• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Anchored Instruction Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu

N/A
N/A
Winda Ning Triana

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Anchored Instruction Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ii

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ANCHORED INSTRUCTION TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP ISLAM TERPADU INAYAH

UJUNGBATU

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan

Diajukan Oleh:

Adek Sri Rahma Yani

NPM 156410931

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU

2019

(2)

iii

(3)

iv

(4)

v

(5)

ii

(6)

iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI Bertandatangan di bawah ini, bahwa:

Nama : Dr. Hj. Sri Rezeki, S.Pd., M.Si

NIP/NIDN : 197101151994032002 / 0015017101

Fungsional

Akademik : Pembina/IVa/Letor Kepala

Sertifikat Pendidik: 13110100600575

Jabatan : Pembimbing

Benar telah melaksanakan bimbingan proposal yang akan diarahkan untuk menjadi skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Adek Sri Rahma Yani

NPM : 156410931

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Anchored Instruction terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Islam Inayah Terpadu Ujungbatu

Dengan rincian waktu konsultasi sebagai berikut:

No Waktu

Bimbingan Berita Bimbingan Paraf

1 Rabu

17/ 10/ 2018

a. Buat berita bimbingan b. Cek jurnal

c. Buat perangkat d. Perbaiki cover 2 Senin

19/ 11/ 2018

a. Lengkapi proposal

b. Sesuaikan penilaian silabus dengan RPP

c. Lampirkan Slide Power Point d. Jelaskan pengertian

konvensional di kelas kontrol 3 Senin

26/ 11/ 2018

a. Tambahkan halaman penelitian relevan

b. Perkuat latar belakang penelitian

c. Buat pedoman wawancara

(7)

iv 4 Kamis

29/ 11/ 2018

d. Uji normalitas jika tidak dilakukan cukup cantumkan rujukkan.

e. Uji mann-whitney tidak perlu dicantumkan.

5 Jumat

07/ 12/ 2018 ACC Seminar Proposal 6 Jumat

08/03/2019

a. Buat kisi-kisi pretes dan posttest

b. Cek lagi ketikkan penulisan c. Cek semua jawaban di LKPD d. Perbaiki gambar pada slide PPT

pembelajaran 7 Jumat

15/03/2019 ACC Penelitian 8 Jumat

24/05/2019

a. Perbaiki Abstrak b. Perbaiki kata pengantar c. Buat daftar tabel dan gambar d. Cek penulisan judul pada tabel e. Perbaiki rumusan masalah f. Perbaiki hipotesis hilangkan

definisi

g. Hapus pengaruh model anchored instruction

h. Cek kembali semua ketikkan (typo)

9 Senin 27/05/2019

a. Perbaikkan kata Pengantar b. Perbaikkan kesalahan dalam

ketikkan

c. Perbaikkan pembahasan skripsi d. Perbaikkan defenisi operasional 10 Rabu

29/05/2019

ACC Ujian Skripsi

Pekanbaru,………2019

(8)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha mulia Yang mengajar manusia dengan pena,

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5) Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)

Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat

(QS : Al-Mujadilah 11) Ya Allah,

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang

telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu, Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai

Di penghujung awal perjuanganku Segala Puji bagi Mu ya Allah,

Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..

Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan doa dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Ayahanda yang selalu kurindukan menjadi penguat dalam kehidupanku dan Ibundaku tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.,,ibu sekaligus telah menjadi ayah semanjak ayah tiada terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu.. dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya.. Maafkan anakmu Ayah,,, Ibu,, masih saja ananda menyusahkanmu..

Dalam silah di lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam.. seraya tangaku menadah”.. ya Allah ya Rahman ya Rahim... Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku,, mendidikku,,membimbingku dengan baik,, ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat hawa api nerakamu..

Untukmu Ayah (Alm. Syahrul),,,Ibu (Baktiah)...Terimakasih....

we always loving you... ( ttd.Anakmu)

(9)

vi

Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang kalian impikan didiriku, meski belum semua itu kuraih’ insyallah atas dukungan doa dan restu semua mimpi itu kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu kupersembahkan ungkapan terimakasihku kepada:

Kepada kakak- kakakku yang tak perlu kusebutkan satu persatu namanya cukup ku sebutkan dalam setiap lantunan doaku..”Bro and Sist, Adekmu yang paling nakal ini bisa wisuda juga kan..[(^,^)> Makasih yaa buat segala dukungan doa dan khususnya makasih buat sering-sering transferan gaibnya.. doakan selalu adikmu ini ya brother and sister..

... i love you all” :* ...

"Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Tuhan dan orang lain.

"Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat terbaik”..

Terimakasih kuucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan PENDIDIKAN MATEMATIKA ’15 dan para the geng Anita Rahman sahabat ke kajian aku sampai selalu di bilang kembar, Dina Musfihatin sahabat sekamar aku yang beberapa tahun kalau bangun tidur lihat dia muluk, Farahdiba Diaz sahabat paling sok imut yang menginginkan seorang jendral, Kartika Wulandari sahabat tetangga kos yang selalu Nampak muluk wajahnya sampai bosan, Delisa Nurfadilah Sahabat yang paling jahil dan nggk pernah habis kata kata, Maya Firdayanti sahabat yang kadang moodnya suka nggk bisa ditebak tapi kalau datang kerumahnya berasa nggk kayak tamu tapi berasa keluarga. insyaAllah sahabat sejannah ya. Bertemu di Dunia Bertetangga di Surga .. Aamiin ….

Jazakillah Khair sahabatfillah ana komunitas tercinta ana Niqobyquran.ind dan Al-walid Archery atas partisipasi dan support yang sangat luar biasa tanpa ukhuwah dan cinta ikhwahfillah ana takkan berada di posisi sekarang ini

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, hidup tanpa mimpi ibarat arus

sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk menggapainya.

Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal Bangkit lagi.

Never give up!

Sampai Allah SWT berkata “waktunya pulang”

Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat

kupersembahkan kepada kalian semua,, Terimakasih beribu terimakasih kuucapkan..

Atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku,

kurendahkan hati serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu kata maaf tercurah.

Skripsi ini kupersembahkan. -by” Adek Sri Rahma Yani.

Pekanbaru, 25 Juni 2019

(10)

ii

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Anchored Instruction Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu

ADEK SRI RAHMA YANI 156410931

Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika. FKIP Universitas Islam Riau.

