Pada tahap evaluasi guru memberikan soal-soal yang mencangkup semua materi yang telah dibahas dalam kegiatan pembelajaran kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dalam waktu yang telah ditentukan oleh guru. Evaluasi pembelajaran berupa soal Posstest.
2.6 Penerapan Pembelajaran Konvensional Langkah-langkah pembelajaran konvensional a. Kegiatan Awal
(1) Guru menyampaikan salam, meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Guru melakukan aparsepsi.
(3) Guru memotivasi siswa dengan mengaitkan pada kehidupan sehari- hari.
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
(5) Guru meminta siswa untuk membaca sebentar tentang materi yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti
(1) Guru menjelaskan materi pembelajaran.
(2) Guru memberikan beberapa contoh soal lalu siswa mencatat di buku catatan.
(3) Kemudian guru melakukan tanya jawab kepada siswa, apakah ada yang belum mengerti dengan penjelasan dari guru.
(4) Guru memberikan latihan soal yang dikerjakan siswa.
(5) Siswa mengerjakan soal latihan dan guru membimbing jika ada yang sulit mengerjakannya.
19 (6) Setelah selesai guru meminta beberapa siswa untuk memaparkan hasil
jawaban dari latihan di depan kelas. Siswa lain memperhatikan.
(7) Guru bersama siswa mengoreksi jawaban yang telah dituliskan di papan tulis.
(8) Setelah itu guru bertanya kepada siswa bagian mana yang tidak dimengerti.
c. Kegiatan Penutup
(1) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
(2) Guru menyampaikan materi berikutnya untuk dipelajari di rumah.
(3) Guru menunjuk seorang siswa memimpin berdoa untuk menutup pelajaran.
2.7 Hasil Belajar
2.7.1 Pengertian Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Winkel (dalam Purwanto, 2013: 44) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya yang mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomorik. Menurut Hamalik (dalam Kunandar, 2014: 62) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta kemampuan peserta didik, lebih lanjut. Menurut Sudjana (dalam Kunandar, 2014: 62) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses hasil evaluasi. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Dengan demikian hasil belajar matematika yang di maksud dalam penelitian ini adalah output berupa skor penilian pengetahuan dan keterampilan tes hasil belajar yang dicapai setelah diterapkan model pembelajaran pada pembelajaran matematika yaitu model pembelajaran Anchored Instruction.
20 2.8 Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hsin-Shyu (2000:
50-69) “Useng Video-Based Anchored Instruction to Enhance Learning:
Taiwan’s Experience” dalam bahasa Indonesia “Menggunakan Instruksi Berlabuh Berbasis Video untuk Meningkatkan Pembelajaran: Pengalaman Taiwan”
Penelitian ini sangat penting karena menetapkan contoh instruksi berlabuh berbasis video untuk siswa Taiwan dan juga memberikan bukti empiris efeknya pada respon efektif dan kognitif anatar siswa kelas lima dalam belajar matematika. Studi ini bermanfaat bagi pendidik yang ingin membantu siswa belajar berpikir dan belajar di seluruh teknologi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elcin & Sezer (2012: 523- 530) “An Exploratory Comparison of Tradisional Classroom Instruction and Anchored Instruction with Secondary School Students: Turkush Experience”dalam bahasa Indonesia “Perbandingan Eksplorasi Instruksi Kelas Tradisional dan Instruksi Berlabuh dengan Siswa Sekolah Menengah: Pengalaman Turki” secara keseluruhan, temukan menunjukkan bahwa siswa dalam kelompok eksperimen lebih berhasil dari pada siswa yang diajarkan metode tradisional dalam kelompok kontrol. Selain itu, hasil analisis isi menunjukkan bahwa metode ini menyenangkan dan efektif untuk pembelajaran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yulanda (2014: 19-36) yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Anchored Instruction terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Siswa SMP”
penggunaan model Anchored Instruction berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika. Selain itu hampir semua siswa memberi respon positif terhadap model Anchored Instruction.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Leoni (2016) yang berjudul
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Anchored Instruction terhadap Penguasaan Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Mateatika Pada Materi Segiempat dan Segitiga di kelas VII SMPN 1 Kota Jambi” kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Anchored Instruction lebih baik dari model pembelajaran Direct
21 Instruction pada materi segi empat dan segitiga si SMPN 1 Kota Jambi baik di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2016: 173-181) yang berjudul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Disposisi Matematis Peserta Didik dalam Setting Model Anchored Instruction” kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Anchored Instruction lebih baik.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Murtijah (2013: 148-154) dengan judul “Pembelajaran Matematika Kelas V dengan Model Berjangkar dengan Pendekatan Kontekstual” diperoleh informasi bahwa hasil menggunkan model berjangkar lebih baik dari hasil belajar menggunakan pembelajaran eskpositori.
