• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Objek Penelitian

3. Visi Dan Misi UD. MAYOA

“MENJADIKAN UD. MAYOA YANG DAPAT BERGUNA BAGI MASYARAKAT”.

b. Misi

“Menjadikan ladang penghasilan bagi masyarakat sekitar dengan membuka lowongan pekerjaan untuk masyarakat sekitar UD.

MAYOA”.41

4. Struktur Organisasi UD. MAYOA

STRUKTUR ORGANISASI UD. MAYOA

41 A Junaidi, Wawancara, UD. MAYOA (13 Juni 2022)

TUKANG

DONI FENDI

WIDARTI SETIAWAN IMAM SYAFI’I

WAKER GRADER

ADMIN PEMASARAN

MANAJERUTAMA JOKO PEMILIK A JUNAIDI

MANAJER JOKO

GRADER ADMIN PRODUKSI WAKER

FENDI WIDARTI SETIAWAN IMAM SYAI’I DONI

Tabel 4.1 Daftar Tukang

TUKANG BONGKAR TUKANG MUAT TUKANG GERGAJI

P. Sipol Jalal P. Dofer

Arik Jalel David

Suyet P. Saka P. Dani

Selamet P. Bibi Iwan

P. Ris P. Roy Soni

P. Sanah Yanto

Bahrul P. Fiki

Hafid Tomi (Struktur Organisasi UD. MAYOA)

5. Jobdesk

a. Pemilik (A Junaidi)

1) Mengatur jalannya perusahaan b. Manajer Utama (Joko)

1) Mengatur penjualan dan pembelian 2) Mencari Pembahanan

c. Produksi (Imam Syafi’i) 1) Melakukan pembelian kayu 2) Menghitung hasil prooduksi

3) Menghitung hasil produksi untuk dikirim ke pabrik d. Admin (Widarti Setiawan)

1) Bikin surat jalan

2) Bikin laporan keuangan e. Grader (Fendi)

1) Mengukur kayu

2) Memisahkan kayu yang super dengan yang tidak

f. Waker (Doni) 1) Jaga

2) Beli kebutuhan gudang.42 6. Hari dan Jam Kerja

Setiap perusahaan pasti memiliki hari dan jam kerja yang dijadwalkan untuk melakukan suatu kegiatan operasional pada perusahaan tersebut. Seperti pada perusahaan atau sektor usaha pada umumnya, UD. MAYOA selaku usaha yang bergerak dibidang produksi/pengolahan kayu juga memiliki hari dan jam kerja yang ditentukan untuk memulai melakukan kegiatan operasional. Berikut hari dan jam kerja di UD. MAYOA:

TABEL 4.2

HARI DAN JAM KERJA UD. MAYOA

HARI JAM KERJA

SENIN Dari: 08:00 Sampai: 17:00

SELASA Dari: 08:00 Sampai: 17:00

RABU Dari: 08:00 Sampai: 17:00

KAMIS Dari: 08:00 Sampai: 17:00

JUMAT Dari: 08:00 Sampai: 17:00

SABTU Dari: 08:00 Sampai: 17:00

MINGGU Libur

(Sumber: UD. MAYOA)

7. Kegiatan Produksi Pada UD. MAYOA

Kegiatan produksi merupakan suatu faktor penting dalam suatu perusahaan. Dengan adanya kegiatan produksi, suatu perusahaan dapat menjalankan operasional perusahaan tersebu serta dapat menghasilkan produk baru yang kemudian dapat didistribusikan kepara pembeli.

42 Joko, Wawancara, UD. MAYOA. (30 Mei 2022)

kegiatan produksi di UD. MAYOA yaitu memproduksi kayu mentah menjadi kayu jadi, dimana kayu yang semulanya berbentuk LOG kemudian diolah atau diproduksi menjadi kayu-kayu ukuran kecil yang kemudian didistribusikan ke para pembeli seperti pabrik. Seperti hasil wawancara kepada bapak Imam Syafi’i, yakni;

“Kayunya kami membeli dari para pedagang kayu yang didapatkan dari pedagang dari desa yang rata-rata desa dijember kadang juga membeli dari luar jember seperti di maesan. Jika kayu itu masuk ke golongan gread A maka langsung dijual ke pabrik, kalau masuk gread B kami gergaji dulu kemudian kami jual”. 43

Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kayu yang diproduksi di UD. MAYOA didapatkan dari penjual lokal atau daerah setempat yang menjual kayunya ke UD. MAYOA.