Pembimbing: Dr. Hj. Sri Rezeki, S.Pd., M.Si ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Anchored Instruction terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP islam terpadu inayah Ujungbatu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Esperimen Design) dengan desain penelitian Nonequivalen Control Group Design menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan mulai tanggal 19 Maret 2019 sampai 10 April 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP islam terpadu inayah Ujungbatu tahun ajaran 2018/2019, sedangkan sampelnya adalah kelas VII Al Jazali sebagai kelas eksperimen dan VII Al Biruni sebagai kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan adalah perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, dan Lembar Kerja Peserta Didik (LPKD). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Secara analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa data kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Selanjutnya, berdasarkan analisis data secara inferensial data berdistribusi normal selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians data dan uji-t yaitu uji satu pihak yang . Hal ini berarti terdapat pengaruh antara hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran Anchored Instruction dengan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Anchored Instruction, Hasil Belajar Matematika siswa.

(11)

iii

The Effect of Using Anchored Instruction Learning Model on Mathematics Learning Outcomes of Grade VII Students of Inayah Integrated Islamic Junior

High School Ujungbatu

ADEK SRI RAHMA YANI 156410931

Final Project. Program Study of Mathematics Education. Faculty of Education and Teaching. Islamic University of Riau

Advisor: Dr. Hj. Sri Rezeki, S.Pd., M.Sc.

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the Anchored Instruction learning model on the mathematics learning outcomes of class VII students in integrated Islamic junior high school in Ujungbatu. The type of research used is quasi-experimental research with the research design of Nonequivalent Control Group Design using a purposive sampling technique. The study was conducted from March 19, 2019 to April 10, 2019. The population in this study were all class VII integrated Islamic junior high school inayah Ujungbatu 2018/2019 school year, while the sample was class VII Al Jazali as experimental class and VII Al Biruni as a control class. The instrument used is a learning device consisting of syllabus, lesson plan, and Student Worksheet (LPKD). The data analysis technique used is descriptive statistical analysis and inferential statistical analysis. In descriptive statistical analysis shows that the average student learning outcomes of experimental class data is higher than the control class. Furthermore, based on inferential data analysis with normally distributed data then the data variance homogeneity test and t-test are carried out, which is a one-party test that thitung> ttabel. This means that there is an influence between the mathematics learning outcomes of students who use the Anchored Instruction learning model and the mathematics learning outcomes of students who use conventional learning.

Keywords: Anchored Instruction Learning Model, Student Mathematics Learning Outcomes.

(12)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah Segala puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa kita ucapkan, atas berkat rahmat dan karunianya serta nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Anchored Instruction Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu”.

Sholawat beserta salam tak lupa pula kita sampaikan kepada junjungan alam yakni nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan orang-orang yang selalu teguh hatinya di jalan ALLH SWT.

Penulisan skripsi ini merupakan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika pada FKIP UIR. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dengan hati yang tulus ikhlas penulis menyampaikan ucapat terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Alzaber, M.Si, Selaku Dekan FKIP UIR.

2. Ibu Dr. Hj. Sri Amnah, S.Pd., M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr. Sudirman Shomary, M.A selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan dan Bapak Muslim, S.Kar,. M.Sn selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FKIP UIR.

3. Bapak Leo Adhar Effendi, M. Pd, Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR.

4. Ibu Dr. Sri Rezeki, S.Pd., M.Si Selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing yang telah banyak memberikan masukkan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Matematika FKIP UIR yang telah banyak membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.

(13)

iii

6. Ibu Kepala Tata Usaha dan Bapak/Ibu Karyawan/wati Tata Usaha FKIP UIR.

7. Bapak Sevi Eko, S.Pd Selaku Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakkan penelitian dalam penyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Andri Ramadhan, S.Si Selaku Guru Bidang Studi Matematika Kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu yang telah memberikan izin dan membantu penulis dalam melakukan penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan dengan balasan yang lebih baik. Aamiin Allhumma Aamiin

Akhirnya penulis menyadari akan keterbatsan kemampuan yang dimiliki.

Pekanbaru, 25 Juni 2019 Penulis

ADEK SRI RAHMA YANI

(14)

iv DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 7

1.5 Defenisi Operasional ... 8

BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Hakikat Matematika ... 9

2.2 Belajar dan Pembelajaran ... 9

2.3 Model Pembelajaran ... 10

2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran ... 10

2.3.2 Pengertian Model Pembelajaran Anchored Instruction ... 11

2.3.3 Pengertian Multimedia ... 13

2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran AI ... 13

2.3.5 Langkah-Langkah dalam Model Pembelajaran AI ... 14

2.4 Pembelajaran Konvensional ... 15

2.5 Penerapan Model Pembelajaran Anchored Intruction ... 16

2.6 Penerapan Pembelajaran Konvensional ... 18

2.7 Hasil Belajar ... 19

2.7.1 Pengertian Hasil Belajar Matematika ... 19

2.8 Hasil Penelitian Relevan ... 20

2.9 Hipotesis Penelitian ... 21

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.2 Jenis Penelitian ... 23

3.3 Desain Penelitian ... 24

3.4 Populasi dan Sampel ... 25

3.4.1 Populasi Penelitian ... 25

3.4.2 Sampel Penelitian ... 26

3.5 Variabel Penelitian ... 26

(15)

v

3.6 Prosedur Penelitian ... 26

3.6.1 Tahap Persiapan ... 26

3.6.2 Tahap Pelaksanaan ... 27

3.6.3 Tahap Penyusunan Laporan dan Pengolahan Data ... 28

3.7 Instrumen Penelitian ... 29

3.7.1 Perangkat Pembelajaran ... 29

3.7.2 Instrumen Pengumpulan Data ... 30

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.8.1 Lembar Tes ... 31

3.9 Teknik Analisis Data ... 32

3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 32

3.9.2 Analisis Inferensial ... 32

3.9.3 Analisis Data Pretest Nilai Pengetahuan ... 33

3.9.4 Analisis Data Posttest Nilai Pengetahuan & Keterampilan . 37 3.10 Membuat Kesimpulan ... 41

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Umum Pelaksanaan Penelitian ... 43

