BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
3. Tahap analisis data
Tahap analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
4. Tahap penarikan kesimpulan
a) Menarik kesimpulan dari data kualitatif b) Penyusunan laporan hasil penelitian D. Data dan Sumber Data
1. Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
Data kualitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk verbal bukan dalam bentuk angka, yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu data hasil wawancara kemampuan literasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX MTs Negeri Tanjungpinang.
E. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini diambil dari siswa kelas IX SMP MTs Negeri Tanjungpinang semester ganjil Tahun Ajaran 2022/2023. Subjek penelitian dipilih berdasarkan beberapa pilihan yaitu :
1. Siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI), untuk mendapatkan siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI) calon subjek mengerjakan tes Group Embedded Figures Test (GEFT).
Apabila siswa mendapatkan skor > 9 maka siswa tersebut memiliki gaya kognitif Field Independent (FI) dan jika siswa mendapat skor ≤ 9 maka siswa tersebut memiliki gaya kognitif Field Dependent (FD).
2. Siswa yang menyelesaikan soal tes literasi matematis dan memenuhi indikator proses literasi matematis.
3. Dilakukan wawancara terhadap siswa yang memenuhi kriteria diatas.
4. Selanjutnya dipilih 2 subjek untuk setiap kriteria literasi matematis menurut Ridzkiyah & Effendi (2021) dan yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik sebagai subjek penelitian.
Bagan pengambilan subjek penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini :
Gambar 3.1 Bagan Subjek Penelitian Mendapat skor > 9
Calon subjek mengerjakan tes literasi matematis
Memenuhi indikator proses literasi matematis
Wawancara
Dipilih 2 siswa untuk setiap kriteria literasi
matematis
Subjek Ya
Ya
Tidak dapat dipilih sebagai subjek
Tidak
Tidak Calon subjek
mengerjakan tes GEFT
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah seseorang yang melakukan penelitian itu sendiri yaitu peneliti. Selain itu, peneliti disebut sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, dan menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas apa yang didapatkan. Penelitian ini terdapat beberapa instrumen pendukung, yakni sebagai berikut :
1. Instrumen tes
Pada penelitian ini instrumen tes yang pertama digunakan adalah Group Embedded Figures Test (GEFT) yang diadopsi dari penelitian Fitria, dkk (2019) sebanyak 25 soal yakni 7 soal pada sesi pertama, 9 soal pada sesi kedua dan 9 soal pada sesi ketiga. Tes yang kedua adalah tes kemampuan literasi matematis dengan menggunakan soal PISA sebanyak 3 soal.
2. Instrumen wawancara
Instrumen wawancara pada penelitian ini berisi tentang pertanyaan yang digunakan peneliti untuk melihat dan mengetahui bagaimana proses penyelesaian soal, kemampuan literasi matematis siswa dan mendeskripsikan hasil jawaban siswa yang akan dianalisis. Pada penelitian ini digunakan wawancara semi terstruksur (semi-structured interview), indikator yang dapat dilihat dalam wawancara adalah indikator kemampuan literasi matematis. Pedoman wawancara hanya membimbing peneliti agar wawancara terfokus pada permasalahan yang diungkap.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2020). Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Teknik Tes
Adapun teknik tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a) Peneliti memberikan Group Embedded Figures Test (GEFT) untuk mendapatkan subjek penelitian yaitu siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI). Group Embedded Figures Test (GEFT) berisi tentang soal-soal dalam bentuk gambar.
b) Setelah mendapatkan siswa dengan gaya kognitif Field Independent (FI), peneliti memberikan soal tes kemampuan literasi matematis yaitu dengan menggunakan soal PISA untuk mengukur kemampuan literasi siswa tersebut.