Dan apabila kayu tersebut masuk kedalam kriteria gread A, maka kayu tersebut dapat langsung didistribusikan dan apabila kayu masuk kedalam gread B maka kayu tersebut diproduksi sebelum didistribusikan.

8. Alat Produksi

Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mempermudah dalam melakukan suatu kegiatan, dengan adanya alat disini dapat mempermudah atau mempercepat suatu kegiatan. Dalam sebuah perusahaan, alat sangatlah penting dimana digunakan untuk memperlancar kegiatan operasional perusahaan. Alat juga merupakan suatu faktor terpenting dalam melakukan sebuah kegiatan produksi,

43 Imam Syafi’i, Wawancara, UD. MAYOA (13 Juni 2022)

dengan adanya alat maka kegiatan produksi dapat dilakukan dengan lancar. Seperti pada usaha-usaha pada umumnya, UD. MAYOA juga menggunakan alat untuk melakukan kegiatan produksi untuk menghasilkan produk baru. Seperti pengakuan dari bapak Imam Syafi’i yakni;

“Alat yang kami gunakan disini ada benso, gergaji sama alat penggerak pakai dinamo” 44

Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa alat yang digunakan untuk memproduksi kayu di UD. MAYOA yaitu ada 3:

1. Benso 2. Gergaji

3. Dinamo sebagai alat penggerak.

9. Jenis-Jenis Kayu Yang Diproduksi

UD. MAYOA merupakan suatu bidang usaha yang dimana kegiatan utamanya adalah memproduksi kayu mentah menjadi kayu jadi, dalam hal tersebut tentunya jenis kayu merupakan suatu pertimbangan yang kemudian akan diolah UD. MAYOA. Sepeti pengakuan bapak Imam Syafi’i yakni;

“Untuk kayunya ada kayu sengon laut, sengon tekkek, mahoni, jabon dan rimba campur, rimba campur ini seperti kayu nangka, waru gunung dan kayu lainnya”. 45

Dari pemaparan tersebut dapat diketahui jenis-jenis kayu yang masuk pada produksi di UD. MAYOA yaitu meliputi kayu sengon laut, kayu sengon cekkek, mahoni, jabon dan jenis rimba campur.

44 Imam Syafi’i, Wawancara, UD. MAYOA (13 Juni 2022)

45 Imam Syafi’i, Wawancara, UD. MAYOA (13 Juni 2022)

10. Harga

Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu.46 Harga merupakan hal wajib dalam suatu kegiatan usaha, harga biasanya berupa nominal rupiah. Menentukan harga merupakan suatu pertimbangan yang harus dipertimbangkan secara matang agar profit atau keuntungan dari harga penjualan yang ditentukan dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Harga merupakan suatu titik fokus perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan sehingga tujuan dari penjualan tersebut dapat tercapai. Harga juga dapat menjadi media promosi kepada konsumen, apabila harga yang ditentukan relatif terjangkau untuk konsumen maka tidak dapat dipungkiri konsumen tersebut tertarik dengan harga yang ditentukan. Harga juga dapat dijadikan sebagai media untuk bersaing dengan usaha-usaha lainnya, dengan harga yang lebih murah dari usaha lainnya makan tingkat konsumen dapat dipastikan meningkat dan begitu sebaliknya, apabila harga lebih tinggi dari usaha lainnya maka tingkat konsumen juga relatif menurun.

Seperti pada usaha-usaha pada umumnya UD. MAYOA juga mematok harga untuk menentukan nominal pada jenis kayu yang di produksi. Nominal/harga tersebut dapat dijadikan sebagai media untuk

46 Id.m.wikipedia.org/wiki/harga (Diakses 22 Juni 2022)

menghasilkan profit atau keuntungan bagi pihak UD. MAYOA.