2.9 Hipotesis
Berdasarkan pendapar para ahli dan penelitian terdahulu, maka hipotesisi dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Anchored Instruction terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu.
22 BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah yang berlokasi di jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Pematang Tebih, Kecamatan Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Dengan rincian waktu penelitian sebagai berikut:
Tabel 2. Jadwal Penelitian di Kelas Eksperimen No Hari/Tanggal Pertemuan
Ke-
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
1. Rabu/
20 Maret 2019 1 – Pemberian pretest
dengan materi
Segiempat dan Segitiga.
2. Kamis/
21 Maret 2019 2
Pengertian dan Sifat-sifat Persegi dan Persegi Panjang
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Anchored
Instruction
3. Rabu/
27 Maret 2019 3
Luas dan Keliling Persegi
dan Persegi Panjang
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Anchored
Instruction
4. Kamis/
28 Maret 2019 4
Pengertian dan sifat-sifat Jajargejang dan
Trapesium
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Anchored
Instruction
5. Kamis/
04 April 2019 5
Luas dan Keliling Jajargenjang dan
Trapesium
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Anchored
Instruction
6. Rabu/
10 April 2019 6 – Pemberian posttest
dengan materi Segiempat dan Segitiga.
Tabel 3. Jadwal Penelitian di Kelas Kontrol No Hari/Tanggal Pertemuan
Ke-
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
23 1. Selasa/
19 Maret 2019 1 –
Pemberian pretest dengan materi Segiempat dan
Segitiga.
2. Kamis/
21 Maret 2019 2
Pengertian dan Sifat-sifat Persegi
dan Persegi Panjang
Pelaksanaan pembelajaran dengan
pembelajaran konvensional
3. Selasa/
26 Maret 2019 3
Luas dan Keliling Persegi dan Persegi Panjang
Pelaksanaan pembelajaran dengan
pembelajaran konvensional
4. Kamis/
28 Maret 2019 4
Pengertian dan sifat-sifat Jajargejang dan
Trapesium
Pelaksanaan pembelajaran dengan
pembelajaran konvensional
5. Selasa/
02 April 2019 5
Luas dan Keliling Jajargenjang dan
Trapesium
Pelaksanaan pembelajaran dengan
pembelajaran konvensional
6. Kamis/
04 April 2019 6 -
Pemberian posttest dengan materi Segiempat dan
Segitiga
3.2 Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitif karena data yang diproleh berupa angka-angka dan selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis menggunakan statistik. Sugiyono (2012: 3) menyatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Penelitian eksperimen terbagi menjadi beberapa bentuk desain penelitian Sugiyono (2012: 108) menyatakan bahwa beberapa bentuk desain penelitian eksperimen sebagai berikut: Pre-Experimental, True Experimental, Factorial Exsperimental dan Quasi Experimental. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Experimental atau eksperimen semu karena kelompok kontrol yang digunakan tidak dapat berfungsi secara penuh untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian. Menurut Emzir (2014: 102) desaint
24 eksprerimental semu agak lebih baik dibandingkan pra-eksperimental, karena melakukan suatu cara untuk membandingkan suatu kelompok.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua kelas, satu kelas untuk kelas eksperimen dan satu lagi untuk kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan model Anchored Instruction dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan menerapkan pembelajaran secara konvensional.
