• Tidak ada hasil yang ditemukan

ثح)

A. Biografi M. Quraish Shihab

7. Sumber Penafsiran

Untuk menyusun kitab Tafsir al-Misbah, M. Quraish Shihab mengemukakan sejumlah kitab tafsir yang ia jadikan sebagai rujukan atau sumber pengambilan. Kitab-kitab rujukan itu secara umum telah ia sebutkan dalam ”sekapur sirih” dan “pengantar” kitab tafsirnya yang terdapat pada volume 1, kitab tafsir al-Misbah.

selanjutnyakitab-kitab rujukan itu dapat dijumpai bertebaran di berbagai tempat ketika ia menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an.

Sumber-sumber pengambilan dimaksud di antarnya: Shahih al-Bukhari karya Muhammad bin Ismail al-Bukhari; Shahih Muslim karya Muslim bin Hajjaj; Nazam al-Durar karya Ibrahim bin Umar al- Biqa‟i; Fi Zhilal al-Qur‟an karya Sayyid Qutub; Tafsir al-Mizan karya

47Ibid., hlm. 36.

Muhammad Husain al-Thaba‟i; Tafsir Asmaul Husna karya al-Zajjaj;

Tafsir al-Qur‟an al-Azhim karya Ibnu Kasir; Tafsir Jalalain karya Jalaludin al-Mahalli dan Jalaludin al-Suyuthi; Tafsir al-Kabir karya Fakhruddin ar-Razi; al-Kasyaf karya az-Zamakhsyari; Nahwu Tafsir al-Maudu‟i karya Muhammad al-Ghazali; al-Dur al-Manshur, karya al- Suyuti; at-Tabrir wa at-Tanwir karya Muhammad Thahir ibnu Asyur;

Ihya‟ Ulumuddin, Jawahir al-Qur‟an karya Abu Hamid al-Ghazali;

Bayan I‟jaz al-Qur‟an karya al-Khaththabi; Mafatih al-Ghaib karya Fakhruddin ar-Razi; al-Burhan karya al-Zarkasyi; Asrar Tartib al- Qur‟an,dan Al-Itqan karya as-Suyuti; al-Naba‟ al-Azhim dan al- Madkhan ilaal-Qur‟an al-Karim karya Abdullah Darraz; al-Manar karya Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Rida; dan lain-lain.48 B. Biografi Ahmad Mustafa Al-Maraghi

Nama lengkap Al-Maraghi adalah Ahmad Musthafa Ibn Musthafa Ibn Muhammad Ibn Abdul Mun‟in al-Qadhȋ al- Maraghi, Ia lahir pada tahun 1300 H/1883 M di kota al-Maraghah, Propinsi Suhaj kira-kira 700 Km arah selatan kota kairo. Menurut Abdul Aziz, Al- Maraghi yang dikutip oleh Abdul Djalal, kota Al-Maraghah adalah Ibukota Kabupaten Al-Maraghah yang terletak ditepi barat sungai Nil, berpenduduk sekitar 10.000 orang, dengan penghasilan utama gandum, kapas dan padi.49

Ahmad MusthafaAl-Maraghi, berasal dari kalangan ulama yang taat dan menguasai berbagai bidang ilmu agama, hal ini dapat

48Ibid., hlm.37-38.

49Hasan Zaini, Tafsir Tematik Ayat-ayat Kalam Tafsir Al-Maraghi,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hlm. 15.

dibuktikan, lima dari delapan orang putra laki-laki Syekh Musthafȃ Al-Maraghi ( ayah Ahmad Musthafȃ Al-Maraghi) adalah ulama besar yang cukup terkenal, yaitu:

a. Syekh Muhammad Musthafȃ Al-Maraghi yang pernah menjadi Syekh al-Azhar dua periode; tahun 1928-1930 dan 1935-1945.

b. Syekh Ahmad Musthafȃ Al-Maraghi, pengarang Tafsir Al-Maraghi.

c. Syekh Abdul Aziz Al-Maraghi, dekan Fakultas Ushuluddin Unuversitas Al-Azhar dan Imam Raja Faruq.

