia, maka pada dasarnya akan mengangkat harkat dan martabat dirinya sebagai manusia seutuhnya.

Menghargai dan menghormati hak-hak orang lain dapat mencegah untuk berbuat dan berprilaku yang melanggar aturan atau hukum.

Berbeda dengan apa yang terjadi di Madrasah Aliyah 1 Bontokassi Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar telah menerapkan budaya

rasa siri’ na pace tetapi dalam bahasa yang berbeda. Seperti contoh siswa telah dididik untuk berpakaian rapi yang menutupi aurat dan sering membantu teman yang membutuhkan pertolongan.

Hal tersebut di atas, merupakan contoh kecil dari penerapan nilai- nilai siri’ na pacce yang merupakan budaya luhur dari Bugis Makassar yang secara turun temurun menjadi panutan masyarakat setempat.

Hasil wawancara dengan Muh. Ilham, S. Pd selaku guru BK mengatakan bahwa:

”Pada dasarnya penanaman budaya siri’ na pacce di sekolah ini sudah dilakukan hanya dari bhasa yang berbeda, bukan istilah siri’ na pacce akan tetapi makna rasa malu dan merasakan penderitaan orang lain.

Ketika kita melihat dari kedua hal tersebut maka jelas terlihat bahwa anak-anak sekarang ini telah mampu untuk mewujudkan kedua hal tersebut. (wawancara tanggal 22 Januari 2014).

Budaya Sirik na Pacce pada kalangan remaja khususnya di lingkungan sekolah tertanam kuat pada Madrasah Aliyah 1 Galesong, Sebagaimana diantara mereka telah memakai pakaian yang sopan dan anggun. Hal tersebut menunjukan bahwa mereka memiliki rasa malu sebagai mana yang terkandung dalam nilai-nilai luhur budaya Sirik na Pacce.

Hal itu disebabkan oleh pemberlakuan tata tertib yang baik dari sekolah dan keterkaitan dengan tri pusat pendidikan yang senantiasa saling bahu membahu mewujudkan pendidikan yang sebagaimana mestinya.

Dengan demikian penerapan siri’na pacce di Madrasah Aliyah 1 Galesong telah terlaksana dengan baik.

C. Akhlak Religius Siswa dengan kaitannya siri na pace di Madrasah Aliyah 1 Bontokassi Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar

Akhlak relijius siswa dapat di lihat dari beberapa pelaksanaan pembinaan akhlak sebagai berikut:

1. pembiasaan disiplin

Kedudukan metode pembiasaan bagi perbaikan dan pembentukan akhlak melalui pembiasaan,dengan demikian pembiasaan yang dilakukan sejak dini akan berdampak besar terhadap kepribadian/akhlak anak ketika mereka telah dewasa .sebab pembiasaan yang telah dilakukan sejak kecil akan melekat kuat diingatan dan menjadi kebiasaan yang tidak dapat dirubah dengan mudah.dengan demikian metode pembiasaan sangat baik dalam rangka mendidik akhlak anak.pembiasaan disiplin dalam membina akhlak siswa-siswi yang diterapkan disekolah.

Senada dengan hal tersebut di atas, wawancara dengan M. Nawir, S. Pd selaku guru dalam bidang kesiswaan, mengatakan:

“pembentukan pembiasaan kedisiplinan di sekolah ini berupa disiplin dalam membaca do’a sebelum pelajaran dimulai dan saat pelajaran terakhir telah usai ,disiplin saat berjabat tangan ketika memasuki pelajaran pertama ,disiplin saat ditengah pelajaran berlangsung,disiplin melakukan kegiatan shalat dhuhur berjama’ah,disiplin dalam pengajian alqur’an”. (wawancara tanggal 23 Januari 2014).

2. Tata karma

Tata karma merupakan tingkah laku atau sopan santun siswa dalam mengikuti baik tata krama terhadap guru karyawan dan teman.dengan

Dokumen terkait