F. Teknik Analisis Data
2. Tahap Evaluation
Langkah selanjutnya, ada beberapa hal yang akan dilakukan dan akan diperoleh instrumen penilaian critical thinking skill menjadi prototype 1. Tahapannya yaitu:
a. Analisis Kurikulum
Kegitan ini bertujuan menelaah kurikulum dan untuk dapat mengetahui materi yang telah dipelajari siswa di tempat penelitian yaitu MTs Izzatul Ma’arif Tappina. Mengetahui materi yang telah dipelajari siswa dilakukan agar dapat menentukan materi yang sesuai atau yang cocok dengan instrumen penilaian
yang dikembangkan. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menjadi bahan telaah pada tahap ini.
Kurikulum 2013 merumuskan kegiatan pembelajaran bertujuan meningkatkan kemampuan intelek siswa. Buku pedoman siswa sebagai literatur yaitu buku paket matematika k- 13 edisi revisi 2017 oleh Kemendikbud republik Indonesia.
Untuk saat ini penilaian Mata Pelajaran Matematika di MTs Izzatul Ma’arif Tappina pada aspek berpikir kritis hanya terbatas pada pembuatan tugas-tugas dan pekerjaan rumah seperti membuat catatan ataupun mencari literatur dari internet, selain itu juga hanya dilakukan melalui pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setelah menelaah kurikulum peneliti mendapatkan ruang lingkup materi pada MTs Izzatul Ma’arif Tappina.
Karena peneliti melakukan penelitian pada semester ganjil, jadi peneliti memutuskan untuk pokok bahasan pada semester ganjil. Dan memilih pokok bahasan relasi dan fungsi karena pokok bahasan ini dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat berpikir secara kritis dalam menyelesaikan soal – soal tes yang telah dikembangkan peneliti. KD dan indikator yang akan dikembangkan disesuaikan pada k-13 di MTs Izzatul Ma’arif Tappina.
b. Analisis Materi
Analisis materi ini dilakukan untuk dapat menentukan konsep yang akan digunakan pada pengembangan instrumen penilaian. Telah ditentukan pada tahap analisis kurikulum bahwa materi yang diambil oleh peneliti adalah materi relasi dan fungsi.
Sebagai pedoman untuk membuat instrumen penilaian critical hinking skill berdasar K-13 pokok bahasan relasi dan fungsi pada kelas VIII mempunyai KD diantaranya:
Materi Kompetensi Dasar Indikator
Relasi dan Fungsi
• Menjelaskan contoh
kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan fungsi.
• Relasi
• Menjelaskan beberapa
relasi yang terjadi diantara dua himpunan
• Fungsi atau pemetaan
• Menjelaskan macam-
macam fungsi berdasarkan ciri-cirinya
• Ciri-ciri relasi dan fungsi
• Menjelaskan nilai fungsi
dan grafik fungsi pada koordinat Kartesius
• Rumus fungsi
• Grafik fungsi
• Menyajikan hasil
pembelajaran relasi dan fungsi
• Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi
3.3 Mendeskripsikan dan manyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan).
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi
dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi.
c. Analisis Siswa
Pada tahap ini dilakukan telaah terhadap kelas VIII di MTs Izzatul Ma’arif Tappina. Banyaknya siswa dalam kelas yaitu 27 sampai 29 orang. Dari yang didapatkan peneliti setelah observasi dan wawancara oleh guru amata pelajaran matematika, diketahui bahwa pengetahuan pada mata pelajaran matematika siswa kelas VIII MTs Izzatul Ma’arif Tappina sangat beragam. Dari analisis siswa peneliti mendapatkan siswa memiliki kemampuan berpikir yang rendah, sedang, dan tinggi. Dari perbedaan tersebut peneliti menyadari bahwa adanya hal yang membuat siswa memiliki minat yang berdeda-beda pada mata pelajaran matematika. Tidak hanya itu, siswa dalam sekolah tersebut tidak terbiasa menerima permasalahan yang dapat melatihnya untuk berpikir kritis atau berpikir lebih.
Proses pembelajaran siswa selama pandemi saat ini dilakukan secara daring, karena salah satu alasannya adalah tidak sedikit siswa yang memiliki tempat tinggal jauh dari sekolah.
Namun, saat proses penelitian dilakukan secara langsung dengan siswa yang memiliki tempat tinggal tidak jauh dari sekolah, dan proses penelitian dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan sebelum masuk kelas, memakai masker,
dan menjaga jarak. Karena hanya beberapa siswa dari kelas VIII yang bertempat tinggal tinggal dekat dari sekolah, jadi hanya 30 siswa yang dapat menjadi subjek penelitian.
d. Desain
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu merancang produk atau instrumen penilaian yang dikembangkan peneliti pada materi relasi dan fungsi. Pertama peneliti menyusun kisi – kisi isntrumen penilaian critical thinking skill berdasarkan KD 3.3 dan 4.3 dengan menjadikan indikator – indikator critical thinking skill menurut Facione sebagai acuan dalam pengembangan produk.
Soal tes yang dirancang adalah soal tes yang berbentuk uraian (soal tes uraian dan soal tes unjuk kerja). Setelah disusun , tebentuklah kisi – kisi di dalamnya terdapat identitas kelas, kompetensi dasar, indikator, Indikator critical thinking skill yang diukur, teknik penilaian dan nomor dari butir soal tes.
Soal tes yang dikembangkan ada soal tes uraian dan tes unjuk kerja beserta rubrik penilaian yang memuat alternatif jawaban. Dari desain yang telah dirancang dihasilkanlah 2 butir soal tes uaraian dan soal tes unjuk kerja.
3. Tahap Prototyping
Ada tiga tahap pada tahapan ini, setiap tahapan dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap Expert Review
Pada tahap expert review kegitatan yang dilakukan adalah memberikan produk yang telah dibuat kepada validator yang telah ditentukan untuk dinilai kevalidan dari instrumen tersebut.
Validator yang bertanggung jawab untuk menilai kevalidan dari instrumen diantaranya ada dua dosen Pendidikan Matematika yaitu bapak Wahyuddin, S.Pd., M.Pd. (validator 1) dan bapak Abdul Gaffar, S.Pd., M.Pd. (validator 2) dan satu guru matematika MTs Izzatul Ma’arif Tappina yaitu bapak M. Saleh Arsyad, S.Pd.I (validator 3).
Kriteria penilaian validasi instrumen penilaian critical thinking skill untuk validator dapat dilihat pada tabel 3.2. Tiga validator di atas memiliki penilaian yang sama terhadap instrumen penilaian critical thinking skill yaitu perlu direvisi beberapa komponen pada soal tes, namun dengan revisi setiap ahli berbeda.
Saran revisi dari ketiga validator terhadap instrumen penilaian critical thinking skill yang diantaranya kisi – kisi soal, soal tes (unjuk kerja dan uraian), dan rubrik penilaian. Saran revisi setiap validator dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Saran Revisi oleh Validator
Berdasarkan tabel 4.1 saran maupun komentar dari setiap validator digunakan untuk bahan revisi instrumen penilaian critical thinking skill dan menghasil prototype II.
b. Tahap One – to - one
Tahapan ini dijadikan pertimbangan terhadap produk yang akan dihasilkan. Pada tahap ini, produk yang telah dirancang sebelumnya (prototype I) diuji cobakan pada tiga siswa non subjek penelitian. Dari tiga siswa yang telah dipilih untuk ujui coba ini
No. Validator Instrumen Saran Revisi
Soal Tes Unjuk Kerja dan Uraian
Buatlah soal yang mengandung empat indikator critical thinking skill. Tetapi, jika peneliti ingin membuat soal dengan satu indikator tidak masalah
Alternatif Jawaban
Setiap jawaban harus memiliki alasan mengapa termasuk dalam indikator yang dimaksud dalam soal
Kisi-kisi Tes Pertimbangkan alokasi waktunya
Soal Tes Buat soal yang lebih berbobot dan sesuaikan indicator
Soal Tes Sesuaikan dengan indicator
1 Validator 1
2 Validator 2
3 Validator 3
adalah siswa yang telah mewakili dari setiap kemampuan ada yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. Ketiga siswa yang dipilih menurut pendapat guru mata pelajaran.
Siswa yang berkemampuan tinggi pada mata pelajaran matematika berinisial FA, untuk siswa yang berkemampuan sedang pada mata pelajaran matematika berinisial MA, dan untuk siswa yang berkemampuan rendah pada mata pelajaran matematika berinisial SA, ketiga siswa tersebut dari kelas yang sama yaitu kelas VIII C MTs Izzatul Ma’arif Tappina.
Ketiga siswa tersebut diminta untuk mengerjakan soal tes yang telah dibagikan dan memberikan komentar terhadap soal tes (tes uraian dan tas unjuk kerja) tersebut. pendapat dari ketiga siswa ini nantinya akan menjadi pertimbangan dalam memperoleh prototype II.
Gambar 4.1 Komentar siswa
Berdasarkan komentar siswa di atas dapat dikatakan bahwa soal yang mereka kerja menurut mereka merupakan soal yang sulit dan susah dipahami, namun menurut validator soal yang dapat mengukur dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah soal yang tingkat kesukarannya dalam kategori (tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar). Jadi, dari beberapa komentar siswa di atas dan saran dari validator dilakukan beberapa revisi seperti merubah soal yang masih dalam kategori mudah ke kategori sedang.
c. Tahap Small Group
Prototype II akan diujicobakan pada kelompok kecil yang disebut small group , ada 6 siswa non subjek pada ujicoba ini.
Seperti pada tahap one – to – one siswa pada uji coba kali ini
diminta mengerjakan soal tes (prototype II) bedanya subjek tidak diminta untuk berkomentar untuk apa yang dikerjakan. Siswa dipilih pun mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, 2 siswa berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah, pemilihan siswa tersebut berdasarkan pendapat guru mata pelajaran matematika.
Tahapan ini menghasilkan: (a) derajat reliablitas di tahapan ini untuk soal tes unjuk kerja 0,83 dengan interpretasi sangat tinggi, dan untuk soal tes uraian 0,94 (sangat tinggi); (b) adapun tingkat kesukaran tes unjuk kerja nomor 1 dan 2 yaitu 0,58 dan 0,5 dengan kriteria “sedang”
dan untuk soal tes uraian nomor 1 dan 2 berturut-turut memiliki tingkat kesukaran 0,54 dan 0,41 dengan kriteria “sedang”, (c) untuk daya pembeda pada soal tes unjuk kerja nomor 1 dan 2 dengan kriteria “sangat memuaskan” dengan masing-masing nilai 0,5; 0,5; dan pada soal tes uraian nomor 1 dan 2 dengan kriteria “sangat memuaskan” dengan masing-masing nilai 0,63 dan 0,5 . Hasil dari uji coba ini, dapat ditentukan bahwa prototipe yang telah dikembangkan dapat diujicobakan pada kelompok yang lebih luas tanpa revisi. Dari hasil tersebut nantinya akan menjadi prototipe III.
4. Field Test
Tahap field test ini prototype yang telah divalidasi dan direvisi kemudian diujicobakan kepada sujek penelitian yaitu kelas VIII MTs Izzatul Ma’arif Tappina. Yang menjadi subjek dalam tahap ini sebanyak 30 siswa dilaksanakan pada 19 Oktober 2020. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2020 pukul 09:27 sampai dengan 10:27.
Setelah menyelesaikan soal tes unjuk kerja dan tes uraian siswa diminta agar mengumpulkan hasil pekerjaan dan beberapa siswa dipilih untuk mempresentasikan jawaban soal tes unjuk kerjanya di depan kelas.
Kemudian hasil yang diperoleh ssiwa dari pengerjaan soal tes yang diberikan selanjutnya diolah guna mengetahui serta mengukur tingkat kemampuan berpikir kritis siswa. Demikian pula hasil pada pengerjaan subjek terhadap soal tes yang diberikan selanjutnya dicari derajat reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
1. Validasi Instrumen Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis
Validator yang telah ditentukan akan memberi nilai pada produk yang dirancang di prototype I di dalam berisi konten, konstruk, bahasa soal tes, alokasi waktu pengerjaaan dalam instrumen penilaian. Selanjutnya, ketika sudah dianalisis validator, hasil yang telah di validasi oleh validator didapatkan hasil yaitu:
Tabel 4.2 Hasil Validasi Para Ahli Instrumen Tes Unjuk Kerja Nomor
Soal
Penilaian
li Va