• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

7. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan kelengkapan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses penelitian kualitatif. Ada keharusan untuk dilakukan sebagai penjamin ketepercayaan proses dan hasil penelitian.54

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menguji keabsahan data adalah sebagai berikut:

a. Triangulasi

52Ibid., hlm. 199.

53 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 43.

54Ibid., hlm. 110.

25

Yaitu teknik pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data untuk leperluan mengecek atau sebgaai pembanding terhadap data yang telah ada.55 Triangulasi yang digunakan adalah yang bersumber dari data, seperti dokumen, hasil wawancara, hasil observasi dan lain sebagainya.

b. Kecukupan Referensi

Dalam penelitian kualitatif sangat dianjurkan untuk memenuhi indicator kecukupan referensi yaitu melengkapi pengumpulan data dengan perekam suara, kamera foto video.

Dengan demikian, ada bukti selain deskripsi verbal dalam catatan kualitatif. Tentulah lebih banyak bukti akan lebih menyakinkan.56 F. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan penelitian ini sebagai berikut:

1. Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini akan dideskripsikan secara umum keseluruhan isi dan maksud dari penelitian ini, yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, sistematika pembahasan. Hal ini dikarenakan materi atau isi dalam bab ini merupakan pijakan awal atau biasa disebut sebagai kerangka dasar dan umum dari keseluruhan isi dan proses dari penelitian ini, sehingga dari bab ini bisa dilihat kemana arah penelitian akan dituju. Selain itu, pada bab ini juga akan dibahas mengenai metode penelitian baik segala hal yang terkait tentang pendekatan dan jenis penelitian, data dan sumber data, tekhnik pengumpulan data, tekhnik pengolahan data dan tekhnik analisis data.

2. Bab II: Temuan Penelitian

Pada bab II ini akan dipaparkan tantang jual beli tanah tahunan yang ada di Lingkungan Karang Anyar Kelurahan Pagesangan Timur Kota Mataram, Bab ini memuat deskripsi data

55 Afifudin dan Beni Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung:

CV.Pustaka Setia, 2012), hlm. 155.

56 Nusa Putra, Metode…, hlm. 108.

26

lapangan dan hasil, pada bagian ini disajikan gambaran umum lokasi penelitian meliputi kondisi geografis desa Karang Anyar, kondisi demografi, potensi keuangan sumber daya alam (SDA), potensi sumber daya manusia (SDM), dan kegiatan jaul beli tanah tahunan di desa Karang Anyar.

3. Bab III : Pembahasan

Analisis Tinjauan Hukum Islam Dalam Praktik Jual Beli Tanah Tahunan Di Lingkungan Karang Anyar Kelurahan Pagesangan Timur Kota Mataram, bab ini berisi pembahasan dari analisis praktik jual beli tanah tahunan di Lingkungan Karang Anyar Kelurahan Pagesangan Timur Kota Mataram dan analisis jual beli tanah tahunan di Lingkungan Karang Anyar Kelurahan Pagesangan Timur Kota Mataram menurut ketentuan- ketentuan hukum Islam.

4. Bab IV : Penutup

Setelah melakukan analisis data, maka penulis mendapat hasil akhir berupa kesimpulan setelah melakukan semua proses yang telah dipaparkan dari awal penelitian. Kesimpulan akan memaparkan masalah praktik jual beli tanah tahunan di Lingkungan Karang Anyar Kelurahan Pagesangan Timur Kota Mataram dan juga solusi untuk mengatasi masalah jual beli tanah tahunan menurut hukum Islam. Penulis juga menambahkan saran dan kesan bagi pembaca agar hasil penelitian dapat dimanfaatkan dengan baik dan juga dikoreksi jika ada kesalahan.

27 BAB II PAPARAN DATA

A. Gambaran Umum Lingkungan Karang Anyar Pagesangan Timur Mataram

1. Sejarah Lingkungan Karang Anyar Pagesangan Timur

Lingkungan Karang Anyar adalah salah satu Lingkungan yang terletak di kelurahan Pagesangan Timur Mataram, Provinsi Nusa Tengara Barat, Indonesia.Lingkungan Karang Anyar adalah salah satu dari 8 lingkungan yang berada di kelurahan Pagesangan Timur Mataram.sebagian besar masyarakat Lingkungan Karang Anyar mayoritanya adalah beragama islam.