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen ... 44

4.1.2 Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol ... 49

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian ... 52

4.2.1 Analisis Data Deskriptif ... 52

4.2.2 Analisis Statistik Inferensial ... 54

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

4.4 Kelemahan Penelitian ... 61

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(16)

vi

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Halaman

1. Hasil UTS Matematika Kelas VII SMP IT Inayah Ujungbatu ... 3

2. Jadwal Penelitian di Kelas Eksperimen ... 22

3. Jadwal Penelitian di Kelas Kontrol... 23

4. Desain Penelitian (Nonrandomized Control Grop) ... 25

5. Jumlah Siswa Kelas VII SMP Islam Terapadu Inayah Ujungbatu ... 25

6. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian pada Kelas Eskperimen ... 44

7. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol ... 49

8. Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 52

9. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 54

10. Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen & Kelas Kontrol ... 55

11. Hasil Uji-t Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

12. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57

13. Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen & Kelas Kontrol ... 58

14. Hasil Uji-t Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58

(17)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Lampiran Halaman

Lampiran 1. Silabus Eksperimen ... 70

Lampiran 2. Silabus Kontrol ... 75

Lampiran 3. Rencana Pelaksaan Pembelajaran Eksperimen- 1 ... 80

Lampiran 4. Rencana Pelaksaan Pembelajaran Eksperimen- 2 ... 88

Lampiran 5. Rencana Pelaksaan PembelajaranEksperimen- 3 ... 96

Lampiran 6. Rencana Pelaksaan Pembelajaran Eksperimen- 4 ... 105

Lampiran 7. Rencana Pelaksaan Pembelajaran Kontrol- 1 ... 113

Lampiran 8. Rencana Pelaksaan Pembelajaran Kontrol- 2 ... 121

Lampiran 9. Rencana Pelaksaan Pembelajaran Kontrol- 3 ... 129

Lampiran 10. Rencana Pelaksaan Pembelajaran Kontrol- 4 ... 137

Lampiran 11. Lembar Kegiatan Peserta Didik Eksperimen- 1 ... 145

Lampiran 12. Lembar Kegiatan Peserta Didik Eksperimen- 2 ... 154

Lampiran 13. Lembar Kegiatan Peserta Didik Eksperimen- 3 ... 164

Lampiran 14.. Lembar Kegiatan Peserta Didik Eksperimen- 4 ... 172

Lampiran 15. Powerpoint Eksperimen- 1 ... 179

Lampiran 16. Powerpoint Eksperimen- 2 ... 182

Lampiran 17. Powerpoint Eksperimen- 3 ... 185

Lampiran 18.. Powerpoint Eksperimen- 4 ... 187

Lampiran 19. Daftar Pertanyaan Wawancara ... 189

Lampiran 20. Hasil Wawancara ... 191

Lampiran 21. Daftar Nama Kelompok ... 193

Lampiran 22. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ... 195

Lampiran 23. Soal Pretest dan Posttest ... 196

Lampiran 24. Alternatif Jawaban Soal Pretest dan Posttest... 199

Lampiran 25. Lembar Keterlaksanaan Kelas Eksperimen- 1 ... 202

Lampiran 26. Lembar Keterlaksanaan Kelas Eksperimen - 2 ... 206

Lampiran 27. Lembar Keterlaksanaan Kelas Eksperimen - 3 ... 209

(18)

viii

Lampiran 28. Lembar Keterlaksanaan Kelas Eksperimen - 4 ... 212

Lampiran 29. Nilai Ujian Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 218

Lampiran 30. Nilai Ujian Pretest dan Posttest Kelas Kontrol... 219

Lampiran 31. Uji Normalitas Pretest... 220

Lampiran 32. Uji Homogenitas Pretest ... 225

Lampiran 33. Uji- t Pretest ... 230

Lampiran 34. Uji Normalitas Posttest ... 232

Lampiran 35. Uji Homogenitas Posttest ... 237

Lampiran 36. Uji- t Posttest ... 242

(19)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 (dalam Syafril dan Zen, 2017: 32) Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi pembangunan Negara. Manusia akan tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang utuh dengan adanya pendidikan.

Tujuan pembelajaran matematika menurut kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013) menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan scientific (ilmiah). Pembelajaran matematika kegiatan yang dilakukan agar pembelajaran bermakna yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta.

Proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan di sekolah saat ini masih belum menunjukkan tercapainya tujuan pembelajaran matematika secara maksimal. Berdasarkan hasil tes dan evaluasi pada tahun 2015 yang dilakukan oleh Program for Internasional Student Assessment (PISA) (Siregar, 2017: 224) melaporkan bahwa dari jumlah 540.000 siswa, Indonesia menduduki peringkat 63 dari 70 negara untuk matematika dengan skor 386. Oleh PISA menyatakan bahwa Indonesia masih tergolong rendah dalam penguasaan materi. Sementara hasil survei oleh the International Mathematics and Science Study (TIMSS) (Mulis, 2015: 1-2) Pada tahun 2015 menempatkan Indonesia diposisi 45 dari 50 negara pada bidang matematika yang menuntut kemampuan untuk meneliti, penalaran,

(20)

2 dan berkomunikasi secara efektif, dan memecahkan dan menafsirkan masalah dalam berbagai situasi masih rendah.

Dari hasil survei tersebut, memberikan gambaran adanya masalah dalam sistem pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan dan pembelajaran matematika yang menyebabkan para siswa Indonesia belum bisa bersaing dengan siswa dari negara lain. Perubahan peningkatan pendidikan dilakukan secara fundamental disemua lapisan pendidikan. Karena pendidikan memiliki peran sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas. Maka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia maka akan tercipta manusia yang berkualitas pula, sehingga mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia khususnya pada pelajaran matematika, antara lain: (1) guru, selama ini lebih mendominasi proses aktivitas, cenderung kaku dan monoton dalam menerapkan metode dan pendekatan pembelajaran; (2) Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), KBM yang terjadi hanya berupaya siswa mengerti secara kuantitas bukan kualitas artinya latihan-latihan yang di berikan lebih banyak bersifat rutin; (3) Sikap siswa, sikap skeptis (kurang percaya dan ragu-ragu) dari siswa terhadap materi maupun terhadap guru (dipaksa) harus melaksanakan kebijakkan pemerintah, walaupun kurikulum di Indonesia hampir berubah setiap pergantian kabinet (mulai dari CBSA, KTSP sampai dengan Kurikulum 2013 yang menekankan konsep leraning to do) tetapi apabila pelaksanaannya masih dengan menggunakan praktek konvensional hasilnyapun akan tetap sama.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Pembelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari SD hingga SMA bahkan perguruan tinggi pada cabang ilmu. Pembelajaran matematika sepatutnya dilakukan dengan kondisi dan suasana kelas yang menyenangkan.