2. Teknik Wawancara
Pada penelitian ini digunakan wawancara semi terstruksur (semi- structured interview) sebagai teknik pengumpulan data, dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu, namun pertanyaan tersebut bisa dikembangkan sesuai dengan kondisi dan data yang ingin diperoleh. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa yang baik dan untuk mengungkap kemampuan literasi matematis siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI)
setelah mengerjakan soal PISA. Wawancara dilakukan untuk setiap nomor soal dengan melakukan pengajuan pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan, menyusun, memilih, dan membuat kesimpulan (Sugiyono, 2019). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis kualitatif seperti yang diungkapkan Miles dan Hubberman dalam Sugiyono (2020) yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Penjelasan tentang reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yakni sebagai berikut :
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diverifikasi. Dalam penelitian ini untuk melakukan reduksi data dengan melakukan pemeriksaan hasil tes Group Embedded Figures Test (GEFT) untuk menentukan siswa yang tergolong kedalam gaya kognitif Field Independent (FI) lalu memberikan soal literasi matematis dengan menggunakan soal PISA untuk mengetahui kemampuan literasi matematis siswa. Setelah mendapatkan hasil jawaban siswa, peneliti akan
menganalisis proses penyelesaian yang dilakukan siswa dan mengkategorikan sesuai dengan kriteria literasi matematis yang pada penelitian ini menggunakan kriteria tinggi, sedang dan rendah.
Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap narasumber yaitu masing- masing siswa yang telah menyelesaikan tes, data yang akan digunakan adalah data hasil dari wawancara berbentuk teks.
2. Penyajian data
Penyajian data digunakan untuk memahami apa yang dilakukan selama penelitian. Dalam penelitian kualitatif biasanya penyajian data bisa dibuat dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan anatar kategori serta diagram alur. Dalam penelitian ini penyajian data dibentuk dalam bentuk bagan. Bagan penyajian data seperti dibawah ini :
Gambar 3.2 Penyajian Data Melakukan Group Embedded
Figures Test (GEFT)
Melakukan tes kemampuan literasi matematis
Pemeriksaan tes siswa
Pemeriksaan hasil jawaban siswa Wawancara
Hasil wawancara Selesai
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah tahap akhir dalam analisis data yang dilakukan melihat hasil dari reduksi data dan penyajian data yang masih berhubungan dengan rumusan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Penarikan kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada yang didapatkan dari data yang telah disusun dan dilihat hasilnya.
I. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data mengenai literasi matematis siswa SMP berdasarkan gaya kognitif Field Independent (FI) dalam menyelesaikan soal PISA, berdasarkan data yang sudah terkumpul teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara triangulasi metode.
Peneliti membanding data lembar jawaban tes dengan data hasil wawancara agar data yang dianalisis dapat ditarik kesimpulan dengan benar.
J. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Maret 2022 - Januari 2023
Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan 1. Pengajuan
Judul 2. Penulisan
Proposal 3. Bimbingan
Proposal 4. Seminar
Proposal 5. Revisi
proposal 6. Penelitian 7. Bimbingan
skripsi 8. Sidang
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Calon subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IX.5 MTs Negeri Kota Tanjungpinang sebanyak 27 siswa. Calon subjek tersebut di tes dengan menggunakan Group Embedded Figures Test (GEFT) untuk mengetahui gaya kognitifnya, selanjutnya siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI) di tes literasi matematisnya dengan menggunakan soal PISA. Tahap- tahap penelitian ini yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data, dan tahap penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini dilakukan triangulasi data dengan membandingkan hasl tes dan hasil wawancara untuk menarik kesimpulan dengan benar.
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini peneliti telah melakukan persiapan antara lain menyusun instrumen penelitian yaitu lembar tes dan wawancara, membuat lembar validasi dan validasi ke ahli, mengurus administrasi penelitian.
a. Menyusun instrumen penelitian
Pada tahap menyusun instrumen penelitian, peneliti telah mempersiapkan lembar tes gaya kognitif (Lampiran 1), indikator soal dan soal PISA (Lampiran 2), dan pertanyaan untuk pedoman wawancara (Lampiran 6).
b. Membuat lembar validasi dan validasi ke ahli
Pada tahap membuat lembar validasi dan validasi ke ahli, peneliti telah mempersiapkan lembar validasi untuk bahasa soal tes literasi matematis dan lembar validasi untuk pedoman wawancara (Lampiran 4), selanjutnya melakukan validasi. Hasil dari validasi bahasa soal dan pertanyaan wawancara yang didapat adalah valid.
c. Mengurus administrasi penelitian
Pada tahap mengurus administrasi penelitian, peneliti telah mendapatkan surat izin penelitian (Lampiran 10) kepada pihak-pihak yang terkait.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti telah melakukan penelitian dengan menggunakan 25 soal tes gaya kognitif dan tes literasi matematis sebanyak 3 soal PISA. Penelitian dilakukan pada Rabu, 07 Desember 2022 s/d Senin, 12 Desember 2022, di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjungpinang. Peneliti melakukan penelitian pada kelas IX.5 yang berjumlah 27 siswa. Pada Rabu, 07 Desember 2022 peneliti bertemu dengan guru wali kelas IX.5 untuk menyampaikan tujuan penelitian.
Kamis, 08 Desember 2022 peneliti melakukan penelitian terhadap siswa kelas IX.5 dimana yang pertama dilakukan adalah pemberian soal tes gaya kognitif. Setelah itu, melakukan pengelompokkan gaya kognitif dimana peneliti hanya mengambil siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI) saja untuk di tes literasi matematis. Kemudian
didapat 12 siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI) dan selanjutnya peneliti memberikan soal tes literasi matematis kepada 12 siswa tersebut. Pada Jum’at, 09 Desember 2022 peneliti melakukan wawancara kepada 12 siswa tersebut karena akan dipilih 2 subjek pada masing-masing kriteria tinggi, sedang, rendah. Kemudian pada Senin, 12 Desember 2022 peneliti melakukan wawancara kembali kepada beberapa siswa untuk melengkapi data wawancara.
3. Tahap analisis data
Pada tahap ini peneliti melakukan reduksi data untuk dapat mengetahui siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independet (FI) yakni dengan memeriksa jawaban siswa dari tes gaya kognitif menggunakan Group Embedded Figures Test (GEFT). Hasil skor tes gaya kognitif dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Berdasarkan Tabel 4.1, dari 27 siswa hanya 12 siswa yang mendapat skor > 9. Maka 12 siswa tersebut yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI). Selanjutnya kepada 12 siswa tersebut diberikan tes literasi matematis dengan menggunakan soal PISA sebanyak 3 soal yang memenuhi indikator literasi matematis. Hasil tes literasi matematis pada penelitian ini dipaparkan sesuai dengan kriteria tinggi, sedang, rendah, kemudian akan dianalisis kemampuan literasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA berdasarkan indikator yang digunakan menurut Ridzkiyah & Effendi (2021) yaitu merumuskan (formulate),
menggunakan (employ), dan menafsirkan (interprete). Hasil tes literasi matematis dapat dipaparkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Skor Tes Gaya Kognitif No Subjek Skor Sesi
Kedua
Skor Sesi
Ketiga Jumlah Skor Gaya Kognitif
1 AAP 4 3 7 Field Dependent
2 AA 5 4 9 Field Dependent
3 ASP 4 2 6 Field Dependent
4 AN 5 1 5 Field Dependent
5 AS 9 2 11 Field Independent
6 CL 1 0 1 Field Dependent
7 DY 6 4 10 Field Independent
8 FZS 9 7 16 Field Independent
9 HAA 5 5 10 Field Independent
10 HF 6 3 9 Field Dependent
11 HFG 2 1 3 Field Dependent
12 ISL 7 5 12 Field Independent
13 LM 6 2 8 Field Dependent
14 MCS 9 6 15 Field Independent
15 MFP 7 6 13 Field Independent
16 MZU 8 5 13 Field Independent
17 MF 5 5 10 Field Independent
18 MFH 4 2 6 Field Dependent
19 MMJ 6 3 9 Field Dependent
20 RIL 3 2 5 Field Dependent
21 RW 3 3 6 Field Dependent
22 SF 9 5 14 Field Independent
23 SA 5 4 9 Field Dependent
24 SAZ 6 6 12 Field Independent
25 TM 6 5 11 Field Independent
26 WRD 3 3 6 Field Dependent
27 ZK 3 1 4 Field Dependent
Tabel 4.2 Hasil Tes Literasi Matematis No Calon Subjek Kode Nilai
1 MCS S1 95
2 HAA S2 95
3 DY S3 63
4 SF S4 86
5 MFP S5 32
6 ISL S6 41
7 AS S7 91
8 FZS S8 63
9 MF S9 59
10 MZU S10 82
11 SAZ S11 77
12 TM S12 82
Nilai Minimum 32
Nilai Maksimum 95
Rata-rata 72,16
Standar Deviasi 20,74
Berdasarkan Tabel 4.2, nilai maksimum yang diperoleh siswa adalah 95 serta nilai minimumnya 32 dan diperoleh rata-rata sebesar 72,16 dengan standar deviasi sebesar 20,74. Terdapat 5 siswa yang berada dibawah rata-rata. Setelah itu, untuk menentukan kriteria tinggi, sedang, dan rendah yakni dengan menggunakan cara pada Tabel 2.4, yang dapat dipaparkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kriteria Literasi Matematis
Kriteria Batas Nilai Jumlah Siswa Presentase
Tinggi x ≥ (92,9) 2 17%
Sedang (51,42) > x < (92,9) 8 66%
Rendah x ≤ (51,42) 2 17%
Total 12 100%
Sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kemampuan literasi matematis siswa kelas IX di MTs Negeri Tanjungpinang memperoleh siswa yang termasuk pada kriteria tinggi sebesar 17%
artinya terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai lebih dari 92,9. Kemudian siswa yang termasuk pada kriteria sedang sebesar 66% artinya terdapat 8 siswa yang memperoleh nilai diantara 51,42 dan 92,9. Sedangkan siswa yang termasuk pada kriteria rendah sebesar 17% artinya hanya terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 51,42.
Pada Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa yang mendominasi kemampuan literasi matematis siswa adalah siswa yang termasuk pada kriteria sedang. Hal ini dapat diartikan bahwasannya siswa dengan gaya kognitif Field Independent (FI) tersebut memiliki kemampuan literasi matematis yang tergolong cukup karena sudah mampu menyelesaikan soal walaupun belum memenuhi ketiga indikator.
Adapun presentase rata-rata dari kemampuan literasi matematis siswa yang mengacu terhadap indikator proses literasi matematis, dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Presentase Kemampuan Literasi Matematis Siswa Berdasarkan Indikator Proses Literasi Matematis
Proses Indikator Jumlah siswa Presentase
Merumuskan (Formulate)
Merumuskan situasi nyata
secara matematis 11 91,66%
Menggunakan (Employ)
Menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran matematis
10 83,33%
Menafsirkan (Interprete)
Menafsirkan, menerapkan dan
mengevaluasi hasil matematika 3 25%
Pada Tabel 4.4, menunjukkan hasil yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal literasi matematis berdasarkan indikator proses literasi matematis. Untuk indikator merumuskan situasi nyata secara matematis terdapat 11 siswa dengan presentase sebesar 91,66% yang dapat dikatakan tinggi, artinya hampir semua siswa yang mengerjakan soal sudah mampu dalam merumuskan situasi nyata secara matematis. Selanjutnya untuk indikator menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran matematis terdapat 10 siswa dengan presentase sebesar 83,33% yang dapat dikatakan sedang, artinya siswa sudah cukup mampu dalam menggunakan konsep matematika sesuai dengan prosedur dan juga menggunakan penalaran matematis dalam mengerjakan soal literasi matematis. Sedangkan untuk indikator menafsirkan, menerapkan dan mengevaluasi hasil matematika terdapat 3 siswa dengan presentase sebesar 25% yang dapat dikatakan rendah, artinya siswa belum mampu dalam menafsirkan soal dan juga mengevaluasi hasil jawaban mereka dengan cara membuat kesimpulan dengan tepat.
Hasil tes literasi matematis pada siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI) pada kelas IX di MTs Negeri Tanjungpinang yang berjumlah 12 siswa menunjukkan hasil yang bervariatif, namun secara garis besar masing- masing variasi dapat terlihat secara eksplisit sehingga peneliti mengambil 2 siswa untuk setiap kriteria sebagai subjek. Berikut adalah penjelasannya :
a) Kriteria tinggi
Siswa yang mendapatkan kriteria tinggi adalah siswa yang dapat memenuhi ketiga indikator proses literasi matematis yakni merumuskan situasi nyata secara matematis, menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran matematis, menafsirkan, menerapkan dan mengevaluasi hasil matematika. Dari 12 siswa yang mengerjakan soal literasi matematis ini terdapat 2 siswa yang dapat memenuhi ketiga indikator yakni siswa dengan kode S1 dan S2.