Lingkungan Karang Anyar berdiri pada tahun 1929 mulai sejak itu lingkungan Karang Anyar di pimpin oleh beberapa orang yang menjadi kepala lingkungan yaitu : (1) Halil 1929-1949 (2) Syafi‟I pada tahun 1950-1980, (3) Anwar 1981-2004,(4) Syarkawi 2004-2020, (5) Lukman Hakim (PLT) 2020,(6) Tarmizi 2021-2026.

2. Letak Georafis a. Letak Wilayah

Lokasi yang digunkan peneliti untuk melakukan penelitian adalah Lingkungan Karang Anyar Pagesangan timur Mataram berada di daratan rendah dan ada beberapa lingkungan lainya yang berdekatan dengan wilayah Karang Anyar yaitu wilayah-wilayah yang ada di bagian kelurah Pagesangan Timur Mataram.

b. Batas Wilayah.

Lingkungan Karang Anyar pagesangan timur mataram berbatasan dengan beberapa lingkungan yang berada di kelurahan pagesangan timur, ada pun batasan wilayah dari lingkungan Karang Anyara adalah:

1) Sebelah Barat Lingkungan Seraya

2) Sebelah Timur Lingkungan Gebang Baru 3) Sebelah Selatan Lingkungan Pagutan Barat

28

4) Sebelah Utara Lingkungan Taman c. Luas Wilayah

Lingkungan Karang Anyara Pagesangan Timur Matarammempunyai luas tanah secara keseluruhan (33,55 Ha).57 3. Kondisi Demografis

a. Jumlah Penduduk

Lingkungan Karang Anyar dihuni oleh 3673 jiwa yang di antaranya 1848 penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 1825 berjenis kelamin perempuan. Dan kepala keluarga yang berjumlah 1748 kepala keluarga.sebagian besar masyarakat karang anyar beragama islam yang bisa di lihat di table berikut58.

Tabel 2.1 Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 1848 Jiwa

2 Perempuan 1825 Jiwa

Jumlah Keseluruhan 3673 Jiwa

4. Kondisi Ekonomi

Di lingkungan Karang Anyar Pagesangan Timur yang di huni 3673, di bagi menjadi dua tingkat yaitu bagian ekonomi menegah dan atas. Secara keseluruhan bermata pencaharian beragam, tetapi yang lebih dominan ialah sebagai petani sawah, buruh harian lepas dan Karyawan tidak bisa di pungkiri salah satu faktor banyaknya yang lebih memilih menjadi petani karena sudah memiliki sawah sendiri untuk menanam padi dan yang menjadi buruh harian lepas karena tingkat pendidikan rendah membuat mereka lebih emilih bekerja menjadi buruh harian lepas.

Di lingkungan Karang Anyar pagesangan sendiri pertanian adalah sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian masyarakat desa, sumber pendapatan asli desa yang cukup besar setiap tahunnya adalah dari hasil jual bel tanah tahunan yang sebagian besar

57 Profil Lingkungan Karang Anyar. 2021.

58Ibid.,

29

merupakan lahan pertanian produktif dan mempunyai andil besar dalam pengembangan ekonomi desa.

5. Kondisi Sosial Keagamaan

Di lihat dari kondisi social keagamaan hampir 92%

penduduk lingkungan karang anyar beragama islam ,6% beragama hindu dan 2% agama lainnya (Kristen dan Budha). Dari aspek suku bangsa mayoritas masyarakat lingkungan karang Anyar merupakan penduduk asli suku sasak dan sisanya adalah masyarakat pendatang dari berbaiga macam banyak suku dari Sumbawa,bima dompu,bali, dan lain-lain. Secara lebih rinci kondisi masyarakat karang anyar berdasarkan agama dapat di lihat di tabel berikut ini:59

Tabel 2.2

Jumlah penduduk berdasarkan agama No Jumlah

Penduduk

Agama

Islam Hindu Keristen Budha 1 3673 orang 3375

orang

222 orang

75 orang 2 orang

6. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di lingkungan Karang Anyar sebagian besar masyarakat menepuh jenjang pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan banyak masyarakat yang tidak bisa menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) karena berbagai factor.dan masih banyak anak yang belum sekolah karena umur belum mencukupi,dan kebutuhan ekonomi keluarga miskin yang belum mampu menyekolahkan anaknya.60

Tabel 2.4 Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Belum Sekolah 900 Orang

2 Taman Kanak-Kanak 77 Orang

3 Tamat SD/MI 396 0rang

59Ibid.,

60Ibid.