Berbagai macam metode dan model pembelajaran telah diciptakan oleh para pakar untuk meningkatkan daya serap siswa. Akan tetapi melihat kondisi dan keadaan di lapangan belum semua guru menerapkan metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa. Mengingat matematika merupakan pelajaran yang

(21)

3 terkenal sulit dan memerlukan logika berpikir yang tinggi selain itu juga dikhawatirkan aktivitas akan terganggu jika suasana pembelajaran matematika tidak menyenangkan akan terjadi fhobia atau ketakutan terhadap matematika.

Melihat keadaan tersebut maka di perlukan peran aktif seorang guru agar guru bisa berimprovisasi dan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan keadaan agar pembelajaran bisa lebih efektif.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru matematika yang dilakukan pada Senin 06 November 2018, pembelajaran matematika SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu masih menggunakan cara konvensional. Dengan cara tersebut, respon siswa dalam pembelajaran menunjukkan rasa kurang antusias, akibatnya berpengaruh pada hasil belajar. Apabila dilihat dari pemahaman konsep banyak siswa belum memahami konsep dasar yang seharusnya bisa di pahami.

Belajar siswa juga menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, hal tersebut bisa dilihat dari ujian tengah semester ganjil yang kurang baik, untuk meningkatkan nilai siswa, guru memberikan tugas tambahan. Keadaan tersebut menunjukkan perlu adanya suatu inovasi dalam proses pembelajaran. Melihat fasilitas yang ada tidak digunakan secara maksimal maka LCD proyektor bisa digunakan sebagai media yang inovatif dan banyak sekolah yang sudah menggunakan media pembelajaran LCD proyektor untuk membantu proses belajar mengajar.

Berdasarkan data hasil UTS terlihat bahwa hasil belajar matematika kelas VII di SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu tergolong rendah.

Tabel 1. Hasil Ujian Tengah Semester Ganjil Matematika Kelas VII SMP Islam Terapadu Inayah Ujungbatu Tahun Ajaran 2018/2019

No Kelas Jumlah Siswa Nilai UTS

1 VII Al-Biruni 31 67

2 VII Al-Jazali 31 67

3 VII Al-Battani 31 69

Total Siswa 93

Sumber: Guru Mata Pelajaran Matematika

Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan aktivitas yang paling penting dalam keseluruhan upaya pendidikan, karena melalui proses belajar mengajar itulah tujuan pendidikan yang akan dicapai dalam bentuk perubahan prilaku siswa.

(22)

4 Tujuan pendidikan tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Pasal 3 Tahun 2003 yang berbunyi:

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraqlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.

Apabila proses belajar mengajar tidak menarik perhatian siswa maka keberhasilan pembelajaran tidak akan maksimal karena siswa tidak dapat menguasai materi pelajaran secara menyeluruh. Al-tabany (2014: 19) menjelaskan bahwa cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan persyarat bagi siswa untuk belajar dengan baik. Salah satu tolak ukur bahwa siswa telah belajar dengan baik jika siswa itu dapat mempelajari apa yang seharusnya dipelajari, sehingga indikator hasil belajar yang di inginkan dapat dicapai oleh siswa. Dari penyataan tersebut tampak bahwa pembelajaran itu menunjukkan pada usaha siswa mempelajari materi pelajaran.

Pemilihan model pembelajaran sangat menentukan kualitas pengajaran dalam proses belajar mengajar. Hal ini berarti bahwa untuk mencapai kualitas pengajaran yang tinggi setiap mata pelajaran khususnya matematika harus diorganisasikan dengan strategi pengorganisasian yang tepat dan selanjutnya disampaikan kepada siswa dengan strategi yang tepat pula. Model pembelajaran merupakan salah satu penyebab yang dapat mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar siswa di sekolah. Anni (dalam Murtijah, 2013: 149) menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal antara lain faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan, motivasi, berprestasi dan kemampuan kognitif) dan faktor eksternal antara lain faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum dan media pembelajaran).

Banyak media pembelajaran yang dapat diterapkan pada pelaksanakan pembelajaran. Salah satunya adalah video. Pada penelitian ini media yang difokuskan adalah media audio-video (video). Menurut Dwyer (dalam ariyanto 2013: 3) pengemasan materi pembelajaran dalam bentuk tayangan-tayangan audiovisual dapat merebut 94% saluran masukkan pesan-pesan atau informasi ke

(23)

5 dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Media audiovisual mampu membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar walaupun hanya sekali ditayangkan, hal ini membuktikan bahwa tayangan audiovisual dapat membantu siswa dalam hal mengingat pembelajaran. Terutama konsep yang menjadi dasar pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian Rahayuningrum (2011: 3) penggunaan multimedia membantu siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika. Selain itu, hasil penelitian Hafizah (2014: 8) pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang menggunakan multimedia membantu siswa dalam penguasaan konsep dan pemecahan masalah fisika. Sehingga penggunaan video membantu dalam pemecahan masalah pembelajaran eksakta (matematika, kimia dan fisika).

Model pembelajaran bermakna yang interaktif dan terstruktur perlu diterapkan sebagai suatu inovasi. Hal ini agar konsep yang disampaikan tertanam dalam memori jangka panjang siswa. Salah satu bentuk model pembelajaran yang bermakna yaitu Anchored Instruction (AI). Ibrahim (dalam Saputra, 2012: 8) mengatakan secara umum model pembelajaran Anchored Instruction memiliki tahap-tahap sebagai berikut: (1) Pemberian masalah; (2) Bekerja kelompok; (3) Diskusi; (4) Presentase oleh setiap kelompok. Jika dilihat spintas model pembelajaran Anchored Instruction (AI) ini tidak ada perbedaan dengan pembelajaran Kooperatif, walaupun kenyataan tidak begitu. Anchored Instruction (AI) adalah model pembelajaran yang berbasis teknologi yang dikembangkan oleh the Cognition and Technology Group at Vanderbilt University yang dipimpin oleh John Bransford (dalam sidik, 2016: 60)

Konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan menjadi lebih jelas ketika siswa dapar mengeksplorasi kemampuan mereka dalam berbagai pengaturan. Model pembelajaran AI secara umum mirip dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Perbedaan antara PBL dan AI adalah dalam PBL siswa diharapkan melakukan dan mencari sumber informasi yang terkait dalam pembelajaran sendiri. Sedangkan model pembelajaran AI mempunyai tipe menempelkan semua informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah dalam bentuk cerita “kasus” atau “Anchor” (dapat berupa video, power point atau