Berikut daftar harga perlog kayu yang jual oleh pihak UD. MAYOA;

Tabel 4.3

Harga Log Kayu UD. MAYOA HARGA LOG SENGON (130 CM)

DIAMETER GRADE A+ GRADE A GRADE B

9 – 10 Rp. 210.000 Rp. 140.000 Rp. 100.000 11 – 12 Rp. 300.000 Rp. 240.000 Rp. 160.000 13 – 14 Rp. 450.000 Rp. 360.000 Rp. 200.000 15 – 16 Rp. 580.000 Rp. 500.000 Rp. 250.000 17 – 18 Rp. 670.000 Rp. 600.000 Rp. 270.000 19 Rp. 730.000 Rp. 640.000 Rp. 290.000 20 – 24 Rp. 880.000 Rp. 790.000 Rp. 300.000 25 – 29 Rp. 910.000 Rp. 840.000 Rp. 320.000 30 – UP Rp. 930.000 Rp. 860.000 Rp. 330.000

HARGA LOG SENGON (260 CM)

DIAMETER GRADE A+ GRADE A GRADE B

16 – 18 Rp. 700.000 Rp. 625.000 Rp. 270.000 19 Rp. 775.000 Rp. 700.000 Rp. 290.000 20 – 22 Rp. 900.000 Rp. 825.000 Rp. 300.000 23 – 24 Rp. 950.000 Rp. 875.000 Rp. 300.000 25 – 29 Rp. 1.150.000 Rp. 1.075.000 Rp. 320.000 30 – 39 Rp. 1.250.000 Rp. 1.175.000 Rp. 330.000 40 – 45 Rp. 1.300.000 Rp. 1.225.000 Rp. 330.000

HARGA LOG JABON (130 CM)

GRADE A HARGA GRADE B HARGA

10 – 11 Rp. 200.000 10 – 11 Rp. 100.000 12 – 13 Rp. 300.000 12 – 13 Rp. 150.000 14 – 15 Rp. 500.000 14 – 15 Rp. 250.000 16 – 19 Rp. 600.000 16 – 19 Rp. 300.000 20 – 24 Rp. 700.000 20 – 24 Rp. 350.000 25 – 29 Rp. 800.000 25 – 29 Rp. 400.000 30 – 39 Rp. 900.000 30 – 39 Rp. 450.000 40 – UP Rp. 950.000 40 – UP Rp. 475.000

HARGA LOG MINDI (130/105 CM)

GRADE A HARGA GRADE B HARGA

12 – 15 Rp. 150.000 12 – 15 Rp. 50.000 16 – 19 Rp. 400.000 16 – 19 Rp. 200.000

20 – 24 Rp. 700.000 20 – 24 Rp. 425.000 25 – 29 Rp. 800.000 25 – 29 Rp. 425.000 30 – UP Rp. 900.000 30 – UP Rp. 425.000

HARGA LOG MAHONI (130/105 CM)

GRADE A HARGA GRADE B HARGA

12 – 15 Rp. 200.000 12 – 15 Rp. 150.000 16 – 19 Rp. 450.000 16 – 19 Rp. 250.000 20 – 24 Rp. 700.000 20 – 24 Rp. 425.000 25 – 29 Rp. 800.000 25 – 29 Rp. 425.000 30 – 39 Rp. 900.000 30 – 39 Rp. 425.000 40 – UP Rp. 950.000 40 – UP Rp. 425.000

HARGA LOG RIMBA CAMPUR (130 CM)

GRADE A HARGA GRADE B HARGA

10 – 12 Rp. 50.000

13 – 15 Rp. 150.000 13 – 15 Rp. 75.000 16 – 19 Rp. 300.000 16 – 19 Rp. 150.000 20 – 24 Rp. 400.000 20 – 24 Rp. 200.000 25 – 29 Rp. 500.000 25 – 29 Rp. 225.000 30 – UP Rp. 600.000 30 – UP Rp. 300.000 (Daftar harga yang berlaku dari bulan mei 2022 UD. MAYOA)

11. Sistem Penjualan

Penjualan juga merpakan faktor terpenting dalam suatu perusahaan. Penjualan merupakan suatu pokok utama dalam menghasilkan keuntungan atau profit dalam suatu perusahaan. Dengan penjualan juga dapat melihat tingkat usia dari perusahaan, apabila volume penjualan dalam suatu perusahaan meningkat maka usia dari perusahaan tersebut juga ikut meningkat dan apabila volume penjualan juga menurun maka umur dari perusahaan tersebut juga menurun.

Penjualan juga dapat berpengaruh dalam meningkatkan keuntungan dimana apabila volume penjualan meningkat tentunya keuntungan juga meningkat, apabila volume penjualan menurun tentunya keuntungan

juga menurun. Setiap perusahaan tentunya memiliki strategi, langkah atau sistem dalam melakukan penjualan yang diharapkan tingkat volume penjualan tersebut dapat meningkat sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Sistem penjualan dalam suatu perusahaan berbeda-beda ada yang hanya melakukan sistem secara debit dan ada juga yang menggunakan sistem kredit dan ada juga yang kedua-duanya yaitu dengan sistem debit dan kredit. Penjualan secara debit yaitu dimana pembeli atau konsumen langsung membayar secara cash berupa uang/tranfer kepada penjual, dengkan penjualan secara kredit yaitu dimana pembeli tidak langsung membayar kepada penjual pada waktu itu juga melaikan dibayarkan dikemudian hari sesuai dengan kesepakan yang telah ditentukan atnara penjual dengan pembeli.

Seperti pada usaha-usaha umumnya, UD. MAYOA selaku bidang usaha perdagangan juga memiliki sistem penjualan untuk meningkatkan volume pejualan. Seperti pengakuan bapak Joko yakni;

“Penjualan disini kami menggunakan penjualan secara kredit yaitu kayu disini langsung kirim kepabrik/pembeli, kemudian menunggu hasil teli, dan dibayar.”47

Sistem penjualan yang dilakukan oleh pihak UD. MAYOA yaitu dengan sistem kredit dimana hasil kayu di UD. MAYAO langsung dikirim ke pabrik pembeli, kemudian menunggu hasil teli yang dilakukan oleh pihak pabrik pembeli tersebut, setelah hasil teli selesai maka penjualan tersebut langsung dibayarkan.

47 Joko, Wawancara, UD. MAYOA (13 Juni 2022)

B. Penyajian Dan Analisis Data

Penyajian data dan anaslis adalah bagian yang memuat analisis dan uraian yang didapatkan dari hasil penelitian pada UD. MAYOA dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang telah dipaparkan sebelumnya.Uraian tersebut terdiri atas deskripsi data yang disajikan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kemudian dianalisis.

1. Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih

Penjualan secara kredit tentunya memiliki dua macam, yaitu penjualan secara kredit yang menguntungkan dan penjualan kredit yang dapat membawa kerugian. Penjualan kredit yang dapat membawa keuntungan apabila dari hasil penjualan tersebut dapat meningkatkan volume penjualan sehingga keuntungan yang diinginkan juga meningkat, dan sebaliknya penjualan kredit dapat membawa kerugian apabila hasil dari penjualan kredit tersebut tidak bisa terlunaskan oleh pihak debitur sehingga kredit atau piutang tersebut tidak dapat tertagihkan oleh pihak kreditur sehingga dari hasilpenjualan kredit tersebut dapat menimbulkan kerugian. UD. MAYOA selaku usaha yang memiliki sistem penjualan secara kredit tentunya tidak bisa dipungkiri terjadinya piutang tak tertagih itu terjadi. Sebagaimana hasil dari wawancara yang telah dilakukan dengan bapak A Junaidi, yakni;

“Faktor piutang tak tertagih yang pertama, mereka memang tidak ada niatan melunasi keseluruhan dikarenkanan penjualan kayu yang mereka beli dari kami mengalami kerugian, kedua usaha mereka mengalami penurunan keuntungan.”48

48 A Junaidi, Wawancara, UD. MAYOA (13 Juli 2022)

Kemudia peneliti melanjutkan bertanya mengenai staf bagian pelunasan, didapatkan hasil sebagai berikut:

“Untuk staff/karyawan yang bertugas tentang piutang masih belum ada jadi untuk melakukan penagihan saya dan bapak joko yang langsung melakukan penagihan ke pabrik”49

Dilain wawancara saya juga berkesempatan mewawancarai Bapak Joko, didapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

“Faktor piutang tak tertagih, ada beberapa pabrik yang setelah teli tidak langsung membayar dengan jumlah keseluruhan, tetapi membayar sebagian dulu. Sebagian itu ada yang dilunasi dan ada yang tidak. Tapi kebanyakan yang tidak lunas karena harga kayu setelah mereka membeli kepada kami menurun, sehingga mereka tidak dapat melunasi seutuhnya. Ada juga pada tahun 2020 dimana uang pelunasan dari pabrik dibawa kabur karyawannya sehingga piutang tersebut tidak dapat ditagih”.50

Yang kemudian dilanjutkan oleh Ibu Widarti Setiawan;

“Piutang tak tertagih biasanya dari mereka yang tidak mau rugi karena harga dari kayu tersebut turun selain itu ada juga waktu itu uang untuk pelunasan dibawa kabur oleh karyawan dari pabriknya dengan membawa sejumlah uang untuk pelunasan”51

Dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan bawa piurtang tak tertagih yang terjadi kepada pembeli/konsumen terjadi karena, 1) Faktor internal dimana tidak adanya staff khusus yang bertugas mengenai piutang. 2) Faktor eksternal, yaitu Adanya niatan buruk dari debitur untuk tidak melunasi hutang yang telah dia lakukan. Menurunnya kondisi ekonomi kayu yang dimana menurunnya harga jual kayu sehingga pabrik yang berhutang tidak mau mengambil rugi terlalu banyak sehingga

49 A Junaidi, Wawancara, UD. MAYOA (13 Juli 2022)

50 Joko, Wawancara, UD. MAYOA. (13 Juli 2022)

51 Widarti Setiawan, Wawancara, UD.MAYOA (13 Juli 2022)

tidak melakukan pelunasan hutang. Kegagalan debitur dalam melakukan usaha sehingga hutang yang telah dilakukannya tidak dapat terlunaskan.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya piutang tak tertagih di UD.

MAYOA yaitu;

1. Faktor internal, yaitu tidak adanya staf khusus yang bertugas menangani tentang piutang.

2. Faktor eksternal:

a. Niat buruk debitur untuk tidak mau melakukan pelunasan kepada kreditur yaitu dimana karyawan dari pihak debitur membawa kabur sejumlah uang pelunsan.

b. Menurunnya kondisi ekonomi/kualitas sehingga harga kayu dapat menurun dan pihak debitur tidak mau melakukan pelunasan hutang yang telah dilakukannya.

c. Kegagalan debitur dalam melakukan suatu usaha atau mengalami kerugian dalam melakukan usaha sehingga tidak dapat melakukan pelunasan kepada pihak kreditur.

2. Pengendalian Piutang Tak Tertagih UD. MAYOA

Pengendalian piutang tak tertagih merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi risiko dimana apabila risikonya lebih kecil daripada keuntungan normal yang didapat oleh suatu perusahaan, maka transaksi tersebut masih dibilang menguntungkan.

Apabila risiko piutang tak tertagih lebih besar dari keuntungan normal

yang didapat oleh perusahaan, maka digolongkan sebagai kerugian piutang. Adapun metode dalam pencatatan kerugiatan piutang dapat dilakukan dengan dua metode pencatatan yaitu metode cadangan dan metode penghapusan langsung. 52 Seperti pada usaha umumnya, UD.

MAYOA selaku badan usaha yang memiliki beberapa kredit macet/piutang tak tertagih tentunya UD. MAYOA juga melakukan pengendalian terhadap piutang tersebut. Seperti hasil wawancara kepada Ibu Widarti Setiawan selaku admin di UD. MAYOA yaitu;

“Pengendalian yang kamilakukan dimana jika piutang tersebut tidak dapat tertagih dalam kurun waktu 90 hari, maka piutang tersebut langsung kami masukkan ke kerugian piutang, dan jika piutang tersebut dibayarkan setelah 90 hari maka kami memasukkannya sebagai penghasilan”.53

Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa UD. MAYOA dalam melakukan pengendalian terhadap piutang tak tertagih menggunakan metode penghapusan langsung yaitu apabila debitur tidak dapat melunasi hutangnya selama 90 hari, maka UD. MAYOA langsung melakukan pencatatan dalam kerugian piutang dan apabila setelah 90 hari piutang tesebut dibayarkan oleh debitur, maka UD. MAYOA memasukkan pelunasan tersebut dalam keuntungan.