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Sugiyono (2010: 116) menjelaksan bahwa “Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random”. Emzir (2014: 102) menerangkan bahwa “Keuntungan desain ini adalah bahwa kelas-kelas yang digunakan sebagaimana adanya, pengaruh yang mungkin dari penyelenggaraan yang reaktif dapat dikurangi. Subjek penelitian mungkin sama sekali tidak menyadari bahwa mereka dilibatkan dalam studi“.
Desain ini menggunakan pretest sebagai langkah awal dari penelitian untuk mengambil data atau skor awal dari kedua kelas dengan memberikan soal tes yang sama. Selanjutnya akan dilakukan tindakan dimana kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran melalui model Anchored Instruction (AI) sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan melalui pembelajaran konvensional.
Setelah perlakuan diberikan pada kedua kelompok selanjutnya pada pertemuan terakhir diadakan posttest untuk mengetahui skor akhir pada kedua kelas apakah ada perubahan atau perbedaan setelah diberi perlakuan. Dari nilai posttest akan terlihat pengaruh model pembelajaran Anchored Instruction (AI) kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional kelas kontrol terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa. Desain penelitiannya digambarkan sebagai berikut:
Tabel 4. Desain Penelitian (Nonequivalent Control Group Design)
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen Y1e X Y2e
Kontrol Y1k - Y2k
25 Sumber: Darmadi (2013: 223)
Keterangan:
Kelas Eksperimen : Kelas yang menggunakan model Anchored Instruction.
Kelas Konrol : Kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Y1e : Hasil pretest kelas eskperimen.
Y1k : Hasil pretest kelas kontrol.
X : Perlakuan yang diperbaiki.
Y2e : Hasil posttest kelas eskperimen.
Y2k : Hasil posttest kelas kontrol.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2014: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan menurut Furqon (2008: 146) populasi adalah sekumpulan objek, orang atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama.
Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu yang terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas VII Al Jazali, VII Al Biruni, dan VII Al Battani dengan total keseluruhan 93 siswa
Tabel 5. Jumlah Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu
Kelas Jumlah Siswa
VII- AL JAZALI 31
VII- AL BIRUNI 31
VII- AL BATTANI 31
Total 93
Sumber: Tata Usaha SMP IT Inayah 3.4.2 Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan teknik Purposive sampling. Sugiyono (2010: 68) teknik Purposive sampling adalah teknik
26 penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel ini diambil secara acak dan didasarkan atas rekomendasi kepala sekolah dan guru bidang studi. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas VIIAl Jazali dan kelas VIIAl Biruni, dimana kelas VIIAl Jazali jumlahnya 31 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIAl Biruni jumlahnya 31 siswa sebagai kelas kontrol. Dengan demikian sampel keseluruhan berjumlah 62 peserta didik.
3.5 Variabel Penelitian
Sugiyono (2014: 38) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah model Anchored Instruction, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika siswa.
3.6 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdapat dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyusunan laporan/pengolahan data. Adapun rincian prosedur penelitian eksperimen ini diuraikan sebagai berikut:
3.6.1 Tahap Persiapan
1) Menyusun proposal penelitian.
2) Konsultasi dengan pembimbing tentang metode penelitian yang akan digunakan.
3) Konsultasi dengan pihak sekolah, dalam hal ini wakil kurikulum di SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu dan guru mata pelajaran matematika.
4) Menentukan sampel penelitian yang akan dilibatkan dalam penelitian yang akan dilakukan.
5) Penyusunan perangkat pembelajaran, seperti: silabus, RPP, LKPD, soal pretest, dan soal posttest.
3.6.2 Tahap Pelaksanaan
27 Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 di SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu dengan tiga tahap pelaksanaan yaitu pretest, kegiatan pembelajaran, dan posttest.