(24)

6 teknologi multimedia interaktif lain) yang telah disajikan, menekankan pada penggunaan multimedia (terutama yang bersifat visual). Dengan demikian model pembelajaran Anchored Instruction (AI) menjadi salah satu alternatif. Pemberian materi dengan menampilkan suatu permasalahan disertai informasi dalam sebuah cerita yang memanfaatkan teknologi multimedia interaktif diharapkan akan meningkatkan minat siswa untuk lebih meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dengan beberapa permasalahan terkait proses pembelajaran, perlu diadakan suatu inovasi dalam proses pembelajaran. Inovasi tersebut diharapkan bisa meningkatkan efektifitas hasil belajar siswa. Penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Anchored Instruction Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu Tahun Pelajaran 2018/2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Anchored Instruction terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu”.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk membutikan bahwa ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran Anchored Instruction terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu.

(25)

7 1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain:

1) Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu, khususnya dalam bidang pendidikan mengenai model pembelajaran Anchored Instruction dengan hasil belajar matematika siswa.

2) Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat di jadikan bahan masukkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui penggunaan model pembelajaran Anchored Instruction.

b. Bagi Siswa

Melalui pembelajaran matematika dengan menggunakan model Anchored Instruction diharapkan dapat memotivasi untuk lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat menyelesaikan berbagai soal yang di sajikan.

c. Bagi Guru

Penggunaan model Anchored Instruction ini akan mempermudah para guru dalam proses belajar mengejar di kelas dan memberikan masukkan untuk mengatasi masalah pembelajaran matematika dengan cara inovasi dalam pembelajaran.

d. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan model pembelajaran Anchored Instruction dalam proses belajar mengajar matematika sebagai bahan untuk memperluas penelitian dalam mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik, serta sebagai tugas akhir program strata satu (S1) Jurusan Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan di Universitas Islam Riau Pekanbaru.

(26)

8 1.5 Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang dimaksud dalam penelitian ini, maka penelitian memberikan definisi operasional sebagai berikut:

1) Anchored Instruction adalah model pembelajaran yang mempunyai tipe menempelkan semua informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah dalam bentuk “Anchor” (dapat berupa video atau teknologi multimedia interaktif lain) yang telah disajikan, menekan pada penggunaan multimedia (terutama yang bersifat visual) dalam penyajian “Anchored”. Pada model Anchored Instruction memiliki tahap-tahap sebagai berikut: (1) pemberian masalah; (2) Bekerja kelompok; (3) Diskusi; (4) Presentase oleh setiap kelompok.

2) Hasil belajar matematika pada penelitian ini adalah merupakan hasil kegiatan dari belajar matematika dalam bentuk kompetensi yang dicapai atau yang memiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya dalam bentuk angka-angka atau nilai berdasarkan tes berupa posttest dengan menggunakan model pembelajaran Anchored Instruction.

3) Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru, dalam penelitian ini sudah menggunakan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagai berikut:

a) Mengamati b) Menanya

c) Mengumpulkan Informasi d) Mengasosiasikan

e) Mengkomunikasikan

(27)

9 BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Hakikat Matematika

Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat penting dalam dan untuk hidup kita. Banyak hal disekitar kita yang selalu berhubungan dengan matematika.

Mulai dari hendak mengawali aktivitas hingga hendak mengakhirinya kita butuh ilmu matematika, karena ilmu ini sedemikian penting maka konsep matematika yang diajarkan kepada seorang anak haruslah benar dan kuat.

Soejadi (dalam Yuhasriati, 2012: 82) mengemukakan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang didasarkan atas akal (rasio) yang berhubungan benda- benda dalam pikiran yang abstrak atau matematika memiliki objek kajian yang abstrak. Sedangkan menurut Kline (dalam Abdurrahman, 2010: 252) matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif. Menurut Ismail (dalam Hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 48) matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, saran berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat. Berdasarkan pemikiran tersebut penulis mendefinisikan hakikat matematika merupakan kumpulan ide-ide yang bersifat abstrak, terstruktur dan hubungannya diatur menurut aturan logis berdasarkan pola piker deduktif.

2.2 Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan ilmu baru ataupun pengalaman baru. Slameto (2015: 2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya Aunnurahman (2012:

35) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan individu yang memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

(28)

10 sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungan. Sedangkan pembelajaran menurut Sanjaya (2008: 27) terjemahan dari

“instruction” yang banyak di pakai dalam dunia pendidikan Amerika Serikar.

Istilah ini banyak di pengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-holistik yang menempatkan siswa sebagai sumber kegiatan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang terjadi secara terus menerus sebagai akibat interaksi dengan lingkungan. Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran terjadi suatu proses belajar mengajar. Belajar dan pembelajaran adalah suatu hal yang berbeda tapi tidak dapat di pisahkan.

2.3 Model Pembelajaran Anchored Instruction 2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran

Joyce dan Weil (Rusman, 2013: 132) model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pemelajaran jangka panjang). Merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran dapat disajikan pola pikirannya, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sedangkan menurut Trianto (2010: 52) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan pendapat di atas maka disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar, akan tetapi tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan pada materi pembelajaran. Sebagai seorang guru kita harus mampu

(29)

11 memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Oleh karena itu dalam memilih model pembelajaran harus memperhatikan keadaan dan kondisi siswa, materi pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran yang dapat di terapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.