Analisis jawaban S1 Soal Nomor 1 Point a
Gambar 4.1 Jawaban S1 Soal Nomor 1 a
Pada S1 sudah dapat merumuskan yaitu diketahui, ditanya, sudah dapat menafsirkan bagaimana hubungan antara file yang akan ditransfer dengan memori yang kosong. Setelah menemukan jawaban S1 membuat kesimpulan secara tepat, hal ini dapat dikatakan bahwa S1 telah memenuhi indikator merumuskan soal yang berbentuk situasi nyata karena sudah mampu menerjemahkan informasi yang
ada pada soal. Kemudian S1 sudah dapat menyelesaikan permasalahan pada soal tersebut dengan menggunakan konsep penyelesaian yaitu penjumlahan bilangan sesuai dengan fakta yang terdapat pada soal dan prosedur penjumlahan bilangan, seperti yang terdapat pada hasil wawancara peneliti dengan S1 berikut :
Peneliti : “Apa langkah pertama yang kamu lakukan untuk menyelesaikan soal tersebut?
S1 : “Saya melihat data pada tabel, melihat data pada diagram lingkaran”
Peneliti : “Kemudian, apa?
S1 : “Emmm, saya mencoba menjumlah-jumlahkan dua album”
Peneliti : “Lalu apa yang kamu dapatkan?
S1 : “Saya mendapatkan album 6 dan 8 yang jumlahnya 205, menurut saya album itu saja yang dihapus bu”
Pada hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa S1 melakukan penalaran dengan memikirkan album berapa saja yang dapat dihapus untuk dapat mentransfer foto sebesar 198 Mb atau lebih. Jadi dari hasil tes dan konfirmasi jawaban dengan wawancara dapat dikatakan bahwa S1 sudah memenuhi indikator kedua yaitu menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran.
Point b
Gambar 4.2 Jawaban S1 Soal Nomor 1 b
Pada Gambar 4.2 diatas, S1 sudah bisa menafsirkan data dari tabel ke bentuk diagram lingkaran secara tepat. Hasil wawancara peneliti dengan S1 :
Peneliti : “Coba kamu ceritakan bagaimana cara kamu menjawab soal nomor 1 point b ini?
S1 : “Pertama saya melihat data yang ada pada tabel, lalu memahami maksud dari soal…, selanjutnya saya melihat bahwa file musik memiliki ukuran file sebesar 550Mb dimana ini adalah ¼ lebih dari kapasitas memori Andi yang terbaru….”
Peneliti : “Kemudian?”
S1 : “Karena memori Andi kosong. Setelah itu saya lihat pada pilihan jawaban yakni gambar mana file musik nya ukurannya ¼ lebih, ternyata pada keempat pilihan tidak ada pilihan lain selain C.”
Peneliti : “Jadi kamu yakin dengan jawaban itu?
S1 : “Yakin bu…”
Peneliti : “Setelah kamu menjawab soal nomor 1 ini, apakah kamu mengecek kembali jawaban yang sudah kamu selesaikan?
S1 : “Iyaa bu, saya cek kembali apakah sesuai dengan pertanyaan yang diberikan”.
Dari hasil wawancara diatas, S1 melakukan pengecekan kembali terhadap jawaban yang ia buat, S1 juga sudah mampu menerapkan pembelajaran matematika yang ia ketahui, dapat dikatakan S1 sudah memenuhi indikator menafsirkan, menerapkan dan mengevaluasi hasil. Maka dari itu artinya S1 pada soal nomor 1 sudah dapat memenuhi ketiga indikator proses literasi matematis.
Analisis jawaban S1 Soal Nomor 2 Point a dan b
Gambar 4.3 Jawaban Siswa S1 Soal Nomor 2 a
Gambar 4.4 Jawaban S1 Soal Nomor 2 b
Dari kedua jawaban diatas, pada Gambar 4.3 S1 sudah dapat menentukan 4 sisi untuk menghitung luas dari lantai rumah. Kemudian, S1 sudah dapat membuat strategi penyelesaian dan kesimpulan, selanjutnya S1 menyelesaikan dengan menggunakan konsep mencari luas persegi panjang, seperti hasil wawancara peneliti dengan S1 berikut :
Peneliti : “Setelah kamu menentukan 4 sisi untuk menghitung luas lantai rumah tersebut, selanjutnya apa yang kamu lakukan, coba jelaskan ke ibu”
S1 : “Pertama, saya melihat bahwa sisi-sisi yang saya ukur itu memiliki ukuran yang berbeda.