30

4 Tamat SLTP/MTS 491 Orang

5 Tamat SLTA/SMA 808 Orang

6 Tidak Tamat SD 722 Orang

7 Tingkat Akademi (D1-D3) 52 Orang

8 Tingkat Sarjana (S1-S2-S3) 227 Orang

Jumlah 3673 Orang

Tabel 2.4

Fasilitas lembaga Pendidikan Di Lingkungan Karang Anyar Pagesangan Timur Mataram

No Pendidikan Fasilitas

1 TPQ 1

2 PAUD / RA 3

3 SD 1

4 SMP 0

5 MTS 1

6 SMA 0

7 MA 1

7. Nama Pemilik Sawah dan Penyewa Sawah di Lingkungan Karang Anyar Kelurahan Pagesangan Timur Kota Mataram Nama-nama diatas merupakan masyarakat yang menyewa sawah dan pemilik sawah di di Lingkungan Karang Anyar Kelurahan Pagesangan Timur Kota Mataram, sebagai berikut:

Tabel 2.5

Nama pemilik dan penyewa tanah

No Nama Pemilik Nama Penyewa Ket

1 Bapak Budi Bapak Abdullah -

Bapak ismad -

Bapak Sukardi -

31

B. Praktik jual beli tanah tahunan pada masyarakat di Lingkungan Karang Anyar Kelurahan Pagesangan Timur Kota Mataram

Di zaman modern seperti sekarang ini masih banyak masyarakat yang dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari masih kurang dari kata cukup, seperti pemenuhan kebutuhan konsumsi, pemenuhan kebutuhan pendidikan untuk anaknya, dan pemenuhan kebutuhan kesehatan.

Semua hal itu dialami oleh keluarga yang berpenghasilan menengah ke bawah, sehingga dalam keadaan mendesak masyarakat bisa memenuhi kebutuhan yang mendesak itu dengan cara menjual barang benda yang sekiranya berharga dapat dijual secara cepat seperti tanah.

Walau sudah banyak berdiri lembaga-lembaga seperti, koperasi dan simpan pinjam namun banyak di antara mereka yang lebih memilih menjual barang bendanya kepada seseorang, hal itu terjadi karena meniru orang-orang dahulu yang mempunyai kebiasaan menjual maupun memenuhi kebutuhan barangnya kepada tetangga yang sekiranya mempunyai harta banyak. Alasan lainnya adalah supaya tidak ribet dengan administrasi, pendaftaran, syarat memperoleh pinjaman uang, yang dirasa masyarakat cukup menyulitkannya. Fenomena inilah kiranya yang membuat pemilik tanah menjual tanah sawahnya yang sebagian dengan sistem tahunan.61

Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan diantara warga masyarakat Lingkungan Karang Anyar Pagesangan Timur Kota Mataram, praktik jual beli tanah tahunan tersebut dilakukan dengan kedua belah pihak yaitu pemilik tanah dan beleli untuk menyepakati proses jual tanah tahunan, selanjutnya ditulis dalam surat perjanjian di atas kwitansi, namun ada juga bentuk kesepakatan yang saling percaya tanpa adanya surat perjanjian karena dianggap sudah menjadi kebiasaan dalam masyarakat Lingkungan Karang Anyar Pagesangan Timur Kota Mataram.62

Proses jual beli antara kedua belah pihak dimana pemilik tanah menghubungi pihak yang membeli untuk menawarkan tanahnya yang akan di jual tahunan sekaligus menjelaskan sifat tana tersebut, atau sebaliknya pembeli tanah yang mendatangi pemilik tanah untuk

61 Wawancara dengan Bapak Trmizi Kepala Lingkungan Karang Anyar Kelurahan Pagesangan Timur Kota Mataram pada tanggal 15 September 2021

62 Ibid.

32

membeli tahunan, kedua belah pihak biasanya saling mengetahui satu sama lain tanah yang akan dijadikan obyek jual beli tahunan. Dengan demikian orang yang menyewa pada dasarnya telah mengetahui seluk beluk obyek sewa sehingga orang yang membeli tidak terlalu rumit menjelaskan obyek sewanya. Pembeli biasanya adalah orang- orang yang biasa membeli tanah secara tahunan tersebut sehingga ia benar- benar tahu sifat-sifat dari lahan pertanian tersebut.63

Setelah kedua belah pihak mengadakan penawaran maka ditetapkan harga melalui proses tawar menawar antara kedua belah pihak. Proses selanjutnya adalah kesepakatan atau ijab qabul yang dinyatakan dalam perjanjian tertulis dan secara lisan dengan menggunakan kata-kata yang terang, jelas dan dapat dimengerti oleh kedua belah pihak namun juga hanya dengan menggunakan ucapan ini diadakan setelah terjadinya kesepakatan harga antara kedua belah pihak.

Transaksi langsung antara pihak penyewa dan pemilik lahan pertanian biasanya tidak menggunakan bukti yang berupa kwitansi maupun kepercayaan secara lisan. Akad yang disepakati antara kedua belah pihak hanya menekankan pada kesepakatan mereka yang saling menjaga kepercayaan. Namun sebagian mereka yang melakukan akad langsung juga ada yang menggunakan bukti tertulis meskipun hanya sekedar kwitansi pembayaran saja. sehingga jika ada kasus yang terjadi ini sulit diadakan penyelesaian, karena bukti perjanjian sewa menyewa tidak ada. 64

Menurut kebiasaan, hak dan kewajiban ini hanya dinyatakan secara lisan saja dan tidak ada kesepakatan secara tertulis. Para pelaku mendasarkan kesepakatannya pada rasa saling percaya antara satu dengan yang lain. Dalam tahap ini juga disepakati jangka waktu sewa serta kesepakatan-kesepakatan lain yang bertujuan menghindari perselisihan antara kedua belah pihak.65

Akad jual beli tahunan batal atau berakhir disebabkan berakhirnya masa jual tanah tahunan yang telah disepakati kedua belah

63 Wawancara dengan Bapak Budi pemilik tanah Pada tanggal 18 September 2021.

64 Ibid,.

65 Wawancara dengan Bapak Ismad penyewa tanah Pada tanggal 19 September 2021.

33

pihak. Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjadi bencana yang menyebabkan kerusakan tanaman atau tanaman yang menjadi obyek sewa tidak panen, maka hal ini tidak dapat menyebabkan batalnya akad jual tahunan sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Kerugian yang rentan terjadi menjadi tanggung jawab pembeli tanah tanpa berhak meminta ganti rugi kepada pemilik tanah.

Sebagaimana jika pihak pembeli mendapat keuntungan besar yang disebabkan kenaikan frekuensi buah maupun kenaikan harganya, maka pemilik tanah tidak berhak meminta tambahan ataupun pembagian keuntungan. Meski demikian jika ada ganti rugi maupun pembagian keuntungan, hal itu merupakan kemurahan hati dari para pihak berdasar inisiatif dan kerelaan dari masing-masing pihak.

Ada banyak motivasi ketika masyarakat di Lingkungan Karang Anyar Pagesangan Timur Kota Mataram melakukan praktik jual beli tanah tahunan :

1. Pemilik lahan pertanian

a. Memenuhi kebutuhan yang mendadak

Ketika pemilik lahan pertanian membutuhkan dana yang mendadak maka jalan terbaik dan yang tidak memberatkan pemilik lahan pertanian adalah menyewakan lahan pertanian, dari pada harus berhutang ke bank yang berbunga tinggi

b. Memenuhi kebutuhan sehari-hari

Menurut orang yang menyewakan, uang hasil sewa lahan pertanian biasa ditabung untuk diambil sedikit demi sedikit guna memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Dengan demikian mereka merasa tenang karena setidaknya ada simpanan yang dapat mereka gunakan sewaktu-waktu mereka membutuhkan.

c. Sebagai modal usaha

Uang hasil sewa dapat digunakan sebagai modal usaha yang lumayan jumlahnya. Dengan menyewakan lahannya tidak akan kesulitan mencari uang untuk modal usaha dari pada harus menggadaikan barang yang mereka punya atau berhutang dari tetangga. Namun terkadang mereka menemui kendala akibat berbelitnya administrasi

34

dalam sistem gadai di pegadaian atau sulitnya mencari pinjaman dari tetangga. Selain itu mereka memilih menyewakan lahannya karena terhindar dari pembayaran bunga, tidak seperti kalau menggadaikan barang yang mewajibkan adanya bunga.

d. Memenuhi biaya sekolah anak

Tingginya biaya sekolah terutama di tahun ajaran baru membuat masyarakat harus bersusah payah untuk memenuhinya dengan berbagai cara, salah satunya dengan menyewakan lahan pertanian mereka karena itulah satu- satunya harta yang dapat mereka andalkan untuk memperoleh uang. Misalnya untuk membayar uang gedung sekolah yang relatif mahal, membeli perlengkapan sekolah serta membayar uang SPP dan lain-lain.66

Selain beberapa motivasi pokok di atas, ada beberapa motivasi lain misalnya, untuk modal memperbaiki rumah, untuk menambah perabot rumah atau untuk membeli kendaraan baru, bahkan ada yang hanya untuk mengikuti tren masyarakat saja. Hal ini terutama dilakukan oleh pemilik lahan pertanian yang telah memiliki kemapanan perekonomian.

2. Penyewa

a. Untuk memperoleh keuntungan

Menyewa lahan pertanian itu bisa untuk kebutuhan hidup, jika gadai maka malah tambah rugi, tapi kalau menyewa lahan pertanian maka akan mendapatkan keuntungan. Bagi para penyewa lahan pertanian, praktek sewa menyewa lahan pertanian cukup menjanjikan bagi mereka untuk memperoleh keuntungan jika nasib mereka cukup baik. Dengan harga sewa yang telah disepakati diawal akad.

b. Dorongan sosial

Selain untuk mencari keuntungan, dalam keadaan tertentu para penyewa bersedia menyewa lahan pertanian karena ingin menolong orang-orang yang menyewakan

66 Wawancara dengan Bapak Budi pemilik tanah pada tanggal 18 September 2021

35

lahan pertanian untuk kebutuhan mendadak. Dalam hal ini biasanya antara orang yang menyewakan dan penyewa telah memiliki kedekatan tersendiri.

Pada dasarnya para penyewa sadar akan kemungkinan besar terjadinya kerugian pada pelaksanaan sewa menyewa lahan pertanian seperti ini. Namun bagi mereka untung rugi dalam bisnis adalah hal biasa, spekulasi membutuhkan keberanian, jika tidak berani bertaruh bagaimana bisa untung. Meski terkadang rugi, mereka tidak jera karena disaat untung keuntungan yang mereka raih cukup besar.67

67 Wawancara dengan Bapak Abdullah pembeli tanah pada tanggal 18 September 2021.

36 BAB III PEMBAHASAN

A. Analisis Praktik Jual Beli Jual Beli Tanah Tahunan Pada Masyarakat di Lingkungan Karang Anyar Kelurahan Pagesangan Timur Kota Mataram

Era globalisasi yang berusaha menghadirkan perbaikan dan kemajuan di berbagai bidang, ternyata baik secara langsung atau tidak telah melunturkan dan memudarkan nilai-nilai luhur dan sikap-sikap kebersamaan dalam masyarakat. Sikap gotong royong, kekeluargaan dan persaudaraan berangsur- angsur berganti menjadi sikap individualis, egois, dan matarialis.

Masyarakat di Lingkungan Karang Anyar Kelurahan Pagesangan Timur Kota Mataram secara perlahan tapi pasti ikut mengalami kemunduran dalam kebersamaan dan persaudaraan. Sifat dan karakteristik yang menjadi simbol dan kebanggaan masyarakat pedesaan berangsur memudar. Di saat masyarakat sudah berkurang kesadarannya untuk saling membantu, maka praktek jual beli tanah tahunan merupakan salah satu cara yang diterapkan oleh masyarakat untuk tetap menjaga kekerabatan dan persaudaraan dalam kehidupan bermasyarakat. Praktek ini dilandasi oleh sikap saling percaya dan kasih sayang terhadap sesama, walaupun dalam bentuk jual tahunan.

Praktek jual beli tanah tahunan yang dijalankan masyarakat Karang Anyar yang lebih ke arah ijarah atau sewa menyewa juga membantu seseorang mewujudkan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ketika membutuhkan uang dari menjual tahunan tanahnya, sedangkan pembeli mendapat keuntungan dari penjual tanah tahunan untuk ditanami.

Hikmah disyari‟atkannya ijarah (sewa-menyewa) cukup besar, karena didalamnya mengandung manfaat bagi manusia, perbuatan yang bisa dikerjakan oleh satu orang belum tentu bisa dikerjakan oleh dua atau tiga orang. Apabila sewa itu berupa barang, disyari‟atkan agar barang itu disebutkan dalam akad sewa. Syarat-syarat yang lain disebutkan dalam kitab fiqih. Syarat disebutkannya barang dalam akad sewa, dimaksudkan untuk menolak terjadinya perselisihan dan pertentangan, seperti halnya tidak boleh menyewa barang dengan

37

manfaat yang tidak jelas yang dinilai secara kira- kira, sebab dikhawatirkan barang tersebut tidak mempunyai faedah (manfaat).

Dari semua penjelasan di atas, di samping muamalah jual beli maka muamalah sewa menyewa ini mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari sejak zaman dulu hingga kini. Tidak dapat dibayangkan betapa kesulitan akan timbul dalam kehidupan sehari-hari, seandainya sewa- menyewa ini tidak dibenarkan oleh Islam. Karena itu, sewa-menyewa dibolehkan dengan keterangan syara‟ yang jelas, dan merupakan bentuk dari pada keluwesan dan keluasan hukum Islam.

Setiap orang berhak untuk melakukan sewa-menyewa berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diatur dalam syari'at Islam.

Lebih singkatnya, praktek jual tahunan yang dijalankan masyarakat Karang Anyar Pagesangan Timur akan dapat melestarikan nilai-nilai kebersamaan, saling menolong dan membantu program pemerintah, yaitu setiap warga negara berhak mendapat penghidupan yang layak bagi kemanusiaan yang salah satunya adalah mendapat penghidupan yang layak.

Bentuk kesepakatan di awal ketika melakukan proses perjanjian sewa menyewa antara pemilik lahan pertanian dan penyewa yang jelas dengan hak dan kewajiban masing-masing telah menjadikan proses sewa menyewa di Lingkungan Karang Anyar Pagesangan Timur sesuai dengan aturan yang berlaku baik dari segi agama yaitu melengkapi syarat dan rukunnya dan aturan masyarakat sekitar. Hal ini berdasarkan pendapat jumhur ulama klasik seperti al-Syafi‟i, membolehkan menyewakan tanah untuk pertanian asalkan dengan pembayaran yang jelas, misalnya dengan uang, emas atau perak diperbolehkan. Yang dilarang ialah yang tidak berketentuan.68

Para ulama‟ berpendapat bahwasannya ijarah itu disyari‟atkan dalam Islam, karena pada dasarnya manusia senantiasa terbentur pada keterbatasan dan kekurangan, oleh karena itu manusia antara yang satu dengan yang lainnya selalu terikat dan saling membutuhkan, dan ijarah (sewa-menyewa) adalah salah satu aplikasi keterbatasan yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

68 Ibn Rusyd, Bidayatal-Mujtahid, terj. M.A. Abdurrahman dan A.Haris Abdullah, (Semarang: Asy-Syifa‟, 1991, ). hlm. 201-202.

38

Kalau dilihat dari awal terjadinya akad yang dilakukan oleh pemilik tanah dan penyewa, ada bentuk sebuah kesepakatan yang arahnya adalah kerelaan antara kedua belah pihak dalam melakukan transaksi jual beli,yaitu pemilik lahan pertanian menentukan harga sewa lahan pertanian dan penyewa menerimanya harga tersebut, atau sebaliknya.

Islam mengajarkan unsur-unsur sewa menyewa adalah sebagai berikut:

1. Orang yang berakad 2. Sewa atau Imbalan 3. Manfaat

4. Sighad (ijab dan qabul)69

Pada kasus jual beli tanah tahunan di Lingkungan Karang Anyar, unsur-unsur yang ada dalam sewa menyewa sudah sesuai dengan ketentuan hukum Islam, karena keempat unsur tersebut sudah ditepati. Akad diperlukan dalam proses sewa menyewa untuk menguatkan sewa menyewa, antara pemilik tanah dan penyewa agar tidak ada kesalahpahaman antara keduanya dan agar akad sewa menyewa bisa berjalan lancar dan mempermudah pemilik tanah.

Barang sebelum diberikan kepada penyewa harus ada akadnya terlebih dahulu. Supaya penyewa tidak merasa dirugikan atau tertipu dan barang yang akan disewa harus dijelaskan terlebih dahulu kepada penyewa mulai dari kebaikan atau keburukan barang itu.70

Lebih jauh disebutkan dalam akad harus ada syarat, ada kesepakatan ijab dan qabul pada barang dan kerelaan berupa barang dan harga sewa lahan pertanian, dan ini dilakukan oleh kedua belah pihak pemilik tanah dan penyewa di awal, selain itu jenis tanah yang disewakan merupakan barang bermanfaat terutama bagi penyewa dan tidak ada unsur najis dan mudharat sebagaimana yang disyaratkan dalam hukum Islam.

Kesesuaian ini dikarenakan proses sewa menyewa yang dilakukan dalam sewa menyewa dilakukan secara transparan (ada

69 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam Fiqih Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. I, 2003,) hlm.. 231.

70 Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974, ).hlm. 21.

Dokumen terkait