2.3.2 Pengertian Model Pembelajaran Anchored Instruction

Anchored Instruction (AI) adalah model pembelajaran yang berbasis teknologi yang di kembangkan oleh the Cognition and Technology Group at Vanderbilit University yang di pimpin oleh John Bransford. Anchored Instruction (AI) mulai dikembangkan sekitar tahun 1929. Menurut pendapat Rabinowitz (dalam Ariyanto, 2013: 5) siswa sering merasa bungkam dan tidak dapat merespon permasalahan yang berbeda karena perbedaan situasi. Siswa sering diminta untuk mempelajarai konsep-konsep individu dan prosedur yang mereka ingat ketika secara eksplisit diminta untuk mengerjakan tes pilihan ganda. Namun ketika diminta untuk memecahkan masalah dimana konsep dan prosedur yang digunakan kebanyakkan siswa sering gagal mengerjainnya, pengetahuan mereka tetap diam (inert)

Secara harfiah Anchored Instruction (AI) memang tidak mudah untuk diartikan secara harfiah ke dalam bahasa Indonesia, sepertinya aneh menyebut dengan “pembelajaran jangkar” atau “instruksi berlabuh” atau “perintah berlabuh”. Menurut Hafizah (2014: 9) model pembelajaran Anchored Instruction mempunyai tipe menempelkan semua informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah dalam bentuk “anchor” (dapat berupa video atau teknologi multimedia interaktif lain) yang telah disajikan, menekan pada penggunaan multimedia (terutama yang bersifat visual) dalam penyajian “anchor”. Menurut Saputra (2012: 8) model pembelajaran Anchored Instruction (AI) ini memiliki khas yang berbeda yakni penggunaan perangkat multimedia pada tahap pemberian masalah. Sedangkan menurut Barad (dalam Zubaida, 2013: 5) Anchored Instruction adalah model pembelajaran yang mana guru berusaha membantu siswa menjadi aktif dalam pembelajaran yang dikondisikan dalam bentuk instruksi yang

(30)

12 menarik dan pemecahan masalah yang nyata, dimana siswanya nanti berlandaskan pada multimedia yang disajikan “anchor” dan memecahkan masalah yang terdapat dalam multimedia tersebut. Menurut Bransford dan CTGV (dalam Erawarni, 2016: 29) Anchored Instruction merupakan pembelajaran berbasis teknologi yang menekankan pada pemecahan masalah bermakna yang sesuai dengan konteks nyata. Kegiatan pembelajaran ini di rancang sebagai anchor yang berupa cerita, petualangan, isu, atau situasi berbasis masalah yang harus diselesaikan dan menarik bagi siswa. Anchored Instruction menggunakan video yang berbasis masalah (Anchors).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model Anchored Instruction adalah model pembelajaran yang menyajikan permasalahan ke dalam bentuk multimedia (terutama yang bersifat visual) yang disajikan untuk kemudian di cari solusinya, maksudnya adalah bahwa suatu pembelajaran terdapat sebuah instruksi dan bentuk multimedia dimana di dalam multimedia yang digunakan terdapat masalah yang akan di eskplorasi oleh siswa setelah itu di cari pemecahan masalahnya. Dalam hal ini, permasalahan pada multimedia tersebut menjadi jangkar atau instruksinya.

Anchored ini biasanya di rancang dalam bentuk narasi atau cerita. Guru harus mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan untuk memecahkan masalah, kemudian ajak siswa untuk memahami dan mengikuti alur cerita.

Masalah tidak boleh terlalu mudah di pecahkan, agak rumit, memerlukan keaktifan siswa untuk mendiskusikan dan memperdebatkan berbagai pilihan jawaban atau solusi. Tujuan dari instruksi berlabuh adalah untuk membantu siswa belajar informasi sedemikian rupa sehingga dapat diingat di kemudian hari dan fleksibel diterapkan untuk memecahkan masalah. Penelitian relevan menunjukkan bahwa pedekatan pedagogik seperti model Anchored Instruction dapat meningkatkan pemecahan masalah yang kompleks kemampuan siswa dan sikap terhadap pembelajaran. Selain itu siswa juga diberikan serangkaian tes yang dirancang untuk menilai kemampuan mereka mendefinisikan dan merumuskan masalah. Mereka di berikan masalah cerita yang kompleks dalam bentuk tertulis

(31)

13 dan diminta untuk mengidentifikasi tujuan yang akan perlu di tangani untuk memecahkan masalah ini.

2.3.3 Pengertian Multimedia

Menurut Budi (dalam Priyanto, 2009: 2) secara umum multimedia diartikan sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi, suara dan video.

Aneka media tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan kerja yang akan menghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi yang sangat tinggi.

Artinya, informasi bahkan tidak hanya dapat sebagai hasil cetakan, melainkan juga dapat didengar, membentuk simulasi dan animasi yang dapat membangkitkan minat dan memiliki nilai seni grafis yang tinggi dalam penyajiannya. Sedangkan menurut Firdaus mengatakan (2012: 2) multimedia dapat diartikan sebagai pemanfaatan komputer untuk membuat dan meggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah suatu sarana yang di dalamnya terdapat kombinasi berbagai bentuk element informasi seperti teks, grafik, animasi, bunyi ataupun video. Multimedia dapat digunakan dalam media pembelajaran, hal ini bertujuan agar siswa tidak merasa bosan pada saat kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya multimedia siswa akan menggunakan kemampuan visualisasinya dalam memecahkan masalah, sehingga siswa meningkatkan minat dan motivasi dalam belajar.

2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Anchored Instruction

Model pembelajaran Anchored Instruction (AI) memiliki beberapa keuntungan dibandingkan model pembelajaran lain. Menurut Hafizah (2014: 2) keuntungan tersebut antara lain adalah:

1. Siswa dapat menjadi pemecahan masalah sendiri, 2. Mengembangkan pemahaman secara mendalam,

(32)

14 3. Meningkatkan kemungkinan untuk mentransfer pengetahuan pada

situasi yang berbeda,

4. Meningkatkan kemampuan kolaboratif, kooperatif dan negoisasi siswa.

Jika suatu model memiliki kelebihan maka tentulah ada kekurangannya.

Oleh karena itu menurut Zubaida (2013: 8) kekurangan model pembelajaran Anchored Instruction (AI), yaitu:

1. Suasana kelas menjadi kurang terjaga 2. Bisa menjadi tepat mengobrol

3. Sering debat sepele di dalam kelompok, sehingga bisa menjadi kesalahfahaman kelompok.

2.3.5 Langkah-Langkah dalam Model Pembelajaran Anchored Instruction Ibrahim (dalam Saputra, 2012: 8) mengatakan secara umum model pembelajaran Anchored Instruction (AI) memiliki tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pemberian masalah. Siswa diberikan sebuah masalah berbentuk cerita yang disajikan dalam multimedia.

2. Bekerja secara kelompok. Siswa bekerja sama memecahkan suatu permasalahan dalam suatu kelompok yang telah di pilih oleh guru.

