• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 38-45

G. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data dalam penelitian, setiap hal temuan harus dicek keabsahannya, agar hasil penelitiannya dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dibuktikan keabsahannya, maka peneliti mengumpulkan data yang sifatnya menggabungkan beberapa teknik dan sumber data yang telah ada.

Triangulasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data untuk mendapatkan temuan dan interpretasi data yang lebih akurat dan kredibel.10

10A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, h.

395.

Triangulasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Triangulasi teknik, yakni pengumpulan data dengan bermacam-macam cara tetapi dengan sumber yang sama, misalnya dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi tetapi berasal dari sumber yang sama.

2. Triangulasi sumber, yakni satu teknik tetapi berasal dari sumber yang berbeda, misalnya dengan cara wawancara tetapi dari sumber yang berbeda, contohnya peneliti melakukan wawancara kepada si A, si B, dan si C.

3. Triangulasi waktu, yakni suatu data dikumpulkan pada waktu yang berbeda-beda untuk mengetahui apakah tidak ada perubahan data dalam waktu yang berbeda.11

Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber data sebagai pemeriksaan melalui sumber lainnya, dalam pelaksanannya peneliti melakukan pengecekan data yang berasal dari wawancara guru, peserta didik serta elemen-elemen pendukung yang ada di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa.

11Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian Panduan Bagi Pemula (Cet. I; Sibuku, 2018), h. 89-91.

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa a. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa

Ide awal didirikannya pesantren ini digagas oleh H. Abdul Rauf Dg. Takko salah satu toko masyarakat yang juga merupakan orang tua dari Drs.H. Amirullah AR dengan tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Ide tersebut tentu sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam UUD 45 GBHN yang mengamanatkan kepada bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan di segala sektor. Upaya yang mulia ini tentu tidak dibebankan sepenuhnya kepada pemerintah, tetapi juga masyarakat diharapkan dapat membantu membangun sumber daya manusia Indonesia. Akan tetapi disisi lain, perkembangan masyarakat yang begitu maju dan pesat akibat akselerasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, mengakibatkan tidak seimbangnya perkembangan intelektual, spiritual dan emosional. Disatu sisi, kerusakan akhlak dan degradasi moral terjadi dimana-mana.

Untuk menjabati persoalan diatas, maka didirikan yayasan pendidikan dan sosial yang mengelola pondok pesantren ini dengan harapan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan dapat digunakan sebagai pusat keilmuan dan peradaban. Ide ini kemudian direalisasikan oleh Drs.H. Amirullah AR selaku ketua Yayasan dan pimpinan oleh Drs. H. Muhammad Natsir AR sebagai sekretaris Yayasan.

Harus diakui bahwa lembaga pendidikan pesantren saat ini di Indonesia merupakan salah satu lembaga yang memiliki andil yang cukup besar dalam meninggalkan kualitas sumber daya manusia. Eksistensinya sangat diperhitungkan dan disegani karena peranannya yang begitu besar dalam ikut serta mencerdaskan anak bangsa.

Tidak dapat disangkal bahwa hingga saat ini pesantren secara umum menjadi sebuah lembaga pendidikan yang cukup diperhitungkan. Ini semua tidak terlepas dari peranan dan kiprahnya di dalam dunia pendidikan.

Disadari atau tidak disadari, sesungguhnya pesantren merupakan sebuah kekuatan komunitas yang sangat besar baik dari aspek kekuatan moral maupun

sosial. Keberadaanya sangat diperhitungkan, lebih-lebih jika dikaitkan dengan statusnya sebagai lembaga pendidikan agama di Indonesia Timur.

b. Data Sekolah

Nama Sekolah : MADRASAH ALIYAH SWASTA ABNAUL AMIR GOWA

Alamat : Moncobalang, Desa Bontosunggu, Kecamatan Bontonompo Selatan, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan

Status Sekolah : Swasta

No. Statistik Madrasah : 131273060069

NPSN : 40320446

NPWP : 02.975.177.3.807.000

Kepala Madrasah : Sri Ekawati Nawawi, S.KM No. Telp/Hp : 085298888091

Nama Yayasan : Amirumnas

Kode Pos : 92153

Tahun Didirikan : 2001

NSPP : 500073060001

No. Pendaftaran Potren :5016100573100422

No. SK Menkumham : AHU-0039000.AH.01. 04. Tahun 2016 No. SK Operasional : Kd.21.02//PP.00/405.B/2009

Tgl. SK Izin Operasional : 24 Agustus 2009 Kepemilikan Tanah : Yayasan

Luas Tanah : 2500 m

48

Untuk menunjang aktivitas kesantrian atau kepesantrenan, diprogramkan pula kegiatan eskrakurikuler yang ditangani oleh organisasi santri, dibawah pengawasan pembina santri. Kegiatan ini terdiri dari:

1) Pengembangan olahraga seperti sepak bola, volly ball, takraw, lari pagi, dan lain sebagainya

2) Kegiatan Pramuka

3) Kegiatan Tilawatil Qur’an

4) Kegiatan Muhadharah (Latihan Pidato)

5) Kegiatan Pengembangan Bahasa Asing (Arab Inggris) 2. Visi, Misi, Tujuan Sekolah

a. Visi Sekolah

“Terwujudnya Madrasah Aliyah Abnaul Amir sebagai madrasah unggulan yang berwawasan agama, sains, tekhnologi, dan lingkungan hidup agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri, dan Bahagia.

Adapun tujuan secara instutional adalah sebagai berikut:

1. Membantu pemerintah meningkatkan kualitas sumber daya manusia

2. Mencetak manusia-manusia yang beriman kepada Allah swt berilmu pengetahuan yang luas, cakap dan terampil serta sanggup hidup bersama- sama masyarakat dengan penuh kemandirian dan percaya diri.

3. Meningkatkan syiar agama Islam dengan jalan mendidik manusia yang siap menjadi abdi masyarakat dalam keagamaan.

b. Misi Sekolah

1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berbasis agama sains dan lingungan hidup guna terbentuknya perilaku efektif, normatif, dalam kehidupan keseharian dan masa depan.

2) Mengembangkan potensi dan kompetensi peserta didik agar memiliki keterampilan hidup, berpengetahuan luas dan berintegrasi di dalam lingkungan sekolah/madrasah, keluarga dan masyarakat.

3) Membangun hubungan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan tujuan utama pendidikan dan pengajaran.

Disamping itu Pondok Pesantren Abnaul Amir memiliki misi itu yaitu mengantarkan para santri memiliki kemampuan penguasaan ilmu keislaman dan kematangan profesional serta keluhuran akhlak, dengan senantiasa memberikan pelayanan terhadap penggalian dan pengembangan ilmu serta memberikan keteladanan dalam kehidupan atas dasar nilai-nilai Islam dan budaya bangsa.

Menyadari akan pentingnya peranannya, maka pesantren harus memfokuskan visi dan misinya pada community need dan santri oriented dimana setiap kebijakan yang diambil dalam bentuk apapun selalu bertujuan untuk memberdayakan komunitas masyarakat dan santri, bukan sebaliknya merugikan bahkan mengungkung kebebasan ilmiah pesantren.

c. Tujuan Satuan Pendidikan

Pendidikan Nasional bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani sebagaimana yang telah ditetapkan dalam GBHN 1999. Yayasan Pendidikan Amirunnas yang membidangi bidang sosial dan pendidikan merupakan salah satu lembaga pendidikan agama Islam dan kemasyarakatan dimana dalam perspektif kedepan lembaga akan mempunyai peranan yang semakin penting, khususnya dalam usaha meningkatkan pendidikan nasional sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

50

Peranan yang semakin penting itu timbul sebagai akibat dari adanya gerak pembangunan yang menghasilkan berbagai perubahan, terutama dalam masalah sosial ekonomi, pendidikan, spritual, etik, dan moral. Untuk itu Yayasan Amirunnas merasa bertanggungjawab untuk dapat memajukan dan meningkatkan pembangunan nasional sesuai tuntutan era reformasi dan globalisasi, menuju masyarakat Madani dan Indonesia baru yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Dalam kaitan-kaitan ini peranan yang diharapkan dari alumni yang dihasilkan oleh Lembaga Pendidikan Abnaul Amir adalah meninggalkan kualitas umat beragama sehingga tercipta suasana kehidupan beragama yang penuh keimanan, ketakwaan, dan kerukunan yang dinamis serta makin meningktanya peran serta makin meningkatnya peran serta umat dalam pembangunan.Oleh karena itu seyogyanya pembinaan dan pengembangan pondok pesantren Abnaul Amir ini perlu mendapat perhatian dan prioritas dalam pembangunan nasional sehingga dalam perkembanganya di masa depan, sesuai dengan arah dan jalur yang telah ditetapkan. Dengan demikian ia dapat melaksanakan kegiatan yang mendukung terlaksananya peranan yang diharapkan oleh bangsa dan negara. Di era industrialisasi dan informasi ini sudah dapat diramalkan pengaruh dan akibat pertambahan penduduk, perubahan struktur ekonomi dan sosial politik dan dekandensi moral sebagai efek samping dari perkembangan sains dan teknologi serta munculnya dinamika polemik pemikiran melahirkan berbagai alternatif solusinya. Untuk mengantisipasi dan mengimbangi derasnya arus informasi globalisasi tersebut, Pondok Pesantren yang mengembangkan dunia pendidikan Islam melalui berbagai kegiatan akademiknya harus mampu menjadi alternatif solusinya. Secara umum tujuan institusional lembaga ini adalah untuk mengembangkan dan mengarahkan pserta didik (siswa/i-santri) menjadi manusia yang paripurna. Keseluruhan cita-cita pendidikan

Islam adalah mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt serta kommit terhadap nilai sosio-cultur dan norma agama.

Untuk merealisasikan cita-cita di atas, Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir memiliki visi untuk berupaya menjadi salah satu pelopor pendidikan terkemuka di kawasan Indonesia Timur, memiliki komitmen yang kokoh dalam pembaruan pemikiran pengembangan pendidikan dan kehidupan yang disinari oleh ajaran Islam serta berupaya menjadi pusat pengembangan pendidikan dan peradaban Islam.

Tujuan Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir berdasarkan visi dan misi yang diembangnya, dijabarkan dalam program tahunan yang bersifat spesifik sebagai berikut:

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas ketenagaan di lingkungan Pondok Pesantren Abnaul Amir melalui berbagai pogram pendidikan dan latihan.

Kegiatan ini dilaksanakan melalui program-program yang memungkinkan dan lewat kerja sama dengan lembaga pendidikan lain. Pada akhir pengembangan 5 tahun diharapkan rasio guru dan santri menjadi 1:10. Di harapkan1 pula 25% tenaga pengajar berpendidikan minimal S.2.

2) Mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan ilmu, tuntutan kemajuan masyarakat dan pembangunan nasional. Kegiatan ini di laksanakan melalui progam evaluasi, penyempurnaan, pengembangan perpustakaan pesantren.

3) Mengembangkan perpustakaan dengan kualitas dan kuantitas koleksi, sarana dan sisitem pelayanan serta pembentukan jaringan informasi kajian Islam. Kegiatan ini melalui pengadaan buku dan penerbitan jurnal pondok yang bersikap lokal, peningkatan pelayanan dan pembentukan jaringan

52

informasi diharapkan rasio buku dan santri akan menjadi 1:10 buku pada akhir pengembangan 5 tahun ini.

4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatihan dengan lebih mengutamakan pengembangan ilmu dan pelatihan individual. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melalui peningkatan pelatihan di dalam lingkungan pondok dan masyarakat.

5) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan lebih mengutamakan partisipasi masyarakat dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Kegiatan ini dilaksanakan melalui kerja sama dengan masyarakat, penyuluhan, dan orientasi alumni pondok mengabdikan diri kepada masyarakat pedesaan.

6) Meningkatkan pembinaan kesantrian, melalui pengendalian jumlah dan peningkatan mutu santri. Kegiatan ini dapat dilaksanakan melalui pembatasan dan seleksi yang lebih ketat dalam penerimaan santri. Penataan organisasi santri terus ditingkatkan sesuai perkembangan masyarakat dan institut itu sendiri. Program kerja organisasi santri diarahkan untuk kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang bersama-sama dengan kegiatan ekstrakurikuler dapat membina santri sesuai tugas pendidikan yang telah ditetapkan.

7) Meningkatkan jumlah sarana dan prasarana sesuai dengan Master Plan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber dana dan sumber daya yang ada, baik sumber dari pemerintah dan masyarakat. Diharapkan dengan perkembangan secara bertahap sesuai dengan prioritas, dan pada akhirnya mendapat kapasitas yang lengkap dengan prasarananya.

8) Redesin lembaga pendidikan untuk membangun gedung-gedung penunjang seperti gedung koperasi, laboratorium, ruang praktikum, ruang pertemuan, laboratorium dakwah dan laboratorium bahasa.

3. Keadaan Tenaga Pendidik di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa

Saat ini di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir memiliki guru dan tenaga pendidik yang masih aktif. Adapun nama-nama dan jabatannya adalah sebagai berikut:

Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa

No Nama L/P Jabatan Mata Pelajaran Gelar

1 Sri Ekawati Nawawi,

SKM P Kepala

Madrasah Penjaskes S1

2 H. Amirullah S.Ag.

M.Si L Wakamad Sosiologi S2

3 Drs M. Nawawi, A R L Guru Mapel Penjaskes S2 4 Juswati S.Pd P Guru Mapel Bahasa

Indonesia S1

5 Mursalim S.Pd L Guru Mapel PKN S1

6 Drs. Syahrir L Guru Mapel Matematika S1

7 Syamsiah Rahman, S.

Pd P Koord. Lab. Kimia S1

8 Muhammad Jufri S.

Kom L Guru Mapel Prakarya S1

9 Syahrul S.Pd L Guru Mapel Biologi S1

10 Susianti, S.Pd P Guru Mapel Fisika S1

11 Mustari S.Pd L Guru Mapel Al Quran Hadist S1 12 Syarifuddin Lurang

B.A L Guru Mapel Seni Budaya S1

13 Husnah S.Pd P Guru Mapel Akidah Akhlak S1

14 Muhammad Idris,

S.Pd L Guru Mapel Ekonomi S1

15 Norma, S.Pd P Guru Mapel Matematika S1

54

16 Huzaidah S.Pd P Guru Mapel Bahasa Arab S1

17 Hasbiah S.Pd P Guru Mapel Matematika S1

18 Nuraenah S.Pd P Koord Tata

Usaha Fiqih S1

19 Hasni S.Pd P Guru Mapel Geografi S1

20 Rahwati.D, S.Pd P Guru Mapel Bahasa Inggris S1 4. Keadaan Peserta didik di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir

Gowa

Keadaan peserta didik di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa tahun demi tahun mengalami kemajuan. Pada umumnya peserta didik yang menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa bertempat tinggal di dusun-dusun sekitaran desa Moncobalang, dan sebagian yang lainnya ada yang datang dari desa dan kabupaten lain, mengingat jarak tempuh yang mereka lalui dari dusun tempat tinggal terlau jauh, sarana transportasi yang digunakan ke madrasah kebanyakan mengendarai sepeda motor dan bagi peserta didik yang tempat tinggalnya lebih dekat mereka dapat menjangkaunya dengan bejalan kaki. Peserta didik yang berada di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa berjumlah 194 orang.

5. Sarana dan Prasarana

Unsur yang paling dibutuhkan dala proses belajar mengajar adalah sarana dan prasarana yang berfungsi sebagai alat untuk digunakan dala memperlancar proses kegiatan belajar mengajar.

Keadaan Sarana dan Prasarana di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa

JENIS SARANA JUMLAH Ruang Kepala Sekolah 1

Ruang Guru 1

Ruang Kelas 6

Ruang Tata Usaha 1

Ruang BK 1

Ruang osis 1

Ruang UKS 1

Lab Komputer 1

Kantin 3

Toilet 2

Pos Satpam 1

Masjid 1

Lapangan upacara 1

Ruang Rapat 1

Sumber: Arsip/dokumen tata usaha Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa tahun 2022

B. Kondisi Akhlak Peserta Didik di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 20 September sampai dengan 20 Oktober 2022 di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap informan dan objek penelitian.

Hasil penelitian ini dianalisis oleh peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yang artinya peneliti akan mengungkapkan bagaimana keadaan yang sebenarnya.

Akhlak peserta didik setelah mendapatkan pelajaran akidah akhlak selama di madrasah merupakan tingkah laku yang selalu dipantau oleh guru dan staf lainnya. Setelah peneliti melakukan pengamatan tentang bagaimana akhlak

56

peserta didik di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa akhlak peserta didik terbilang cukup baik. Sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Madrasah menjelaskan bahwa:

Akhlak peserta didik di madrasah cukup baik. Karena selain arahan langsung dari guru, peserta didik juga terikat dalam aturan-aturan yang berlaku baik didalam kelas dan diluar kelas seperti organisasi ospar dan pramuka yang memiliki aturan tertentu dalam rangka perbaikan akhlak, tatakrama, dan sopan santun. Sampai saat ini belum ada kasus seperti kriminal, asusila, dan narkoba.1

Selain itu peneliti juga mewawancarai peserta didik dan pemilik kantin yang mengatakan bahwa akhlak sebagian besar akhlak peserta didik sudah cukup baik dengan bersikap sopan dan jujur.

Pembelajaran yang saya ajarkan terhadap peserta didik mendapat respon yang baik. Peserta didik lebih disiplin dengan tidak datang terlambat melaksanakan shalat berjamaah, saling menghargai antar sesama, dan menghormati gurunya. Meskipun demikian masih ada juga beberapa peserta didik yang susah diberi tahu dan tidak fokus dalam belajar, sering izin keluar masuk, absen tanpa keterangan, dan tidak mengerjakan tugas.2

Berdasarkan wawancara di atas dapat dipahami bahwa kondisi akhlak peserta didik sudah tergolong cukup baik. Akan tetapi masih terdapat peserta didik yang belum sepenuhnya mendengarkan arahan dan bimbingan yang diberikan oleh guru. Seperti halnya masih terdapat beberapa peserta didik yang kurang disiplin, datang terlambat, bolos sekolah, tidak ikut shalat berjamaah, berbicara kurang sopan, dan tidak mengerjakan tugas. Dengan demikian pembinaan akhlak dimulai dari hal yang paling terkecil dalam kehidupan sehari- hari melalui pendidikan keluarga yang didapat dari orang tua, dan melalui pendidikan informal yang didapatkan dari sekolah atau madrasah.

1Sri Ekawati (35 Tahun), Kepala MAS Abnaul Amir Gowa, Wawancara, Kantor Madrasah Gowa, 18 Oktober 2022.

2Husna (29 Tahun), Guru Akidah Akhlak MAS Abnaul Amir Gowa, Wawancara, Pelataran Masjid Gowa, 19 Oktober 2022.

C. Upaya-Upaya yang Dilakukan Oleh Guru Akidah Akhlak Dalam Membina Akhlak Mulia Peserta Didik di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa

Upaya berarti usaha, akal, ikhtiar, dengan maksud memecahkan persoalan dan mencari jalan keluar. Dalam upaya pembinaan akhlak tersebut tentunya seorang guru terlebih dahulu harus berkarakter baik, sehingga dapat di jadikan cermin bagi peserta didiknya. Oleh karena itu guru harus menjadi teladan dan figur bagi peseta didik dalam setiap hal mulai dari perkataan, perbuatan, dan penampilan. Jadi profil dan penampilan seorang guru seharusnya memiliki sifat- sifat yang dapat membawa peserta didiknya kearah pembangunan akhlak yang mulia. Pembinaan akhlak di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa ada dua macam, yaitu yang dilakukan pada proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dan pada saat kegiatan ekstrakulikuler yang wajib diikuti oleh peserta didik.

Seperti yang disampaikan oleh guru akidah akhlak yakni:

Sebagai pendidik, upaya seorang guru dalam hal membina akhlak dimulai dari hal yang paling mendasar. Yang harus dilakukan adalah memberikan motivasi atau nasehat-nasehat kepada peserta didik dan pertama yang harus ditanamkan adalah cita-citanya karena dengan adanya cita-cita peserta didik bisa lebih bersungguh-sungguh dalam menempuh pendidikan yang kedua adalah ditanamkan rasa cinta kepada ibunya. Kalau peserta didik cinta terhadap ibunya maka tidak ada peserta didik yang mau bermain-main datang ke sekolah karena ia ingin membahagiakan kedua orangtuanya.3 Upaya yang dilakukan guru akidah akhlak tidak hanya sekedar menyampaikan ilmu, tetapi juga dengan mengkondisikan kelas dan menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar. Dengan mengkondisikan kelas akan mudah bagi guru untuk mengelola kelas sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik. Sedangkan metode pembelajaran yang bervariasi dapat memudahkan

3Husna (29 Tahun), Guru Akidah Akhlak MAS Abnaul Amir Gowa, Wawancara, Taman Baca Madrasah Gowa, 03 Oktober 2022.

58

peserta didik memahami pembelajaran, dan tidak mudah merasa jenuh dengan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Adapun penggunaan metode dalam hal pembelajaran yang saya terapkan di dalam kelas adalah model pembelajaran kooperatif learning, yakni peserta didik yang berperan penting dalam proses pembelajaran tersebut dimana peserta didik diarahkan untuk aktif dalam berdiskusi untuk membuka wawasan mereka dan memberikan pendapat, sebagaimana tugas seorang guru disini adalah sebagai pembimbing yaitu mengarahkan jalannya diskusi dan memberikan penjelasan mengenai materi pelajaran yang telah di diskusikan.4

Di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa hanya memiliki satu guru mata pelajaran akidah akhlak dan beliau mengajar di kelas X, XI, dan XII.

Mengajar dua kali dalam seminggu yakni pada hari kamis dan selasa. Pembinaan akhlak terhadap peserta didik salah satunya dapat dilaksanakan dengan pemberian sanksi atau hukuman.

Pemberian sanksi merupakan suatu metode yang mana peserta didik di tuntut untuk selalu mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka lakukan.

Pemberian hukuman dimaksudkan agar peserta didik dapat menyadari kesalahannya dan jera melakukan perbuatan tersebut sehingga timbul rasa penyesalan dalam diri peserta didik untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Contoh pemberian hukuman yang biasanya diterapkan di dalam kelas jika peserta didik melailaikan tugasnya adalah mereka diharuskan untuk berdiri di depan kelas dan mengaji 1 juz al-Qur’an dengan melantangkan suranya dalam waktu yang singkat.

4Husna (29 Tahun), Guru Akidah Akhlak MAS Abnaul Amir Gowa, Wawancara, Taman Baca Madrasah Gowa, 03 Oktober 2022.

Sedangkan pelanggaran yang mereka lakukan di luar pelajaran misalnya datang terlambat ke madrasah dan masjid, berbicara dengan nada yang keras dan kasar, tidak membawa sajadah maka peserta didik di haruskan untuk menghafal maksimal dua puluh kosa kata dalam bahasa Inggris dan Arab sesuai dengan pelanggaran yang mereka lakukan. Selain itu pada lingkungan madrasah juga di terapkan kata LISA (liat sampah ambil) peserta didik diharapkan mampu untuk menyadari pentingnya akan kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan. Peserta didik yang datang terlambat biasanya juga diarahkan untuk serta memungut sampah yang terlihat berserakan di halaman madrasah.

Jika terlambat datang ke sekolah biasanya dihukum dengan membersihkan sampah, dan menyapu halaman kantor. Sedangkan di dalam kelas guru memberikan hukuman pada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas, gaduh di dalam kelas, sering mengolok ngolok teman, dan tidak mengikuti shalat berjamaah biasanya diberikan tugas hafalan.5

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, upaya pembinaan akhlak mulia peserta didik tidak hanya di lakukan di dalam kelas, tetapi guru juga berupaya melakukan pembinaan akhlak melalui kegiatan-kegiatan keagamaan. Adapun kegiatan pembinaan akhlak tersebut diantaranya ialah:

1. Pembiasaan Sholat Dhuha dan Dzuhur Berjamaah

Sholat dhuha dan dzuhur berjamaah merupakan rutinitas yang selalu di lakukan setiap hari oleh peserta didik. Lokasi sholat berjamaah dilakukan di masjid madrasah bersama dengan para guru di Madrasah Aliyah Swasta Abnaul Amir Gowa.

Sebelum jam pelajaran dimulai kita selalu diarahkan untuk sholat dhuha terlebih dahulu, dan melantunkan shalawat bergantian dengan teman yang lain sambil menunggu waktu shalat dhuha dimulai.6

5Anifah (18 Tahun), Peserta Didik MAS Abnaul Amir Gowa, Wawancara, Ruang Kelas Madrasah Gowa, 04 Oktober 2022.

6Agunawan (18 Tahun), Peserta Didik MAS Abnaul Amir Gowa, Wawancara, Ruang Kelas Madrasah Gowa, 04 Oktober 2022.

Dokumen terkait