d. Syekh Abdullah Mustafa Al-Maraghi, Inspektur Umum pada Universitas Al-Azhar.

e. Syekh Abul Wafa Mustafa Al-Maraghi, sekertaris badan penelitian dan pengembangan Universitas Al-Azhar.50

Disamping itu, ada 4 orang putra Ahmad Musthafȃ Al- Maraghi, menjadi hakim, yaitu:

a. M. Aziz Ahmad Al-Maraghi, hakim di kairo.

b. A. Hamid Al-Maraghi, hakim dan penasehat menteri kehakiman di kairo.

c. Asim Ahmad Al-Maraghi, hakim di kuait dan di pengadilan Tinggi kairo.

d. Ahmad Midhat Al-Maraghi, , hakim di pengadilan Tinggi di kairo dan Wakil menteri pengadilan di kairo.51

50M. Khairul Hadi, “karaktiristik Tafsir Al-Maraghi dan Penafsiran Tentang Akal”, Hunafa, Vol. 11, No. 1. Juni 2014. Hlm. 157.

51http://ilmu-ushuluddin.blogspot.com/2016/12/metodologi-penafsiran-tafsir-al- maraghi.html?m=1, diakses tanggal 04 juli 2019, pukul 09.21.

Selain Ahmad Mustofa Al-Maraghi keturunan ulama yang menjadi ulama, ia juga berhasil mendidik putra-putranya menjadi ulama dan sarjana yang senantiasa mengabdikan dirinya untuk masyarakat, dan bahkan mendapatkan kedudukan penting sebagai hakim pada pemerintahan mesir.Sebutan (nisbah) Al-Maraghi dari Syekh Ahmad Mustafa Al-Maraghi dan lain-lainnya bukanlah dikaitkan dengan nama suku atau marga atau keluarga, seperti halnya sebutan Al-Hasyimi yang dikaitkan dengan keturunan hasyim, melainkan dihubungkan dengan nama daerah atau kota, yaitu kota Al-Maraghah tersebut diatas.52

Oleh karena itu yang memakai sebutan Al-Maraghi bukanlah terbatas pada anak cucu Seykh Abdul Mun‟im Al-Maraghi saja. Hal ini dapat dibuktikan dengan fakta yang terdapat dalam kitab Mu‟jam al- Mualifin karangan Seykh Umar Rida Kahhalah yang memuat biografi 13 orang Al-Maraghi di luar keluarga Seykh Abdul Mun‟im Al- Maraghi, yaitu para ulama atau sarjana yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan yang dihubungkan dengan kota asalnya al- Maraghah.53

1. Perjalanan Karir

Setelah Ahmad Mustafa Al-Maraghi menginjak usia sekolah, dia dimasukan oleh orangtuanya ke madrasah di desanya untuk belajar Al-Qur‟an. Ahmad Mustofa Al-Maraghi sangat cerdas sehingga

52Hasan Zaini, Tafsir Tematik ...,hlm. 16.

53Ibid., hlm. 16.

sebelum usia 13 tahun Ahmad Mustafa Al-Maraghi sudah hafal seluruh ayat Al-Qur‟an. Disamping itu Ahmad Mustafa Al-Maraghi juga mempelajari ilmu tajwid dan dasar-dasar ilmu syari‟ah di madrasah sampai Ahmad Mustafa Al-Maraghi menamatkan pendidikan tingkat menengah.Pada tahun 1314 H/ 1897 M oleh kedua orang tuanya Ahmad Mustafa Al-Maraghi disuruh meninggalkan kota Al-Mraghah untuk pergi ke kairo untuk menuntut ilmu pengetahuan di Universitas Al-Azhar. Dis sini Ahmad Mustafa Al- Maraghi mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan agama, seperti bahasa Arab, balaghah, tafsir, ilmu Al-Qur‟an, hadis, ilmu hadis, fikih, usul fikih, akhlak, ilmu falak dan sebagaianya.54

Di samping itu Ahmad Mustafa Al-Maraghi mengikuti kuliah di fakultas Dar al-Ulum Kairo (yang dahulu merupakan perguruan tinggi tersendiri, dan kini menjadi bagian dari Cairo Universiti).

Ahmad Mustafa Al-Maraghi berhasil menyelesaikan setudinya di kedua perguruan tinggi tersebut pada tahun1909. Diantara dosen- dosen yang ikut mengajarnya di Al-Azhar dan Dar al-Ulum adalah Syekh Muhammad Abduh, Seykh Muhammad Hasan al-Adawi, Seykh Muhammad Bahis al-Mut‟i dan Seykh Muhammad Rifa‟i al-Fayumi.

Setelah Syekh Ahmad Mustafa Al-Maraghi menamatkan setudinya di Universitas Al-Azhar dan Dar al-Ulum, Ahmad Mustafa Al-Maraghi memulai karirnya dengan menjadi guru di beberapa sekolah menengah. Kemudian Ahmad Mustafa Al-Maraghi diangkat

54Ibid., hlm.17

menjadi direktur Madrasah Mu‟allimin di fayum, sebuah kota setingkat kabupaten (kotamadya), kira-kira 300 km sebelah barat daya kota Kairo. Pada tahun1916 Ahmad Mustafa Al-Maraghi di angkat menjadi dosen utusan Universitas Al-Azhar untuk mengajar ilmu-ilmu Syari‟ah Islam pada Fakultas Ghirdun di Sundan. selain sibuk mengajar, Al-Maraghi juga giat mengarang buku-buku ilmiah salah satu buku yang selesai dikarangnya di di sana adalah Ulum al- Balaghah.55

Pada tahun 1920 Ahmad Mustafa Al-Maraghi kembali ke kairo dan diangkat menjadi dosen bahasa Arab dan ilmu-ilmu syari‟ah Islam di Dar al-Ulum sampai tahun 1940. Disamping itu Ahmad Mustafa Al-Maraghi diangkat menjadi dosen ilmu Balaghah dan sejarah kebudayaan Islam di Fakultas Adab Universitas Al-Azhar.

Selama mengajar di Universitas Al-Azhar dan Dar al-Ulum, Ahmad Mustafa Al-Maraghi tinggal di daerah Hilawan, sebuah kota satelit kairo, kira-kira 25 km sebelah selatan kota kairo. Ahmad Mustafa Al- Maraghi menetap disana sampai akhir hayatnya, sehingga di kota itu terdapat suatu jalan yang diberi nama jalan Al-Maraghi.

Dalam pada itu Ahmad Mustafa Al-Maraghi juga mengajar pada perguruan Ma‟had Mu‟alimat beberapa tahun lamanya, sampai Ahmad Mustafa Al-Maraghi mendapat piagam tanda penghargaan diri raja mesir, faruq pada tahun1361 H atas jasa-jasanya itu. Fiagam tersebut tertanggal 11-1-1361 H. Pada tahun 1370 H/ 1951 M, yaitu

55Ibid., hlm.17

setahun sebelum beliau meninggal dunia Ahmad Mustafa Al-Maraghi masih juga mengajar dan bahkan masih dipercayakan menjadi Direktur Madrasah Usman Mahir Basya di kairo sampai menjelang akhir hayatnya.

Ahmad Mustafa Al-Maraghi meninggal dunia pada tanggal 9 Juli 1952 M/ 1371 H. Ditempat kediamanya di jalan Zulfikar Basya No. 37 Hilwan dan dikuburkan di pemakaman keluarganya di Hilwan, kira-kira 25 km di sebelah selatan kota kairo. Berekat di dikan dari Syekh Ahmad Mustafa Al-Maraghi, lahirlah ratusan, bahkan ribuan ulama atau sarjana dan cendekiawan muslaim yang bisa dibanggakan oleh berbagai lembaga pendidikan Islam, yang ahli dan mendalami ilmu-ilmu agama islam. Mereka inlah yang kemudian menjadi toko- tokoh aktifitas bangsanya, yang mampu mengemban dan meneruskan cita-cita bangsanya di bidang pendidikan dan pengajaran serta bidang-bidang lain.56

Diantara bekas Mahasiwa Ahmad Mustafa Al-Maraghi yang berasal dari Indonesia adalah:

a. Bustami Abdul Gani, guru besa dan dosen progran Fasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarata.

b. Mukhtar Yahya, guru besar IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

c. Mastur Djahri, dosen senior IAIN Antasari BanjarMasin.

d. Ibrahim Abdul Halim, dosen senior IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

56Ibid., hlm.18

e. Abdl Razak al-Amudy, dosen senior IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Sebagai telah disinggung diatas, selain aktif mengajar, Ahmad Mustafa Al-Maraghi juga giat menulis dan mengarang. Karya tulis Al- Maraghi yang terbesar adalah Tafsir Al-Maragi yang terdiri dari 30 juz.

Karena ada beberapa orang yang memakai nama Al-Maraghi, seperti yang disebut diatas, terutama Muhammad Mustafa Al-Maraghi (1298- 1364 H/ 1881-1945 M) dan Ahmad Mustafa Al-Maraghi (1300-1371 H/ 1883-1952), keduanya beradik berkaka sama-sama mengarang kitab tafsir, serta sama-sama pernah menjadi Murid Muhammad Abduh, maka di sini perlu ditekankan bahwa yang menjadi obyek penelitian penulis adalah kitab tafsir yang ditulis oleh Ahmad Mustafa Al-Maraghi (adek) yang lengkap 30 juz al-Qur‟an, bukan kitab tafsir yang di tulis oleh Muhammad al-Mustafa Al-Maragahi (Kakak), yang tafsirnya tidak lengkap 30 juz.57

Menurut „Adil Nuwaihid, yang disebutkan terakhir ini hanya menulis tafsir surat Al-Hujurat, tafsir surat Al-Hadid, dan beberapa ayat di surat Lukman dan Al-Asrr, sungguh pun demikian, ia mempunyai kelebihan dalam bidang pembaharuan, terutama untuk kemajuan Universitas Al-Azhar, sebagaimana yang ditulis oleh J.J. G.

Jansen, bahwa Muhammad Mustafa Al-Maraghi termasuk salah seorang anggota panitia pembharuan Universitas Al-Azhar (Lajnat Islah Al-Azhar). Pada masanya Al-Azhar dibagi pada tiga Fakultas, yaitu Fakultas Hukum atau Syari‟ah, Fakultas Teologi atau

57Ibid., hlm.19

Ushuluddin, dan Fakultas Bahasa Arab (Islamic law or sharia Theologi or Ushul al-Din, edn the Arabic Langwace al-Lugahah al-Arabiyah).

Lebih lanjut ditambahkanya, bahwa Muhammad Mustafa Al-Maraghi dua kali terpilih menjadi Rektor Universitas Al-Azhar, pertama, Mulai Bulan Mei 1982- bulan Oktober 1929, kedua mulai bulan Afril 1935 sampai ia meninggal dunia tanggal 22 Agustus 1945.

Perlu di tegaskan disini, bahwa meskipun Muhammad Mustafa Al-Mraghi (Kakak) ada pengarang beberapa kitab tafsir, terutama tafsir Tematik terhadap beberapa surat Al-Quran seperti disebut diatas, dan juga ada tafsirnya yang bernama Al-Durus al- Diniyah. Namun, kitab-kitab tafsir tersebut tidak memakai kitab tafsir Al-Maraghi.

Jatuhnya pilihan penulis untuk membahas tafsir yang dituli oleh Ahmad Mustafa Al-Maraghi ini, selain karena tafsirnya lengkap 30 juz Al-Qur‟an, juga karena banyak beredar di dunia islam termasuk di Indonesia serta banyak membawa hal-hal baru yang relepan dengan kebutuhan umat islam masa sekarang. Yang ditandai dengan kemajuan Ilmu pengetahuan dan Tehnologi dalam berbagai bidang. Hal ini dapat di maklumi, karena tafsir Al- maragi ini mengambil corak sastara budaya kemasyarakatan (Adabi Ijtimai) yang memang beroreantasi kepada kebutuhan dan kemaslahatan masyarakat.58

58Ibid., hlm.20

Dokumen terkait