3. Diskusi. Siswa memecahkan masalah tersebut secara berkelompok dalam LKPD yang telah disiapkan guru.

4. Perwakilan setiap kelompok mempresentasekan jawaban di depan kelas disertai dengan tanya jawab bersama guru.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan kelompok heterogen yang terdiri dari 6 kelompok. Kelompok heterogen merupakan kelompok belajar yang dibentuk berdasarkan beberapa pertimbangan misalnya jenis kelamin, suku, rasa atau kecerdasan. Pembagian kelompok ialah 2 kemampuan tinggi, 3 kemampuan menengah dan 2 kemampuan rendah. Hal ini dikarenakan pada model Anchored Instruction (AI) tidak ada pembagian kelompok secara khusus.

(33)

15 2.4 Pembelajaran Konvensional

Konvensional adalah sebuah pendekatan secara klarifikasi yang biasa digunakan oleh setiap pendidik dalam mendidik siswanya. Pendekatan pembelajaran ini menempatkan guru sebagai inti dalam keberlangsungan proses belajar mengajar. Guru memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan proses belajar mengajar karena guru harus menjelaskan materi secara panjang lebar untuk menjamin materi tersebut dapat dipahami oleh peserta didik. Dengan demikian proses pembelajaran lebih berpusat pada guru.

Pembelajaran konvensional jarang melibatkan pengaktifan pengetahuan awal dan jarang memotivasi siswa untuk proses pengetahuannya. Pembelajaran konvensional masih didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru kepikiran siswa. Menurut Kelloght (dalam Natasia, 2018: 28) pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang bersifat otoriter, bersifat pada kurikulum, terarah, formal, informatif, dan diktator yang menghasilakan situasi kelas berpusat pada pembelajaran dan tempat peserta didik menghadap ke depan, peserta didik belajar abstrak, diskusi berpusat kepada pembelajaran, ceramah, peserta didik secara bersaing, sedikit pemecahan masalah, demonstrasi-demonstrasi dari peserta didik, pembelajaran dari yang sederhana kepada kompleks dan pemindahan informasi dari pembelajar ke peserta didik.

Menurut sanjaya (2006: 233) ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:

1. Peserta didik ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.

2. Pembelajaran konvensional bersifat teoritis dan abstrak.

3. Pembelajaran konvensional perilaku dibangun atas proses kebiasaan.

4. Pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan- latihan.

5. Dalam pembelajaran konvensional tujuan akhir adalah penguasaan materi pembelajaran

(34)

16 6. Pembelajaran konvensional tindakan atau perilaku individu di

dasarkan oleh faktor dari luar dirinya. Misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebabkan karena takut hukuman.

Berdarkan ciri-ciri pembelajaran konvensional di atas gambaran pembelajaran matematika secara konvensional adalah sebagai berikut:

pembelajaran berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke peserta didik dimana siswa di tempatkan sebagai objek belajar dan siswa berperan sebagai penerima informasi secara pasif.

2.5 Penerapan Model Pembelajaran Anchored Instruction.

Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menerapkan strategi pemecahan masalah adalah sebagai berikut

1) Tahap Persiapan

Pada tahap ini guru melakukan beberapa langkah antara lain:

(1) Menentukan materi pokok

(2) Membuat perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP dan LKPD (3) Membentuk kelompok yang dibentuk secara heterogen

2) Tahap Penyajian Kelas a. Kegiatan Awal

(1) Guru menyampaikan salam, meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran peserta didik.

(2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 6 kelompok secara heterogen.

(3) Guru melakukan aparsepsi

(4) Guru memotivasi siswa dengan mengaitkan materi pada kehidupan sehari-hari.

(5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

(6) Guru membagikan LKPD dan meminta siswa untuk membaca sebentar tentang materi yang akan di sampaikan.

(35)

17 b. Kegiatan Inti

(1) Tahap 1: Pemberian Masalah

(a) Guru meminta siswa mengamati gambar, foto, video atau secara langsung peristiwa, kejadian, fenomena, konteks atau situasi yang berkaitan dengan materi yang di pelajari yang di tayangkan melalui proyektor.

(2) Tahap 2: Bekerja Secara Kelompok

(b) Guru memotivasi, mendorong kreatifitas dalam bentuk bertanya, memberikan gagasan yang menarik dan menantang untuk didalami

(c) Guru meminta siswa untuk mencoba menemukan informasi yang terdapat pada masalah.

(3) Tahap 3: Berdiskusi

(d) Guru meminta siswa menyelidiki, menganalisis dan menyelesaikan soal yang diberikan guru melalui contoh kejadian, peristiwa, situasi atau fenomena alam dan aktifitas sosial sehari-hari.

(e) Guru meminta siswa mendiskusikan dengan anggota kelompoknya untuk memastikan jawaban benar.

(4) Tahap 4: Presentase Kelompok

(f) Menyajikan secara tertulis atau lisan pembelajaran apa yang telah dipelajari, keterampilan atau materi yang masih perlu di tingkatkan atau strategi atau konsep baru yang ditemukan (menurut siswa) berdasarkan apa yang dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok

c. Kegiatan Akhir

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran.

(2) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berprestasi

(3) Guru menyampaikan materi berikutnya untuk di pelajari di rumah.

(36)

18 (4) Guru meminta salah satu siswa memimpin doa untuk menutup

pelajaran.

3) Tahap Evaluasi

Pada tahap evaluasi guru memberikan soal-soal yang mencangkup semua materi yang telah dibahas dalam kegiatan pembelajaran kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dalam waktu yang telah ditentukan oleh guru. Evaluasi pembelajaran berupa soal Posstest.

2.6 Penerapan Pembelajaran Konvensional Langkah-langkah pembelajaran konvensional a. Kegiatan Awal

(1) Guru menyampaikan salam, meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdoa, dilanjutkan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.

(2) Guru melakukan aparsepsi.

(3) Guru memotivasi siswa dengan mengaitkan pada kehidupan sehari- hari.

(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

(5) Guru meminta siswa untuk membaca sebentar tentang materi yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti

(1) Guru menjelaskan materi pembelajaran.

(2) Guru memberikan beberapa contoh soal lalu siswa mencatat di buku catatan.

(3) Kemudian guru melakukan tanya jawab kepada siswa, apakah ada yang belum mengerti dengan penjelasan dari guru.

(4) Guru memberikan latihan soal yang dikerjakan siswa.

(5) Siswa mengerjakan soal latihan dan guru membimbing jika ada yang sulit mengerjakannya.

(37)

19 (6) Setelah selesai guru meminta beberapa siswa untuk memaparkan hasil

jawaban dari latihan di depan kelas. Siswa lain memperhatikan.