3. Strategi meminimalisir piutang tak tertagih di UD. MAYOA

Strategi merupakan suatu upaya untuk melakukan suatu langkah yang akan dilakukan. Dalam suatu usaha, strategi sangat dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut misalnya melakukan strategi pada sektor

52 Al Haryono Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi (Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2005), 56

53 Widarti Setiawan, Wawancara, UD. MAYOA (29 Desember 2022)

penjualan dan melakukan strategi pada sektor pemasaran yang dimana kedua strategi tersebut sangat berpengaruh kepada perusahaan. Seperti pada usaha-usaha umunya UD. MAYOA juga memiliki strategi dalam melakukan penjualan sehingga dari penjualan tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Seperti pemaparan pada point diatas UD.

MAYOA memiliki beberapa piutang yang tidak dapat tertagihkan sehingga UD. MAYOA harus memiliki strategi untuk meminimalisir terjadinya piutang tak btertagih itu terjadi kembali. Seperti wawancara yang telah dilakukan kepada bapak A Junaidi, yakni:

“Strategi yang kami gunakan yang pertama dimana setelah hasil teli pabrik yang berhutang harus membayar setengah dari harga kayu itu, kemudian kami menghubungi lewat telfon/wa bahwasannya ada hutang yang belum lunas, yang terakhir kami langsung melakukan penagihan ke pabrik yang mempunyai tanggungan hutang.”54

Dan dilanjutkan oleh BapakJoko, yakni;

“Strateginya mengharuskan pembeli membayar setengahnya dulu.

Untuk pembayaran kami mengharuskan menggunakan transfer ke kami. Selanjutnya menguhubungi langsung pabrik yang berhutang jika tidak ada respon kami menagih langsung ke pabriknya”55 Dan dilanjutkan oleh ibu Widarti Setiawan yakni;

“Sebelum menyetujui pembelian kami memberikan himbauan bahwa setelah hasil teli harus membayar minimal 50% melalui transfer langsung. Dan menelepon pabrik tersebut dan menanyakan kapan untuk pelunasan hutangnya, jika setelah pada waktu pelunasan yang ditentukan belum membayar, maka yang bertugas akan berkunjung langsung kepabriknya”.56

54 A Junaidi, Wawancara, UD. MAYOA (13 Juni 2022)

55 Joko, Wawancara, UD. MAYOA (13 Juni 2022)

56 Widarti Setawan, Wawancara, UD. MAYOA (13 Juni 2022)

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa UD. MAYOA sebagai pemberi kredit mengantisipasi terjadinya piutang tak tertagih dengan beberapa hal yaitu:

1. Memberikan limit himbauan pembayaran 50% setelah teli terlebih dahulu

2. Melakukan konfirmasi kepada pihak debitur bahwa hutang ada hutang yang belum dilunasi.

3. Melakukan penagihan langsung kepabrik yang memiliki tanggungan.

4. Kendala Dalam Menjalankan Strategi Meminimalisir Piutang Tak Tertagih Di UD. MAYOA

Kendala merupakan suatu halangan bagi suatu individu atau kelompok yang dimana dapat menghalangi atau mencegah individu atau kelompok dalam mencapai suatu hal yang diharapkan. Seperti pada sektor usaha, kendala pasti tentunya akan terjadi atau dialami oleh pelaku usaha, baik dari kendala dalam operasional dan lainnya. Seperti pada usaha umumnya UD. MAYOA yang dimana dalam UD. MAYOA itu sendiri terjadi yang namanya beberapa piutang kepada pihak konsumen, dalam melakukan penagihan tentang piutang tersebut, tentunya UD. MAYOA akan menggunakan strategi dalam melakukan penagihan, tidak menutup kemungkinan UD. MAYOA memiliki kendala dalam melakukan penagihan tersebut. Seperti pada hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Bapak Joko yaitu;

"Untuk kendala yang kami alami dalam melakukan penagihan misalnya orangnya itu tidak bisa dihubungi, ada juga sangking

banyaknya sampai lupa untuk melakukan penagihan dan ada juga yang setelah dikunjungi orangnya tidak ada"57

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kendala yang dihadai oleh UD. MAYOA yaitu, debitur tidak bisa dihubungi, lupa untuk melakukan penagihan, dan debitur susah untuk ditemui

C. Pembahasan Temuan

Setelah data diperoleh peneliti melalui metode wawancara, observasi dan dokumentasi, data tersebut disajikan melalui pembahasan temuan. Yang mana hal tersebut merupakan tanggapan dan pokok pikiran atau pernyataan- pernyataan dari metode peneliti serta kajian teori yang telah dibahas sebelumnya. Hal tersebut dibahas dengan temuan-temuan peneliti selama di lapangan yang dilakukan berdasarkan fokus penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya mengenai Analisis Strategi Meminimalisir Piutang Tak Tertagih Pada UD. MAYOA. Adapun pembahasan temuan sebagai berikut:

1. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Piutang Tak Tertagih di UD.

MAYOA.

Faktor-faktor penyebab terjadinya piutang tak tertagih ada dua macam yaitu faktor dari internal dan faktor dari ekternal. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari pelanggan/pembeli.

Sebagaimana pernyataan dari Beno Setiawan dalam jurnalnya yang menjelaskan tentang faktor-faktor piutang tak tertagih berasal dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal timbul

57 Joko, Wawancara, UD. MAYOA (29 Desember 2022)

karena keteledoran dari pihak kreditur dalam mematuhi pemberian kredit, terlalu mudah memberikan piutang kepada pelanggan, pemberian piutang kepada perusahaan yang beresiko tinggi, kurangnya staf dibagian piutang, lemahnya pengawasan mengenai piutang, dan lemahnya dalam mendeteksi timbulnya piutang tak tertagih. Sedangkan faktor ekternal timbul karena menurunnya kondisi ekonomi perusahaan debitur, kesalahan dalam mengelola usaha yang dijalaninya, problem keluarga daripihak debitur, kegagalan usaha yang dijalani, terjadi bencana yang diluar kemampuan debitur, dan adanya niatan/watak buruk untuk tidak melunasi hutangnya.

Dengan perbandingan antara kondisi dilapangan dengan teori yang diuangkapkan oleh Beno Setiawan dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor piutang tak tertagih pada UD. MAYOA sebagai berikut:

1. Faktor Internal

a. Kurangnya staf khusus bagian piutang

Faktor internal yang menjadi penyebab terjadinya piutang tak tertagih yang terjadi pada UD. MAYOA yaitu kurangnya staf khusus pada bagian piutang. Kenapa tidak mengadakan staf khusus dibagian piutang? karena pada bagian pengonfirmasian mengenai piutang dilakukan oleh admin, sedangkan untuk penagihan langsung kepabrik yang memiliki tanggungan dilakukan langsung oleh pemilik dan manajer utama dalam hal penagihan.

b. Terlalu mudah memberikan piutang

Faktor selanjutnya yaitu terlalu mudah dalam memberikan piutang dimana UD. MAYOA yang menggunakan sistem penjualan secara kredit sehingga otomatis UD. MAYOA memberikan piutang kepada pembeli. UD. MAYOA mengguanak sistem penjualan kredit yaitu dimana setelah hasil teli keluar maka pelunasan akan diterima oleh pihak UD. MAYOA. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan faktor internal penyebab piutang tak tertagih terjadi karena hal tersebut.

2. Faktor eksteral

Faktor eksternal penyebab terjadinya piutang tak tertagih pada UD. MAYOA yaitu sebagai berikut:

a. Menurunnya kondisi ekonomi

Faktor selanjutnya yaitu menurunnya ekonomi dari kayu sehingga pedagang tidak mau rugi dikarenakan turunnya harga kayu/kualitas kayu sehingga pihak debitur tidak melakukan pelunasan piutang seutuhnya kepada UD. MAYOA. Untuk meminimalkan terjadinya piutang tak tertagih itu, maka pihak UD.

MAYOA menggunakan solusi yaitu setiap pembeli setelah hasil teli keluar diharuskan melakukan pembayaran minimal setangah dari harga yang telah ditentukan.

Dokumen terkait