Peneliti : “Iya, lalu?”
S1 : Lalu saya memikirkan bentuk persegi panjang karena persegi panjang memilik sisi panjang dan lebar…… saya bagi dua gambar tersebut baru setelah itu saya menghitung luas masing-masing dari persegi panjang tersebut dan hasil dari itu saya tambahkan bu”
Peneliti : “Dari apa yang kamu lakukan itu, apakah kamu dapat menemukan jawabannya?”
S1 : “Dapat bu..”
Dari hasil hasil tes dan wawancara, S1 pada soal nomor 2 ini dapat memikirkan rumus untuk penyelesaian soal dan melakukan penalaran bagaimana untuk menentukan 4 sisi agar dapat menghitung luas denah rumah tersebut, hal ini dapat dikatakan bahwa S1 telah memenuhi indikator menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran.
Analisis jawaban S1 Soal Nomor 3 Point a
Gambar 4.5 Jawaban S1 Soal Nomor 3 a
Pada Gambar 4.5 diatas S1 sudah dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar, yang dapat dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti dengan S1 berikut :
Peneliti : “Bagaimana cara kamu menjawab soalan tersebut, coba kamu ceritakan ke ibu”
S1 : “Saya memahami pertanyaan terlebih dahulu, lalu saya melihat ada 4 pernyataan. Saya mencoba membuktikan pernyataan-pernyataan tersebut mulai dari pernyataan a, lalu b, lalu c untuk mencari kesalahan apa yang dilakukan oleh Rahma”
Peneliti : “Jadi, apakah kamu menemukan jawaban dari apa yang kamu lakukan itu?”
S1 : “Ketemu bu, setelah mencoba saya mendapatkan jawabannya pada pernyataan C bu bahwa Rahma lupa memasukkan angka terakhir dari harga speaker, karena Rahma hanya menambahkan 155+86+7, seharusnya 155+86+79 bu”.
Dari hasil wawancara diatas S1 dapat membuktikan kesesuaian antara jawaban dan proses penyelesaian yang dilakukannya.
Point b
Gambar 4.6 Jawaban Siswa S1 Soal Nomor 3 b
Pada Gambar 4.6 diatas, S1 sudah dapat membuat apa yang diketahui, ditanya, S1 dapat menentukan dan menggunakan rumus persentase sederhana. S1 dapat mencari persentase mulai dari membuat diketahui, ditanya, dan juga membuat kesimpulan dengan benar. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti dengan S1 berikut :
Peneliti : “Bagaimana cara kamu menjawab soalan tersebut? Coba ceritakan”
S1 : “Pertama yang saya lakukan adalah memahami soal terlebih dahulu bu, lalu menuliskan apa saja yang diketahui pada soal, karena ada tiga pilihan yang harus saya buktikan maka saya mencobanya satu persatu.”
Peneliti : “Memangnya apa yang ditanyakan pada soal tersebut?”
S1 : “Pertanyaannya adalah apa saja yang dapat dibeli Ahmad dengan uang Rp. 200 itu bu.”
Peneliti : “Jadi, bagaimana kamu menyelesaikannya?”
S1 : “Saya menjumlahkan harga dari barang yang ada pada tabel setelah menjumlahkan karena di soal diskon sebesar 20%, lalu saya cari lagi berapa potongan harga yang didapat sebanyak 20% itu bu….. Kemudian hasil penjumlahan barang tadi saya kurangkan dengan potongan harga dari 20% itu bu.”
Dari hasil tes dan wawancara diatas dapat dikatakan S1 sudah dapat menggunakan konsep pemecahan masalah. S1 juga dapat menggunakan penalarannya, sehingga penyelesaian yang ia lakukan sesuai dengan fakta yang terdapat pada soal dan melakukan penyelesaian sesuai dengan prosedur. Oleh karena itu, S1 telah memenuhi indikator menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran.
Analisis jawaban S2 Soal Nomor 1 Point a
Gambar 4.7 Jawaban S2 Soal Nomor 1 a