(7) Guru bersama siswa mengoreksi jawaban yang telah dituliskan di papan tulis.

(8) Setelah itu guru bertanya kepada siswa bagian mana yang tidak dimengerti.

c. Kegiatan Penutup

(1) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.

(2) Guru menyampaikan materi berikutnya untuk dipelajari di rumah.

(3) Guru menunjuk seorang siswa memimpin berdoa untuk menutup pelajaran.

2.7 Hasil Belajar

2.7.1 Pengertian Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Winkel (dalam Purwanto, 2013: 44) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya yang mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomorik. Menurut Hamalik (dalam Kunandar, 2014: 62) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta kemampuan peserta didik, lebih lanjut. Menurut Sudjana (dalam Kunandar, 2014: 62) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses hasil evaluasi. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Dengan demikian hasil belajar matematika yang di maksud dalam penelitian ini adalah output berupa skor penilian pengetahuan dan keterampilan tes hasil belajar yang dicapai setelah diterapkan model pembelajaran pada pembelajaran matematika yaitu model pembelajaran Anchored Instruction.

(38)

20 2.8 Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hsin-Shyu (2000:

50-69) “Useng Video-Based Anchored Instruction to Enhance Learning:

Taiwan’s Experience” dalam bahasa Indonesia “Menggunakan Instruksi Berlabuh Berbasis Video untuk Meningkatkan Pembelajaran: Pengalaman Taiwan”

Penelitian ini sangat penting karena menetapkan contoh instruksi berlabuh berbasis video untuk siswa Taiwan dan juga memberikan bukti empiris efeknya pada respon efektif dan kognitif anatar siswa kelas lima dalam belajar matematika. Studi ini bermanfaat bagi pendidik yang ingin membantu siswa belajar berpikir dan belajar di seluruh teknologi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elcin & Sezer (2012: 523- 530) “An Exploratory Comparison of Tradisional Classroom Instruction and Anchored Instruction with Secondary School Students: Turkush Experience”dalam bahasa Indonesia “Perbandingan Eksplorasi Instruksi Kelas Tradisional dan Instruksi Berlabuh dengan Siswa Sekolah Menengah: Pengalaman Turki” secara keseluruhan, temukan menunjukkan bahwa siswa dalam kelompok eksperimen lebih berhasil dari pada siswa yang diajarkan metode tradisional dalam kelompok kontrol. Selain itu, hasil analisis isi menunjukkan bahwa metode ini menyenangkan dan efektif untuk pembelajaran.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yulanda (2014: 19-36) yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Anchored Instruction terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Siswa SMP”

penggunaan model Anchored Instruction berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika. Selain itu hampir semua siswa memberi respon positif terhadap model Anchored Instruction.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Leoni (2016) yang berjudul

“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Anchored Instruction terhadap Penguasaan Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Mateatika Pada Materi Segiempat dan Segitiga di kelas VII SMPN 1 Kota Jambi” kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Anchored Instruction lebih baik dari model pembelajaran Direct

(39)

21 Instruction pada materi segi empat dan segitiga si SMPN 1 Kota Jambi baik di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2016: 173-181) yang berjudul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Disposisi Matematis Peserta Didik dalam Setting Model Anchored Instruction” kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Anchored Instruction lebih baik.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Murtijah (2013: 148-154) dengan judul “Pembelajaran Matematika Kelas V dengan Model Berjangkar dengan Pendekatan Kontekstual” diperoleh informasi bahwa hasil menggunkan model berjangkar lebih baik dari hasil belajar menggunakan pembelajaran eskpositori.

2.9 Hipotesis

Berdasarkan pendapar para ahli dan penelitian terdahulu, maka hipotesisi dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Anchored Instruction terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu.

(40)

22 BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah yang berlokasi di jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Pematang Tebih, Kecamatan Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Dengan rincian waktu penelitian sebagai berikut:

Tabel 2. Jadwal Penelitian di Kelas Eksperimen No Hari/Tanggal Pertemuan

Ke-

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

1. Rabu/

20 Maret 2019 1 Pemberian pretest

dengan materi

Segiempat dan Segitiga.

2. Kamis/

21 Maret 2019 2

Pengertian dan Sifat-sifat Persegi dan Persegi Panjang

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Anchored

Instruction

3. Rabu/

27 Maret 2019 3

Luas dan Keliling Persegi

dan Persegi Panjang

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Anchored

Instruction

4. Kamis/

28 Maret 2019 4

Pengertian dan sifat-sifat Jajargejang dan

Trapesium

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Anchored

Instruction

5. Kamis/

04 April 2019 5

Luas dan Keliling Jajargenjang dan

Trapesium

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Anchored

Instruction

6. Rabu/

10 April 2019 6 Pemberian posttest

dengan materi Segiempat dan Segitiga.

Tabel 3. Jadwal Penelitian di Kelas Kontrol No Hari/Tanggal Pertemuan

Ke-

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Gambar

Tabel 1. Hasil Ujian Tengah Semester Ganjil Matematika Kelas VII SMP Islam  Terapadu Inayah Ujungbatu Tahun Ajaran 2018/2019
Tabel 2. Jadwal Penelitian di Kelas Eksperimen  No  Hari/Tanggal  Pertemuan
Tabel 4. Desain Penelitian (Nonequivalent Control Group Design)
Tabel 5. Jumlah Siswa Kelas VII SMP Islam Terpadu Inayah Ujungbatu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Metode Mengajar Guru, Penggunaan Media Pembelajaran, dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri

Berdasarkan penelitian tentang pengaruh penggunaan metode diskusi, media pembelajaran , dan lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas VII mata pelajaran IPS Terpadu pada

Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Minat Belajar, Cara Belajar, dan Kreativitas Guru dalam Mengajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Islam Terpadu

Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Islam 1 Surakarta pada tanggal 3 juli sampai dengan 8 juli 2013 dengan populasi kelas VII, sampel kelas penelitian kelas VII G dan VII I

Dengan demikian, yang dimaksud dengan “ Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction ( TAI ) dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas VII A

Skripsi dengan judul “Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Segiempat di Kelas VII SMP Negeri 1 Talun” yang ditulis oleh Fitrotul „Aini

Skripsi berjudul “ Penggunaan Media Pembelajaran Puzzle Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Bangkalan Pada Materi Geometri

Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Lembar Kerja Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Aqidah) Kelas VII di SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto..